BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. depan dipercayakan. Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUHAN. Anak merupakan amanah yang harus dijaga, karena pada merekalah masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sosial, ekonomi, politik, budaya dan sebagainya. Salah satu masalah sosial yang

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kesenjangan ekonomi yang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian atau kedewasaan manusia seutuhnya baik secara mental,

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam

I. PENDAHULUAN. Tingkat pertambahan penduduk dari tahun ke tahun semakin tinggi yang. formal akan mencari pekerjaan di sektor informal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pembeda adalah penanganan dalam proses tindak pemidanaan terhadap narapidana

2013, No Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Ta

BAB I PENDAHULUAN. potensi-potensi diri agar mampu bersaing dan bermanfaat bagi dirinya, keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menarik orang mendatangi kota. Dengan demikian orang-orang yang akan mengadu nasib di

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pelecehan-pelecehan yang dilakukan oleh aparat-aparat yang. beralasan dari masyarakat pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. positif pula. Menurut Ginnis (1995) orang yang optimis adalah orang yang merasa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan amanah dan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa

Bab I. Pendahuluan. Anak jalanan, anak gelandangan, atau kadang disebut juga sebagai anak mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negaranya tanpa terkecuali, Negara Indonesia sebagaimana diatur dalam Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baik. Berbagai jenis pekerjaan dijalani untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang sedang giat melakukan pemba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Thomy Sastra Atmaja, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa. tercantum dalam pasal 1 ayat (2) yang berbunyi :

Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi SIPIL.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebab kebanyakan mereka ditemukan di kota-kota besar. Mereka banyak

MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA

BAB I PENDAHULUAN. gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pemerintahannya juga mengalami banyak kemajuan. Salah satunya mengenai. demokrasi yang menjadi idaman dari masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk akan selalu diiringi oleh bertambahnya kebutuhan. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Di bidang ketenagakerjaan, pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pekerja, pengusaha dan

BAB I PENDAHULUAN. daerah perkotaan membawa pengaruh pada semakin tingginya mobilitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PANCASILA. AKTUALISASI NILAI PANCASILA : Implementasi Sila Pertama dalam kaitan dengan Pembangunan Manusia Seutuhnya. Dr. Achmad Jamil M.Si.

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR

I. PENDAHULUAN. disegala bidang. Salah satu dari pembangunan Nasional di Indonesia adalah di

BAB I PENDAHULUAN. (rakyat), dan dalam hubungan antara sesama warganegara. HAM yang berisi

HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing lagi melihat anak-anak mengerumuni mobil-mobil dipersimpangan lampu

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang serius jika tidak segera dicarikan jalan keluar.

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanah sekaligus karunia dari Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu. manusia dalam mengembangkan dirinya hingga mampu menghadapi setiap

I. PENDAHULUAN. Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. dapat ditarik simpulan. Simpulan dari kajian teori dan observasi yang telah

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dan anak pada khususnya. Sebenarnya pendidikan telah dilaksanakan

ANAK INDONESIA. Adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi bagi setiap orang, oleh karena itu bagi suatu Negara dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perhatian terhadap perlindungan sosial bagi para pekerja di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya Undang-Undang Nomor 39

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

Pencatatan Nama Orang Tua Bagi Anak Yang Tidak Diketahui Asal-usulnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai peran pengajaran yang cukup penting, hal tersebut sering tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

I. PENDAHULUAN. keberadaan pekerja anak telah memberikan kontribusi dalam perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Implementasi Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab 12MKCU. Fakultas. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Manajemen

PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga karena setiap manusia besar dan dididik di dalamnya. Tidak hanya

BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. dampak negatif bagi pihak-pihak tertentu. adalah Yayasan Lembaga Pengkajian Sosial (YLPS) Humana Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia saat ini mudah dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dari derasnya arus urbanisasi dan perkembangan lingkungan perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. yang tertulis dalam Pembukaan UUD Negara Indonesia Tahun 1945 dalam Alinea

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan efek negatif yang cukup besar bagi anak sebagai korban.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

I. PENDAHULUAN. terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Tidak jarang terlihat dalam keluarga kelas bawah untuk menambah pendapatan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. luasnya pergaulan internasional atau antar negara adalah adanya praktek

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah yang harus dijaga, karena pada merekalah masa depan dipercayakan. Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia merupakan persoalan sosial. Hidup menjadi anak jalanan memang bukan merupakan pilihan yang menyenangkan, karena mereka berada dalam kondisi yang tidak bermasa depan jelas dan keberadaan mereka menjadi masalah bagi banyak pihak, baik itu dari keluarga, masyarakat, dan bangsa. Anak jalanan sebagaimana anak-anak lainnya memiliki hak yang sama, yakni hak untuk dilindungi, hak untuk tumbuh dan berkembang, maupun hak untuk memperoleh pendidikan. Kondisi dan keadaan yang buruk membuat anak jalanan memiliki kesempatan yang lebih sedikit untuk memperoleh hak-haknya. Kehidupan anak jalanan menjadi sebuah kenyataan hidup yang dianggap umum. Kehidupan semacam ini dipandang sebagai akibat dari pembangunan sebuah kota yang hampir tidak melibatkan para rakyat kecil, kegiatan pembangunan kebanyakan hanya melibatkan para pemilik modal, kemudian secara otomatis dampaknya akan dirasakan oleh rakyat kecil, mereka semakin lama akan semakin tersisihkan. Perbedaan inilah yang mendorong banyak orang untuk melihat dengan sebelah mata terhadap kehidupan anak jalanan. Padahal pilihan hidup menjadi anak jalanan bukan pilihan hidup yang sesungguhnya dari 1

2 pelaku anak jalanan itu sendiri, tetapi merupakan suatu keterpaksaan karena tidak tersedianya ruang hidup lain yang dapat mereka pilih. Salah satu faktor penyebab anak jalanan di Salatiga adalah keadaan ekonomi orang tua seperti kuli bangunan dan kernet mereka tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, yang kemudian mereka berfikir untuk menjual sebagian harta miliknya dengan harapan mempunyai uang yang kemudian akan digunakan sebagai modal usaha. Pada kenyataannya setelah mereka mendapatkan uang bukannya untuk membuka usaha yang sudah mereka rencanakan, justru uang tersebut digunakan untuk membeli barang-barang kebutuhan lainnya yang tidak mempunyai nilai efektif. Yang pada akhirnya uang tersebut semakin lama semakin habis sekaligus harta yang dimiliki juga habis dijual. Dengan keadaan tersebut memaksa mereka untuk meninggalkan desa dan menuju ke kota, dengan harapan dikota mereka akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari sebelumya. Akan tetapi potensi kota untuk menampung pendatang ternyata tidak di imbangi oleh potensi yang dimiliki para migran. Hal ini terjadi akibat tenaga kerja yang dimiliki para pendatang hanya berbekal pendidikan dan keahlian yang terbatas sesuai dengan kesempatan dan fasilitas yang terbatas di tempat asalnya. Sementara lapangan kerja yang di tawarkan di kota mempunyai spesialisasi yang tinggi terhadap mutu dan kemajuan ekonomi dan teknologi yang ada. Akibatnya pendatang-pendatang tersebut tidak mendapatkan pekerjaan yang memadai.

3 Berangkat dengan harapan di kota mendapat pekerjaan yang lebih baik, mereka justru hanya bekerja sebagai kenek angkota. Pekerjaan sebagai kenek angkota dengan penghasilan yang minim, membuat mereka tidak mampu untuk menyekolahkan ketiga anaknya, yang pada akhirnya memaksa anak hanya diam dirumah. Karena keadaan lingkungan yang monoton, membuat anak berfikir untuk mengisi kegiatan dengan caranya sendiri. Mereka mulai berfikir untuk membantu orang tuanya karena keadaan ekonomi yang mereka hadapi. Anak mulai tertarik untuk turun kejalan sebagai kegiatan pengganti hidupnya. Dijalan banyak sekali anak jalanan yang mempunyai nasib yang sama, sehingga anak tersebut tertarik untuk turun bergabung kejalan. Ditambah lagi kehidupaan dijalan yang bebas yang tidak ada batasan yang mengatur, membuat anak-anak semakin besar niatnya untuk memutuskan turun kejalan. Keadaan sosial ekonomi keluarga yang tidak menguntungkan menyebabkan anak-anak terpaksa keluar rumah ikut mencari nafkah dengan cara turun kejalan menjadi anak jalanan. Tingkat pendidikan dan keahlian anak tersebut sangat terbatas, sehingga mereka hanya bisa bekerja di sektor informal yang bersifat terbuka, contohnya menjadi pedagang asongan, menjadi pengamen, tukang semir sepatu, dan tukang parkir. Karena lokasi mereka untuk mencari nafkah di jalanan, sehingga masyarakat menyebutnya dengaan anak jalanan. Di Terminal Tingkir Salatiga, terdapat anak jalanan yang aktivitas sehariharinya sebagai pengemis dan pengamen. Mereka semula memutuskan hidup dijalan untuk membantu kebutuhan ekonomi keluarganya karena keadaan ekonomi yang serba kekurangan. Sosok anak jalanan bermunculan di Salatiga,

4 baik itu di emper-emper toko, terminal, pasar, dan tempat wisata. Mereka mencari kegiatan agar dapat menghasilkan uang untuk membantu kebutuhan ekonomi orang tuanya, atau hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan kesenangannya sendiri sebagai anak jalanan, dengan cara mengamen dari satu bus ke bus yang lain, dan dari toko satu ke toko yang lain. Menurut Musiyam (2008:8-9), menjelaskan: Kemiskinan adalah ketidakberdayaan. Bentuk ketidakberdayaan kelompok miskin tercermin dari ketidakmampuan mereka menghadapi elit dan para birokrat dalam menentukan keputusan yang menyangkut nasibnya, tanpa memberi kesempatan untuk mengaktualisasikan dirinya. Seringkali, kelompok miskin oleh para elit dan birokrat dijadikan sebagai alat untuk menjaring bantuan yang tidak dapat mereka nikmati hasilnya. Ketidakberdayaan kelompok miskin juga sering muncul berkaitan dengan hubungan produksi dalam masyarakat. Mereka seringkali terperangkap dalam proses hubungan produksi yang eksploitatif, yang menuntut kerja keras dalam jam kerja yang panjang dengan upah yang rendah. Peran negara untuk memberikan perlindungan dan jaminan terhadap hakhak anak jalanan tidak mereka dapatkan sebagai mana mestinya. Sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 yang menyatakan bahwa Setiap warga negara berhak medapat pendidikan. Hal ini berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan, dilakukan oleh negara secara bersama-sama antara masyarakat dan keluarga. Menurut Kansil (2005:40), menyatakan bahwa hak anak adalah hak asasi manusia dan untuk kepentingan hak anak itu diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak dalam kandungannya. Dalam gambaran latar belakang diatas menunjukkan bahwa pemenuhan hak-hak anak, khususnya yang di alami pada anak jalanan belum dapat terpenuhi. Salah satu contoh hak, yang seharusnya

5 dimiliki oleh para anak jalanan yaitu hak untuk memperoleh pendidikan. Sebagaimana yang tercantum dalam pasal 31 ayat 1, akan tetapi pada kenyataannya mereka anak jalanan yang harusnya duduk di bangku sekolah justru berada di jalan untuk sekedar mencari nafkah membantu perekonomian orang tua. Hal tersebut seharusnya tidak akan terjadi apabila pemerintah menjalankan amanat yang telah tercantum jelas dalam Undang-Undang Dasar sebagaimana mestinya. Penelitian ini ada kaitannya dengan pendidikaan kewarganegaraan, yang mana dalam visi pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia Indonesia seutuhnya dan memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur. Dengan visi tersebut diharapkan para generasi muda Indonesia mampu mengembangkan kepribadiannya sesuai dengan minat dan kemampuan yang mereka milik,i agar menjadi para penerus bangsa yang terampil dan berbudi pekerti yang luhur. Selain itu penelitian ini diharapkan bisa memberi andil kepada para anak-anak bangsa yang nantinya menjadi para penerus yang mempunyai karakter pemimpin. B. Perumusan Masalah atau Fokus Penelitian Sebagai suatu fenomena sosial di perkotaan, anak jalanan mempunyai berbagai sisi kehidupan yang menarik untuk diketahui. Sebagai sebuah sosok manusia dimana belum mampu untuk mengetahui dan menanggung beban hidup,

6 anak-anak jalanan dipaksa oleh berbagai tekanan maupun keadaan dari dalam dirinya untuk bergelut dalam realitas kehidupan secara nyata. Dan pada akhirnya harus bekerja hanya untuk bisa bertahan hidup dan membantu ekonomi orang tuanya. Dengan demikian menarik juga untuk diketahui barbagai perilaku-perilaku yang biasa mereka lakukan di jalan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Di dalam masyarakat perkotaan keadaan mereka tidak menjadi baik, namun posisi mereka semakin tersisihkan sehingga mempersulit mereka dalam menjalani hidupnya. Berdasarkan uraian diatas, maka muncul permasalahan yang berkaitan dengan profil anak jalanan tersebut, yaitu: 1. Bagaimana profil anak jalanan di Salatiga? 2. Bagaimana perlindungan dan penjaminan terhadap hak-hak anak jalanan? C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini perlu adanya tujuan yang berfungsi sebagai sarana pokok terhadap masalah yang diteliti, sehingga peneliti dapat bekerja secara terarah, adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Untuk memperoleh gambaran tentang profil anak jalanan di Salatiga. 2. Untuk memperoleh gambaran tentang perlindungan dan penjaminan terhadap hak-hak anak jalanan.

7 D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian Sebagai suatu penelitian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan, yaitu sebagai berikut: 1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis Menjadi bahan untuk memperluas wawasan dan memperdalam kajian tentang masalah anak jalanan di perkotaan. 2. Manfaat atau Kegunaan Praktis a) Bagi anak jalanan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada anak jalanan agar dapat tumbuh dengan lebih baik sehingga bermanfaat bagi dirinya sendiri. b) Bagi pemerintah Untuk Pemerintah agar dapat lebih memperhatikan keberadaan mereka dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan hak mereka sama dengan warga negara yang lain. c) BagiLSM Diharapkan dari pihak LSM dalam bidang perlindungan anak agar dapat lebih memperhatikan kesejahteraan anak-anak jalanan dengan memberikan pelayanan sosial bagi mereka.

8 d) Bagi masyarakat Dan untuk masyarakat luas agar dapat memahami adanya perilaku prososial pada anak jalanan, sehingga dengan itu masyarakat dapat membantu anak jalanan agar mereka tidak merasa ditolak. E. Daftar Istilah Daftar istilah dalam penelitian ini sebagai berikut: Anak: Menurut Kansil (2005:30), anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi kepentingannya. Anak Jalanan: secara umum adalah anak yang berusia 6-18 tahun, berjenis kelamin laki-laki atau perempuan, tinggal maupun tidak tinggal dengan orang tuanya, masih sekolah maupun putus sekolah dan mempunyai kerjaan secara kontinyu maupun sambilan di jalanan. Hak-hak Anak: Menurut Kansil (2005:30), Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.