BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

I. PENDAHULUAN. dapat dihasilkan manusia pembangunan yang tangguh dan merata. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

I. PENDAHULUAN. lembaga pendidikan di negara kita. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar adalah tolok ukur yang dipakai dalam mengukur

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) menuntut. meningkatkan minat belajar siswa yaitu SMK Bina Wisata Lembang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti ini, menurut adanya sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha yang dilakukan agar peran pendidikan dapat tercapai, maka kita. sebagai Warga Negara Indonesia harus berusaha belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya yang berkualitas. Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan memiliki tempat yang sangat penting dalam proses pembangunan suatu bangsa. Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang juga berkualitas, unggul, dan mampu bersaing selain itu, pendidikan memiliki fungsi dan tujuan untuk mengkader masyarakat suatu bangsa menjadi pribadi yang cerdas, mengembangkan potensi, berkarakter baik, cakap, kreatif, demokratis, dan bertanggung jawab. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Menilik hal di atas semakin menegaskan bahwa pentingnya pendidikan adalah hal mutlak. Dengan terselenggaranya pendidikan, akan meningkatkan kualitas masyarakat bangsa ini, meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan siap bersaing ditingkat global dengan berbagai macam tantangannya. Pendidikan adalah jembatan penghubung antara siswa dengan masa depan, mimpi, dan cita-cita siswa yang mana masa depan siswa juga merupakan masa depan bangsa ini. Dengan terselenggaranya pendidikan diharapkan masa depan 1 Riky Taufik Afif, 2013 Pengaruh Kebiasaan Belajar & Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2 siswa pun baik dan baiknya masa depan siswa, masa depan bangsa ini akan semakin baik. Penyelenggara pendidikan seperti lembaga pendidikan formal memegang sebuah peranan penting untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas. Secara khusus, pendidikan seni secara bertahap perlu adanya langkah perbaikan yang semakin meningkatkan kualitas pendidikan seni. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan melalui seni (education through art) akan menimbulkan ekspresi dan kreasi siswa menjadi fokus serta perhatian khusus dalam pembelajaran sehingga diharapkan tertanam nilai-nilai estetik yang dapat memberi keseimbangan terhadap kehidupan siswa kedepannya. Menurut Tjetjep Rohendi Rohidi (2011:57) mengemukakan bahwa : Pendidikan seni ialah pendidikan dengan menggunakan seni sebagai medianya. Artinya, pendidikan seni merupakan bagian dari pendidikan (seperti juga jenis pendidikan lainnya) disekolah umum, yang melalui berbagai kegiatan dalam proses pengajaran dan pembelajarannya diharapkan dapat memacu murid kearah kedewasaannya sebagai manusia yang bermartabat. Dengan pendidikan seni juga diharapkan tercapai martabat yang utuh dan luhur, yaitu dengan cara memberi perlakuan yang merangsang kepekaan estetik peserta didik. Dengan demikian, tertanam nilai-nilai estetik yang dapat memberi keseimbangan terhadap keseluruhan hidup ideal yang dicita-citakan. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sirnamiskin merupakan lembaga pendidikan formal berstatus sebagai sekolah swasta yang berada dibawah Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Pondok Pesantren Sirnamiskin. MTs Sirnamiskin yang bercirikan Islam ialah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan agama Islam sebagai bidang studi dasar sekurang-kurangnya 30 % di samping bidang studi umum.

3 Seni budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di dalam proses pembelajaran di sekolah. Mata pelajaran seni budaya yang diselenggarakan di MTs Sirnamiskin meliputi seni rupa, seni musik, dan seni tari. Mata pelajaran seni budaya merupakan bekal bagi siswa untuk mengenal kesenian dan kebudayaan daerah setempat baik mencakup regional daerah tempat tinggalnya hingga cakupan nasional sampai mancanegara. Sebagai bangsa yang memiliki kesenian dan bentuk kebudayaan yang beragam siswa harus memiliki kompetensi terhadap kesenian dan kebudayaan bangsa Indonesia dan apresiasinya terhadap seni mancanegara baik dari segi pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), yang nantinya akan tercermin dari sikap (afektif) terhadap kesenian dan kebudayaan. Terdapat dua jam pelajaran seminggu yang diisi dengan tatap muka dikelas dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah sebesar 75. MTs Sirnamiskin membekali siswa di dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran seni budaya dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang diperbaharui setiap semester. MTs Sirnamiskin memiliki harapan siswa memilki kompetensi dan prestasi di bidang seni. Karena hal yang demikian perlu adanya upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa sebagai tolak ukur keberhasilan siswa terhadap mata pelajaran seni budaya. Dari segi ranah seni budaya prestasi belajar yang dimaksud adalah tingkat pengetahuan peserta didik secara teori tentang keseni rupaan (kognitif), tingkat perkembangan keterampilan siswa di dalam berkarya seni (psikomotor), dan sikap siswa untuk mengapresiasi kesenian dan

4 kebudayaan (afektif) merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. Prestasi yang perlu ditingkatkan pada mata pelajaran seni budaya meliputi tiga ranah diatas yaitu kognitif (pengamatan, ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis), afektif (penerimaan, kesediaan, apresiasi, pendalaman, dan penghayatan), dan psikomotor (kecakapan mengkoordinasikan, ekspresi verbal dan non-verbal) siswa. Sesuai dengan teori yang dikenal dengan Taksonomi Bloom, dijabarkan oleh Suharsimi Arikunto (1995:114) secara garis besar tujuan pendidikan pada tiga tingkatan, antara lain: Secara garis besar, Bloom bersama kawan-kawan merumuskan tujuan pendidikan pada 3 tingkatan: - Ranah Kognitif (cognitive domain) - Ranah Afektif (affective domain) - Ranah Psikomotor (psychomotor domain) Faktor kebiasaan belajar dan motivasi belajar adalah dua diantara faktorfaktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan, karena hal di atas penulis ingin mengetahui seperti apa gambaran kebiasaan belajar dan motivasi belajar siswa MTs Sirnamiskin pada mata pelajaran seni budaya dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Sebagian siswa berpendapat bahwa seni budaya adalah salah satu mata pelajaran yang bukan favorit, dan dianggap hanya sebagai mata pelajaran sampingan dikarenakan seni budaya bukanlah mata pelajaran yang masuk kedalam materi Ujian Nasional. Oleh karena itu, diperlukan kebiasaan belajar yang terdapat nilai apresiasi seni didalamnya sebagai bentuk pengaplikasian

5 pendidikan melalui seni (education through art) sehingga timbul kecintaan terhadap kesenian dan budaya bangsa. Adapun faktor yang memengaruhi proses belajar siswa adalah faktor intern dan ekstern, seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2010:54) bahwa, faktorfaktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, seperti faktor jasmani (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, sikap, perilaku, bakat, motivasi, kebiasaan, kematangan dan kesiapan), dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berada di luar individu, seperti faktor lingkungan keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan), faktor lingkungan sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah) dan faktor masyarakat (kegiatan siswa di masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat). Faktor yang dianggap penting dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran seni budaya seperti yang diperoleh dari fenomena di atas adalah kebiasaan belajar dan motivasi belajar. Seorang siswa akan mampu mencapai prestasi yang optimal apabila memiliki motivasi belajar, karena dengan motivasi belajar yang kuat dia akan mampu menghadapi segala kendala belajar

6 meskipun dalam hal bakat masih rendah tetapi dengan motivasi belajar maka siswa akan mampu mengasah dan mengoptimalkan bakatnya. Menurut Mohammad Asrori (2007:183-184) bahwa Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam pembelajaran, baik dalam proses maupun pencapaian hasil. Bagi siswa motivasi sangatlah penting dalam proses belajarnya, dimana ketika motivasi siswa itu baik maka hal tersebut akan memberikan pengaruh yang baik pula terhadap prestasi belajarnya, motivasi yang kuat akan berdampak pula pada usaha yang kuat untuk mencapai sesuatu apa yang menjadi tujuannya, namun bila motivasi itu rendah maka usaha untuk mencapai sesuatu pun menjadi kecil, maka dalam proses belajar motivasi sangatlah penting untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Disamping motivasi belajar, hal lain yang juga tidak kalah penting dalam pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa adalah kebiasaan belajar, seperti yang dituturkan oleh Oemar Hamalik (1990:40) bahwa Seseorang yang ingin berhasil dalam belajar hendaknya memiliki kebiasaan, sikap dan tujuan belajar yang baik. dengan kebiasaan belajar yang baik, seorang siswa akan mampu mencapai prestasi belajar yang baik pula. Untuk memecahkan masalah motivasi belajar dan kebiasaan belajar siswa di dalam pembelajaran seni budaya perlu adanya sisi dimana melihat masalah ini dari disiplin ilmu lain, seperti yang diungkapkan Tjetjep Rohendi Rohidi (2011:27), bahwa masalah pendidikan seni semakin kompleks dan tidak cukup kuat atau mantap dikaji begitu saja melalui perspektif dari satu bidang ilmu. Dalam hal ini melihat dari sisi lain seperti dari segi faktor psikologi sangatlah

7 penting karena seperti yang telah diungkapkan diatas bahwa motivasi dan kebiasaan adalah bagian dari faktor psikologi. Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Seni Budaya 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah kebiasaan belajar siswa kelas VIII MTs Sirnamiskin berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya? 2. Apakah motivasi belajar siswa kelas VIII MTs Sirnamiskin berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata seni budaya? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data-data yang berguna dalam menganalisis dan mengetahui bagaimana pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa. 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

8 1. Untuk mengetahui gambaran kebiasaan belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya. 2. Untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya. 3. Untuk mengetahui gambaran prestasi belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya. 4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis penelitian ini bisa memberikan sumbangan yang positif terhadap ilmu pengetahuan dalam lingkup hubungan dengan teori kebiasaan belajar dan motivasi belajar dan pengaruhnya dalam mata pelajaran seni budaya. 2. Kegunaan Praktis 1) Bagi Guru Penelitian ini bisa menjadi masukan bagi guru guna meningkatkan kemampuan memotivasi dalam proses pembelajaran seni budaya agar memiliki output pendidikan yang memuaskan. 2) Bagi Siswa

9 Penulis berharap Penelitian ini dapat membantu meningkatkan kualitas kebiasaan dan motivasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya dalam mata pelajaran seni budaya. 3) Bagi Peneliti Bisa menambah wawasan serta pengalaman peneliti menjadi pedoman guna pelaksanaan proses belajar dan mengajar khususnya pada mata pelajaran seni budaya.