TINDAK TUTUR IMBAUAN DAN LARANGAN PADA WACANA PERSUASI DI TEMPAT-TEMPAT KOS DAERAH KAMPUS

dokumen-dokumen yang mirip
BENTUK DAN POSISI TINDAK PERSUASIF DALAM WACANA SPANDUK DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KOTA SURAKARTA: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

KARAKTERISTIK TINDAK TUTUR PADA WACANA SLOGAN DI LINGKUNGAN SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

TINDAK KESANTUNAN KOMISIF PADA IKLAN KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH SURAKARTA. Naskah Publikasi

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA

WUJUD KALIMAT IMPERATIF TUTURAN GURU TAMAN KANAK-KANAK KARYA PKK PACONGKANG KABUPATEN SOPPENG

ANALISIS ASPEK MAKNA TUJUAN PADA SLOGAN LALU LINTAS DI KOTA SURAKARTA : TINJAUAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA IKLAN SEPEDA MOTOR DI BOYOLALI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

WACANA PERSUASI PADA BUKU ISLAMI AGAR ANAK RAJIN SHALAT KARYA SUBHAN HUSAIN ALBARI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai

KESANTUNAN IMPERATIF DALAM BAHASA BATAK TOBA

Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI NONFORMAL DI KALANGAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA SE-RAYON SURAKARTA

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

BENTUK SINONIMI KATA DALAM NOVEL KOLEKSI KASUS SHERLOCK HOLMES KARYA SIR ARTHUR CONAN DOYLE NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

ANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

KESANTUNAN IMPERATIF PADA NASKAH DRAMA GERR KARYA PUTU WIJAYA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

KREATIVITAS BELAJAR MAHASISWA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEDISIPLINAN BELAJAR PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat S-1

Jurnal Ilmiah. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

KELOGISAN GAGASAN PADA KALIMAT DALAM KARANGAN SISWA KELAS IX A SMP AL-ISLAM KARTASURA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PREPOSISI PADA KARANGAN SEDERHANA SISWA KELAS IV SD NEGERI PENGKOK 4 T KECAMATAN KEDAWUNG, KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DAN BUDAYA BANGSA. DALAM PEMBELAJARAN PKn TERHADAP SISWA KELAS V SD N WIRUN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLLIKASI

REALISASI TINDAK KESANTUNAN KOMISIF DI KALANGAN MASYARAKAT PEDAGANG PASAR TRADISIONAL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

Diajukan oleh: A JUNI, 2015

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

ANALISIS REDUPLIKASI PADA CERITA FABEL SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

TINDAK TUTUR LOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR

Diajukan Oleh: HARIYANTO A

KEDISIPLINAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Banyudono, Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013)

ANALISIS WACANA PERSUASIF DALAM SPANDUK YANG TERDAPAT DI WILAYAH KABUPATEN WONOGIRI

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003:588).

ANALISIS TINDAK TUTUR DEKLARASI PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL BAQARAH. SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar S-1

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KALIMAT MAHASISWA THAILAND YANG BELAJAR DI UMS (ASPEK EJAAN, KEMUBAZIRAN, KEPADUAN, DAN KELOGISAN)

BENTUK DAN STRATEGI PENOLAKAN MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PEMBELAJARAN DI KALANGAN PESERTA DIDIK SMA DAN SMK SEKABUPATEN REMBANG

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

RELEVANSI BUKU PAKET BAHASA INDONESIA KELAS V SD DENGAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR DI SD NEGERI BACIN 2 KUDUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MELALUI STRATEGI KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED (KWL) PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH NGASEM

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA

RAGAM KALIMAT DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI

dengan penuh hormat. rumah. mata.

DAYA PERLOKUSI DI BALIK PERNYATAAN-PERNYATAAN JOKOWI SEBAGAI KEPALA PEMERINTAHAN DKI JAKARTA

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN TELEPON GELAS PADA ANAK KELOMPOK A2 TK ISLAM BAKTI VI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN

BENTUK IMPERATIF PADA BANNER DAN POSTER DI RUMAH SAKIT SE-KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016

DESKRISPI KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN USTADZ MAULANA DENGAN TEMA BERSEDEKAH PADA ORANG TUA DAN DI BALIK SEBUAH MUSIBAH DI YOUTUBE

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

BENTUK PENGACUAN EKSOFORA PADA BAGIAN LATAR BELAKANG SKRIPSI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI UMS, UNS DAN UNIVET

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

PENGARUH MODAL USAHA DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR GEDE HARDJONAGORO SURAKARTA TAHUN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS FUNGSI DAN NOSI PREFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS Vlll E SMP NEGERI 1 PLAOSAN, MAGETAN, JAWA TIMUR

ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah

TINDAK TUTUR IMPERATIF DALAM BAHASA SIDANG

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

ANALISIS ASPEK MAKNA TUJUAN PADA SLOGAN LALU LINTAS DI KOTA SURAKARTA : TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI

ANALISIS KALIMAT PERINTAH DAN KALIMAT TANYA PADA TERJEMAHAN AL QUR AN SURAT YUSUF SKRIPSI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI MEDIA PEMBENTUKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS V SD NEGERI LENCOH SELO BOYOLALI TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

Artikel Publikasi TINDAK KESANTUNAN BERBAHASA: STUDI KASUS PADA KOMUNIKASI PEMBANTU-MAJIKAN DI KECAMATAN GEMOLONG, KABUPATEN SRAGEN

ANALISIS WACANA PERSUASIF PADA BROSUR PENAWARAN LAYANAN JASA BIMBINGAN BELAJAR DI KOTA BOYOLALI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

KALIMAT PENEGASAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL AHZAB SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

ANALISIS KESANTUNAN IMPERATIF DALAM TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AT TAUBAH: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

WUJUD MAKNA PRAGMATIK TINDAK TUTUR IMPERATIF DALAM FILM KELUARGA CEMARA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat.

RAHAYU DANIK SUMIYATI A54B111025

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN. MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) PADA

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKN MELALUI METODE PERMAINAN ULAR TANGGA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JENGGRIK IV KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS TENTANG KENAMPAKAN ALAM MELALUI METODE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 JEMAWAN JATINOM, KLATEN TAHUN

ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA RUBRIK HUKUM DAN KRIMINAL DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI AGUSTUS-OKTOBER 2013

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah

BAB III METODE PENELITIAN

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A

NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

Artikel publikasi Diajukan untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: ENY HIDAYATI A

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

MUATAN MATERI SASTRA DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA KELAS VII DAN RELEVANSINYA DENGAN KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR KURIKULUM 2013

WACANA PERSUASI PADA BROSUR KESEHATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

NINDYA AGUSTIN LISTYANINGRUM A

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan

Transkripsi:

TINDAK TUTUR IMBAUAN DAN LARANGAN PADA WACANA PERSUASI DI TEMPAT-TEMPAT KOS DAERAH KAMPUS Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh : ANISSATUS SAFRIYAH A310110045 Kepada: PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Februari, 2015

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax: 715448 Surakarta 57102 SURAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir : Nama : Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M. Hum. NIP/NIK : 1965 0428199303 1 001 Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa : Nama : Anissatus Safriyah NIM : A.310110045 Program Studi Judul Skripsi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia : TINDAK TUTUR IMBAUAN DAN LARANGAN PADA WACANA PERSUASI DI TEMPAT-TEMPAT KOS DAERAH KAMPUS Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya. Surakarta, Februari 2015 Pembimbing Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M. Hum NIK. 1965 0428 199303 1 001

TINDAK TUTUR IMBAUAN DAN LARANGAN PADA WACANA PERSUASI DI TEMPAT-TEMPAT KOS DAERAH KAMPUS Oleh Anissatus Safriyah (A.310110045) Harun Joko Prayitno Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos 1, Pabelan Surakarta 57102 satussafriyah@gmail.com ABSTRAK Tujuan dalam penelitian ini ada tiga (1) mendeskripsikan bentuk tindak tutur imperatif imbauan dan larangan yang terdapat pada tempat-tempat kos daerah kampus, (2) menjelaskan maksud penutur dalam wacana persuasi yang terdapat di tempat-tempat kos daerah kampus, (3) memaparkan pengaruh wacana persuasi yang terdapat di tempat-tempat kos daerah kampus terhadap mitra tutur. Objek penelitian ini adalah tindak tutur imbauan dan larangan yang terdapat pada wacana persuasi di tempat-tempat kos daerah kampus sekitar Surakarta. Sumber data dalam penelitian ini adalah wacana persuasi yang terdapat di tempat-tempat kos daerah kampus sekitar Surakarta. Penelitian ini menggunakan teknik simak dan dilanjutkan dengan teknik catat dalam pengumpulan data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode padan intralingual dan metode padan ekstralingual. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) bentuk-bentuk tindak tutur imperatif imbauan terdapat 44 tuturan dan bentuk tindak tutur imperatif larangan terdapat 20 tuturan. (2) maksud tindak tutur imperatif imbauan dan larangan, terdapat 26 tuturan yang bermaksud untuk mengingatkan, 18 tuturan bermaksud mengimbau, 10 tuturan bermaksud melarang, 2 tuturan bermaksud meminta, 1 tuturan bermaksud mengajak, 1 tuturan bermaksud menyindir, 5 tuturan bermaksud mengimbau dan mengingatkan, dan 1 tuturan bermaksud melarang dan mengingatkan. (3) dampak atau pengaruh wacana persuasi terhadap mitra tutur, ada 10 narasumber yang mengatakan bahwa wacana persuasi berdampak positif/menaati, 3 narasumber mengatakan adanya pelanggaran terhadap wacana persuasi, dan 2 narasumber mengatakan wacana persuasi tidak berpengaruh. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa tuturan imperatif imbauan lebih banyak digunakan pada wacana persuasi di tempat kos. Hal tersebut dikarenakan, tuturan imperatif imbauan lebih mudah dimengerti oleh mitra tutur dan tidak menyebabkan adanya ketersinggungan terhadap mitra tutur. Kata Kunci: tindak tutur imbauan, tindak tutur larangan, wacana persuasi. 1

PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat komunikasi utama manusia, sehingga memiliki peranan penting dalam kehidupan. Bahasa dalam kehidupan sehari-hari berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pesan atau makna dari penutur kepada mitra tutur. Banyak pemakai bahasa yang salah dalam memakai atau menerapkan bahasa tersebut dalam kegiatan komunikasi. Akibatnya, banyak pesan atau makna yang tidak bisa diterima dengan baik oleh mitra tuturnya. Wujud dari bahasa dapat berupa kalimat, frase, kata, dan bunyi yang dapat membentuk sebuah wacana. Wacana dapat berupa wacana lisan maupun tulis. Wacana dapat dengan mudah kita temukan, baik dalam bentuk wacana tulis maupun wacana lisan. Wacana tulis misalnya, wacana tulis bisa kita temukan di majalah, koran, buku, televisi, papan pengumuman, dan bahkan terdapat di tempat-tempat kos. Peneliti pada kesempatan ini, ingin meneliti mengenai bentuk tindak tutur pada wacana persuasi yang ada di tempat-tempat kos yang berada di lingkungan kampus yang ditempel pada dinding kos, dapur, kamar mandi, maupun gerbang dan pintu kos. Tindak tutur menurut Yule (2006:82) adalah tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan-tuturan. Berbeda dengan pendapat Yule tersebut, Chaer (dalam Rohmadi, 2010:32) menyatakan bahwa tindak tutur (speech act) adalah gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tundak tutur merupakan suatu tuturan yang diikuti dengan adanya suatu tindakan, baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung. Tindak tutur dapat dengan mudah ditemukan, seperti halnya yang terdapat pada wacana yang ada di tempat kos. Tindak tutur yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah tindak tutur imperatif yang berupa imperatif imbauan dan larangan. Yang dimaksud dengan tindak tutur imperatif itu adalah suatu kalimat imperatif yang mengandung maksud memerintah atau meminta agar mitra tutur melakukan sesuatu sebagaimana diinginkan si penutur. Kalimat imperatif dapat berkisar antara suruhan untuk melakukan sesuatu sampai dengan larangan untuk melakukan sesuatu 2

(Rahardi, 2010:79). Adapun yang dimaksud dengan tindak tutur imperatif imbauan adalah kalimat imperatif yang lazimnya digunakan bersama partikel lah. Selain itu, imperatif jenis ini sering digunakan bersama dengan ungkapan penanda kesantunan harap dan mohon (Rahardi, 2010:103). Dan yang dimaksud dengan tindak tutur imperatif larangan adalah kalimat imperatif dengan makna larangan dalam bahasa Indonesia, biasanya ditandai oleh pemakaian kata jangan (Rahardi, 2010:109). Imperatif yang bermakna larangan dapat diwujudkan secara pragmatik dalam bahasa Indonesia keseharian. Pemilihan wacana persuasi dalam penelitian ini dikarenakan wacana yang terdapat di tempat-tempat kos daerah kampus banyak ditemukan wacana yang sifatnya persuasif (membujuk) yang berupa wacana imbauan dan larangan. Wacana persuasi menurut Rani (2006:42) adalah wacana yang bertujuan mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan tindakan sesuai yang diharapkan penuturnya. Wacana yang terdapat di tempat-tempat kos memiliki peranan penting dalam menjaga lingkungan tempat kos. Penelitian mengenai tindak tutur imbauan dan larangan yang terdapat pada wacana persuasi ini masih jarang diteliti oleh para peneliti. Kebanyakan peneliti hanya menganalisis jenis tindak tutur secara umum saja. Sedangkan penelitian ini sangat unik dan bermanfaat khususnya bagi anak kos. Oleh karena itu, penulis mengambil judul Tindak Tutur Imbauan dan Larangan pada Wacana Persuasi di Tempat-Tempat Kos Daerah Kampus. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi permasalahannya adalah sebagai berikut: (1) bentuk tindak tutur imperatif imbauan dan larangan yang terdapat pada tempat-tempat kos di daerah kampus; (2) maksud penutur dalam wacana persuasi yang terdapat di tempat kos; dan (3) pengaruh wacana persuasi yang terdapat di tempat kos daerah kampus terhadap mitra tutur. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) untuk mendeskripsikan bentuk tindak tutur imperatif imbauan dan larangan yang terdapat pada tempat-tempat kos di daerah kampus; (2) untuk menjelaskan maksud penutur dalam wacana persuasi yang terdapat di tempat kos; dan (3) untuk memaparkan pengaruh wacana persuasi yang terdapat di tempat kos daerah kampus terhadap mitra tutur. 3

METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis wacana tulis yang berupa wujud tuturan yang terdapat pada wacana persuasi. Penelitian ini dilakukan di tempat-tempat kos daerah kampus yang ada di sekitar Surakarta. Waktu penelitian ini dimulai dari tanggal 10 November 2014 sampai Maret 2015. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang didapatkan berupa deskriptif tentang tindak tutur imbauan dan larangan dalam wacana persuasi di tempat-tempat kos daerah kampus sekitar Surakarta. Subjek penelitian ini adalah wacana persuasi yang terdapat di tempattempat kos daerah kampus sekitar Surakarta. Adapun objek dalam penelitian ini adalah tindak tutur imbauan dan larangan yang terdapat pada wacana persuasi di tempat-tempat kos daerah kampus sekitar Surakarta. Data dalam penelitian ini berupa keseluruhan tuturan atau kalimat yang terdapat pada wacana persuasi di tempattempat kos daerah kampus sekitar Surakarta. Sumber data dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah tempattempat kos yang ada di daerah kampus sekitar Surakarta. Adapun sumber data sekundernya adalah skripsi dan jurnal penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini. Pada penelitian ini, metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah metode simak. Selanjutnya teknik ini dilanjutkan dengan menggunakan teknik catat. Dalam penelitian ini, peneliti mencatat beberapa bentuk yang dianggap relevan dengan penelitian yang penulis lakukan. Wacana persuasi pada tempattempat kos yang berada di daerah kampus sekitar Surakarta merupakan jenis bahasa tulis sehingga teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik catat. Validitas data atau keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan berbagai teknik yang benar-benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang benar-benar diperlukan bagi peneliti. Menurut Sugiyono (2013:269-277) dalam pengujian keabsahan data atau validitas data pada penelitian kualitatif ada empat macam, yaitu credibility (validitas interbal/uji kredibilitas), 4

transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (objektivitas). Dalam penelitian ini, teknik validitas data yang digunakan adalah uji kredibilitas (credibility) dengan teknik trianggulasi. Teknik trianggulasi menurut Sugiyono (2013:273-274) ada tiga macam, yaitu trianggulasi sumber, trianggulasi teknik, dan trianggulasi waktu. Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber. Yaitu peneliti melakukan penelitian terhadap tindak tutur imbauan dan larangan yang terdapat di tempattempat kos daerah kampus Surakarta dengan mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber yang sama atau sejenis yang terdapat pada data penelitian. Dalam menganalisis data pada suatu penelitian, menurut Sudaryanto (1993:13) ada dua jenis metode yang dapat digunakan, yaitu metode padan dan metode agih. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode padan intralingual dan padan ekstralingual. Alat penentu yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan ortografis. Teknik yang digunakan berupa teknik pilah unsur penentu dengan daya pilah yang digunakan berupa daya pilah ortografis. Metode penyajian hasil analisis data dapat dilakukan secara informal maupun secara formal. Penelitian ini metode penyajian hasil analisis datanya menggunakan metode penyajian informal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bentuk atau wujud pragmatik imperatif menurut Rahardi (2010:93-117) ada tujuh belas macam, yaitu tuturan yang mengandung makna pragmatik imperatif perintah, suruhan, permintaan, permohonan, desakan, bujukan, imbauan, persilaan, ajakan, permintaan izin, mengizinkan, larangan, harapan, umpatan, pemberian ucapan selamat, anjuran, dan ngelulu. Fokus analisis dalam penelitian ini pada tindak tutur imperatif imbauan dan larangan. Tindak tutur imperatif imbauan merupakan tuturan yang lazimnya digunakan bersamaan dengan pemakaian partikel lah. Bentuk imperatif imbauan sering digunakan bersama dengan ungkapan penanda kesantunan harap dan mohon. Tindak tutur imperatif larangan dalam bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata jangan. Wujud pragmatik imperatif 5

larangan ini tidak selalu berupa kalimat imperatif, tetapi dapat pula berupa kalimat nonimperatif. Hasil dan temuan data tindak tutur imperatif yang terdapat di tempat kos daerah kampus ada dua macam, yaitu tindak tutur imperatif imbauan dan tindak tutur imperatif larangan. Dari 15 tempat kos yang terdapat di 5 kampus sekitar Surakarta, terdapat 44 data berupa tindak tutur imperatif imbauan dan 20 data tindak tutur imperatif larangan. Dapat dikatakan bahwa tindak tutur imperatif imbauan lebih dominan bila dibandingkan dengan tindak tutur imperatif larangan pada wacana persuasi yang terdapat di tempat-tempat kos daerah kampus sekitar Surakarta. Tindak tutur dalam pelaksanaannya dilakukan oleh penutur dengan maksud yang berbeda-beda. Tiap tuturan memiliki maksud berbeda dengan berdasarkan pada situasi tuturnya. Dalam wacana persuasi yang terdapat di tempat-tempat kos daerah kampus sekitar Surakarta, banyak tuturan yang memiliki maksud untuk mengingatkan mitra tuturnya, yaitu ada 26 data, tuturan yang bermaksud mengimbau ada 18 data, tuturan yang bermaksud melarang ada 10 data, tuturan yang bermaksud meminta ada 2 data, tuturan yang bermaksud mengajak ada 1 data, tuturan yang bermaksud menyindir ada 1 data, tuturan yang bermaksud mengimbau dan mengingatkan ada 5 data, dan tuturan yang bermaksud melarang dan mengingatkan ada 1 data. Perolehan tersebut berdasarkan hasil analisis mengenai maksud yang ingin disampaikan oleh penutur terhadap mitra tuturnya. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa tuturan imperatif imbauan dan larangan yang terdapat pada wacana persuasi di tempat kos lebih banyak tuturan yang bermaksud untuk mengingatkan mitra tuturnya. Tindak tutur imperatif yang terdapat dalam wacana persuasi yang ada di tempat kos daerah kampus sekitar Surakarta memiliki banyak dampak atau pengaruh terhadap mitra tuturnya. Terdapat 10 pernyataan dari penghuni kos yang menyatakan bahwa dengan adanya wacana persuasi di tempat kos memiliki dampak yang positif baik bagi penghuni kos maupun tamu kos. 6

Terdapat 3 pernyataan dari penghuni kos yang menyatakan bahwa dengan adanya wacana persuasi di tempat kos, banyak yang melanggar peraturan yang telah dibuat baik dilanggar penghuni kos maupun tamu kos. Dan ada 2 pernyataan dari penghuni kos yang menyatakan bahwa wacana persuasi yang ada di tempat kos tidak memiliki pengaruh apa-apa (tidak berpengaruh). Hal tersebut diperoleh peneliti berdasarkan hasil wawancara terhadap penghuni kos yang ada di lima belas tempat kos yang berada di daerah kampus sekitar Surakarta. Berikut ini cuplikan realisasi bentuk dan maksud tindak tutur imperatif imbauan dan larangan yang terdapat pada tempat-tempat kos daerah kampus sekitar Surakarta. 1. Tindak Tutur Imperatif Imbauan Jemurlah di tempat yang telah disediakan!!! Harap diperhatikan!!!! Bunyi tuturan peringatan yang yang ditempel di dinding lantai kos Green Fidsya 3 yang berada di daerah kampus UMS. Tuturan di atas termasuk dalam tuturan imperatif imbauan yang berupa kalimat peringatan. Tuturan tersebut dikatakan tuturan imperatif imbauan karena terdapat penggunaan partikel lah, yaitu pada kalimat jemurlah. Selain itu, terdapat pula ungkapan penanda kesantunan yang berupa kata harap. Tuturan di atas memiliki maksud, bahwa penutur (dalam wacana ini adalah pemilik kos) ingin mengingatkan kepada seluruh penghuni kos Green Fidsya 3 agar menjemur di tempat yang telah disediakan. Yang dimaksud pada tuturan ini adalah segala bentuk jemuran, misalnya baju, kesed, maupun benda lain yang biasa dijemur. Dalam memberikan imbauan ini, penutur menggunakan tata bahasa yang halus dan menunjukkan bentuk kesantunan. Terima kasih... Telah menutup pintu garasi ketika masuk atau keluar kost Hapsari NB: mohon diperhatikan demi keamanan bersama!!! 7

Tuturan imbauan yang terdapat di kos Hapsari yang berada di daerah kampus UNS. Tuturan tersebut termasuk tuturan imperatif imbauan yang berupa kalimat imperatif permintaan. Tuturan imperatif imbauan yang berupa kalimat permintaan ditandai dengan penggunaan kata mohon. Pemilihan kata tersebut bertujuan untuk memperhalus tuturan dalam memberikan imbauan kepada mitra tutur. Tuturan pada wacana persuasi yang terdapat di tempat kos Hapsari tersebut dibuat oleh pemilik kos. Pemilik kos mengimbau kepada semua penghuni kos agar selalu menutup pintu garasi ketika masuk atau keluar kos. Hal itu bertujuan untuk menjaga keamanan tempat kos tersebut dari pencurian. Tuturan tersebut juga bermaksud untuk memberikan ucapan terima kasih kepada siapapun yang telah mentaati atau melakukan seperti yang ada pada wacana. Buanglah sampah Di tempatnya. Oke!!!! Tuturan imbauan ini terdapat di kos Aulia daerah kampus IAIN Surakarta. Tuturan tersebut termasuk tuturan imperatif imbauan yang berupa kalimat permintaan. Tuturan tersebut dikatakan tuturan imperatif imbauan karena pada wacana tersebut menggunakan partikel lah yang merupakan salah satu penanda kalimat imperatif imbauan. Tidak hanya itu, pada wacana tersebut juga mengandung tanda baca memerintah, yaitu pada penggunaan tanda baca seru (!). Tuturan di atas memiliki maksud memberikan peringatan kepada penghuni kos. Maksud peringatan pada tuturan tersebut adalah agar semua penghuni kos mau membuang sampah pada tempat yang telah disediakan. Tidak boleh membuang sampah sembarangan atau meninggalkannya begitu saja disembarang tempat. Perhatian!!! Untuk yang piket, piring yang belum dicucui diharap jangan ditaroh bawah!!! Bau ending tidak ada yang mencuci. 8

Tulisan berupa tuturan imbauan yang ditempel di dinding dapur kos Jelita yang ada di daerah kampus UNISRI Surakarta. Tuturan di atas termasuk tuturan imperatif imbauan yang berupa kalimat permintaan yang ditandai dengan penggunaan kata diharap. Kata harap dalam sebuah tuturan imperatif juga merupakan salah satu penanda kesantunan yang ada pada sebuah wacana imperatif imbauan. Tidak hanya itu, ada pula penanda lain yang menunjukkan bahwa tuturan tersebut termasuk tuturan imperatif imbauan, yaitu pada pemakaian tanda baca seru (!) di akhir tuturan tersebut. Tuturan tersebut memiliki maksud untuk mengingatkan penghuni kos yang piket agar tidak menaruh piring kotor di bawah ketika akan membersihkan wastafel. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak ada piring kotor yang tertinggal atau lupa dicuci oleh pemiliknya. Tuturan tersebut juga bermaksud untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan ketika berada di dapur. Di sini tidak ada tukang parkir, mohon kesadarannya. Tulisan berupa tuturan imbauan yang ditempel di dinding depan kos Barokah yang ada di daerah kampus UNIBA. Tuturan tersebut termasuk tuturan imperatif imbauan yang berupa kalimat imperatif permintaan yang ditandai dengan penggunaan kata mohon. Kata tersebut juga merupakan salah satu bentuk ungkapan penanda kesantunan tuturan imperatif imbauan. Tuturan (5c) memiliki maksud untuk mengingatkan penghuni kos (mitra tutur) bahwa di kos Barokah ini tidak ada tukang parkir. Jadi diimbau kepada mitra tutur supaya menaruh sepeda motor dengan baik dan rapi. 2. Tindak Tutur Imperatif Larangan Jangan malas untuk jalan ke tempat jemuran!!! Tulisan peringatan yang ditempel pada dinding tangga lantai 2 di kos Green Fidsya 3. 9

Tuturan di atas termasuk tuturan imperatif larangan yang berupa kalimat peringatan. Tuturan imperatif larangan pada wacana tersebut ditandai dengan penggunaan kata jangan. Kata jangan merupakan salah satu penanda tuturan imperatif larangan dalam bahasa Indonesia. Tuturan tersebut memiliki maksud untuk mengingatkan penghuni kos (Mt) supaya tidak malas menjemur pakaian atau jemuran lain ke tempat yang telah disediakan. Hal tersebut berkaitan dengan tuturan sebelumnya mengenai larangan menjemur segala bentuk jemuran di balkon tempat kos. Ada maksud lain dibalik tuturan tersebut, yaitu penutur (Pn) ingin menghilangkan sifat malas penghuni kos (Mt) agar tidak menjadi orang yang malas. Tamu pria dilarang masuk kamar kos putri atau sebaliknya Tulisan larangan yang ditempel di dinding ruang tamu kos Petoran. Tuturan tersebut termasuk tuturan imperatif larangan yang berupa kalimat peringatan. Tuturan tersebut termasuk tuturan imperatif larangan, dapat dilihat dari adanya penggunaan kata dilarang. Penggunaan kata tersebut sudah menunjukkan secara langsung, bahwa tuturan pada wacana tersebut berupa tuturan imperatif larangan. Tuturan di atas memiliki maksud memberikan peringatan kepada penghuni kos (Mt) agar tidak membawa tamu atau teman cowoknya masuk ke dalam kos atau kamar kos. Begitu halnya sebaliknya, di tempat kos putra teman cewek juga tidak diperbolehkan memasuki kamar kos. Tuturan pada wacana tersebut dibuat dengan maksud menghindari perbuatan maksiat yang sekarang ini semakin meraja lela. Wacana tersebut dibuat oleh pemilik kos berdasarkan kesepakatan bersama dengan warga lingkungan setempat. Jangan parkir di depan pintu gerbang Tulisan peringantan yang ditempel di gerbang kedua di kos Azzahra. Tuturan (3b) termasuk tuturan imperatif larangan yang berupa kalimat larangan. Pemakaian kata jangan, merupakan salah satu penanda sebuah tuturan imperatif larangan yang ada pada bahasa Indonesia. 10

Tuturan tersebut memiliki maksud agar penghuni kos (Mt) tidak memarkir sepedanya di depan gerbang. Karena hal tersebut dapat mengganggu penghuni kos lain yang ingin masuk atau keluar kos. Tuturan tersebut juga bermaksud untuk mendisiplinkan penghuni kos (Mt) agar tertib dan rapi menaruh sepeda yang mereka bawa. Jangan tinggalkan begitu aja di area ini ya. Tulisan larangan yang ditempel di ruang tengah kos Halimah. Tuturan tersebut termasuk tuturan imperatif larangan yang berupa kalimat larangan. Pemakaian kata jangan pada tuturan tersebut merupakan salah satu penanda bahwa tuturan tersebut termasuk tuturan imperatif larangan. Karena, kata jangan dalam bahasa Indonesia merupakan penanda tuturan imperatif larangan. Tuturan (4b) yang terdapat pada wacana persuasi di tempat kos Halimah ini bermaksud untuk mengingatkan penghuni kos (Mt) supaya tidak menaruh barang-barang di sembarang tempat. Ada maksud lain yang ingin diungkapkan oleh penutur (Pn) yaitu penutur (Pn) ingin ruangan-ruangan yang ada di tempat kos terlihat bersih dan tertata rapi. Jangan berisik!!! Kawasan tidur pagi Tulisan peringatan yang ditempel di pintu salah satu kamar kos di tempat kos Barokah. Tuturan tersebut termasuk tuturan imperatif larangan yang berupa kalimat peringatan. Adanya penggunaan kata jangan, merupakan salah satu penanda bahwa tuturan pada wacana tersebut termasuk tuturan imperatif larangan. Tuturan di atas memiliki maksud untuk melarang penghuni kos lain (Mt) supaya tidak berisik. Tuturan ini ditempel di salah satu pintu anak kos yang sering merasa bising dengan suara-suara penghuni kos lain. Tidak hanya itu, tuturan ini juga bermaksud untuk menjaga ketenangan di tempat kos. 11

Dampak atau pengaruh wacana persuasi di tempat-tempat kos daerah kampus lebih banyak yang berpengaruh positif. Pengaruh positif tersebut berupa ketaatan atau ketertiban yang dapat tercipta dari adanya wacana tersebut. Hal tersebut tidak hanya berpengaruh terhadap penghuni kos saja, tetapi juga berpengaruh terhadap tamu kos yang berkunjung. SIMPULAN Tindak tutur imperatif yang terdapat pada wacana persuasi yang ada di tempat kos daerah kampus sekitar Surakarta ini, lebih banyak wacana yang mengandung tindak tutur imperatif imbauan daripada tindak tutur imperatif larangan. Tempat kos yang ada di daerah UMS lebih banyak mengandung wacana persuasi yang ditempel di tempat kos bila dibandingkan dengan daerah lain. Maksud paling dominan dari tiap tuturan pada wacana persuasi adalah bermaksud untuk mengingatkan atau mengimbau mitra tuturnya. Dampak dari adanya wacana persuasi yang ada di tempat-tempat kos, lebih banyak memiliki dampak atau pengaruh yang positif. Dari beberapa tempat kos yang peneliti gunakan sebagai tempat penelitian, kebanyakan tempat kos itu penghuni maupun tamu kos banyak yang menaati peraturan tersebut. DAFTAR PUSTAKA Rahardi, Kunjana. 2010. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Rani, Abdul, dkk. 2006. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing. Rohmadi, Muhammad. 2010. Pragmatik: Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 12