PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KEBAKARAN BERDASARKAN SUHU DAN ASAP BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

dokumen-dokumen yang mirip
PURWARUPA ALAT PEMILAH BARANG BERDASARKAN UKURAN DIMENSI BERBASIS PLC OMRON SYSMAC CPM1

PERANCANGAN ALAT UKUR GOLONGAN DARAH BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

MAKALAH BENGKEL ELEKTRONIKA PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM355. Oeh:

PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM35D DAN SENSOR ASAP

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

SISTEM PENERANGAN RUMAH OTOMATIS BERDASARKAN INTENSITAS CAHAYA DAN KEBERADAAN MANUSIA DALAM RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB III PERENCANAAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PERANCANGAN ALAT PENGATUR TEMPERATUR AIR PADA SHOWER MENGGUNAKAN KONTROL SUKSESSIVE BERBASIS MIKROKONTROLER

PEMANFAATAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN LED INFRAMERAH DALAM PENDETEKSI KEKERUHAN AIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

PENGATURAN SAKELAR PADA ACARA CEPAT TEPAT BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C2051

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

PENGGUNAAN SENSOR SUHU DAN SENSOR SUARA PADA ALAT PENGAYUN BAYI OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51. Oce Dianova. Abstrak

ALAT UKUR JARAK PADA MOBIL BERBASIS SISTEM ULTRASONIK

BAB III ANALISA SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM KENDALI SUHU RUANG BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

ini merupakan nilai asli yang didapat oleh mikrokontroler tanpa perkalian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

APLIKASI TEKNOLOGI GSM/GPRS PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 ABSTRAK

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK BERBASIS PC MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12 MELALUI SERIAL PORT. Dwi Riyadi M

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51

APLIKASI MIKROKONTROLER AT89S51 PADA SISTEM ANTRIAN DENGAN PENAMPIL DAN SUARA

Input ADC Output ADC IN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1)

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN SIMULASI PENDETEKSI KEBAKARAN PADA SUATU GEDUNG DAN PENGIRIMAN PESAN SUARA MENGGUNAKAN HANDPHONE. Hariyanti agustina

BAB III PERANCANGAN ALAT

SISTEM PENDETEKSI SUHU DAN ASAP PADA RUANGAN TERTUTUP MEMANFAATKAN SENSOR LM35 DAN SENSOR AF30

SIMULASI PENGONTROLAN BATAS MAKSIMUM KERJA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN SISTEM PENGAMAN KEBAKARAN OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PENGENDALIAN ALAT-ALAT LISTRIK DENGAN SINYAL AUDIO MEMANFAATKAN JALA-JALA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SIMULASI SISTEM PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

MOUSETRAP BERBASIS ARDUINO UNO DENGAN SENSOR PIR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

RANCANG BANGUN RAUTAN PENSIL PINTAR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN

RANCANG BANGUN PROTOTYPE PINTU GESER OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 (Sistem Penghitung Jumlah Orang Keluar Masuk Ruangan)

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

RANCANG BANGUN MODEL SISTEM PENGENDALI DAN PENGAMANAN PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU IDENTIFIKASI DAN HANDPHONE

BAB III PERANCANGAN ALAT

SISTEM ROBOT PENGIKUT GARIS DAN PEMADAM API BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51. Budi Rahmani, Djoko Dwijo Riyadi ABSTRAK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB III METODOLOGI PENULISAN

KONTROL OTOMATIS AIR CONDITIONER SHELTER BTS BERBASIS MICROCONTROLLER JOURNAL

BAB III DESKRIPSI MASALAH

Transkripsi:

ISSN: 69-690 49 PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KEBAKARAN BERDASARKAN SUHU DAN ASAP BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S5 Tole Sutikno, Wahyu Sapto Aji, Rahmat Susilo Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan Kampus III Jl. Prof.Dr.Soepomo, Janturan, Yogyakarta 5564 Telp. (074) 7948 psw 0, Fax. (074) 85, e-mail: tholes000@yahoo.com Abstrak Akhir-akhir ini sering terjadi kebakaran yang disebabkan oleh beberapa faktor termasuk faktor kelalaian manusia. Proses datangnya kebakaran selalu tanpa dapat diprediksi terlebih dahulu. Umumnya kebakaran diketahui apabila keadaan api sudah mulai membesar atau asap sudah mengepul keluar dari gedung itu. Penelitian ini bertujuan untuk merancang alat pendeteksi kebakaran menggunakan sensor suhu dan sensor asap yang dapat mendeteksi adanya kebakaran secara dini. Perancangan sistem dimulai dari rangkaian sensor suhu, sensor asap, konverter tegangan analog ke digital dengan ADC 0809, pengendali sistem dengan mikrokontroler AT89S5, dan alarm sebagai indikator terjadinya kebakaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prototipe sistem pendeteksi kebakaran yang dirancang dapat mendeteksi kebakaran berdasarkan informasi dari sensor suhu dan asap, dan mengaktifkan alarm sebagai indikatornya akan berbunyi. Kata kunci: sensor suhu, sensor asap, ADC, mikrokontroler AT89S5. PENDAHULUAN Akhir-akhir ini sering terjadi kebakaran yang disebabkan oleh beberapa faktor termasuk kelalaian manusia (human error) dalam menggunakan alat-alat elektronik yang berbahaya yang bisa menimbulkan kebakaran, ataupun adanya hubungan singkat dari jaringan listrik yang ada dalam gedung atau bangunan yang akhirnya akan menimbulkan percikan api, dan beberapa faktor yang lainnya. Proses datangnya kebakaran selalu tanpa dapat diperkirakan dan diprediksi terlebih dahulu. Kapan datangnya, apa penyebabnya, tingkat cakupannya serta seberapa besar dampak yang ditimbulkannya, adalah hal-hal yang tidak bisa diperkirakan oleh kemampuan manusia. Teknologi yang ada hanya dapat membantu memberi peringatan dini, tetapi mempunyai kemampuan yang sangat terbatas untuk memberi waktu persiapan dan pertolongan dalam menghadapi bahayanya. Umumnya kebakaran dapat diketahui apabila keadaan api sudah membesar dan asap sudah mengepul keluar dari gedung. Keadaan ini dapat memakan korban jiwa dan material yang tidak sedikit, berhentinya kegiatan usaha ataupun kerusakan lingkungan. Padahal jika api sudah membesar sulit untuk dipadamkan, apalagi jika daerah tersebut sulit dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran. Hal ini disebabkan karena peringatan hanya dapat diberikan pada saat kebakaran sedang berlangsung. Sehingga cara yang paling efektif dalam menghadapi bahaya kebakaran adalah dengan mengetahui sedini mungkin terjadinya untuk menghindari dan meminimalkan kemungkinan-kemungkinan dari bahaya kebakaran tersebut. Bencana kebakaran mempunyai dampak yang sangat luas yang meliputi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat yang mengalaminya. Kebakaran yang terjadi di pemukiman padat penduduk atau pusat-pusat kegiatan ekonomi dapat menimbulkan akibat-akibat sosial, ekonomi dan psikologis yang luas.. METODE PENELITIAN Secara umum rancangan alat pendeteksi kebakaran dan sistem kerjanya dapat ditunjukkan pada Gambar. Perancangan Alat Pendeteksi Kebakaran berdasarkan Suhu (Tole Sutikno)

50 ISSN: 69-690 Sensor Suhu ADC 0809 Sensor Asap LED Penampil Suhu Mikrokontroler AT89S5 ALARM Gambar. Blok diagram sistem pendeteksi kebakaran.. Sensor Suhu Tranduser ini mempunyai linieritas yang cukup baik dalam menerima tanggapan suhu. Sensor tersebut dalam penggunaannya tidak memerlukan kalibrasi eksternal. Akurasi data dalam tranduser ini untuk suhu ruangan ± 5 0C adalah 0,5 0C. Skala suhu yang dapat dikenali antara + 0C sampai dengan +50 0 C. Sensor LM 5 tanpa memakai rangkaian eksternal untuk menunjang kerjanya serta hanya memerlukan catu daya tunggal. Keluaran dari IC LM5 ini langsung dimasukkan ke pin 6 (in 0) ADC 0809. Bentuk rangkaian dasar sensor tersebut dapat dilihat dalam Gambar. Untuk memperoleh intermediate modifying stage yang berfungsi menguatkan isyarat keluaran tranduser dapat dilakukan dengan menyusun dari penguat operasional seperti ditunjukkan pada Gambar. Rf 0k k Vi Ri Vo - 5k + k UA74CN 4 8 - + 4 8 UA74CNA Vo Gambar. Rangkaian dasar sensor IC LM 5 Gambar. Intermediate modifying stage untuk menguatkan tegangan keluaran tranduser Setelah dimasukkan input intermediate modifying stage (IMS), tegangan keluaran tranduser Vo memperoleh penguatan sebesar Vo dibagi Vi. Dengan melakukan analisis menggunakan sifat-sifat penguat operasional, diperoleh hubungan antara Vo dan Vi seperti ditunjukkan pada persamaan () berikut ini : Vo Av atau Av Vi Rf Ri sehingga didapat persamaan:. () TELKOMNIKA Vol. 4, No., April 006 : 49-56

TELKOMNIKA ISSN: 69-690 5 xvi..... () Gambar menunjukkan bahwa penguatan yang didapat adalah sebesar: sehingga: Vo Rf Vi Ri Rf Vo Ri 0 k Av kali 5k Vo ( ) Vi Vi Jika perubahan suhu setiap 0C memberikan perubahan keluaran tranduser 0 mv, maka dengan gain tegangan sebesar kali, keluaran IMS memberikan perubahan tegangan sebesar 0 mv ini telah cukup digunakan sebagai isyarat untuk menggerakkan konversi ADC pada mikrokontroler. Kalibrasi tegangan dilakukan dengan melihat skala tranduser dan tegangan ADC mikrokontroler yang diperbolehkan yaitu VRH = 5 Volt. Sedangkan tranduser sendiri tegangan keluaran berkisar 0 sampai dengan,9 volt untuk suhu skala 0C sampai dengan 500C. Untuk penelitian ini, keluaran IMS diumpankan masukan pengubah analog ke digital ADC0809... Sensor Asap Sensor yang dipakai sebagai pendeteksi asap dalam alat ini adalah optocoupler yang terdiri dari infra merah dan penerimanya (IRED dan fototransistor). Kedua resistor yang ada dalam rangkaian ini fungsinya untuk membatasi aliran arus yang masuk ke pemancar dan penerima tersebut. Keluaran dari optocoupler ini langsung dimasukkan ke pin 7 (in ) ADC 0809. Bentuk rangkaian yang dipakai dalam sensor tersebut dapat dilihat dalam Gambar 4. VCC R 0 U4 VCC R 0k C OUTPUT 4 00uF QVB4 Gambar 4. Rangkaian sensor asap Prinsip kerja dari optocoupler ini adalah bila tidak ada penghalang yang melewati celah yang ada pada optocoupler, maka cahaya IRED akan mengenai fototransistor dan level tegangan keluaran akan rendah. Bila ada penghalang maka cahaya IRED yang mengenai fototransistor berkurang, sehingga level tegangan keluarannya akan tinggi tergantung dari seberapa pekat materi yang menghalanginya. Perubahan tersebut dapat digunakan untuk pendeteksiaan asap secara elektronis... ADC 0809 Rangkaian ADC0809 ini menggunakan port 0 untuk masukan data (D0-D7) ke mikrokontroler dan untuk port kendali ADC menggunakan port dari mikrokontroler. Dengan Perancangan Alat Pendeteksi Kebakaran berdasarkan Suhu (Tole Sutikno)

5 ISSN: 69-690 tegangan Vcc dan Vref ADC=5V dan 8 channel masukan analog, dalam perancangan ini cukup membutuhkan channel masukan analog yaitu IN 0 untuk data sensor suhu dan IN untuk data sensor asap. Penghitungan resolusi ADC dapat diketahui dari, jika Vref=5 Volt diketahui ADC 8 bit, maka 8 =56 step. Sehingga resolusi ADC tersebut adalah 5Volt/56=9,5mV atau mendekati 0mV..4. Mikrokonroler AT89S5 Hubungan masukan rangkaian dengan mikrokontroler yaitu data ADC0809 (D0-D7) pada port 0. Keluaran rangkaian dengan mikrokontroler yaitu: a. Kontrol ADC0809 pada fungsi Chip Select : P., EOC: P., Write: P.6, Read: P.7, Address Channel A0: P.0, Address Channel A: P., Address Channel A: P.. b. Penampil suhu secara biner 8 channel pada P.0 sampai P.7. c. Indikator alarm sebagai tanda peringatan kebakaran dari sensor suhu menempati P.0, sedang indikator alarm sebagai tanda adanya kebakaran dari sensor asap menempati P.. Pada perancangan modul mikrokontroler disebut juga sebagai modul induk karena seluruh port masukan dan keluaran telah tersedia sekaligus dengan titik-titik test point. Rangkain lengkap sistem deteksi kebakaran berbasis mikorkontroler AT89S5 ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 5. Rangkain lengkap sistem pendeteksi kebakaran berbasis kebakara Gambar 5. Rangkain lengkap sistem deteksi kebakaran berbasis mikorkontroler AT89S5 Agar rancangan sistem pendeteksi kebakaran berdasar suhu dan asap dapat bekerja, maka diperlukan suatu perintah dalam bentuk program assembly karena sistem kerja dari pendeteksi kebakaran tersebut sepenuhnya ditangani dengan perangkat lunak. Program terdiri dari instruksi-instruksi yang berfungsi untuk mengendalikan maka yang akan diterjemahkan ke dalam bahasa mesin dalam bentuk kode biner. Untuk mempermudah perancangan perangkat TELKOMNIKA Vol. 4, No., April 006 : 49-56

TELKOMNIKA ISSN: 69-690 5 lunak, terlebih dahulu dibuat diagram alir perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh mikrokontroler. Gambar 6. Diagram alir program deteksi kebakaran. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sensor Suhu Data yang diambil dari sensor suhu ini adalah level tegangan yang dikeluarkan oleh sensor suhu ini dan suhu yang terbaca oleh penampil, kemudian suhu yang terbaca oleh penampil tersebut dibandingkan dengan suhu yang terbaca oleh termometer yang berada di dekat sensor tersebut. Letak pengkuran tegangan keluaran yang dihasilkan oleh sensor suhu dan suhu yang dibaca oleh termometer dapat dilihat pada Gambar 7. Termometer Vcc Rf 0k k Sumber Panas Ri Vout Vo - 5k LM5DZ + k UA74CN 4 8 - + 4 8 Tegangan keluaran sensor UA74CNA Gambar 7. Skema pengukuran suhu termometer dan tegangan keluaran sensor suhu Data yang telah diambil dari pembacaan suhu oleh termometer dan pengukuran tegangan keluaran dari sensor suhu dapat dilihat pada Tabel. Dari data yang ditunjukkan pada tabel di atas dapat diketahui beberapa hal yaitu: a. Besarnya nilai yang ditampilkan oleh penampil adalah hasil dari kali penguatan, jadi untuk mengetahui nilai yang sesungguhnya dilakukan dengan cara nilai yang ditampilkan dibagi dengan. Perancangan Alat Pendeteksi Kebakaran berdasarkan Suhu (Tole Sutikno)

54 ISSN: 69-690 b. Keterangan dari besarnya suhu yang tertampil dalam penampil mendekati dengan besarnya suhu yang ditunjukkan oleh termometer. Dalam melakukan pengambilan data untuk perbandingan besarnya suhu termometer dan suhu pembacaan alat ini dilakukan berkali-kali untuk mendapatkan nilai yang tepat. c. Suhu yang terbaca oleh penampil hanya bisa menampilkan suhu yang besarannya bulat, tidak bisa menampilkan suhu dalam pecahan atau angka dibelakang tanda koma (,). Hal ini dikarenakan penampil suhu menggunakan 8 lampu LED dalam 8-bit. Tabel. Data tegangan keluaran sensor suhu dan nilai yang terbaca oleh penampil Suhu yang Terbaca Termometer ( 0 C) Tegangan Keluaran Sensor Suhu (mv)* Besarnya Nilai yang Ditampilkan Keterangan yang Terbaca Penampil ( 0 C) 8 559 56 8 9 580 58 9 0 60 60 0 60 6 69 64 658 66 4 679 68 4 5 699 70 5 6 70 7 6 7 740 74 7 8 76 76 8 9 780 78 9 40 80 80 40 4 80 8 4 4 89 84 4 4 859 86 4 44 879 88 44 45 899 90 45 46 90 9 46 47 940 94 47 48 959 96 48 49 979 98 49 50 999 00 50 5 09 0 5 5 09 04 5 5 059 06 5. Sensor Asap Seperti halnya pengambilan data pada sensor suhu, data terpenting yang diambil dari sensor asap ini berupa level tegangan yang dikeluarkan oleh sensor asap ini. Data level tegangan keluaran sensor asap diambil dari berbagai keadaan yang diperlakukan terhadap optocoupler sebagai sensor asapnya. Asap ataupun kertas dilewatkan di tengah-tengah antara pemancar dan penerima infra merah. Data tegangan keluaran sensor asap yang ada dalam Tabel 4 diambil dari rata-ratanya dari beberapa percobaan. Data tegangan keluaran pada berbagai keadaan tersebut dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Data tegangan keluaran sensor asap pada berbagai keadaan Keadaan yang diberikan terhadap sensor asap Tegangan Keluaran Sensor Asap Tanpa ada halangan Ruangan terang 5, mv Ruangan gelap 5,4 mv Ada asap Tipis,5 mv Sedang 4,4 mv Tebal 50, mv lembar kertas kwarto80 gr,44 V Ada penghalang lembar kertas kwarto 80 gr 4,57 V lembar kertas kwarto 80 gr 4,75 V Kertas karton (tebal) 4,9 V TELKOMNIKA Vol. 4, No., April 006 : 49-56

TELKOMNIKA ISSN: 69-690 55 Dari data yang ditunjukkan pada Tabel di atas dapat diketahui beberapa hal yaitu: a. Pengaruh penempatan alat dalam ruangan terang maupun ruangan gelap sangat kecil yaitu 0, mv. Hal ini dikarenakan pengaruh cahaya tampak tidak terlalu mempengaruhi sinar infra merah yang bekerja dalam sensor asap tersebut. b. Ketika ada asap yang melewati sensor tersebut terlihat perubahan tegangan keluarannya akan terasa meskipun tidak terlalu drastis kenaikannya. Saat asap tipis melewatinya didapat tegangan keluarannya sebesar,5 mv, asap ini berasal dari asap rokok. Tegangan keluaran akan terus naik sampai 50, mv ketika asap tebal melewatinya, berawal dari nilai inilah nilai tetapan yang dipakai untuk mendeteksi adanya kebakaran untuk perancangan alat tersebut yaitu sebesar 50 mv. c. Kenaikan level tegangan keluaran akan terasa drastis saat sensor dilewati kertas kwarto 80 gr lembar yaitu sebesar,44 V, ketika kertas ditambahi lembar lagi tegangan semakin besar yaitu sampai 4,57 V. Demikian seterusnya sampai mencapai 4,9 V ketika karton tebal melewatinya. Hal ini dikarenakan sinar infra merah yang dipancarkan oleh pemancarnya tidak bisa ditangkap oleh penerimanya. d. Semakin tebal asap atau penghalang yang melewati sensor asap tegangan keluarannya akan semakin besar, hal ini dikarenakan hambatan dalam yang ada dalam sensor tersebut semakin besar sedang arus yang mengalir tetap.. Kerja Alat dalam Mendeteksi Kebakaran Data yang diambil untuk mengetahui kemampuan alat dalam mendeteksi adanya suatu kebakaran seperti yang dilakukan terhadap pengambilan data pada sensor suhu dan sensor asap. Data-data tersebut dapat dilihat pada Tabel dan Tabel 4. Tabel. Data pembunyian alarm dari masukan sensor suhu Suhu Termometer ( 0 Keterangan yang Terbaca C) Penampil ( 0 C) Alarm Berbunyi 8 8 X 9 9 X 0 0 X X X X 4 4 X 5 5 X 6 6 X 7 7 X 8 8 X 9 9 X 40 40 X 4 4 X 4 4 X 4 4 X 44 44 X 45 45 46 46 47 47 48 48 49 49 50 50 5 5 5 5 5 5 Keterangan: X = Alarm tidak berbunyi = Alarm berbunyi Data yang pada Tabel menunjukkan bahwa alarm akan berbunyi jika sensor suhu sudah mendeteksi suhu mencapai 45 0 C. Nilai 45 0 C diambil sebagai set point karena pengambilan data ini berada dalam ruangan normal ukuran x meter diangap sudah terjadi kebakaran. Untuk penerapan alat dalam ruangan industri yang suhunya panas perlu dilakukan Perancangan Alat Pendeteksi Kebakaran berdasarkan Suhu (Tole Sutikno)

56 ISSN: 69-690 perubahan set point sesuai dengan kondisi ruangan tersebut. Nilai suhu diambil dari jarak meter dengan sumber panas. Alarm di-setting penyalaannya secara otomatis dalam programnya. Alarm akan berbunyi jika suhu sudah mencapai 45 0 C atau lebih dan akan mati jika suhunya menurun dibawah 45 0 C. Set point untuk suhu kebakaran ditetapkan sebesar 45 0 C karena penempatan alat ini pada satu ruangan. Selain itu juga untuk menghindari kenaikan suhu dalam ruangan yang diakibatkan oleh banyaknya orang dalam ruangan sempit yang tidak memiliki mesin pendingin ruangan. Tabel 4. Data pembunyian alarm dari masukan sensor asap Keadaan yang diberikan terhadap sensor asap Tegangan Keluaran Sensor Asap Alarm Berbunyi Tanpa ada Ruangan terang 5, mv X halangan Ruangan gelap 5,4 mv X Tipis,5 mv X Ada asap Sedang 4,4 mv X Tebal 50, mv lembar kertas kwarto 80 gr,44 V Ada penghalang lembar kertas kwarto 80 gr 4,57 V lembar kertas kwarto 80 gr 4,75 V Kertas karton (tebal) 4,9 V Keterangan: X = Alarm tidak berbunyi = Alarm berbunyi Dari data yang ditunjukkan pada Tabel 4 di atas alarm akan berbunyi jika sensor asap sudah mendeteksi adanya asap atau suatu benda yang menghalangi pancaran sinar infra merah dari pemancar ke penerimanya mencapai pada level tegangan 50 mv. Alarm disetting akan terus berbunyi walaupun asap atau benda yang menghalangi sinar infra merah sudah menurun dari nilai 50 mv, demikian seterusnya sampai tombol power on reset ditekan untuk mematikan alarm. Kedua alarm di atas difungsikan sebagai indikator bahwa sistem telah mendeteksi adanya kebakaran berdasarkan suhu dan asap dalam ruangan tersebut sama atau melebihi dari batas yang diterima oleh masing-masing sensor. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian perancangan alat pendeteksi kebakaran berdasarkan suhu dan asap berbasis mikrokontroler AT89S5 dapat disimpulkan:. Telah dapat dirancang prototipe alat yang dapat mendeteksi kebakaran berdasarkan informasi sensor suhu dan sensor asap dengan pengkonversi tegangan analog ke digital ADC0809 yang dikendalikan oleh mikrokontroler AT89S5.. Kedua alarm berbunyi ketika masing-masing sensor sudah mendeteksi batas nilai yang sudah ditentukan. DAFTAR PUSTAKA [] Hariyanto, W., Monitoring Suhu Ruangan dan Kerja Pemadam Kebakaran dari Jarak Jauh Berbasis PC, Skripsi S-, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 00. [] Putra, A.E., Belajar Mikrokontroler AT89C5/5/55 Teori dan Penerapannya, Edisi, Gava Media, Yogyakarta, 004. [] Rahman, N.V., Kebakaran, Bahaya Unpredictible, Upaya dan Penanggulangannya, http://www.library.usu.ac.id/ [4] Suwondo, N., Pengukur Suhu dan Pencacah Pulsa Kotak Berbasis MC68H7E 9CFN, Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya 00, ISBN: 979-979-0-, Jurusan Fisika Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, 00. [5] Yuen W.W. and Chow W.K., A Monte Carlo Approach for the Design of Thermal Fire Detection System, http://www.nfpa.org/ [6] ------, LM5 Precision Centrigrade Temperature Sensors, http://www.national.com/ JPN/an/460.pdf TELKOMNIKA Vol. 4, No., April 006 : 49-56