BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1874, 2014 LIPI. Kerja Sama. Pedoman PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG KERJA SAMA DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan kapasitas sumber daya penelitian, percepatan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan pemanfaatan hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), perlu mengupayakan kerja sama dengan pihak lain, baik dari dalam negeri maupun luar negeri; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala LIPI tentang Kerja Sama di Lingkungan LIPI; Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4012);
2 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4219); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta Hasil Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4497); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2006 tentang Perizinan Melakukan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Bagi Perguruan Tinggi Asing, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Asing, Badan Usaha Asing dan Orang Asing (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4666); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2009 tentang Perizinan Pelaksanaan Kegiatan Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang Berisiko Tinggi dan Berbahaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 113, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5039); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 275, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5379); 7. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013; 8. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013;
3 Menetapkan 9. Keputusan Presiden Nomor 162/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Struktural Eselon I di Lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; 10. Peraturan Kepala LIPI Nomor 1 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; MEMUTUSKAN: : PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA TENTANG KERJA SAMA DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala ini yang dimaksud dengan: 1. Kerja Sama adalah kegiatan yang dilakukan bersama oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dengan mitra kerja sama untuk mencapai tujuan bersama berdasarkan kesepakatan bersama yang dituangkan dalam dokumen tertulis yang ditandatangani oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan mitra kerja sama. 2. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, yang selanjutnya disingkat LIPI adalah Lembaga Pemerintah NonKementerian yang menangani urusan pemerintahan bidang ilmu pengetahuan. 3. Mitra Kerja Sama adalah pihak yang melakukan kerja sama dengan LIPI. 4. Nota Kesepahaman atau disebut Memorandum of Understanding atau disebut Umbrella Agreement adalah perjanjian pendahuluan yang disepakati oleh LIPI dengan mitra kerja sama sebagai payung hukum dalam pelaksanaan kerja sama yang memuat hal-hal umum. 5. Perjanjian Kerja Sama adalah kesepakatan tertulis yang dibuat oleh LIPI dan mitra kerja sama untuk melaksanakan kerja sama. 6. Satuan Kerja adalah satuan kerja setingkat eselon II dan eselon III di lingkungan LIPI. 7. Hak Kekayaan Intelektual adalah hak yang timbul dari hasil olah pikir suatu kreativitas intelektual manusia yang menghasikan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia dan bernilai ekonomis. 8. Perjanjian Pengalihan Material, yang selanjutnya disingkat PPM adalah kesepakatan tertulis antara penyedia material dan penerima material atas pengalihan material yang disertai dengan daftar material.
4 Pasal 2 (1) Peraturan ini dimaksudkan sebagai pedoman untuk memberikan keseragaman mengenai tata cara penyiapan, pelaksanaan, pengadministrasian, pemantauan, dan evaluasi dalam pelaksanaan kerja sama di lingkungan LIPI. (2) Peraturan ini bertujuan untuk melaksanakan kerja sama yang setara, adil, saling menghormati, menghargai, dan saling menguntungkan. Pasal 3 Kerja sama di lingkungan LIPI bertujuan untuk: a. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi; b. mengoptimalkan pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya untuk mempercepat penemuan atau perakitan teknologi baru berdasarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi; c. mempercepat diseminasi dan adopsi teknologi; d. meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia. Pasal 4 Kerja sama dilaksanakan berdasarkan prinsip: a. transparansi dan akuntabel; b. saling menghormati dan menghargai; c. menguntungkan LIPI dan mitra kerja sama; d. efektif dan efisien; e. partisipatif; f. konkret dan legalitas. Pasal 5 Kerja sama dilaksanakan berlandaskan etika: a. menjalin hubungan yang harmonis dan konstruktif atas dasar kejujuran, kepercayaan, saling menghormati, dan saling menghargai; b. menjaga dan mengutamakan kepentingan LIPI dan mitra kerja sama dengan tetap memperhatikan kepentingan umum; c. menjaga ketertiban dalam pelaksanaan kerja sama; d. melaksanakan kerja sama sesuai dengan kesepakatan.
5 Kerja sama berbentuk: a. Nota Kesepahaman; b. Perjanjian Kerja Sama; BAB II BENTUK, BIDANG, DAN MITRA KERJA SAMA Bagian Kesatu Bentuk Kerja Sama Pasal 6 c. Bentuk kerja sama selain sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b. Bidang kerja sama meliputi: a. Kerja Sama Penelitian; b. Kerja Sama NonPenelitian. Bagian Kedua Bidang Kerja Sama Pasal 7 Pasal 8 Kerja Sama Penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a meliputi: a. penelitian dan pengembangan dalam bidang-bidang yang disepakati; b. penguatan kapasitas serta pemanfaatan sarana dan prasarana penelitian; c. pertukaran tenaga ahli, informasi, publikasi, dan hasil-hasil penelitian; d. bentuk lain yang disepakati. Pasal 9 Kerja Sama NonPenelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b meliputi: a. peningkatan kemampuan dan/atau ketrampilan sumber daya manusia; b. pertemuan ilmiah antara lain seminar, workshop, konferensi baik nasional maupun internasional; c. penguatan inovasi, penerapan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi; d. jasa konsultasi dan tenaga ahli; e. diseminasi hasil penelitian; f. bentuk lain yang disepakati.
6 Mitra kerja sama, terdiri atas: Bagian Ketiga Mitra Kerja Sama Pasal 10 a. Mitra kerja sama dalam negeri, meliputi: 1) Pemerintah yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, perguruan tinggi negeri, lembaga penelitian dan pengembangan pemerintah, dan organisasi pemerintah; 2) Nonpemerintah, yaitu badan usaha, perguruan tinggi swasta, lembaga penelitian dan pengembangan swasta, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga nirlaba, dan badan hukum swasta lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. b. Mitra kerja sama luar negeri, yaitu pemerintah, perguruan tinggi, organisasi internasional, lembaga swadaya masyarakat, dan badan hukum luar negeri lainnya. Pasal 11 Mitra kerja sama harus memenuhi syarat: 1. memiliki dokumen hukum pendirian badan hukum; dan 2. memiliki profil badan hukum. BAB III KETENTUAN KERJA SAMA Bagian Kesatu Syarat Pasal 12 Kerja sama yang dilaksanakan dengan LIPI harus memenuhi syarat: 1. memiliki lingkup kerja sama yang sesuai dan mendukung tugas dan fungsi LIPI sebagai lembaga penelitian; 2. memiliki kesanggupan untuk berkontribusi antara lain sarana, prasarana, dana, dan/atau sumber daya lainnya untuk keberhasilan kerja sama; 3. menyanggupi untuk melaksanakan kerja sama dan mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan; 4. ditandatangani oleh pihak yang berwenang dan memiliki kedudukan seimbang antara LIPI dan mitra kerja sama.
7 Bagian Kedua Naskah Kerja Sama Pasal 13 Naskah Nota Kesepahaman paling sedikit memuat: a. judul; b. waktu dan tempat penandatanganan; c. identitas para pihak (LIPI dan mitra kerja sama), didahului dengan nama institusinya; d. konsiderans/pertimbangan dalam penyusunan; e. maksud dan tujuan f. ruang lingkup; g. pelaksanaan; h. pembiayaan; i. penyelesaian perselisihan; j. jangka waktu; k. lain-lain; l. penutup; m. pihak penandatangan Pasal 14 (1) Naskah perjanjian kerja sama paling sedikit memuat: a. judul; b. waktu dan tempat penandatanganan; c. identitas para pihak (LIPI dan mitra kerja sama), didahului dengan nama institusinya; d. konsiderans/pertimbangan dalam penyusunan; e. maksud dan tujuan; f. ruang lingkup; g. pelaksanaan (ada koordinator pelaksana, kegiatan pemantauan dan evaluasi); h. hak dan kewajiban; i. pembiayaan; j. hasil kerja sama/hak Kekayaan Intelektual; k. kerahasiaan;
8 l. force majeure; m. penyelesaian perselisihan; n. jangka waktu; o. amandemen/addendum; p. lain-lain; q. penutup; r. pihak penandatangan; (2) Pelaksanaan kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g wajib dilengkapi dengan rencana kerja (action plan) yang disusun berdasarkan kesepakatan antara LIPI dan mitra kerja sama. (3) Dalam hal pelaksanaan kerja sama terjadi pengalihan material, wajib menggunakan PPM. Pasal 15 Apabila salah satu pihak dalam kerja sama adalah pihak asing, naskah kerja sama harus dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Pasal 16 Ketentuan penulisan pihak penandatangan, sebagai berikut: a. tanpa jabatan; b. mencantumkan gelar/pangkat; c. pihak pertama berada di sebelah sisi kiri; d. logo pihak pertama berada di sebelah sisi kiri. Bagian Ketiga Tahapan dan Mekanisme Pasal 17 Pembuatan kerja sama dilakukan melalui tahap penjajakan, penyusunan naskah, pembahasan, dan penandatanganan. Pasal 18 (1) Mekanisme kerja sama dilakukan dengan mengajukan usulan permohonan kerja sama kepada Kepala LIPI atau Sekretaris Utama LIPI atau Kedeputian LIPI terkait dengan tembusan Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas LIPI. (2) Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas LIPI bersama-sama dengan mitra kerja sama, Satuan Kerja pengusul, dan/atau Satuan Kerja terkait membuat naskah kerja sama untuk disepakati.
9 (3) Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas LIPI menyelenggarakan penandatanganan naskah kerja sama kecuali untuk kerja sama di lingkungan Satuan Kerja dapat dilaksanakan oleh Satuan Kerja. Pasal 19 (1) Dalam hal pelaksanaan kerja sama, wajib menunjuk koordinator dari LIPI dan mitra kerja sama. (2) Koordinator sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas sebagai perwakilan dari LIPI dan mitra kerja sama mulai dari tahap pembuatan kerja sama, pelaksanaan, sampai dengan pemantauan dan evaluasi. Bagian Keempat Penandatanganan Pasal 20 Pihak yang berwenang dan memiliki kedudukan seimbang dalam penandatangan naskah kerja sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 angka 4 sebagai berikut: a. Penandatangan dilaksanakan oleh Kepala LIPI atau pejabat eselon I di lingkungan LIPI, apabila mitra kerja sama setingkat menteri, gubernur, walikota, bupati, direktur utama, rektor, dan pejabat lain yang disetarakan. b. Penandatangan dilaksanakan oleh Kepala Satuan Kerja, apabila mitra kerja sama setingkat pejabat eselon II, kepala dinas, dekan, direktur, dan pejabat lain yang disetarakan. Pasal 21 (1) Penandatanganan naskah kerja sama dilakukan secara terbuka di depan publik. (2) Dalam hal tertentu, penandatanganan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditandatangani masing-masing pihak secara terpisah. Bagian Kelima Pembiayaan Pasal 22 Pembiayaan kerja sama dapat bersumber dari: a. LIPI dan mitra kerja sama; b. salah satu pihak kerja sama; dan/atau c. pihak ketiga atau pihak lain yang disepakati LIPI dan mitra kerja sama.
10 (1) Hasil kerja sama, sebagai berikut: a. data dan informasi; Bagian Keenam Hasil Kerja Sama Pasal 23 b. alih ilmu pengetahuan dan teknologi; c. kegiatan ilmiah antara lain workshop, seminar, diskusi publik, dan kegiatan ilmiah lainnya; d. rekomendasi dan kebijakan; e. publikasi ilmiah; f. Hak Kekayaan Intelektual; g. prototipe; h. invensi; i. inovasi; j. lisensi; k. sumber daya manusia terlatih; l. spesimen acuan; m. temuan; n. hasil lain yang disepakati selain sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf m. (2) Ketentuan lebih lanjut tentang hasil kerja sama diatur kemudian sesuai dengan kesepakatan LIPI dan mitra kerja sama. Bagian Ketujuh Pengelolaan Barang Milik Negara Pasal 24 Pelaksanaan kerja sama dapat memanfaatkan barang milik negara c.q. LIPI dan/atau mitra kerja sama sesuai dengan peraturan perundangundangan. Pasal 25 Kerja sama yang menghasilkan barang milik negara dikelola oleh pengelola barang milik negara di masing-masing Satuan Kerja terkait dan berkoordinasi dengan Biro Umum LIPI dalam hal penetapan status barang milik negara.
11 Bagian Kedelapan Pemantauan dan Evaluasi Pasal 26 Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan oleh Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas LIPI dan Satuan Kerja pengusul. Pasal 27 (1) Satuan Kerja yang melaksanakan kerja sama wajib menyampaikan laporan berkala. (2) Laporan berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun dan disampaikan kepada Deputi terkait dengan tembusan kepada Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas LIPI. Pasal 28 Perpanjangan jangka waktu kerja sama dapat diberikan setelah dilakukan pemantauan dan evaluasi. Bagian Kesembilan Dokumentasi Naskah Pasal 29 Naskah kerja sama asli disampaikan ke Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas LIPI untuk disimpan. BAB IV PENUTUP Pasal 30 Peraturan kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala LIPI ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Desember 2014 KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA, ISKANDAR ZULKARNAIN Diundangkan di Jakarta pada tanggal 5 Desember 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, YASONNA H. LAOLY