Dwi Rahayu 1, Utiya Azizah 2.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA SISWA UNTUK MENGASES KETERAMPILAN PROSES DALAM PRAKTIKUM SENYAWA POLAR DAN NON POLAR KELAS X SMA

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT ACTIVITIES WORKSHEETS BASED ON CONSTRUCTIVISM ON THE SOLUBILITY AND CONSTANT SOLUBILITY PRODUCT

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KD 3.1 PENDAPATAN NASIONAL KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 1 GRESIK.

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK BERBASIS KOMPUTER MENGGUNAKAN PROGRAM PHP MySQL PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA SMA KELAS XI

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI PROBLEM SOLVING DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI SMA

Nurul Afisa 24, Titik Sugiarti 25, Dinawati Trapsilasiwi 26

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-BOOK INTERAKTIF BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA UKA PLPG LPTK FAKULTAS TARBIYAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh Rahmawati

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KALKULUS LANJUT 2 BERBASIS PEMECAHAN MASALAH. Fitrianto Eko Subekti dan Reny Amalia Widiyanti

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF CHEMBOND (CHEMICAL BONDING) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA

BAB III METODE PENELITIAN

QUAL QUAN. qual. quan. Analysis of Findings. Analysis of Findings

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development/ R & D). Penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN CHEMISTRY ELECTRONIC MODULE MATERI LARUTAN ASAM BASA KELAS XI SMA/MA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI HIMPUNAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTs

DEVELOPMENT OF THE LEARNING MEDIA CHEMISTRY USING BY PREZI ON SUBJECT OF THE ATOMIC STRUCTURE

BAB III METODE PENELITIAN

THE DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA BASED POWTOON ON THE SUBJECT OF HYDROCARBON AT SECOND GRADE SENIOR HIGH SCHOOL

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN LEMBAR KERJA SISWA MODEL PEMBELAJARAN CORE DENGAN TEKNIK MIND MAPPING

Kata Kunci : LKS scaffolding, sumber pembelajaran, faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi, kelayakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

KELAYAKAN PERMAINAN TIGER CHEMISTRY SEBAGAI SARANA BERLATIH SISWA (DRILL) PADA MATERI ATOM, ION, DAN MOLEKUL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI WANGON

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

ANALISIS SOAL UJIAN KELAS X SEMESTER II MATA PELAJARAN BIOLOGI MAN I PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JURNAL

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IPA MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENEITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperiment), di mana

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

UNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017

Laily Anisa Nurhidayati 38, Susanto 39, Dafik 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE FLASH CS6 PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG KELAS X-AK SMK MUHAMMADIYAH 1 TAMAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

PENGEMBANGAN SOAL TES POTENSI AKADEMIK NUMERIK PENERIMAAN SISWA BARU SMP BERBANTUAN MEDIA BERBASIS WIRELESS APPLICATION PROTOCOL JAVA 2 MICRO EDITION

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Peternakan Negeri Lembang Cikole

Pengembangan E-book Pembelajaran Menggunakan Flipbook Berbasis Web Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) Di SMK ADZKIA Padang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED SISWA KELAS X SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA

Novi Dwi Lestari 10, Hobri 11, Dinawati Trapsilasiwi 12

Gambar 3.1. Desain Concurrent Embedded dengan Metode Kuantitatif sebagai Metode Primer dan Metode Kualitatif sebagai Metode Sekunder

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES LITERASI SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMA/MA

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA

PENGEMBANGAN PERMAINAN ATOMIC ADVENTURE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN STRUKTUR ATOM UNTUK SISWA KELAS X SMA

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.1, Tahun 2015 Wika Sevi Oktanin & Sukirno 35-44

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MIND MAPPING PADA MATERI LAJU REAKSI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KREATIF SISWA KELAS XI SMA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SISWA KELAS VII F SMP 1 BANGUNTAPAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK MATERI STRUKTUR ATOM, BENTUK MOLEKUL, DAN GAYA ANTAR MOLEKUL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN WONDESHARE QUIZ CREATOR PADA MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang diambil yaitu ex post facto, dimana penelitian ini hanya

THE QUALITY OF TRYOUTS ITEM ANALYSIS FOR EVERY SENIOR HIGH SCHOOL CLASS XII IN PEKANBARU BY USING ITEM ANALYSIS PROGRAM

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS ETNOMATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP

Transkripsi:

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF BERBASIS KOMPUTER DENGAN KOMBINASI PERMAINAN WHO WANTS TO BE A CHEMIST PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM UNTUK KELAS X SMA RSBI THE DEVELOPMENT OF COGNITIVE ASSESSMENT INSTRUMENT BASED ON COMPUTER COMBINED TO WHO WANTS TO BE A CHEMIST GAME IN ATOMIC STRUCTURE FOR INTERNATIONAL SENIOR HIGH SCHOOL GRADE X Dwi Rahayu 1, Utiya Azizah 2 1,2 Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya e-mail: dwi.r08@gmail.com Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian kognitif berbasis komputer dengan kombinasi permainan Who Wants To Be A Chemist. Uji kelayakan instrumen penilaian kognitif ini didasarkan pada komponen kesesuaian format penilaian dan kualitas tampilan instrumen. Design pengembangan instrumen penilaian ini mengikuti Four-D model namun hanya sampai tahap develop. Penilaian dilakukan oleh guru Kimia dan siswa kelas X RSBI. Data penilaian dianalisis secara deskriptif kuantitatif, yaitu dengan memberikan paparan tentang instrumen penilaian kognitif berbasis komputer dalam bentuk persentase. Instrumen penilaian ini dikatakan layak jika persentase penilaian dari kedua komponen oleh penilai baik dari guru Kimia maupun siswa mencapai 61%. Berdasarkan anlisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa Instrumen Penilaian Kognitif Berbasis Komputer Dengan Kombinasi Permainan Who Wants To Be A Chemist Pada Materi Pokok Struktur Atom Untuk Rintisan SMA BI yang dikembangkan, ditinjau dari komponen kesesuaian format instrumen daan kualitas tampilan instrumen telah memenuhi syarat kelayakan. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penilaian oleh guru Kimia ditinjau dari kesesuaian format instrumen penilaian sebesar 95,45% dan ditinjau dari kualitas instrumen penilaian sebesar 90,00% sedangkan hasil penilaian oleh siswa ditinjau dari kesesuaian format instrumen penilaian diperoleh sebesar 93,33% dan kualitas instrumen penilaian sebesar 91,11%. Abstract- This research has purpose to developing cognitive assesment instrumen based on the computer combined to Who Wants To Be A Chemist game. The feasibility of assesment instrument based on the compatibility form and the quality of assessment instrument. This development use Four-D model but just until develop step only. The evaluation of this instrument is done by chemistry teacher and student at international senior high school grade X. The research data is analyzed with quantitative-description by giving the explanation about the evaluation of assessment instrument based on computer in percentage. This instrument become reasonable if the evaluation percentage both of component from teacher and student is reach 61%. Based on the result of analysis and investigation, can be conclude that cognitive asssessment instrument based on computer combined to Who Wants To Be A Chemist in atomic structure at international senior high school which is developed based on compatibility of assessment instrument form and the quality of assessment instrument can be used in learning process because has completed the requisite. This is shown by the evaluation percentage of assessment instrument form by teacher is about 95,45% and the quality of assessment instrument is about 90,00% and the evaluation percentage of assessment instrument form by student is about 93,33% and the quality of assessment instrument is about 91,11%. Kata kunci: pengembangan, instrumen penilaian kognitif berbasis komputer, permainan Who Wants To Be A Chemist, kelayakan. Key words: development, cognitive assessment instrument based on computer, Who Wants To Be A Chemist game, feasibility. B - 41

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa, berilmu pengetahuan dan mampu dalam berteknologi demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju, makmur dan sejahtera menurut Pancasila dan UUD 1945. Dalam menghadapi era globalisasi yang semakin luas sistem pendidikan di Indonesia harus mampu bersaing di tingkat nasional dan global. Menanggapi hal tersebut, pemerintah perlu mengembangkan terobosan-terobosan baru dalam pendidikan, salah satunya yakni dengan menyelenggarakan program pengembangan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Penyelenggaraan RSBI ini merupakan implementasi dari Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 50 ayat 3 yang menyatakan bahwa Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional. Salah satu kegiatan pokok dalam pendidikan di sekolah yang juga merupakan salah satu tugas utama guru dalam proses pembelajaran adalah mengadakan penilaian hasil belajar siswa. Penilaian dapat digunakan sebagai alat ukur untuk guru dan siswa dalam kaitannya dengan analisis tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Peran penting penilaian untuk guru adalah penilaian dapat dijadikan acuan dalam mencapai tujuan pembelajaran sekaligus dapat memberikan masukan tentang kondisi peserta didik sedangkan untuk siswa penilaian adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuannya dalam mengikuti pelajaran. Oleh karena itu guru perlu menyusun suatu perangkat penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur ketuntasan hasil belajar siswa yang dilihat dari pencapaian indikator hasil belajar dan tujuan pembelajaran khusus yang dicapai siswa. Perangkat penilaian yang demikian pada akhirnya dapat dijadikan sebagai acuan guru dalam pengambilan keputusan yang tepat terhadap siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan Drs. Mujianto selaku guru kimia di SMA Negeri 2 Nganjuk pada tanggal 4 Oktober 2010 menyatakan bahwa karena memang program RSBI di SMA Negeri 2 Nganjuk baru berjalan di tahun pertama maka kebutuhan mendesak untuk saat ini adalah media pembelajaran dan instrumen penilaian berbahasa Inggris untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran. Kendala utama dalam pembuatan instrumen penilaian adalah kendala bahasa terutama untuk materi-materi Kimia yang sifatnya bacaan seperti materi Struktur Atom. Instrumen penilaian yang dibutuhkan adalah instrumen penilaian berbahasa Inggris yang memiliki sistematika bahasa yang baik dan benar dalam konteks Ilmu pengetahuan serta instrumen penilaian berbasis komputer yang dapat mempermudah proses analisis hasil belajar. Dalam melakukan penilaian tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya kesalahan. Menurut Arikunto (2003:16-17), salah satu ciri dalam penilaian pendidikan adalah bahwa penilaian pendidikan itu sering terjadi kesalahankasalahan. Adapun sumber kesalahan tersebut ada beberapa faktor, antara lain: alat ukurnya dan orang yang melakukan penilaian. Untuk sumber kesalahan yang pertama dapat diminimalisir dengan pembuatan instrumen penilaian dengan soal yang valid dan reliabel. Sedangkan untuk sumber kesalahan yang kedua sering dipengaruhi oleh subyektivitas dan kesalahan menjumlahkan angka hasil penilaian, hal ini dapat diminimalisir dengan suatu program penilaian bebasis komputer yang secara otomatis dapat mengolah dan menghitung skor hasil belajar siswa. Pada dasarnya sistem penilaian yang dilakukan oleh SMA Bertaraf Internasional tetap mengacu pada rambu-rambu yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) namun sebagai sekolah rintisan internasional maka SMA BI harus melakukan pengembangan sistem penilaian yang bersifat memperkaya, memperluas, dan bervariatif untuk mencapai standar penilaian yang berlaku di dunia pendidikan bertaraf internasional. Ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan dalam sistem penilaian yang merupakan penilaian pada SMA BI, yaitu: 1. Input penilaian seperti instrumen penilaian, acuan atau kriteria penilaian, standar pencapaian ketuntasan kompetensi, bahan atau materi yang dinilai (cakupan atau keadaan), dan fasilitas sumber daya penilaian. 2. Proses penilaian yang bertaraf internasional. B - 42

3. Kriteria hasil pendidikan yang minimal sama atau setara dengan standar dari sekolahsekolah yang telah bertaraf internasional. Berdasarkan uraian di atas peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian pengembangan suatu instrumen penilaian berbasis komputer dengan Kombinasi Permainan Who Wants to be A Chemist Pada Materi Pokok Struktur Atom untuk Kelas X Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional yang dapat memberikan kemudahan bagi guru untuk melakukan penilaian dan memberikan rasa senang pada siswa pada saat melakukan tes. METODE PENELITIAN Desain pengembangan instrumen penilaian kogintif berbasis komputer dengan kombinasi permainan Who Wants to be A Chemist pada materi pokok Struktur Atom untuk kelas X Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional ini mengacu pada desain pengembangan perangkat pembelajaran 4-D Model yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate. Karena penelitian ini hanya status ujicoba maka tahap keempat tidak dilakukan. Data angket penilaian guru dianalisis secara deskriptif kuantitatif dalam bentuk persentase. Persentase dari data yang diperoleh berdasarkan perhitungan skor skala likert: Tabel 1: Skala Likert Kriteria Nilai/Skor Sangat baik 4 Baik 3 Cukup 2 Tidak baik 1 Sangat tidak baik 0 (Riduwan, 2005:15) Data hasil lembar penilaian ini dianalisis dengan menggunakan rumus persentase: K = F NxIxR x100% (Riduwan, 2005:15) K : persentase penilaian F : jumlah jawaban responden N : skor tertinggi dalam angket I : jumlah pertanyaan dalam angket R : jumlah responden Hasil perhitungan persentase data lembar penilaian untuk guru Kimia diinterpretasikan ke dalam kriteria pada tabel berikut: Tabel 2: Interpretasi Skor Penilaian oleh Guru Kimia Skor rata-rata Kriteria Responden (%) 0-20 Sangat lemah 21-40 Lemah 41-60 Cukup 61-80 Kuat 81- (Modifikasi skala Likert dalam Riduwan: 2005) Berdasarkan kriteria tersebut, instrumen penilaian kognitif berbasis komputer dengan kombinasi permainan Who Wants to be A Chemist dikatakan layak apabila rata-rata pesentase dari semua aspek dalam angket sebesar 61% dengan kriteria kuat dan sangat kuat. Data angket penilaian siswa juga dianalisis secara deskriptif kuantitatif dalam bentuk persentase. Persentase dari data yang diperoleh berdasarkan perhitungan skor skala Guttman: Tabel 3: Skor Skala Guttman Jawaban Nilai/skor Ya 1 Tidak 0 (Riduwan, 2005:15) Untuk menghitung persentase dari tiap aspek penilain, rumus yang digunakan adalah: K = F NxIxR x100% dengan: K : persentase penilaian F : jumlah jawaban responden N : skor tertinggi dalam angket I : jumlah pertanyaan dalam angket R : jumlah responden Hasil perhitungan persentase data lembar penilaian untuk siswa diinterpretasikan ke dalam kriteria pada tabel berikut: B - 43

Tabel 4: Interpretasi Skor Penilaian oleh Siswa Skor rata-rata (%) Kriteria Responden 0-20 Sangat lemah 21-40 Lemah 41-60 Cukup 61-80 Kuat 81- (Modifikasi skala Likert dalam Riduwan: 2005) Berdasarkan kriteria tersebut, instrumen penilaian kognitif berbasis komputer dengan kombinasi permainan Who Wants to be A Chemist dikatakan layak apabila rata-rata pesentase dari semua aspek dalam angket sebesar 61 % dengan kriteria kuat dan sangat kuat. Analisis data instrumen penilaian kognitif berupa jawaban siswa digunakan untuk mengetahui karakteristik dari setiap butir soal 1. Analisis data daya pembeda soal untuk siswa Data ini dianalisis untuk mengetahui daya beda yang dilihat dari nilai indeks diskriminasi setiap butir soal, rumus yang digunakan adalah: D = = P P (Arikunto, 2003:213) D : Daya pembeda J A : banyaknya peserta kelompok atas J B : banyaknya peserta kelompok bawah B A : banyaknya peserta kelompok atas yang B B menjawab benar soal itu : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar soal itu P A : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda berdasarkan nilai indeks diskriminasinya: Tabel 5: Klasifikasi Daya Pembeda Indeks Klasifikasi Diskriminasi 0,00-0,20 0,21-0,40 0,41-0,70 0,71-1,00 Negatif Jelek Cukup Baik Baik sekali Tidak baik, sebaiknya dibuang 2. Analisis data tingkat kesukaran butir soal untuk siswa Data ini dianalisis untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal, rumus yang digunakan adalah: P = (Arikunto, 2003:208) P : indeks kesukaran B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS : jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria penafsiran indeks kesukaran butir tes : Tabel 6: Kriteria Penafsiran Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Kriteria Penafsiran (%) 0-15 Sangat sukar 16-30 Sukar 31-70 Sedang 71-85 Mudah 86-100 Sangat mudah, sebaiknya dibuang 3. Analisis data keefektifan option butir soal untuk siswa Data ini dianalisis untuk mengetahui option butir soal berfungsi, baik sebagai pengecoh (distraktor) maupun kunci jawaban. Keefektifan tiap option soal dapat dilakukan dengan menghitung berapa banyak siswa yang menilih option tersebut. Untuk menginterpretasikan keefektifan option dapat digunakan kriteria sebagai berikut: Ditinjau dari banyaknya pemilih, option dinyatakan berfungsi jika: a. Untuk butir soal dengan lima option, dipilih oleh > 3% dari semua peserta tes pada kelompok atas dan kelompok bawah. b. Untuk butir soal dengan empat option, dipilih oleh > 5% dari semua peserta tes pada kelompok atas dan kelompok bawah. 4. Analisis data validasi butir soal untuk siswa Data ini dianalisis untuk mengetahui validitas butir soal. Rumus yang digunakan adalah korelasi product moment menggunakan angka kasar sebagai berikut: B - 44

r = N XY ( X)( Y) {N X ( X) }{N Y ( Y) } (Arikunto, 2003:72) X : skor item Y : skor total N : jumlah siswa X : jumlah skor item Y : jumlah skor total Kriteria interpretasi validitas butir tes : Tabel 7: Kriteria Interpretasi validitas Butir Tes Validitas Interpretasi Validitas Item 0,80-1,00 Sangat tinggi 0,60-0,80 Tinggi 0,40-0,60 Cukup 0,20-0,40 Rendah 0,00-0,20 Sangat rendah 5. Analisis data untuk mencari besarnya reliabilitas Analisis data untuk mencari besarnya reliabilitas menggunakan metode split-half method. Dalam menggunakan metode ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes dan diujicobakan satu kali. Metode belah dua dibelah atas item-item awal dan item-item akhir yaitu separo jumlah pada nomor-nomor awal dan separo nomor-nomor akhir yang disebut dengan belahan awal-akhir. Rumus yang digunakan adalah: r = N XY ( X)( Y) {N X ( X) }{N Y ( Y) } (Arikunto, 2003:93) X : skor item belahan awal Y : skor item belahan akhir N : jumlah siswa X : jumlah skor item belahan awal Y : jumlah skor item belahan akhir Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes, digunakan rumus: r = ( ) (Arikunto, 2003:93) r : korelasi antara skor-skor setiap belahan tes r : koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan Kriteria interpretasi reliabilitas butir item : Tabel 8: Kriteria Interpretasi Reliabilitas Butir Tes Reliabilitas Interpretasi Reliabilitas Item 0,2 Sangat rendah 0,21-0,24 Rendah 0,24-0,26 Sedang 0,26-0,80 Tinggi 0,81-1,00 Sangat tinggi Data lembar observasi aktivitas berupa pertanyaan yang disampaikan siswa pada saat menggunakan media dianalisis secara deskriptif kualitatif sehingga diketahui kekurangan instrumen penilaian kognitif terkait dengan format dan kualitas instrumen penilaian. Data yang diperoleh dari lembar observasi digunakan untuk mendukung data hasil penilaian oleh siswa terhadap instrumen penilaian kognitif berbasis komputer dengan kombinasi permainan Who Wants to be A Chemist di dalamnya. Untuk menghitung persentase data observasi digunakan rumus: Persentase jumlah siswa yang melakukan kegiatan = x100% jumlah seluruh siswa HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini adalah tersedianya instrumen penilaian kognitif berbasis komputer pada dengan kombinasi permainan Who Wants To Be A Chemist pada materi pokok struktur atom untuk kelas X RSBI. Berikut adalah hasil analisis butir soal dan hasil penilaian dari guru kimia dan siswa terhadap instrumen penilaian kognitif berbasis komputer. B - 45

Analisis butir tes meliputi tingkat kesukaran, daya pembeda, keefektifan option, validitas butir tes dan reliabilitas melalui uji coba soal terhadap siswa kelas X. Hasil analisis butir soal ditampilkan pada tabel 9 berikut: Tabel 9: Hasil analisis butir soal No. Validitas Tingkat Daya Keefektifan Option Tidak Dipakai Kesukaran Pembeda a b c d e Dipakai 1. 0,47 0,68 0,49 1 20 4 4 1 2. 0,10 0,56 0,35 8 1 17 0 4 3. 0,38 0,59 0,63 2 7 3 0 18 4. 0,49 0,68 0,63 20 2 6 1 1 5. 0,49 0,68 0,91 0 2 5 20 3 6. 0,43 0,53 0,96 4 9 16 0 1 7. 0,5 0,41 0,77 3 10 12 4 1 8. 0,50 0,74 0,87 0 22 8 0 0 9. 0,37 0,56 0,80 5 17 2 1 5 10. 0,59 0,68 0,16 2 6 2 17 3 11. 0,5 0,38 0,45 3 11 10 5 1 12. 0,14 0,5 0,35 15 5 0 7 3 13. 0,18 0,62 0,61 19 6 3 1 1 14. 0,28 0,65 0,53 10 19 0 0 1 15. 0,17 0,68 0,83 20 1 8 1 0 16. 0,63 0,44 0,73 13 5 7 2 3 17. 0,41 0,38 0,75 10 11 6 1 2 18. 0,35 0,38 0,91 5 2 6 6 11 19. 0,31 0,54 0,64 4 3 3 17 3 20. 0,38 0,32 0,69 5 10 4 6 5 21. 0,8 0,59 0,64 1 1 18 3 7 22. 0,69 0,68 0,33 3 1 4 20 3 23. 0,74 0,68 0,79 3 5 20 1 1 24. 0,57 0,82 0,67 3 0 0 25 2 25. 0,34 0,68 0,66 1 2 5 3 20 26. 0,45 0,65 0,74 1 0 19 10 0 27. 0,61 0,74 0,83 3 1 2 3 22 28. 0,42 0,68 0,90 1 0 20 1 8 29. 0,23 0,65 0,84 19 5 3 3 0 30. 0,32 0,71 0,38 1 3 1 4 21 31. 0,17 0,82 0,64 25 3 1 0 1 32. 0,51 0,71 0,64 4 3 1 1 21 33. 0,43 0,32 0,16 10 9 0 11 0 34. 0,30 0,97 0,15 0 0 0 29 1 35. 0,47 0,71 0,31 7 21 1 1 0 36. 0,63 0,32 0,34 9 6 5 10 0 37. 0,46 0,38 0,60 11 5 6 3 5 38. 0,52 0,41 0,58 12 8 0 3 7 39. 0,74 0,35 0,13 1 5 11 7 6 40. 0,58 0,32 0,47 9 7 10 0 4 41. 0,55 0,53 0,68 16 1 3 0 0 42. 0,55 0,53 0,37 4 0 5 5 16 43. 0,71 0,32 0,44 3 4 4 10 9 44. 0,02 0,06 0,63 0 11 2 7 10 45. 0,02 0,12 0,59 3 4 4 10 9 46. 0,28 0,68 0,76 7 1 0 2 20 B - 46

No. Validitas Tingkat Daya Keefektifan Option Tidak Dipakai Kesukaran Pembeda a b c d e Dipakai 47. 0,44 0,44 0,82 3 3 0 13 6 48. 0,61 0,44 0,68 4 2 1 13 5 49. 0,36 0,74 0,44 5 22 1 2 0 50. 0,47 0,68 0,41 2 20 3 1 4 51. 0,47 0,47 0,85 4 1 14 8 3 52. 0,03 0,26 0,32 2 10 8 5 5 53. 0,19 0,68 0,26 5 20 2 2 1 54. 0,68 0,5 0,09 7 15 8 0 0 55. 0,7 0,53 0,44 16 0 8 4 2 56. 0,79 0,5 0,68 15 7 3 4 1 57. 0,08 0,76 0,68 23 1 0 0 6 58. 0,64 0,62 0,62 4 19 5 2 0 59. 0,86 0,71 0,74 7 21 1 1 0 60. 0,86 0,71 0,5 4 1 2 2 21 61. 0,69 0,79 0,88 1 1 24 4 0 62. 0,83 0,53 0,70 0 0 16 1 3 63. 0,55 0,5 0,57 15 11 0 0 4 64. 0,72 0,16 0,77 6 0 5 7 12 65. 0,71 0,55 0,76 2 3 5 16 4 Jumlah soal yang dipakai 60 Keterangan: angka yang dicetak tebal merupakan kunci jawaban setiap butir soal Tabel 9 di atas merupakan hasil rekapitulasi soal-soal yang digunakan dalam instrumen. Soal-soal tersebut telah dilakukan analisis butir soal yang meliputi tingkat kesukaran, daya pembeda, keefektifan option dan validitas butir soal. Berdasarkan tabel di atas terdapat tiga kelompok butir soal yaitu, kelompok butir soal yang baik, kurang baik dan tidak baik. Kelompok butir soal yang baik yaitu butir soal nomor 1, 3, 4, 5, 6, 9, 11, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 28, 29, 36, 37, 38, 40, 41,42, 43, 46, 47, 48, 50, 51, 55, 56, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, dan 65 akan digunakan dalam instrumen penilaian kognitif sedangkan untuk soal yang kurang baik yaitu butir soal nomor 2, 8, 12, 13, 15, 24, 27, 30, 31, 32, 35, 44, 45, 49, 52, 53 dan 57 akan diperbaiki sehingga dapat digunakan dalam instrumen penilaian. Butir soal yang kurang baik yaitu butir soal nomor 10, 33, 34, 39 dan 54 akan dibuang karena memiliki daya pembeda yang jelek. Hasil dari penilaian guru Kimia dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Berikut adalah hasil dari penilaian guru Kimia. Tabel 10: Hasil angket penilaian oleh guru Kimia No. Aspek Penilaian Kelayakan instrumen (%) Kriteria A. Format Instrumen 1. Sistematika tampilan identitas 2. Sistematika tampilan menu home 87,5 Sangat kuat 3. Sistematika menu Competence 4. Sistematika petunjuk pengerjaan tes untuk siswa pada menu Home 75 Kuat 5. Sistematika tampilan soal dan waktu pengerjaan soal pada menu Examination 6. Sistematika tampilan Quiz Result pada menu Admin 7. Sistematika tampilan Question Bank pada menu Admin B - 47

No. Aspek Penilaian Kelayakan instrumen (%) Kriteria 8. Sistematika tampilan Media Management 87,5 Sangat kuat 9. Sistematika tampilan User Management 10. Sistematika tampilan Upload Images, Musics dan Videos 11. Sistematika tombol-tombol yang digunakan dalam instrumen penilaian Kesesuaian format instrumen penilaian kognitif berbasis komputer 95,45 Sangat kuat B. Kualitas Instrumen 12. Keterbacaan teks 87.5 Sangat kuat 13. Kesesuaian soal dengan indikator hasil belajar 14. Kesesuaian waktu dengan jumlah soal 15. Keserasian warna Background dan tulisan 16. Keserasian gambar dan animasi dengan tes 17. Kejelasan tulisan pada tombol dan petunjuk 75 Kuat 18. Pemilihan musik pengiring 75 Kuat 19. Kemudahan dalam pengoperasian 87,5 Sangat kuat 20. Bentuk tes lebih menyenangkan 21. Bahasa dan istilah yang digunakan mudah dipahami Kualitas tampilan instrumen penilaian kognitif berbasis komputer 90,00 Sangat kuat Berdasarkan penilaian guru Kimia, Instrumen penilaian kognitif berbasis komputer yang telah dikembangkan ini memenuhi kriteria kelayakan format instrumen dengan persentase sebesar 95,45%. Jika diimplementasikan dalam skala Likert, persentase tersebut termasuk dalam skala sangat kuat karena berada pada interval 81-100%. Hal ini menunjukkan bahwa guru sebagai pengguna instrumen penilaian kognitif berbasis komputer secara keseluruhan mengerti dan setuju terhadap format tampilan instrumen yang dikembangkan. Berdasarkan penilaian guru Kimia, instrumen penilaian kognitif yang dikembangkan telah memenuhi kriteria kelayakan kualitas instrumen dengan persentase sebesar 90,00%. Jika diimplementasikan pada skala Likert, persentase tersebut termasuk dalam skala sangat kuat karena berada pada interval 81-100%. Hal ini menunjukkan bahwa guru sebagai pengguna instrumen penilaian kognitif berbasis komputer menyatakan bahwa instrumen penilaian kognitif berbasis komputer yang dikembangkan memiliki kualitas yang sangat baik. Hasil dari penilaian oleh siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Berikut adalah hasil dari penilaian oleh siswa Tabel 11: Hasil angket penilaian oleh siswa No. Aspek Penilaian Kelayakan instrumen (%) Kriteria A. Format Instrumen 1. Sistematika tampilan identitas 2. Sistematika tampilan menu home 3. Sistematika petunjuk pengerjaan tes 93,33 Kuat 4. Sistematika tampilan soal dan waktu B - 48

No. Aspek Penilaian Kelayakan instrumen (%) Kriteria pengerjaan soal pada menu Examination 5. Sistematika tampilan audio 66,67 Sangat kuat 6. Sistematika tombol-tombol yang digunakan dalam instrumen penilaian Kesesuaian format instrumen penilaian kognitif berbasis komputer 93,33 Sangat kuat B. Kualitas Instrumen 7. Keterbacaan teks 8. Kesesuaian waktu dengan jumlah soal 93,3 Sangat kuat 9. Keserasian warna Background dan tulisan 10. Keserasian gambar dan animasi dengan tes 11. Kejelasan tulisan pada tombol dan petunjuk 100 Kuat 12. Pemilihan musik pengiring 53,3 Kuat 13. Kemudahan dalam pengoperasian 93,3 Sangat kuat 14. Bentuk tes lebih menyenangkan 15. Bahasa dan istilah yang digunakan mudah dipahami 80 Sangat kuat Kualitas tampilan instrumen penilaian kognitif berbasis komputer 91,11 Sangat kuat Berdasarkan penilaian siswa, Instrumen penilaian kognitif yang dikembnagkan pada materi pokok struktur atom telah memenuhi kriteria kelayakan format instrumen sebesar 93,33%. Jika diimplementasikan dalam skala Likert, persentase tersebut termasuk dalam skala sangat kuat karena berada pada interval 81-100%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sebagai pengguna instrumen penilaian kognitif berbasis komputer secara keseluruhan mengerti dan setuju terhadap format tampilan instrumen yang dikembangkan dengan sangat jelas. komputer yang dikembangkan memiliki kualitas yang sangat baik. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap instrumen penilaian kognitif berbasis komputer dengan kombinasi permainan Who Wants To Be A Chemist pada materi pokok struktur atom yang telah dikembangkan dinyatakan layak untuk digunakan sebagai instrumen penilaian kognitif berbasis komputer. Dengan rincian sebagai berikut: Berdasarkan penilaian siswa, instrumen penilaian kognitif yang dikembangkan telah memenuhi kriteria kelayakan kualitas instrumen dengan persentase sebesar 91,11%. Jika diimplementasikan pada skala Likert, persentase tersebut termasuk dalam skala sangat kuat karena berada pada interval 81-100%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sebagai pengguna instrumen penilaian kognitif berbasis komputer menyatakan bahwa instrumen penilaian kognitif berbasis 1. Penilaian oleh guru Kimia diperoleh persentase kelayakan instrumen penilaian kognitif berbasis komputer ditinjau dari format instrumen penilaian kognitif berbasis komputer sebesar 95,45% (sangat layak) dan kualitas instrumen penilaian kognitif berbasis komputer sebesar 90,00% (sangat layak). 2. Penilaian oleh siswa diperoleh persentase kelayakan instrumen penilaian kognitif berbasis komputer ditinjau dari format instrumen penilaian kognitif berbasis komputer sebesar 93,33% (sangat layak) dan kualitas instrumen penilaian kognitif berbasis komputer sebesar 91,11% (sangat layak). B - 49

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharismi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada BSNP. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: BSNP Christie,Michael F, Andre Jaun and Lars-Erric Johnson. 2002. Evaluating the use of ICT in engineering education European Journal of Engineering Education Vol. 27, No. 1, 3-20. http://search.ebscohost.com/ diakses tanggal 20 Maret 2011 Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga Depdiknas. 2007. Panduan Pelaksanaan Pembinaan Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional (SMA-BI). Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Effendi. 2008. A-Level Chemistry for Senior High School Student Vol. 1. Malang: Bayumedia Publishing Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Haryati, Mimin. 2009. Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Pressharword Ibrahim, Muslimin. 2001. Model Pengembngan Perangkat Pengajaran Menurut Jerolt, E. Kemp & Thiagarajan. Surabaya: FMIPA UNESA Johari, J. M. C dan M. Rachmawati. 2006. Buku Kerja Dengan Pendekatan Belajar Aktif. Jakarta: esis Juari, Sri K, dkk. 2004. Kimia Untuk Kelas X. Yogyakarta: Intan Pariwara Rohmah, Latifatur. 2010. Pengembangan Instrumen Penilaian Kognitif Berbasis Komputer Pada Materi Pokok Unsur, Senyawa dan Campuran Untuk Kelas VII SMP Bertaraf Internasional. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Surabaya: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya Ruchard. 2007. IGCSE New Edition Chemistry 7 th Edition. Cambridge: Cambridge University Press Riduwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel- Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta Sadiman, Arif dkk. 2008. Media Pendidikan: Pengartian, Pengertian, Pengembangan Dan Pemanfaatan. Jakarta: Raya Grafindo Persada Tim penyusun. 2006. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi Universitas Negeri Surabaya. Surabaya: Unesa B - 50