STABILISASI TANAH DASAR (SUBGRADE) JALAN DARMAHUSADA INDAH DENGAN PASIR LAUT

dokumen-dokumen yang mirip
STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PEMAKAIAN TANAH SUMENEP MADURA YANG MENGANDUNG GARAM SEBAGAI TIMBUNAN DAN TANAH DASAR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

EFEKTIFITAS SEMEN PADA STABILISASI LEMPUNG DENGAN KAPUR AKIBAT PERCEPATAN WAKTU ANTARA PENCAMPURAN DAN PEMADATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

BAB III METODE PENELITIAN

STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN KERIKIL UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG (CBR) DI LABORATORIUM SEBAGAI BAHAN TIMBUNAN

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

COMPARISON ADDITION CEMENT AND LIME IN CLAY SOIL EXPANSIVE OF SWELLING POTENTIAL

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

Hansdy Wicaksono 1, Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya.

STUDI PERBANDINGAN STABILISASI TANAH DASAR SECARA KIMIA DAN MEKANIS ( STUDI KASUS TANAH DASAR UNTUK JALAN ALTERNATIF SIDOARJO-KRIAN )

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN ABU-SEKAM DAN KAPUR

STUDI PERBANDINGAN STABILISASI TANAH DASAR SECARA KIMIA DAN MEKANIS ( STUDI KASUS TANAH DASAR UNTUK KECAMATAN KENJERAN SURABAYA )

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

air tanah (drainase tanah), mengganti tanah yang buruk.

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LEMPUNG PADA TANAH PASIR PANTAI TERHADAP KEKUATAN GESER TANAH ABSTRAK

PERBAIKAN SUBGRADE DENGAN SERBUK BATA MERAH DAN KAPUR (STUDI KASUS TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN )

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

PENGARUH VARIASI DIAMETER SOIL CEMENT COLUMN SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 1 DAN 1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA

Puspita Anggraeni )1, Machfud Ridwan )2. Abstrak

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO YANG DISTABILISASI DENGAN GARAM DAPUR (NaCl) PUBLIKASI ILMIAH

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

PEMANFAATAN LIMBAH KARBIT UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA COT SEUNONG (172G)

PENGARUH KADAR LEMPUNG DENGAN KADAR AIR DIATAS OMC TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG ORGANIK

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN METODE KIMIAWI MENGGUNAKAN GARAM DAPUR (NaCl) (Studi Kasus Tanah Lempung Desa Majenang, Sukodono, Sragen)

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

Bab 1. Pendahuluan Pengaruh variasi kepadatan awal terhadap perilaku kembang susut tanah lempung ekspansif di Godong -Purwodadi

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

BAB III LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. bangunan, jalan (subgrade), tanggul maupun bendungan. dihindarinya pembangunan di atas tanah lempung. Pembangunan konstruksi di

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

PENGGUNAAN SIRTU MALANGO SEBAGAI BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH DITINJAU DARI SPESIFIKASI UMUM 2007 DAN 2010

ANALISA PERKUATAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN DALAM MENINGKATKAN NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG

ANALISIS PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI KUAT GESER

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI TERHADAP NILAI KUAT DUKUNG TANAH DI BAYAT KLATEN

distabihsasi dan pengujian sifat mekanis contoh tanah yang telah distabilisasi dengan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap pengujian tanah tanpa bahan tambah. limbah cair pabrik susu 35%

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

PEMAKAIAN GARAM DAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG

TANAH LEMPUNG NON EKSPANSIF

STABILISASI TANAH TAMBAK DENGAN VARIASI CAMPURAN SEMEN ANDALAS SEBAGAI LAPISAN SUBGRADE

STABILISASI TANAH DASAR DENGAN PENAMBAHAN SEMEN DAN RENOLITH

Pengaruh Subtitusi Pasir Pada Tanah Organik Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Geser. Rizky Dwi Putra 1) Iswan 2) Lusmeilia Afriani 2)

KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG BAYAT KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

PEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR. Hairulla

PEMANFAATAN LIMBAH BETON GUNA MENINGKATKAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR GAMPING MADURA PADA TANAH LEMPUNG DI DAERAH MARTAJASAH BANGKALAN TERHADAP NILAI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR) TEST

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

STABILISASI TANAH DASAR (SUBGRADE) JALAN DARMAHUSADA INDAH DENGAN PASIR LAUT Gati Sri Utami Teknik Sipil-ITATS, Jl.Arief Rahman Hakim No 100 Surabaya ABSTRACT Clay is ground that has the properties of high shrinkage swelling to changes in water content, so that the bearing capacity is influenced by changes in water levels. As well as soil conditions on roads Darmahusada Indah high plasticity so that the subgrade, this road was experiencing shrinkage swelling. Therefore, to anticipate these problems need to be improved. Improvements made by the method of stabilization is by mixing with the native soil with 10 % sand, 20 %, 30 %, 40 % and 50 %, then testing the Atterberg limits, compaction, laboratory CBR and swelling potential. From the test results showed that the addition of a limit Atterbberg sea sand up to 50 % decrease of the plasticity index value of 27.52 % to 17.33%. The more a mixture of the higher density of sea sand. With a mixture of 50% sand to increase the price of CBR from 4.47 % to 10.65 %. In testing the swelling potential decreased from the previous 42.28 % to 19%. The results of this study concluded that the use of sea sand with sea sand percentage of 40% is good enough to reduce the value of plasticity, in addition to increasing the bearing capacity of the soil on the value of CBR ( 9.75 % ) with a category quite well as subgrade and reduce the potential for development. Key words : Soil Clay, Sand Sea, CBR laboratory,swelling, Stabilization ABSTRAK Tanah lempung adalah tanah yang mempunyai sifat kembang-susut tinggi akibat adanya perubahan kadar air, sehingga daya dukung sangat di pengharuhi oleh perubahan kadar air. Seperti halnya kondisi tanah pada ruas jalan Darmahusada Indah yang tinggi plastisitasnya sehingga subgrade pada ruas jalan tersebut mengalami kembang susut. Oleh sebab itu untuk mensiasati masalah tersebut perlu dilakukan perbaikan. Perbaikan yang dilakukan ialah dengan metode stabilisasi dengan cara mencampurkan tanah asli dengan dengan pasir laut 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%, kemudian dilakukan pengujian Atterberg Limit, pemadatan, CBR laboratorium dan swelling potential. Dari hasil pengujian Atterbberg limit menunjukkan bahwa penambahan pasir laut sampai dengan 50% mengalami penurunan terhadap nilai indek plastisitas dari 27.52% menjadi 17.33%. Semakin banyak campuran pasir laut semakin tinggi kepadatannya. Dengan campuran 40% pasir laut meningkatkan harga CBR dari 4,47 % menjadi 10,65 %. Dalam pengujian swelling potential mengalami penurunan dari semula 42.28% menjadi 19%. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan pasir laut dengan persentase pasir laut sebesar 40% adalah cukup baik untuk mengurangi nilai plastisitas, selain dapat meningkatkan daya dukung tanah berdasarkan nilai CBR (9,75%) dengan katagori cukup baik sebagai subgrade dan menurunkan potensi pengembangan. Kata Kunci :Tanah Lempung, Pasir Laut, CBR. Swelling, Stabilisasi PENDAHULUAN Kondisi jalan di daerah Darmahusada Indah merupakan daerah yang sering mengalami kerusakan pada struktur lapis permukaan jalan. Pada ruas jalan tersebut kendaraan yang melintas tidak terlalu padat seperti ruas jalan utama di jalan raya Kertajaya Indah, tetapi lapisan permukaan jalan mengalami kerusakan dan retak-retak. Kerusakan tersebut kemungkinan diakibatkan tanah dasarnya nilai CBR rendah dan plastisitas tinggi. Kekuatan tanah dasar (subgrade) dipengaruhi oleh perubahan kadar air dan diperhitungkan dengan mengevaluasi parameter kekuatan tanah dasar, misalnya dengan CBR [6]. Pasir telah dikenal sebagai salah satu bahan stabilisasi tanah yang baik, terutama bagi stabilisasi tanah lempung yang memiliki sifat kembang-susut yang besar umumnya mengandung kadar lempung yang cukup tinggi, akan tetapi sifat kembang-susut tersebut akan banyak berkurang, bahkan dapat dihilangkan, bila tanah tersebut dicampur dengan pasir.adanya pasir 1

menjadikan gradasinya lebih rapat selain melawan sifat mengembang dari tanah, juga kepadatannya akan bertambah [9]. Salah satu cara mengatasi permasalahan yang ada pada tanah lempung plstisitas tinggi menurut penelitian Agus Tugas Sudjianto[7] dan Faris Febrianto[6], dengan menggunakan garam dapur (NaCl) sebagai bahan stabilisasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahan stabilisasi garam dapur (NaCl) dapat memperbaiki sifat fisik dan mekanik tanah lempung ekspansif Dalam penelitian ini dengan memanfaatkan material lokal berupa pasir laut sebagai bahan stabilisasi. Pasir laut sebagai bahan stabilisasi dapat dibedakan atas dua kondisi yaitu pasir laut yang tidak dipengaruhi pasang surut dan pasir laut yang terendam atau dipengaruhi oleh kondisi air laut (air pasang surut). Yang dimaksud dengan pasir laut yang tidak dipengaruhi oleh air pasang surut adalah pasir laut yang terdampar ± 50 meter dari air pasang dan tidak akan tergenang kembali. Pasir laut yang tidak dipengaruhi air pasang ini mempunyai kandungan kadar garam yang lebih kecil dari pasir laut yang dipengaruhi air pasang. Akan tetapi bahan-bahan kimia dan limbah-limbah yang ada pada pasir laut yang tidak dipengaruhi pasang surut lebih banyak dibandingkan pasir laut yang dipengaruhi pasang surut. Penelitian ini merupakan langkah dalam mengatasi kerusakan jalan yaitu dengan stabilisas tanah dasar dengan pasir laut, diharapkan dapat menaikan nilai CBR dan menurunkan nilai plastisitas pada lapisan subgrade di jalan Darmahusada Indah. TINJAUAN PUSTAKA Stabilisasi Tanah Stabilisasi tanah adalah suatu cara yang digunakan untuk mengubah atau memperbaiki sifat tanah dasar sehingga diharapkan tanah dasar tersebut mutunya dapat lebih baik dan dapat meningkatkan kemampuan daya dukung tanah dasar terhadap konstruksi yang akan dibangun diatasnya. Apabila suatu tanah yang terdapat dilapangan bersifat sangat lepas atau sangat mudah tertekan dan apabila mempunyai indeks konsistensi yang tidak sesuai, permaebilitasnya yang terlalu tinggi, atau sifat lain yang tidak sesuai untuk suatu proyek pembangunan, maka tanah tersebut harus distabilisasi sehingga dapat memenuhi syarat-syarat teknis yang di perlukan. Tujuan utama yang akan dicapai dari stabilisasi tanah itu sendiri adalah meningkatkan kemampuan daya dukung tanah dalam menahan beban serta untuk meningkatkan kestabilan tanah. Stabilisasi tanah dapat terdiri dari salah satu tindakan berikut : 1. Secara dinamis yaitu pemadatan tanah dengan alat pemadat. 2. Perbaikan gradasi dengan cara menambah tanah pada fraksi tertentu yang dianggap kurang, sehingga tercapai gradasi yang rapat. Fraksi yang kurang biasanya adalah fraksi yang berbutir kasar, cara yang dilakukan adalah mencampur tanah dengan fraksi butir kasar seperti pasir, dan kerikil atau pasir saja. 3. Stabilisasi kimiawi, yaitu menambahkan bahan kimia tertentu, sehingga terjadi reaksi kimia. Bahan yang biasanya digunakan antara lain : Portland semen, kapur tohor, atau bahan kimia lainnya. Stabilisasi ini dilakukan dengan dua cara yaitu : mencampur tanah dengan bahan kimia kemudian diaduk dan dipadatkan. Cara dua adalah memasukkan bahan kimia kedalam tanah (Grouting) sehingga bahan kimia bereaksi dengan tanah. 4. Pembongkaran dan penggantian tanah yang jelek. Pada tanah yang jelek akan mengandung bahan organik sehinga terjadi pembusukan, apabila terkena beban akan mengalami penurunan yang tidak sama. Perbaikan tanah dilakukan dengan mengganti tanah jelek tersebut dengan tanah berkualitas baik, misalnya dengan tanah yang memiliki CBR yang lebih sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Pasir Laut Pasir merupakan agregat alami yang berasal dari letusan gunung berapi, sungai, dalam tanah dan pantai oleh karena itu pasir dapat digolongkan dalam tiga macam yaitu pasir galian, pasir laut dan pasir sungai. Pada pasir padat, butiran berhubungan saling mengunci satu sama lain dan rapat. Sebelum kegagalan geser terjadi, hubungan yang saling mengunci ini menambah perlawanan gesek pada 2

bidang geser. Setelah tegangan puncak tercapai pada nilai L yang rendah, tingkat penguncian antar butirnya turun dan tegangan geser selanjutnya berkurang. Pengurangan tingkat penguncian antar butir menghasilkan penambahan volume contoh benda uji selama geseran berlangsung. Kadang-kadang benda uji menjadi cukup mengembang sehingga meluap dari tempatnya. Pada kondisi ini tegangan geser menjadi konstan, yaitu pada nilai tegangan batasya. Derajat hubungan saling mengunci antar butiran akan sangat besar pada tanah pasir yang bergradasi baik dengan bentuk butiran yang bersudut. Dalam keadaan ini pasir mempunyai kuat geser yang tinggi. Pada pasir yang tidak padat (lepas), derajat penguncian antar butir kecil, sehingga kenaikan tegangan geser secara berangsur-angsur akan menghasilkan suatu nilai yang menuju nilai tegangan batas, dengan tidak ada nilai tegangan geser puncak. Tiap kenaikan tegangan geser, akan diikuti oleh pengurangan volume benda uji. Pada tegangan vertikal dan tegangan sel yang sama, nilai tegangan geser batas dan angka pori untuk pasir tidak padat dan pasir padat mendekati sama. Benda uji tanah pasir dikatakan pada nilai banding pori kritis jika tercapai keadaan volume beda uji yang tetap tidak berubah pada proses penggeseran. Kadar Garam dalam Pasir Laut Pasir laut yang sebagai bahan stabilisasi mengandung kadar garam yang terkandung dalam pasir tersebut. Zat-zat yang terlalut yang membentuk garam, yang kadarnya diukur dengan istilah salinitasi dibagi menjadi empat kelompok, yakni : Konstituen : Cl, Na, SO4 dan Mg Gas terlarut : CO2, N2, dan O2 Unsur Hara : Si, N, dan P Unsur Runut : I, Fe, Mn, Pb, dan Hg Sementara itu, dalam bentuk larutan, garam menghasilkan ion-ion yang berfungsi sebagai katalisator yang mempercepat reaksi pozzolanic dalam tanah lempung. Dalam bentuk kering garam berbentuk kristal mengisi ruang pori diantara butir-butir tanah lempung. Ini berarti garam berperan meningkatkan daya dukung tanah lempung baik sebagai larutan maupun sebagai kristal (kering). Konsistensi Tanah Tanah yang batas cairnya tinggi biasanya mempunyai sifat teknik yang buruk yaitu kekuatan yang rendah, sedangkan compressibility-nya tinggi sehingga sulit dalam hal pemadatannya. Tabel 2.2 Hubungan Potensial Mengembang dengan Indeks Plastisitas Potensi Mengembang Indeks Plastisitas (%) Rendah 0 15 Sedang 10 20 Tinggi 20 35 Sangat tinggi > 35 Indeks plastisitas (IP) menunjukan tingkat keplastisan tanah. Apabila nilai indeks Plastisan tinggi, maka tanah banyak mengandung butiran lempung dan mudah mengalami kembang susut. Kepadatan Standar (Standart Proktor) Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah dikeluarkan dengan suatu cara mekanis. Didalam pemadatan yang menggunakan silindir berukuran tertentu dan dalam penulisan penggunaan alat penumbuk 2,5 kg dengan tinggi 30 cm, pada proses pemadatan untuk setiap daya pemadatan tertentu, kepadatan yang tercapai tergantung pada banyaknya air didalam tanah tersebut yaitu kadar airnya. Apabila kadar air rendah mempunyai sifat keras atau kaku sehingga sukar dipadatkan. Pemadatan bertujuan untuk mempertinggi kuat geser tanah, mengurangi sifat mudah mampat, mengurangi permeabilitas, dan mengurani perubahan volume sebagai akibat perubahan kadar air dan lain-lain. Bila kadar airnya ditambah maka air itu akan berlaku sebagai pelumas sehingga tanah akan lebih mudah dipadatkan. Pada kadar air yang lebih tinggi lagi kepadatannya akan turun karena pori-pori tanah menjadi penuh terisi air yang tidak dapat lagi dikeluarkan dengan cara memadatkan. Kepadatan tanah biasanya diukur dengan menentukan berat inti keringnya, bukan dengan angka porinya. Lebih tinggi berat kering berarti lebih kecil angka porinya dan lebih tinggi derajat 3

kepadatannya. Jadi untuk menentukan kadar optimum biasanya dibuat grafik isi kering terhadap air dan dilakukan dilaboratorium, disini juga menentukan berat volume kering maksimum dan kadar air optimum proctor compation test. California Bearing Ratio (C.B.R Laboratorium) Tanah dasar (subgrade) pada konstruksi perkerasan jalan merupakan tanah asli, tanah timbunan atau tanah galian yang sudah dipadatkan sampai mencapai kepadatan 95% dari kepadatan maksimum, sehingga daya dukung tanah dasar merupakan nilai kemampuan lapisan tanah memikul beban setelah tanah tersebut dipadatkan. Berarti nilai CBR-nya adalah nilai CBR yang di peroleh dari contoh tanah yang dibuatkan mewakili keadaan tanah tersebut setelah dipadatkan. CBR ini sebut CBR rencana titik dan arena disiapkan dilaboratorium, disebut CBR laboratorium. Makin tinggi nilai CBR tanah (subgrade) maka lapisan perkerasaan diatasnya akan semakin tipis, dan sebaliknya semakin kecil nilai CBR (daya dukung tanah rendah) maka akan semakin tebal lapisan perkerasan diatasnya sesuai dengan beban yang akan dipikulnya. Tabel 2.3 Tabel 2.3 Klasifikasi harga CBR berdasarkan ASTM D1883[1] 0-3 Very Poor 3-7 Poor 7-20 Fair 20-50 Good >50 Excellent Kembang Susut Tanah (Swellling) Swelling adalah proses masuknya air kedalam pori yang menyebabkan berkembangnya volume tanah. Dilapangnan hal ini biasa terjadi dengan adanya pergantian musim yaitu dari musim kemarau kemusim penghujan. Dimana volume dari tanah akan cenderung berkembang. Besarnya swelling merupakan perbandingan antara perubahan tinggi setelah perendaman terhadap tinggi benda uji yang pertama dinyatakan dalam prosen : Swelling % = METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada tanah subgrade pada lokasi ruas jalan Darmahusada Indah yang nampak memiliki masalah atau kerusakan fisik pada beberapa titik. Berdasarkan hal tersebut maka melalui penelitian ini dicoba untuk melakukan stabilisasi tanah subgrade dengan penambahan pasir laut. Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu pengambilan tanah subgrade pada sisi perkerasan jalan, kemudian dilakukan pencampuran dengan pasir laut prosentase 10%, 20%,30%,40%, dan 50%. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian Atterberg limits, Standart Proctor, CBR Laboratorium, dan swelling potential. Selanjutnya adalah analisis data, yaitu mengelompokkan data ke dalam masing-masing kelompok sesuai dengan persentase pasir laut yang digunakan, perhitungan data hasil uji laboratorium, kemudian menganalisis hasil perhitungan terkait dengan perbaikan tanah subgrade perkerasan jalan Jl. Darmohusada Indah yaitu untuk menaikan nilai CBR dan menurunkan nilai kembang susut. Tahapan kegiatan penelitian tersebut dijelaskan dalam Diagram Alir Metode Penelitian pada Gambar 3.1. 4

START Pekerjaan Persiapan & Penyediaan Bahan Uji Pasir laut Tanah Uji Laboratorium : - Test Atterberg limits - Test pemadatan - Test CBR - Test Free Swelling Campuran Tanah dengan + Pasir laut konsentrasi Pasir laut : 10 %, 20 %,30 %, 40 %, 50% Pemeraman (waktu uji 3 hari) Uji Laboratorium : - Uji Batas Atterberg - Uji Pemadatan - Uji CBR - Uji free Swelling Perhitungan Hasil Uji Laboratorium Analisis Data Kesimpulan & Saran Selesai Gambar 3.1 Diagram Aliran Metode Penelitian 5

HASIL DAN PEMBAHASAN Tes Atterberg Limits Tabel 4.1 Data Tes Atterberg Limits Pasir Laut (%) Asli 10 20 30 40 50 LL(%) 59 53 50 48 45 39 PL (%) 41.86 32.15 28.57 26.12 25.35 21.67 IP(%) 27.52 22.85 21.43 20.80 19.47 17.33 LL (%) 70 60 50 40 30 20 10 0 0 10 20 30 40 50 60 Pasir laut (%) Gambar 4.1 Hubungan antara LL dengan prosentase pasir laut Dari grafik 4.1 menunjukkan bahwa nilai LL menurun dengan bertambahnya prosentase campuran pasir laut,dari grafik tersebut terlihat semakin banyak campuran pasir laut nilai dari liquid limit (LL) semakin menurun : a) 10% bahan stabilisasi mengakibatkan penurunan LL sebesar 10.16% dari tanah asli b) 20% bahan stabilisasi mengakibatkan penurunan LL sebesar 15.25% dari tanah asli c) 30% bahan stabilisasi mengakibatkan penurunan LL sebesar 18.64% dari tanah asli d) 40% bahan stabilisasi mengakibatkan penurunan LL sebesar 23.73% dari tanah asli e) 50% bahan stabilisasi mengakibatkan penurunan LL sebesar 34.% dari tanah asli Jadi pada test liquid limit penurunan nilai liquid limit yang paling besar mengalami penurunan terbesar pada prosentase 50% pasir laut,tetapi prosentase yang paling efektif digunakan prosentase 40%, karena LL kurang dari 50%. 6

30 25 20 IP (%) 15 10 5 0 0 10 20 30 40 50 60 Pasir laut (%) Gambar 4.2 Hubungan antara IP dengan prosentase pasir laut Pada nilai indeks plastisitas (IP), semakin banyak campuran bahan stabilisasinya, nilai indeks plastisitasnya semakin turun : a) 10% bahan stabilisasi penurunan Indeks plastisitas sebesar : 17%dari tanah asli b) 20% bahan stabilisasi penurunan Indeks plastisitas sebesar : 22.20%dari tanah asli c) 30% bahan stabilisasi penurunan Indeks plastisitas sebesar : 24.41% dari tanah asli d) 40% bahan stabilisasi penurunan Indeks plastisitas sebesar : 29.25 dari tanah asli e) 50% bahan stabilisasi penurunan Indeks plastisitas sebesar : 37.03 dari tanah asli Indeks plastisitass (IP) 0-10 potensial pengembangan rendah, IP 10-20% berpotensial sedang, IP >35% termasuk lempung dengan potensial pengembangan tinggi. Berdasarkan data tersebut penambahan pasir laut sebesar 40% menunjukkan indeks plastisitasnya yang baik dan efektif karena potensial pengembangan sedang. Test Pemadatan (Standart Proctor Test) Nilai- nilai dari kepadatan kering berikut ini didapat dari grafik pada lampiran Tabel 4.2 Data Test Pemadatan (Proctor test) Pasir Laut Asli 10% 20% 30% 40% 50% γ dmax (gr/cm 3 ) 1.492 1.532 1.546 1.569 1.571 1.682 W optimum 22.50 % 15.51 % 25.30 % 23.00 % 21.70 % 19.60 % 30 25 Berat Volume kering (gr/cm 3 ) 20 15 10 5 0 0 10 20 30 40 50 60 Pasir laut (%) Gambar 4.3 Hubungan Berat Volume Kering Dengan Persentase Pasir laut Dapat di lihat pada grafik bahwa berat volume kering (γd) mengalami peningkatan dengan adanya penambahan pasir laut. Semakain banyak campuran bahan stabilisasi dalam hal ini pasir laut berat volume kering semakin meningkat. 7

a) 10% bahan stabilisasi dari 1.492 gr/cm 3 tanah asli menjadi 1.532 gr/cm 3 mengalami kenaikan berat volume kering sebesar : 2,68% b) 20% bahan stabilisasi dari 1.492 gr/cm 3 tanah asli menjadi 1.546 gr/cm 3 mengalami kenaikan berat volume kering sebesar : 3,62% c) 30% bahan stabilisasi dari 1.492 gr/cm 3 tanah asli menjadi 1.569 gr/cm 3 mengalami kenaikan berat volume kering sebesar : 5,16% d) 40% bahan stabilisasi dari 1.492 gr/cm 3 tanah asli menjadi 1.571 gr/cm 3 mengalami kenaikan berat volume kering sebesar : 5,29% e) 50% bahan stabilisasi dari 1.492 gr/cm 3 dari tanah asli menjadi 1.682 gr/cm 3 mengalami kenaikan berat volume sebesar : 11,30% Dari table 4.2 dapat dilihat terjadi penurunan kadar air optimum dari tanah asli 10%, sedangkan pada persentase 20% dan 30% terjadi kenaikan kadar air optimum, selanjutnya pada persentase 40% dan 50% kembali mengalami penurunan kadar air optimum yaitu : a) 10% bahan stabilisasi mengalami penurunan kadar air sebesar 31,07% dari tanah asli b) 20% bahan stabilisasi mengalami kenaikan kadar air sebesar 12,44% dari tanah asli c) 30% bahan stabilisasi mengalami kenaikan kadar air sebesar 2,22% dari tanah asli d) 40% bahan stabilisasi mengalami penurunan kadar air 3,56% dari tanah asli e) 50% bahan stabilisasi mengalami penurunan kadar air 12,89% dari tanah asli Dengan penambahan pasir laut sebesar 50% menunjukkan kadar air paling rendah. C.B.R. Laboratoium Test ini dilakukan pada contoh tanah dengan kadar air γd max. test ini menentukan C.B.R. tanah dan campuran tanah dengan pasir laut persentase 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Dengan kadar air tertentu. Tabel 4.3. Data Harga C.B.R Pasir Laut Nilai CBR (%) (%) Penetrasi 1" Penetrasi 2" Atas Bawah Atas Bawah Rata-rata 0 4,34 4,246 4,137 5,14 4,47 10 5,71 5,2 5,56 5,14 5,40 20 6,21 6,81 6,97 7,22 6,80 30 8,39 8,46 8,97 8,31 8,53 40 9,47 9,59 9,97 9,97 9,75 50 10,46 10,84 10,64 10,64 10,65 12,00 10,00 8,00 Nilai CBR (%) 6,00 4,00 2,00 0,00 0 10 20 30 40 50 60 Pasir laut (%) Gambar 4.4 Hubungan Harga C.B.R Rata-rata dengan persentase pasir laut 8

Dari grafik 4.8 menunjukkan bahwa harga C.B.R a terjadi peningkatan dari tanah asli, 10%,20%,30%, dan 40% dan 50%, dimana dari tabel 2.3 dapat dilihat bahwa harga CBR menurut ASTM [1] 7-20 memiliki harga CBR yang cukup baik memenuhi klasifikasi stabilisasi tanah subgrade untuk lapisan permukaan jalan. Test Pengembangan Bebas (Free Swlling Test) Nilai-nilai potensial pengembangan berikut ini diambil dari kadar air γd max. Test ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besarnya pengembangan dari tanah asli dengan campuran pasir laut persentase 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Tabel 4.4 Test Pengembangan Bebas ( Free Swelling test) Pasir Laut (%) Tinggi Awal (cm) Tinggi Akhir (cm) Swelling (%) Tanah Asli 10 14.28 42.28 10 10 14.6 41.6 20 10 13 30 30 10 12.6 26 40 10 12.2 22 50 10 11.9 19 Swelling (%) 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 0 10 20 30 40 50 60 Pasir laut (%) Gambar 4.5 Hubungan Swelling dan Persentase Pasir laut Dari grafik 4.7 memperlihatkan bahwa nilai dari potensi pengembangan semakin menurun dengan adanya penambahan persentase pasir laut. Nilai potensi pengembangan paling besar terjadi pada penambahan prosentase pasir laut sebesar 50%. Adapun penjelasannya sebagai berikut : Dari tabel 4.9 memperlihatkan terjadi penurunan nilai potensi pengembangan, yaitu : a) 10% bahan stabilisasi sebesar 41.60% dari nilai potensial pengembangan tanah asli sebesar 42.28% mengalami penurunan sebesar 1,6% b) 20% bahan stabilisasi sebesar 30% dari nilai potensial pengembangan tanah asli sebesar 42.28% mengalami penurunan sebesar 29,04% c) 30% bahan stabilisasi sebesar 26% dari nilai potensial pengembangan tanah asli sebesar 42.28% mengalami penurunan sebesar 38,50% d) 40% bahan stabilisasi sebesar 22 % dari nilai potensial pengembangan tanah asli sebesar 42.28% mengalami penurunan sebesar 47,97% 9

e) 50% bahan stabilisasi sebesar 19 % dari nilai potensial pengembangan tanah asli sebesar 42.28% mengalami penurunan sebesar 55,06% KESIMPULAN Dari hasil pengujian contoh tanah asli dan tanah asli + pasir laut dengan prosentase 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% dengan pemeraman selama 3 hari, dapat di simpulkan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil pengujian contoh tanah asli yang diambil pada ruas jalan Darmahusaha Indah Timur-Surabaya, yaitu batas cari (LL) 59%, indeks plastisitas (PI) : 27.52%, batas plastis (PL) : 41.86. Data tersebut menurut Chen (1975) di golongkan sebagai lempung dengan potensi pengembangan tinggi. Sedangkan untuk tanah asli dengan campuran bahan stabilisasi pasir laut 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% dengan lama pemeraman 3 hari menunjukkan bahwa nilai LL dan IP mengalami penurunan dengan bertambahnya prosentase pasir laut. Nilai liquid limit menunjukan penurunan yang paling baik dan efektif,serta ekonomis untuk digunakan yaitu campuran pasir laut dengan prosentase 40%. 2. Berdasarkan hasil percobaan pemadatan pada campuran pasir laut 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% dapat meningkatkan nilai γ dmax tanah asli dari 1.492 gr/cm 3 naik menjadi 1.682 gr/cm 3 untuk campuran 50%. 3. Berdasarkan hasil percobaan CBR dengan penambahan prosetase pasir laut sampai 50%, nilai CBR semakin naik dari katagori jelek menjadi cukup baik (4,47% - 10,65%) 4. Dan untuk percobaan free swelling prosentase 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% pasir laut dengan perendaman 24 jam menunjukan penurunan nilai pengembangan dari contoh tanah asli 5. Dengan demikian dapat disimpulkan secara umum bahwa prosentase campuran pasir laut yang effektif untuk stabilisasi tanah lempung daerah ruas jalan Darmahusada Indah Timur- Surabaya adalah dengan penambahan pasir laut sebesar 40% DAFTAR PUSTAKA [1]. Anonim, 2003 Annual Book Of ASTM Standards Section 4, Volume 04 08,Conshohocken,PA 19428-2959 [2]. Abdul, Hakam, 2010, Jurnal Penelitian Penambahan Lempung Untuk Meningkatkan Nilai CBR Tanah Pasir Padang, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas. [3]. Chen, F.H, 1975, Founddation on Expansive Soil, New York: Elsevier Science Publishing Company. [4]. Direktorat Jenderal Bina Marga 1992, Spesifikasi Standart untuk Pekerjaan Jalan. [5]. Faris Febrianto, 2014, Analisis Pemakaian Tanah Sumenep Madura yang Mengandung Garam sebagai Timbuinan dan Tanah Dasar, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, FTSP, ITATS. [6]. Hardiyanto, Hary Christady, 2011. Perancangan Perkerasan Jalan & Penyelidikan Tanah, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. [7]. Jingga, Rama, 2008, Stabilisasi Tanah Lempung Dengan Penambahan Pasir dan Semen, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas. [8]. Sudjianto, 2007, Stabilisasi Tanah Lempun Ekspansif dengan Garam Dapur (NaCl), Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang [9]. Shervi, Fitra, Rony,2009, Stabilisasi Tanah Lempung Dengan Penambahan Pasir dan Kapur,(Online), Fakultas Teknik Universitas Andalas. (http://repository.unand.ac.id/13461/, diakses 8 Maret 2013, 11:31 AM) 10