PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 1978 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH LAMPUNG FARMA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 04 TAHUN 1986 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PARWITA YASA PABRIK ES SARI PETOJO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN PERTANIAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM PERUSAHAAN NEGARA ANGKUTAN MOTOR DAMRI

PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "BINA KARYA" Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1962 Tanggal 13 Nopember 1962 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1962 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ANGKASA PURA KEMAYORAN

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 15 TAHUN 1991 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH WAHANA RAHARJA PROVINSI DAERAH TINGKAT I LAMPUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM PERUSAHAAN PERKEBUNAN NEGARA ANEKA TANAMAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA REASURANSI UMUM INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN JASA RAHARJA

PERATURAN PEMERINTAH (PP) NOMOR 45 TAHUN 1971 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM ASURANSI SOSIAL A.B.R.I. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN JASA RAHARJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN JASA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 181 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA INDUSTRI KULIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1964 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "KOJA" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 178 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PEGADAIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1972 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM KEHUTANAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM PERUSAHAAN DAGANG NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLI5K INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 196 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN JASA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1964 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PUPUK SRIWIJAYA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM PERUSAHAAN PERKEBUNAN KARET NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1962 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA KERTAS PEMATANG SIANTAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "JAKARTA LLOYD" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Mendengar : Menteri Pertama, Wakil Menteri Pertama Bidang distribusi, dan Menteri Perhubungan Udara:

PERATURAN PEMERINTAH (PP) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 123 TAHUN 1961 (123/1961) 17 APRIL 1961 (JAKARTA) Sumber: LN 1961/147

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1967 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN NEGARA JATILUHUR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABU PATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 1991 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR 8 TAHUN TENTANG BANK PEMBANGUNAN PROVINSI DAERAH TINGKAT I LAMPUNG

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN EKA NUSA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA SEMEN PADANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dianggap perlu untuk mengubah ketatalaksanaan Perusahaan-perusahaan Pertanian Negara, kesatuankesatuan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA REASURANSI UMUM INDONESIA (GAYA BARU)

a. mengadakan kerja-sama dan kesatuan tindakan dalam mengurus perusahaanperusahaan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1964 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PUPUK SRIWIJAYA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PEMBANGUNAN INDUSTRI RAKYAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1971 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SANG HYANG SERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1966 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA HASIL LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "PELABUHAN DAERAH VI" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ARTA YASA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "PEMBANGUNAN PERUMAHAN" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1962 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA TAMBANG BATUBARA SEBUKU/LOAKULU

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA IRIAN BHAKTI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDIRIAN PERUSAHAAN KEHUTANAN NEGARA JAWA TIMUR PERUSAHAAN KEHUTANAN NEGARA. JAWA TIMUR. PENDIRIAN.

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 193 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA INDUSTRI URUSAN MEKANISASI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1978 TENTANG PERUSAHAAN UMUM POS DAN GIRO. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 216 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA INDUSTRI PERKAPALAN DAN PERUSAHAAN ANGKUTAN

PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA TELEKOMUNIKASI Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1965 Tanggal 6 Juli 1965 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM PERUSAHAAN MEKANISASI PERTANIAN NEGARA Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1963 Tanggal 22 April 1963

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1971 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN POS DAN GIRO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1964 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA BIRO KLASIFIKASI INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1962 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PERCETAKAN PENERBITAN DAN PABRIK TINTA GITA KARYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR : 5/PERDA/1976 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 219 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PABRIK KAPAL INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1977 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM ASURANSI SOSIAL TENAGA KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "PERTAMBANGAN MINYAK INDONESIA" (PERTAMIN)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1962 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1974 TENTANG PERUSAHAAN UMUM "PEMBANGUNAN PERUMAHAN NASIONAL" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 218 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA LOGAM MULIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1968 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA TAMBANG TIMAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI JIWASRAYA Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1965 Tanggal 24 Desember 1965 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN KEHUTANAN NEGARA KALIMANTAN TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN PERIKANAN NEGARA MALUKU. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA TAMBANG EMAS CIKOTOK. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 215 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "LOKANANTA" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMBENTUKAN PERUSAHAAN UMUM "OTORITA JATILUHUR" (Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1970 Tanggal 23 Mei 1970) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN POS DAN GIRO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PERCETAKAN DWI GRAFIKA Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1962 Tanggal 12 Oktober 1962 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM INDUSTRI MESIN DAN ALAT LISTRIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA KERETA API

PERATURAN PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA REASURANSI UMUM INDONESIA (GAYA BARU)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA INDUSTRI KIMIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 175 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN PERKEBUNAN NEGARA KESATUAN PERINTIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 217 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASAM ARANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN PERKEBUNAN NEGARA KESATUAN SUMATERA UTARA II

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 186 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA INDUSTRI LOGAM DAN MESIN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI JIWA EKA SEJAHTERA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA FARMASI DAN ALAT KESEHATAN "NURANI FARMA"

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN-PERUSAHAAN PERKEBUNAN GULA NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1970 Tentang : Pembentukan Perusahaan Umum "Otorita Jatiluhur"

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "SARI HUSADA" Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1974 TENTANG PERUSAHAAN UMUM ANGKASA PURA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "ADHI KARYA" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN PERTANIAN NEGARA KESATUAN SUMATERA UTARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1964 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA BIRO KLASIFIKASI INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1968 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA TAMBANG BATU BARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN EKA KARYA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 1978 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH LAMPUNG FARMA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I LAMPUNG: Menimbang : a. Bahwa dalam rangka peningkatan pendapatan Daerah guna menunjang lajunya pembangunan, dipandang perlu untuk membentuk Perusahaan Daerah yang berusaha di lapangan Farmasi dan alat-alat kesehatan; b. Bahwa Perusahaan Daerah tersebut perlu ditetapkan dengan suatu Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Lampung. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Lampung; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah; 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1963 tentang Farmasi. 5. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 1969 tentang Penerbitan Pungutan Daerah; 6. Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Lampung tanggal 15 Desember 1971 Nomor 15/Kept/CH/DPRD/71-72 tentang Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Lampung. MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I LAMPUNG TENTANG PERUSAHAAN DAERAH LAMPUNG FARMA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Lampung. 2. Gubernur Kepala Daerah adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung. 3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Lampung.

4. Perusahaan Daerah adalah Perusahaan Daerah Lampung Farma. 5. Direksi adalah Perusahaan Daerah Lampung Farma. 6. Badan Pengawas adalah Badan Pengawas Perusahaan Daerah Lampung Farma. BAB II PENDIRIAN Pasal 2 Perusahaan Daerah didirikan berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1962 (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 10 tentang Perusahaan Daerah. BAB III KETENTUAN DASAR Pasal 3 (1) Perusahaan Daerah adalah badan Hukum yang berhak melakukan usaha-usaha berdasarkan Peraturan Daerah ini; (2) Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini maka terhadap Perusahaan Daerah berlaku juga segala ketentuan hukum positif Indonesia lainnya. BAB IV TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 4 Perusahaan Daerah berkedudukan dan berkantor pusat di Ibu kota Propinsi Daerah Tingkat I Lampung dan dapat mempunyai Kantor-kantor Cabang dan Kantor-kantor Perwakilan di dalam dan di luar Propinsi Daerah Tingkat I Lampung. BAB V TUJUAN DAN USAHA Pasal 5 (1) Perusahaan Daerah bertujuan memupuk atau mencari dana/modal yang diperlukan untuk menunjang usaha-usaha pembangunan dalam rangka melaksanakan Pembangunan Daerah.

(2) Untuk mencapai dan melaksanakan tujuan dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, Perusahaan Daerah dengan berpedoman pada dasardasar komersil yang sehat dan tidak meninggalkan fungsi sosialnya bagi masyarakat, melakukan usaha-usaha sebagai berikut: a. Produksi obat-obatan; b. Distribusi obat-obatan dan alat-alat kesehatan; c. Perdagangan Umum dalam bidang Farmasi. (3) Bekerja sama dengan Perusahaan lain yang bergerak dalam bidang yang sama seperti Perusahaan Negara/Swasta/Daerah dan Koperasi. BAB VI MODAL Pasal 6 (1) Modal dasar Perusahaan Daerah berjumlah Rp. 122.478.697,12 (Seratus dua puluh dua juta empat ratus tujuh belas delapan ribu enam ratus sembilan puluh tujuh dua belas sen) dan seluruhnya merupakan kekayaan Pemerintah Daerah yang dipisahkan; (2) Modal Perusahaan Daerah dapat ditambah atau dikurangi dengan Peraturan Daerah; (3) Perusahaan Daerah mempunyai cadangan umum yang dibentuk dan dipupuk menurut ketentuan-ketentuan dalam Pasal 19 Peraturan Daerah ini; (4) Perusahaan Daerah tidak mempunyai cadangan diam atau cadangan rahasia; (5) Semua alat-alat liquide disimpan dalam Bank yang ditunjuk oleh Gubernur Kepala Daerah. BAB VII PIMPINAN PERUSAHAAN Pasal 7 (1) Perusahaan Daerah dipimpin oleh suatu Direksi yang terdiri dari seorang Direktur dan dibantu oleh seorang Wakil Direktur; (2) Direktur bertanggung jawab kepada Gubernur Kepala Daerah dan Wakil Direktur bertanggung jawab kepada Direktur; (3) Anggota Daerah adalah Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat-syarat kecakapan dan kejujuran yang diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Kepala Daerah setelah mendengar pertimbangan-pertimbangan dari Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, untuk waktu selama-lamanya 4 (empat) tahun dan

setelah waktu itu berakhir anggota yang bersangkutan dapat diangkat kembali, maksimal untuk 2 (dua) kali masa jabatan. Pasal 8 (1) Antara Gubernur Kepala Daerah dan Anggota-anggota Direksi serta antara sesama anggota Direksi sendiri, tidak boleh ada hubungan keluarga sampai derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun ke samping termasuk menantu dan ipar; (2) Anggota Direksi tidak boleh merangkap jabatan lain, kecuali dengan seizin Gubernur Kepala Daerah; (3) Anggota Direksi tidak boleh mempunyai kepentingan Pribadi langsung atau tidak pada perkumpulan/perusahaan lain yang berusaha dalam lapangan yang bertujuan mencari laba. Pasal 9 (1) Anggota Direksi berhenti karena meninggal dunia atau karena masa jabatan berakhir atau dapat diberhentikan sewaktu-waktu oleh Gubernur Kepala Daerah karena: a. Permintaan sendiri. b. Melakukan tindakan yang merugikan Perusahaan Daerah. c. Melakukan tindakan atau sikap yang bertentangan dengan Kepentingan Daerah maupun kepentingan Negara; d. Melakukan tindakan yang melawan hukum. (2) Pemberhentian karena alasan tersebut pada ayat (1) huruf b, c dan d merupakan pemberhentian tidak dengan hormat. (3) Sebelum pemberhentian karena alasan pada ayat (1) huruf b, c dan d dilakukan, anggota Direksi yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk membela diri dalam waktu satu bulan setelah anggota Direksi yang bersangkutan menerima pemberitahuan tentang niat akan pemberhentian itu oleh Gubernur Kepala Daerah. (4) Selama persoalan tersebut dalam ayat (3) belum diputuskan, maka Gubernur Kepala Daerah dapat memberhentikan untuk sementara anggota Direksi. Apabila dalam waktu setelah pemberhentian Anggota Direksi berdasarkan ayat (2) maka Pemberhentian sementara itu menjadi batal dan anggota Direksi yang bersangkutan dapat segera menjalankan jabatannya lagi, kecuali bilaman untuk keputusan pemberhentian termaksud dalam ayat (2) diperlukan Keputusan Pengadilan, dan hal itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan.

Pasal 10 (1) Direksi mewakili Perusahaan Daerah di dalam dan di luar pengadilan; (2) Direksi dapat menyerahkan kekuasaan mewakili tersebut dalam ayat (1) kepada seorang anggota/beberapa orang pegawai Perusahaan Daerah, baik sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang/badan lain. Pasal 11 (1) Direksi menentukan kebijaksanaan dalam pimpinan Perusahaan Daerah; (2) Direksi mengurus dan menguasai kekayaan Perusahaan Daerah; (3) Tata tertib dan cara menjalankan Direksi dalam Perusahaan Daerah diatur dalam suatu peraturan yang ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan Gubernur Kepala Daerah. Pasal 12 Direksi memerlukan persetujuan atau pemberian kuasa Gubernur Kepala Daerah untuk : a. Mengadakan perjanjian-perjanjian dengan Bank-bank dan pihakpihak lain untuk kepentingan Perusahaan Daerah. b. Membuka kantor-kantor Cabang/Perwakilan baik di dalam maupun di luar Daerah. c. Mengeluarkan pinjaman-pinjaman obligasi. d. Menjalankan perkara dalam pengadilan, melepas hak atas Banding dari suatu Keputusan hakim dan memberikan kuasa untuk mengadakan arbitrage. e. Membeli, menjual ataupun dengan cara lain mendapatkan atau melepaskan hak atas barang-barang bergerak dan tidak bergerak milik Perusahaan. BAB VIII PENGAWASAN Pasal 13 Direksi berada di bawah pengawasan Badan Pengawas yang pembentukannya ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah.

BAB IX TANGGUNG JAWAB DAN TUNTUTAN GANTI RUGI PEGAWAI Pasal 14 (1) Semua pegawai Perusahaan Daerah, termasuk anggota Direksi dalam kedudukan selaku demikian, yang tidak dibebani tugas penyimpanan uang, surat-surat berharga dan barang-barang persediaan milik Perusahaan yang karena tindakan-tindakan melawan hukum atau karena melalaikan kewajiban dan tugas yang dibebankan kepada mereka dengan langsung atau tidak langsung telah menimbulkan kerugian bagi Perusahaan Daerah diwajibkan mengganti kerugian tersebut; (2) Ketentuan-ketentuan tentang tuntutan ganti rugi terhadap Pegawai Negeri/Daerah berlaku sepenuhnya terhadap Pegawai Perusahaan Daerah; (3) Semua Pegawai Perusahaan Daerah yang dibebani tugas penyimpanan, pembayaran atau penyerahan uang dan surat-surat berharga milik Perusahaan yang disimpan di dalam gudang atau tempat penyimpanan yang khusus dan semata-mata digunakan untuk keperluan itu diwajibkan bertanggung jawab tentang pelaksanaan tugasnya kepada Badan yang ditunjuk oleh Gubernur Kepala Daerah sebagaimana dimaksud Pasal 27 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah; (4) Semua surat bukti dan surat lainnya sebagaimana juga sifatnya termasuk bilangan Tatabuku dan administrasi Perusahaan Daerah, disimpan di tempat Perusahaan Daerah atau tempat lainnya yang ditunjuk oleh Gubernur Kepala Daerah, kecuali untuk sementara dipindahkan ke Badan dimaksud dalam ayat (3) tersebut di atas hal dianggapnya perlu untuk kepentingan pemeriksaan; (5) Untuk keperluan Pemeriksaan bertalian dengan penetapan pajak dan kontrole Akuntan, pada umumnya surat bukti dan surat lainnya termasuk pada ayat (4) untuk sementara dipindahkan ke Jawatan Akuntan Negara. BAB X KEPEGAWAIAN Pasal 15 (1) Kedudukan hukum, gaji, pensiun dan sumbangan serta hasil lainnya bagi Direksi dan pegawai/pekerja Perusahaan Daerah diatur dengan Peraturan Daerah sebagaiman yang dimaksud dalam Pasal 26 ayat

(1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah. (2) Direksi mengangkat dan memberhentikan pegawai/pekerja Perusahaan Daerah berdasarkan Peraturan Daerah yang dimaksud ayat (1) pasal ini dengan persetujuan Gubernur Kepala Daerah BAB XI TAHUN BUKU Pasal 16 Tahun buku Perusahaan Daerah adalah tahun takwin. BAB XII ANGGARAN PERUSAHAAN DAERAH Pasal 17 (1) Direksi diwajibkan membuat Anggaran Perusahaan Daerah dengan mendengar pertimbangan Badan Pengawas, selambat-lambatnya (3) tiga bulan sebelum Tahun buku baru mulai berlaku, Anggaran tersebut oleh Direksi dikirim kepada Gubernur Kepala Daerah untuk dimintakan persetujuannya. (2) Kecuali apabila Gubernur Kepala Daerah mengemukakan keberatan atau menolak proyek-proyek yang dimuat di dalam Anggaran Perusahaan ini sebelum menginjak tahun buku baru, maka anggaran tersebut berlaku sepenuhnya. (3) Anggaran tambahan atau perubahan Anggaran dalam tahun buku yang bersangkutan oleh Direksi, dengan pertimbangan Badan pengawas, untuk berlakunya terlebih dahulu mendapat persetujuan Gubernur Kepala Daerah. BAB XIII LAPORAN HASIL USAHA DAN KEGIATAN PERUSAHAAN DAERAH Pasal 18 (1) Laporan perhitungan hasil usaha berkala dan kegiatan Perusahaan Daerah dikirim oleh Direksi kepada Gubernur Kepala Daerah setiap triwulan sekali; (2) Untuk tiap tahun buku oleh Direksi disusun perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi dan disampaikan

Kepada Gubernur Kepala Daerah selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah tahun buku yang bersangkutan berakhir untuk disyahkan; (3) Cara penilaian pos dalam perhitungan tahunan harus disebutkan; (4) Jika dalam waktu 1 (satu) bulan setelah menerima perhitungan tahunan dimaksud dalam ayat (2), oleh Gubernur Kepala Daerah tidak diajukan keberatan tertulis, maka perhitungan tahunan itu dianggap telah disyahkan; (5) Perhitungan tahunan dimaksud dalam ayat (2), disyahkan oleh Gubernur Kepala Daerah, pengesahan termaksud memberikan pembebasan kepada Direksi terhadap segala sesuatu yang termuat dalam perhitungan tahunan tersebut. BAB XIV PENETAPAN DAN PENGGUNAAN LABA SERTA PEMBERIAN JASA PRODUKSI Pasal 19 (1) Dari laba bersih yang telah disyahkan menurut Pasal 18, setelah terlebih dahulu dikurangi dengan penyusutan, cadangan tujuan dan pengurangan lain yang wajar dalam Perusahaan Daerah ditetapkan untuk: a. Dana Pembangunan Daerah sebesar 30%; b. Anggaran Belanja Daerah sebesar 25%; c. Cadangan umum sebesar...20%; d. Sosial dan Pendidikan sebesar..10%; e. Jasa Produksi sebesar. 10%; f. Sumbangan Dana untuk pesiun dan sumbangan Pegawai sebesar...5%; (2) Penggunaan laba cadangan umum, bilamana telah tercapai tujuannya dapat dialihkan kepada penggunaan lain dengan keputusan Gubernur Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. (3) Cara mengurus dan penggunaan dana penyusutan cadangan tujuan dan pengurangan lainnya yang wajar termaksud pada ayat (1) ditentukan oleh Gubernur Kepala Daerah.

BAB XV PEMBUBARAN Pasal 20 (1) Pembubaran Perusahaan Daerah dan penunjukan likwidaturnya ditetapkan dengan peraturan daerah. (2) Semua kekayaan Perusahaan Daerah setelah diadakan likwidasi menjadi milik Pemerintah Daerah. (3) Pertanggung jawab likwidasi oleh likwidatur dilakukan kepada Pemerintah Daerah dan yang memberikan pembebasan tanggung jawab yang telah diselesaikan olehnya. (4) Dalam hal likwidasi, Pemerintah Daerah bertanggung jawab atas kerugian yang di derita pihak ketiga disebabkan karena neraca perhitungan laba rugi yang telah disyahkan tidak menggambarkan keadaan Perusahaan yang sebenarnya. BAB XVI KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Selama Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) belum ada, maka dipergunakan Peraturan Kepegawaian yang berlaku. Pasal 22 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini akan ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah sepanjang mengenai Peraturan pelaksanaanya. Pasal 23 Peraturan Daerah ini dapat disebut Peraturan Daerah tentang Perusahaan Daerah Lampung Farma.

Pasal 24 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Lampung. Telukbetung, 12 Mei 1978 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI DATI I LAMPUNG Ketua, GUBERNUR/KEPALA DAERAH TK. I LAMPUNG cap/ttd. cap/ttd. (RUSLAN ATMO) (YASIR HADIBROTO)

PENJELASAN A T A S PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 1978 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH FARMASI U M U M Dalam rangka pemberian otonomi yang riil dan luas kepada Daerah, maka Pemerintah Pusat telah menetapkan sesuatu Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 yang mengatur dasar-dasar mendirikan Perusahaan Daerah. Dengan adanya Undang-undang ini maka Daerah dapat mendirikan Perusahaan yang khusus guna menambah penghasilan Daerah, sekaligus menunjang pembangunan Daerah khususnya dan pembangunan Nasional umumnya untuk memenuhi kebutuhan Rakyat, hingga tercapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Guna melaksanakan maksud tersebut di atas, maka perlu adanya suatu perusahaan Daerah yang berusaha di lapangan Farmasi dan Alat-alat Kesehatan. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Cukup jelas Pasal 2 : Cukup jelas Pasal 3 : Cukup jelas Pasal 4 : Cukup jelas Pasal 5 : Perusahaan ini didirikan dengan maksud untuk memupuk ataupun mencari modal atau dana yang diperlukan untuk usaha-usaha pembangunan Daerah. Memupuk modal maksudnya adalah suatu usaha untuk mencari laba sebanyak-banyaknya, tetapi tidak melupakan fungsi sosialnya sebagai suatu usaha Pemerintah. Mencari dana dimaksudkan baik usaha-usaha dari Dalam Negeri maupun Luar Negeri guna mendapatkan kredit ataupun bantunanbantuan lainnya yang dapat memanfaatkan untuk pembangunan Daerah khususnya maupun pembangunan Nasional umumnya. Yang dimaksud dengan perdagangan umum termasuk Ekspor dan Impr di bidang Farmasi. Pasal 6 : Modal dasar Perusahaan Daerah terdiri dari : A. HARTA BENDA TETAP : 1. Gedung gudang obat jadi tahun 1976/1977, tahun 1978 Bernilai...Rp. 6.750.000,- Penyusutan 5 % per tahun...rp. 337.500,- Nilai gedung dikurangi penyusutan... Rp. 6.412.500,- 2. Gedung Kantor... Rp. 9.930.000,-

3. Gedung dapur & tidur... Rp. 2.995.000,- 4. Gardu listrik 100 KVA... Rp. 5.600.000,- B. INVENTARIS 1. Mesin-mesin Produksi tahun 1973/1974, tahun 1978 Bernilai Rp. 38.592.450,- Penyusutan 10 % per tahun = 10% x Rp. 38.592.450,- = Rp. 3.895.245,--- Nilai gedung dikurangi penyusutan... Rp. 34.733.205,--- 2. Meubeler dan perlengkapan pabrik yang sudah ada... Rp. 1.928.900,--- 3. Verpacking berjumlah... Rp. 2.193.455,--- 4. Sisa bahan baku... Rp. 185.637,12 5. Uang tunai Rp. 57.500.000,--- Rp. 97.541.197,12 Jumlah Mosal Dasar (A + B) adalah... Rp. 122.478.697,12 (Seratus dua puluh juta empat ratus tujuh puluh rupiah dua belas sen). Yang seluruhnya merupakan kekayaan Daerah yang dipisahkan, hal ini sesuai dengan kedudukannya sebagai badan Hukum yang harus mempunyai kekayaan sendiri, terlepas dari kekayaan umum Daerah. Pasal 7 : cukup jelas. Pasal 8 : cukup jelas. Pasal 9 : cukup jelas. Pasal 10 : cukup jelas. Pasal 11 : Persetujuan Gubernur Kepala Daerah dimaksudkan sebagai pengawasan prepentif. Pasal 12 : Ketentuan dalam pasal ini dimaksudkan untuk membatasi kekuasaan Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962. Yang dimaksud barang-barang bergerak adalah : a. Kendaraan bermotor b. Mesin-mesin alat penggerak produksi. Pasal 13 : yang dimaksud dengan pengawasan dalam pasal ini adalah pengawasan umum yang lazim berlaku dalam tiap-tiap perusahaan terhadap tugas yang dipercayakan pada Direksi yaitu tugas menjalankan pimpinan, cara mengurus dan menguasai perusahaan, apakah benar-benar sesuai dengan garis-garis kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah. Pasal 14 : cukup jelas. Pasal 15 : Dalam Perusahaan Daerah tidak ada pengertian buruh dan majikan semuanya adalah pegawai atau pekerja, agar dalam mengatur kedudukan gaji pensiun, dan sokongan serta penghasilan lain terhadap mereka berlaku ketentuan yang seragam diperlukan suatu peraturan pokok Kepegawaian Perusahaan Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah, sesuai dengan maksud Pasal 26 Undang-undang Nomor 5 tahun 1962. Pasal 16 : cukup jelas.

Pasal 17 : Ketentuan dalam pasal ini dimaksudkan untuk meneliti dan mempertimbangkan anggaran dimaksud, untuk menetapkan prioritas dan daya guna pelaksanaan proyek yang dimuat dalam anggaran tersebut. Pasal 18 : Yang dimaksud dengan laporan dalam pasal ini ayat (1) adalah laporan berkala mengenai pelaksanaan pekerjaan menguasai dan mengurus Perusahaan, jadi bukan laporan tahunan dan neraca laba-rugi. Laporan ini dimaksudkan agar Gubernur Kepala Daerah dapat mengikuti dan menilai jalannya perusahaan. Juga dalam ayat (2), ayat (3), ayat (4) dan ayat (5) dimaksudkan laporan tahunan untuk dasar bagi Gubernur Kepala Daerah untuk memberikan pengesahan atas tindakan Direksi selama masa tahun yang lampau dalam hal menguasai dan mengurus Perusahaan. Penilaian pos-pos pada perhitungan tahunan dilaksanakan menurut sistim harga beli/harga pengganti/persediaan besi (persediaan yang tidak boleh tidak) yang menghasilkan perhitungan laba yang besar dalam arti ekonomi perusahaan, yang lazim disebut goedkoopmansgebruik. Kesalahan dalam kebijaksanaan yang kemudian dikemukakan oleh yang berhak melakukan kontrole sesudah perhitungan tahunan disyahkan menjadi tanggung jawab Gubernur Kepala Daerah. Pasal 19 : Laba bersih yang dimaksud dalam pasal ini adalah laba yang dihitung secara Ekonomi Perusahaan, setelah dikurangi dengan semua koreksi yang dianggap perlu dan cadangan tujuan yang wajar dalam Perusahaan. Cadangan tujuan adalah cadangan yang dibentuk dari laba, yang tidak merupakan koreksi dari pada kekayaan atau kewajiban/hutang kepada pihak ketiga, yang dibuat dalam Neraca untuk yang lebih tinggi dari pada jumlah yang sebenarnya. Termasuk cadangan tujuan antara lain cadangan pembaharuan, cadangan untuk selisih kurs, cadangan untuk asuransi sendiri dan sebagainya. Cadangan umum dimaksudkan untuk menampung hal-hal yang kejadiannya tidak dapat diduga semula. Dana Pembangunan Daerah dimaksud untuk menunjang pengembangan pembangunan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Lampung, yang penggunannya ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah. Anggaran Belanaj Daerah dimaksud sebagai kewajiban Perusahaan untuk memberikan sumbangan guna keperluan Pembangunan Daerah yang diselenggarakn oleh Pemerintah Daerah, Penggunaan untuk Sosial dan Pendidikan adalah untuk kepentingan Pegawai/pekerja karena hasil pekerjaanya yang sangat dihargai oleh konsumen sehingga masih pekerjaanya yang sangat dihargai oleh konsumen sehingga masih diperoleh laba. Sumbangan dana pensiun dan sokongan Pegawai, dimaksudkan untuk membentuk dana penampung pembayaran-pembayaran kepada pegawaipegawai, yang pada waktu mulai berlakunya Peraturan Daerah ini sudah lanjut usianya dan tidak dapat dimaksudkan di dalam pensiunnya yang akan dibentuk. Premi untuk pensiun, biasanya merupakan bagian dari pada harga pokok barang-barang yang akan dipotong dari gaji Pegawai, upah pekerja.

Dana Pembangunan Daerah dan Anggaran Belanja Daerah harus sudah disetorkan ke Kas Daerah selambat-lambatnya tanggal 31 Maret tahun berikutnya a. Dana Pembangunan Daerah sebesar 30 % b. Anggaran Belanja Daerah sebesar 25 % Pasal 20 : Oleh karena Perusahaan Daerah, dibentuk dengan Peraturan Daerah maka pembubarannyapun harus dilakukan dengan Peraturan Daerah. Pembubaran ini dapat dilakukan dengan alasan antara lain: Dianggap tidak lagi dapat mencapai tujuannya atau tidak diperlukan lagi oleh Pemerintah Daerah. Dalam pengaturan benda karena pembubaran itu, perlu diperhatikan pula segala sesuatu yang bersangkutan dengan nasib Pegawai/pekerja Perusahaan Daerah. Pasal 21 : cukup jelas. Pasal 22 : cukup jelas. Pasal 23 : cukup jelas. Pasal 24 : cukup jelas.