BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. a. Jenis kelamin yang bekerja sebagai penambang bijih timah yang paling

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi dengan Tingkat Kesejahteraan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perkembangan Fisik Pasar Tempel Lima Tahun Terakhir

TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA TENAGA KERJA PEREMPUAN INDUSTRI BATIK DI DESA TRUSMI KULON KECAMATAN PLERED KABUPATEN CIREBON

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Karakteristik faktor-faktor produksi pada usaha industri slondok

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi reliefnya secara umum berupa dataran rendah yang digunakan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. a. Kondisi demografis, sebelum bencana banjir lahar hujan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dari 300 tahun, dengan jumlah cadangan yang cukup besar. Cadangan bijih

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR. baik gejala alam lingkungan maupun manusia yang meliputi sifat-sifat

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

IN NORTH WANAREJAN VILLAGE TAMAN DISTRICT PEMALANG REGENCY

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. lain yaitu faktor usia, faktor generasi penerus, dan faktor pemasaran batik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menjalankan usaha industri genteng. a. Kesulitan mencari tenaga kerja. dalam proses produksi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan perhitungan dan dibantu dengan data-data sekunder dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah

PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN I TAHUN 2016 PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB IV KESIMPULAN. Dengan harga rata-rata 600 ribu/ Drum (Per Drum berisi 250 liter) 2. Latar belakang masyarakat melakukan penambangan karena faktor

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. termasuk erosi ringan. Erosi yang terjadi pada unit 2 yaitu 18,07

BAB III METODE PENELITIAN. ancer-ancer kegiatan yang akan dilaksanakan (Suharsimi Arikunto, 1998: 44).

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai dengan tujuannya. Menurut

Kata Kunci: Tingkat kesejahteraan, pendapatan, supir angkut batubara.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, keberhasilannya tidak terlepas dari kemampuan di dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hartini Susanti, 2015

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Dan Desain Penelitian... 19

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian. Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah produksi, konsumsi dan impor bahan bakar minyak di Indonesia [1]

BAB III METODE PENELITIAN. Pabundu Tika, 2005:12). Desain penelitian bertujuan untuk memberi

DAMPAK ADANYA PERUMAHAN JOHO BARU TERHADAP PERUBAHAN KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA DI DESA JOHO KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONTRIBUSI PENDAPATAN WANITA PENAMBANG PASIR TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA DAN TINGKAT KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN. yang menggunakan bahan bakar minyak sebagai bahan bakarnya.

V. GAMBARAN UMUM Gambaran Lokasi Penelitian

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB IV PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian. geografis berada di koordinat 07 o LS-7 o LS dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan karena dalam

TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DUSUN PRANCAKGLONDONG, DESA PANGGUNGHARJO, KECAMATAN SEWON, KABUPATEN BANTUL

METODE PENELITIAN. sekarang, yang dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan

III. METODE PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

I. PENDAHULUAN. Namun demikian cadangan BBM tersebut dari waktu ke waktu menurun. semakin hari cadangan semakin menipis (Yunizurwan, 2007).

DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 186

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Distribusi Pendapatan dan Tingkat... (Endry Sulistiya N)

PEMETAAN LOKASI PERTAMBANGAN PASIR DI KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh: ANDI KURNIAWAN FIRDAUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Potensi fisik Karangasri meliputi: kondisi hidrologi, aksesibilitas,

I. PENDAHULUAN. bertempat tinggal. Mobilitas penduduk terjadi antara lain karena adanya

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

RINGKASAN SKRIPSI. Oleh: Isrokiyah NIM

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan,

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif. Menurut Moh. Pabundu Tika

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III METODOLOGI PENELITIAN

TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI TEH DI DESA PAGERHARJO KECAMATAN SAMIGALUH KABUPATEN KULONPROGO

DAFTAR PUSTAKA. Arianto dkk. (1988). Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Penentuan WPP menurut analisis spasial dilakukan dengan mencari nilai

BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Purworejo yang terdiri dari 49 desa.luas wilayah Kecamatan Pituruh yaitu 7681

LAPORAN PELAKSANAAN INDIVIDU PEMUDA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN DI PERDESAAN (PSP-3) DESA NYELANDING, KECAMATAN AIRGEGAS KABUPATEN BANGKA SELATAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

BAB I PENDAHULUAN. haves and the have nots. Salah satu sumberdaya alam yang tidak merata

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. besar, yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta pulau-pulau kecil

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dengan semakin banyaknya pengguna kendaraan sebagai sarana transportasi,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2001 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LATIHAN SOAL PRA UTS BAB 2 SEBARAN BARANG TAMBANG DI INDONESIA

III. METODOLOGI PENELITIAN. secara seksama untuk mencapai suatu tujuan, Cholid Narbuko, (2007:1).

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahi Tuhan Yang Maha Esa

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS POTENSI SUMBERDAYA TRANSPORTASI TRADISIONAL Studi Kasus Pemanfaatan Andong sebagai Wisata Kreatif di Kota Salatiga

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam di Indonesia sangat berlimpah. Dengan aneka potensi

I. PENDAHULUAN. yang dinyatakan oleh Aristoteles bahwa manusia yang hidup bersama dalam

III. METODE PENELITIAN. penelitian adalah cara yang dipakai dalam pengumpulan data. Metode penelitian

I. PENDAHULUAN. semua ciptaan Tuhan, baik manusia, hewan, dan juga tumbuhan. Bagi kehidupan

DAFAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... 1

KEADAAN DESA BALIMBINGAN KECAMATAN TANAH JAWA KABUPATEN SIMALUNGUN. Walbiden Lumbantoruan 1. Abstrak

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe),

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan bab IV maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Karakteristik Penambang Bijih Timah a. Jenis kelamin yang bekerja sebagai penambang bijih timah yang paling banyak yaitu jenis kelamin laki-laki sebanyak 82 orang. b. Umur penambang bijih timah paling banyak adalah pada umur 31-40 tahun sebanyak 42,39% karena semakin muda umur penambang maka semakin mudah untuk melakukan pekerjaan sebagai penambang bijih timah. c. Semua penambang bijih timah yang bekerja sebagai penambang bijih timah berstatus kawin baik penambang laki-laki dan penambang perempuan. d. Tingkat pendidikan penambang bijih timah paling banyak yaitu pada tamat sekolah dasar (SD) sebanyak 36,96%. e. Tanggungan rumah tangga penambang bijih timah paling banyak yaitu pada tanggungan 3-4 jiwa sebanyak 40,22%. f. Pekerjaan sampingan penambang bijih timah yang paling banyak yaitu petani sebanyak 33,70%. 2. Kegiatan Kelompok Penambangan Bijih Timah Didalam penelitian ini terdapat 92 penambang bijih timah, dari 92 penambang bijih timah terdapat 14 kelompok penambangan bijih timah. 65

66 a. Pada tahap pemeriksaan bijih timah kelompok penambangan bijih timah pengecekan keberadaan bijih timah dengan cara mencari sendiri. b. Lokasi penambangan, kelompok penambangan bijih timah banyak memilih pencarian pada penambangan darat. c. Lama jam kerja kelompok penambangan bijih timah adalah 10-12 jam. d. Konsumsi bahan bakar mesin diesel kelompok penambangan bijih timah dapat menghabiskan bahan bakar solar dalam sehari yaitu 20 liter sampai dengan 30 liter. e. Sebagian besar mesin diesel digunakan untuk penambangan, merupakan milik kelompok sendiri dengan harga mesin diesel Rp 6.000.000,- dua mesin diesel. f. Sakan yang digunakan sebagai alat pengendapan bijih timah, merupakan milik kelompok sendiri dengan harga Rp 2.000.000 persakan. g. Kendala yang sering terjadi pada kelompok penambang bijih timah adalah cuaca buruk seperti hujan dan petir. h. Alat transportasi yang digunakan untuk memasarkan hasil penambangan bijih timah adalah sepeda motor. 3. Pendapatan a. Pendapatan penambang bijih timah termasuk kedalam kategori sedang pada pendapatan Rp 3.500.000 < Rp 4.750.000 sebanyak 43,48. b. Pendapatan non penambang bijih timah termasuh kedalam kategori rendah pada pendapatan < Rp1.200.000 sebanyak 66,30 %.

67 c. Pendapatan total rumah tangga penambang bijih timah termasuk kedalam kategori rendah pada pendapatan < Rp 4.066.667 sebanyak 53,26%. 4. Persentase tingkat kesejahteraan penambang bijih timah paling banyak pada tingkat kesejahteraan tahap II sebanyak 41,30%, pada kategori rumah tangga sejahtera tahap III sebanyak 32,61% dan pada tingkat kesejahteraan tahap III plus sebanyak 26,09%. Kesejahteraan penambang dapat dilihat pada persebaran tingkat kesejahteraan rumah tangga penambang bijih timah dan tingkat kesejahteraan berdasrkan karakteristik penambang bijih timah,yaitu sebagai berikut : Persebaran tingkat kesejahteraan penambang bijih timah berdasarkan tempat tinggal di Kecamatan Merawang meliputi: a). Tingkat kesejahteraan rumah tangga tahap II paling banyak terdapat pada Desa Riding Panjang sebanyak 23,68%%. b). Tingkat kesejahteraan rumah tangga tahap III terbanyak yaitu pada Desa Baturusa sebanyak 23,33%. c). Tingkat kesejahteraan rumah tangga tahap III Plus terbanyak pada Desa Air Anyir sebanyak 25%. a) Tingkat kesejahteraan berdasarkan karakteristik penambang bijih timah : 1. Umur Tingkat kesejahteraan rumah tangga tahap II paling banyak sebanyak 52,63% dan tingkat kesejahteraan rumah tangga tahap III paling banyak sebanyak 50% pada usia 31 40 tahun, dan tingkat kesejahteraan tahap III Plus pada usia 41-50 tahun sebanyak 41,67%.

68 2. Tingkat pendidikan Persentase terbesar rumah tangga sejahtera tahap II yaitu sebanyak 36,84%, rumah tangga sejahtera tahap III persentase terbanyak 40% dan rumah tangga sejahtera tahap III Plus persentase terbanyak 33,33% pada tingkat pendidikan penambang bijih timah yaitu tamat sekolah dasar (SD). 3. Tanggungan rumah tangga Tingkat kesejahteraan tahap II paling banyak pada tanggungan rumah tangga 5-6 sebanyak 39,47%, tingkat kesejahteraan tahap III paling banyak pada tanggungan rumah tangga 3-4 sebanyak 60% dan tingkat kesejahteraan tahap III Plus paling banyak pada tanggungan rumah tangga <2 sebanyak 41,67%.

69 B. Saran 1. Pemerintah perlu ikut campur dalam pengelolaan tambang bijih timah dengan memberi peraturan batasan menambang bijih timah bagi para penambang bijih timah agar menjaga kelestarian lingkungan di daerah tambang bijih timah, tetapi pemerintah harus memiliki pekerjaan yang dapat menunjang para penambang bijih timah sehingga mereka dapat membatasi untuk menambang bijih timah yang dapat merusak lingkungan. Semakin lama dan semakin banyak tempat galian bijih timah akan membawa dampak yang sangat besar yaitu kerusakan lingkungan, karena para penambang tidak melakukan penimbunan kembali tempat penambangan tersebut sehingga daerah bekas penambangan tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. 2. Disarankan kepada para masyarakat walaupun daerah penambang sudah tidak dapat digunakan sebagai lahan pertanian, tetapi para masyarakat setempat dapat memfungsikan tempat bekas galian bijih timah tersebut dengan mengubah menjadi tempat tambak ikan atau sebagai pembudidayaan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA Buku Adjat Sudrajat. (1999).Teknologi dan Manajemen Sumberdaya Mineral. Bandung: ITB. Ance Gunarsih Kartasapoetra. (2006).Klimatologi: Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Bintarto dan Surastopo Hadisumarno. 1991. Metode Analisis Geografi. Jakarta : LP3ES BKKBN.(2007). Pedoman Tata Cara Pencatatan Dan Pelaporan Pendapatan Keluarga.Jakarta : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Bumi Aksara Ida Bagoes Mantra. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Maria Yosi. 2011. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Kelapa Sawit di Desa Kematas (Pemekaran Desa Amboyo Utara) Kecamatan Ngambang Kabupaten Landak Provisi Kalimanatan Barat. Skripsi. Yogyakarta FISE UNY Pemerintahan Kabupaten Bangka. 2011. Monografi Kabupaten Bangka. Pabundu Tika, Moh. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta. Bumi Aksara. Peragaan Geologi. Bandung : Puat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Pertambangan Umum Pusat Pengembangan Teknologi Mineral. Rineka Cipta. Suharyono dan Mach. Amin, 1994. Pengantar Filsafat Geografi. Jakarta: DEPDIKBUD Suparmini, dkk: 2000. Diktat Kuliah Dasar-Dasar Geografi. Yogyakarta FIS UNY Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Tanaman. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 70

71 Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Tanaman. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Tri Maryono. 2010. Tingkat Kesejahteraan Penambang Minyak Tradisional Di Desa Wonocolo Kecamatan Kedewan Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Skripsi :Yogyakarta FISE UNY Internet Berita Bangka. (2011). Sejarah Perkembangan Timah. http:/ /www.bangka Belitung.com/timah/sejarah perkembangan timah diakses 26 Mei 2011 pukul 16.45 WIB. Pemerintah Kabupaten Bangka. (2011). Kecamatan Merawang. Lihat http://www.bangka.go.id/content.php?id_content=merawang Dukonbesaar.(2012). roses Penambangan Timah Bangka Belitung. Lihat file://04%20=%29/timah/proses-penambangan-timah-di-bangka belitung.html