BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pekerjaan yang selama ini jarang bahkan ada yang sama sekali belum pernah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kaum perempuan di sektor publik. Tampak tidak ada sektor publik yang belum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keadaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap keluarga di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perekonomian keluarga, mengisi waktu luang daripada menganggur,

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat

Puji Hastuti F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wanita dalam dunia bisnis saat ini menunjukkan fenomena

BAB I PENDAHULUAN. untuk mampu melakukan tugas rumah tangga. Kepala keluarga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Ketakutan akan kesuksesan terjadi pada laki-laki dan perempuan akan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN SIKAP TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN KETAKUTAN AKAN SUKSES PADA WANITA KARIR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki peranan dalam sistem sosial, yang ditampilkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Peran wanita di masa sekarang sudah tidak hanya mengerjakan urusan

PELUANG WANITA BERPERAN GANDA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG KEMITRASEJAJARAN PRIA DAN WANITA DI KABUPATEN BANDUNG

Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Konflik Peran Ganda Pada Wanita Bekerja Yang Menyusui. Rizky Wijayanti

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga dan anak-anaknya saja, kini mempunyai peran kedua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sama sekali belum pernah dimasuki kaum hawa. pernah melihat wanita sebagai penerbang, tetapi kini Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. perempuan yang bekerja di luar rumah sepertinya tidak jauh berbeda. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pada bidang-bidang pekerjaan yang sebelumnya jarang diminati oleh wanita.

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan bagi sumber daya wanita untuk berkarya. Khususnya di kota-kota besar dimana

BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. keduanya merupakan peran bagi pria, sementara bagi wanita akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa.

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan keluarga interdependent satu sama lain sebagaimana keduanya. berkaitan dengan pemenuhan hidup seseorang. Melalui pekerjaan,

NOVIYANTI NINGSIH F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak wanita yang ikut bekerja untuk membantu mencari

BAB I. Pendahuluan. langsung akan berdampak pada adanya perubahan-perubahan di berbagai aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan perkembangan seseorang, semakin meningkatnya usia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Sejak awal tahun 70-an, isu mengenai

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ke konsumen semakin banyak dengan kualitasnya masing-masing. Keadaan ini

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sampel 165 pekerja perempuan di perusahaan berteknologi tinggi Science-Based

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap kepala keluarga harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya akan mengalami banyak

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja merupakan suatu tuntutan bagi individu yang harus dijalankan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Makhluk individu

BAB 1 PENDAHULUAN. buku berjudul Door Duisternis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Kartini

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia, salah satu dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. zaman sekarang dapat melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh kaum pria.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bekerja bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Berbeda dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut dapat bermacam-macam, berkembang dan berubah terkadang tanpa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi

8. Sebutkan permasalahan apa saja yang biasa muncul dalam kehidupan perkawinan Anda?...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa pada dasarnya tempat wanita adalah di dapur, yang berarti bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar waktunya. Walaupun berbeda, pekerjaan dan keluarga

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era modern ini kedudukan wanita dan pria bukanlah sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia atau istilah asingnya sering disebut dengan Human

BAB I PENDAHULUAN. siapa lagi yang akan dimintai bantuan kecuali yang lebih mampu. Ketika

HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan perusahaan yang tersebar luas di berbagai wilayah Indonesia, sehingga

BAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan yang tidak dapat kita prediksi sebelumnya. Dengan adanya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang. untuk menghadapi lingkungan. Stress banyak merugikan diri individu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan berdirinya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan,

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam menemukan makna hidupnya. Sedangkan berkeluarga adalah ikatan perkawinan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dimasuki oleh kaum wanita baik sebagai dokter, guru, pedagang, buruh, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seperti kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik. Pergeseran peran tersebut terjadi karena

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

2015 PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. menghendaki berbagai penyelenggaraan pendidikan dengan program-program

BAB I PENDAHULUAN. wanita dari masyarakat dan pengusaha pun semakin tinggi. Di Amerika Serikat,

PENDAHULUAN Latar Belakang

2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA

BAB I PENDAHULUAN. bahwa secara kuantitas, pekerja wanita merupakan faktor tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seringkali ditemukan seorang ibu yang menjadi orang tua

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dewasa dikatakan waktu yang paling tepat untuk melangsungkan pernikahan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan keluarga yang sejahtera, pastilah menjadi impian setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006)

BAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG. bekerja, peran istri yang bekerja terhadap keharmonisan keluarga, dan faktor

BAB I PENDAHULUAN. untuk didengar. Kesejajaran kedudukan antara wanita dengan pria sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Syari at Islam bersipat universal, mencakup segala aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fred Luthans 2006:439) Munandar (2004)

BAB I PENDAHULUAN. pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang

III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan Penclitian. Penelitian ini bertujuan 1). Untuk mengetahui kondisi kehidupan rumah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang dilakukan selama kurang lebih dua dasa warsa, selain telah menghasilkan banyak perubahan dan kemajuan di berbagai bidang dan sektor kehidupan, juga telah banyak memunculkan fenomena baru. Salah satu diantara fenomena itu adalah semakin besarnya jumlah wanita yang bekerja dan semakin banyaknya wanita yang berhasil memasuki jenis-jenis pekerjaan yang selama ini jarang bahkan ada yang sama sekali belum pernah dimasuki kaum hawa (Anoraga, 2009). Karyawan pabrik Unit Cold Storage KUD Minatani didominasi dengan kehadiran wanita-wanita pekerja pabrik. Hampir 80% karyawannya adalah wanita terutama seorang wanita yang sudah menikah dan mempunyai anak. Yang harus berperan sebagai seorang karyawan juga sebagai seorang ibu dan istri bagi keluarga di rumah. Unit Cold Storage merupakan perusahaan ekspor yang bergerak dibidang jasa produksi pembekuan ikan. Yang merupakan tempat pengelolahan ikan-ikan segar hasil tangkapan dari nelayan sekitar, hasil produksi dipasarkan secara internasional. Adapun Negara-negara yang menjadi mitra dari Unit Cold Storage diantaranya adalah Vietnam, Korea, China, Rusia, Kanada dan Eropa. Adapaun salah satu divisi yang memiliki peran penting atas target yang ditetapkan oleh perusahaan baik kualitas maupun kuantitasnya adalah divisi manufacturing 1

2 produksi pembekuan ikan. Divisi manufacturing pembekuan ikan dituntut untuk bekerja dalam tekanan yang cukup besar yang memaksa mereka untuk selalu mendahulukan apa yang menjadi prosedur pembuatan suatu produk serta ketelitian, dan kesabaran setiap harinya. Sehingga tuntutan-tuntutan yang ada ini berpotensi untuk menimbulkan stres kerja. Salah satu divisi yang memiliki peran penting atas target yang ditetapkan oleh perusahaan baik kualitas maupun kuantitasnya adalah divisi manufacturing produksi. Divisi ini bertanggung jawab penuh atas kegiatan produksi yang berjalan di perusahaan hingga proses akhir. Divisi ini bertugas untuk menjalankan dan mengawasi seluruh kegiatan yang berkaitan dengan arus produksi, dari proses awal material datang hingga proses akhir pengemasan. Kegiatan produksi dimulai ketika material ikan datang dan proses awal adalah mencuci ikan-ikan segar dengan air es. Proses selanjutnya mensortir ikan berdasarkan jenis dan ukuran ikan, selanjutnya ikan ditimbang berdasarkan ketentuan. Kemudian ikan ditata kedalam lompan secara rapi dan benar sesuai ketentuan, dan selanjutnya dimasukkan kedalam Blass/Contack Temperatur atau ruang pendingin. Selanjutnya proses akhir yaitu proses mengeluarkan ikan dari ruang pendingin kemudian dikemas kedalam kardus-kardus packing. Selanjutnya ikan yang sudah dikemas didalam kardus akan dimasukkan kedalam container dan ikan akan dikirim ke Negara yang memesan. Proses pengerjaannya, divisi ini akan selalu menghadapi situasi dimana dimulai dari jam awal mereka masuk kerja hingga pulang kerja harus berkutat dengan kegiatan produksi. Hal ini pun harus mereka kerjakan tanpa ada satu

3 kesalahanpun yang dilakukan karena akan berakibat hasil produksi tidak layak untuk pasar internasional. Hal ini bisa menjadi salah satu pencetus timbulnya stres kerja. Seperti halnya pendapat Robbin (2005) faktor-faktor stres diantaranya adalah tuntutan tugas, tuntutan sarana, dan tuntutan antar pribadi. Hal tersebut juga terjadi pada karyawan bagian produksi pembekuan ikan Unit Cold Storage KUD Minatani. Yang mana karyawan harus berkutat dengan kegitan produksi dengan beban kerja dan target hasil produksi yang dapat memicu timbulnya stres. Serupa pula dengan pendapat dari Munandar (2011) bahwa faktor pemicu stres kerja salah satunya adalah beban kerja. Beban pekerjaan sebagai karyawan produksi yang dituntut akan mutu dari kulitas produksi dan target produksi akan dapat menjadi pemicu stres pada karyawan produksi di Unit Cold Storage KUD Minatani. Berdasarkan hasil wawancara non formal dengan manager pabrik pada tanggal 6 maret 2015 pukul 09:45 WIB di pabrik Unit Cold Storage KUD Minatani Brondong. Menyatakan bahwa hampir semua karyawan produksi yang bekerja di pabrik Unit Cold Storage adalah perempuan, terutama ibu-ibu dan wanita berusia 20 tahun keatas. Mereka bertugas sebagai karyawan produksi yang akan mengelola produk yang dihasilkan oleh perusahaan yaitu produk pembekuan ikan. Peran ganda sebagai wanita pekerja sering kali menimbulkan konflik bagi seorang wanita. Baik itu konflik dalam pekerjaan maupun konflik peran yang harus ia jalankan. Konflik sebagai seorang karyawan dengan beban dan tugas didalam pekerjaannya, maupun konflik peran sebagai seorang ibu dan seorang

4 istri yang harus bertanggungjawab atas tugas-tugasnya di rumah seringkali menimbulkan stres pada perempuan pekerja. Seperti halnya pendapat Waluyo (2009) salah satu sumber stres dapat dipicu oleh konflik peran dan ketidak jelasan peran antara peran sebagai karyawan dan peran sebagai ibu rumah tangga. Wanita yang bekerja di pabrik Cold Storage yang sudah menikah dan memiliki anak, selain harus bekerja dari pagi hingga petang mereka juga masih harus melakukan tugasnya sebagai seorang istri dan ibu di rumah. Hal tersebut juga tidak jarang menjadi faktor penyebab stres pada wanita. Dalam hal ini peran seorang suami dalam mendukung istri yang bekerja sangat dibutuhkan karena dapat membantu mengurangi stres yang terjadi akibat dari peran ganda yang harus dia hadapi. Dalam hal ini dukungan sosial dari keluarga sangat diperlukan untuk mencegah timbulnya stres akibat beban kerja yang dihadapi. Adapun dukungan yang dapat diberikan dapat berupa memberikan masukan atas masalah yang dihadapi dikantor dan mendengar keluhannya. Hal ini diharapkan dapat memberikan rasa nyaman, merasa diperhatikan dan dihargai. House (Dunseath et al, 1995) menyebutkan bahwa aspek dukungan sosial diantaranya dapat berupa memberi perhatian, mendengarkan dan simapati. Hal ini dapat dilakukan oleh keluarga dari karyawan Unit Cold Storage agar karyawan merasa diperhatikan, diperdulikan, dan dihargai atas apa yang ia kerjakan. Selanjutnya dukungan sosial diharapkan dapat mencegah timbulnya stres yang akan muncul akibat beban kerja sebagai karyawan dan peran ganda yang harus dijalani.

5 Dalam dunia kerja, seseorang dihadapkan pada situasi kerja yang penuh dengan tuntutan dan tekanan. Tuntutan pekerjaan yang tinggi akan menimbulkan banyak permasalahan bagi individu dan dapat berdampak negatif terhadap perfoma kerja seseorang. Pada situasi yang demikian, kehadiran orang lain yang memberikan dukungan akan sangat membantu bagi individu untuk mengatasi masalah yang dihadapi (Purba, Yulianto & Widyawati, 2007). Seorang wanita yang menjalankan peran ganda sebagai seorang karyawan dan sebagai seorang ibu rumah tangga, lebih sering mengalami stres dalam menjalankan perannya dibandingkan seorang wanita lajang. Hal ini dikarenakan seorang wanita yang berperan ganda mejalankan tugas gandanya sebagai seorang ibu yang melakukan pekerjaan rumahtangga dan menjalankan tugas pekerjaan sebagai seorang karyawan. Bahkan tidak jarang wanita pekerja seringkali kurang dapat berprestasi didalam pekerjannya. Bagi wanita pekerja bagaimanapun mereka adalah ibu rumah tangga yang sulit lepas begitu saja dari lingkungan keluarga. Karenanya dalam meniti karir wanita memiliki beban dan hambatan lebih berat dibandingkan pria. Dalam arti wanita terlebih dahulu harus mengatasi urusan keluarga yaitu suami dan anakanak serta hal-hal lain yang menyangkut masalah rumah tangga. Pada kenyataannya banyak wanita yang tidak mampu mengatasi hambatan itu. Meskipun ia memiliki kemampuan teknis cukup tinggi. Oleh karena itu jika wanita tidak pandai-pandai menyeimbangkan peran-peran ganda tersebut akhirnya ia akan kesulitan mengatasinya yang akan menimbulkan stres (Anoraga, 2009).

6 Pada kenyataanya peran ganda memberikan konsekuensi yang berat pada perempuan. Disatu sisi perempuan mencari nafkah untuk membantu suami bahkan pada beberapa kasus tertentu perempuan lebih bisa diandalkan dalam menafkahi dan disisi lain perempuan harus bisa melaksanakan tanggung jawabnya sebagai istri dan ibu. Walaupun demikian peran ganda perempuan bukan pilihan yang tidak mungkin diambil dan hal tersebut sering berdampak kepada sikap mereka terhadap kerja (Apollo & Cahyadi, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Almasitoh (2011) menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara konflik peran ganda dan dukungan sosial dengan stres kerja pada perempuan. Hal ini berarti perempuan yang memiliki konflik peran yang tinggi dan dukungan sosial yang rendah, maka tingkat stres yang dialami semakin tinggi. Sedangkan perempuan yang memiliki konflik peran ganda rendah dan dukungan sosial yang tinggi, maka tingkat stres yang dialami semakin rendah. Sedangkan hasil peneltian Murtiningrum (2005) menunjukkan bahwa konflik antara pekerjaan dan keluarga dapat memimbulkan stres kerja pada karyawan. Sedangkan dukungan sosial dari pasangan hidup dan keluarga, rekan kerja dan atasan, memainkan peranan penting dalam mengurangi resiko stres kerja. Dukungan sosial yang paling dominan adalah dukungan sosial yang berasal dari pasangan hidup dan keluarga, selanjutnya diikuti oleh dukungan sosial yang berasal dari atasan dan rekan kerja. Dukungan sosial dari keluarga bagi seorang ibu pekerja sangat diperlukan. Karena dengan adanya dukungan sosial, maka seorang ibu yang bekerja akan merasa diperhatikan dan diperdulikan. Terutama dukungan sosial dari suami

7 untuk istri yang bekerja. Dukungan sosial dari suami akan memberikan efek yang positif bagi ibu yang nantinya akan membuat suasana hati menjadi nyaman. Sehingga beban stres dalam pekerjaan akan lebih mudah dihindari. Suami adalah salah satu orang yang penting dalam kehidupan seorang ibu. Suami adalah orang pertama dan utama dalam memberikan dorongan kepada istrinya sebelum pihak lain turut memberikan dorongan (Dagun dalam Melati & Raudatussalamah, 2012). Ini menunjukkan bahwa dukungan sosial dari suami memiliki pengaruh yang penting bagi seorang ibu yang bekerja, untuk meminimalkan stres kerja yang akan ditimbulkan oleh konflik peran ganda seorang wanita. Baik itu konflik dalam pekerjaan maupun konflik dalam keluarga. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka rumusan masalah yang diajukan peneliti dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara dukungan sosial suami terhadap stres kerja pada wanita berperan ganda yang bekerja di pabrik Unit Cold Storage KUD Minatani?. Selanjutnya untuk menjawab rumusan masalah tersebut maka penulis melakukan penelitian yang mengambil judul Hubungan Antara Dukungan Sosial Suami Dengan Stres Kerja Pada Wanita Berperan Ganda Karyawan Pabrik Unit Cold Storage KUD Minatani di Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan. B. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Hubungan antara dukungan sosial suami dengan stres kerja pada wanita berperan ganda karyawan Unit Cold Storage KUD Minatani.

8 2. Tingkat dukungan sosial suami. 3. Tingkat stress kerja. 4. Seberapa besar sumbangan efektif dukungan sosial suami terhadap stres kerja pada wanita berperan ganda karyawan Unit Cold Storage KUD Minatani. C. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dilihat dari segi teoritis dan praktis adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dan hasil analisis mengenai hubungan antara dukungan sosial suami terhadap tingkat stress kerja pada perempuan karyawan pabrik. Sehingga dapat memperkaya kajian psikologi khususnya psikologi industri. 2. Secara praktis manfaat penelitian ini adalah : a. Bagi subjek, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan terhadap subjek dan keluarga subjek yang berkaitan dengan dukungan sosial suami terhadap tingkat stress kerja pada wanita berperan ganda. b. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber informasi kepada perusahaan yang berkaitan dengan dukungan sosial yang didapatkan karyawan dengan tingkat stress kerja yang terjadi pada karyawan.

9 D. Keaslian Penulisan Penelitian mengenai hubungan antara stres kerja dengan dukungan sosial suami sebelumnya pernah dilakukan oleh Anissa Darajati (2013) dengan judul Hubungan antara Dukungan Sosial Suami dengan Stres Kerja pada Wanita Berperan Ganda. Judul diatas memiliki kesamaan dengan penelitian ini, namun ada beberapa perbedaan dalam latar belakang masalah, manfaat, landasan teori, subjek penelitiannya, pembahasan serta kesimpulan. Penelitian Darajati (2013) mengambil latar belakang masalah tentang stres kerja pada guru dan dukungan sosial yang diperoleh oleh seorang guru. Sedangkan peneliti mengambil latar belakang masalah stres kerja pada karyawan Unit Cold Storage KUD Minatani bagian produksi manufaktur. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan permasalahan pada karyawan bagian produksi, yaitu beban kerja dan target produksi yang dihadapi karyawan. Perbedaan selanjutnya penelitian Darajati (2013) menggunakan subjek beberapa guru SMP di Surakarta. Diantaranya guru SMP Negeri 2 Surakarta, SMP Negeri 4 Surakarta dan SMP Negeri 15 Surakarta yang berjumlah 82 subjek. Sedangkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan subjek penelitian hanya pada karyawan wanita bagian produksi manufactur di pabrik Unit Cold Storage KUD Minatani dengan jumlah subjek sebesar 123 subjek. Selanjutnya dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive non random sampling yaitu pengambilan subjek berdasarkan karakteristik subjek yang akan diteliti. Adapun karakteristik subjek yang dimaksud adalah wanita yang sudah menikah, memiliki anak, dan bekerja di pabrik Unit Cold Storage KUD

10 Minatani bagian produksi pembekuan ikan. Sedangkan Darajati (2013) menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Adapun penelitian yang saat ini dilakukan oleh penulis lebih memfokuskan pada stres kerja yang terjadi pada wanita karyawan bagian produksi. Yang mana karyawan produksi memiliki tanggungjawab penuh terhadap jalannya roda produksi didalam perusahaan. Sehingga beban kerja dan target kerja yang telah ditentukan oleh perusahaan dapat menjadi pemicu timbulnta stress kerja bagi karyawan. Dukungan sosial dari keluarga sangat diperlukan oleh karyawan untuk mencegah timbulnya stres kerja yang akan terjadi. Untuk itulah penulis memilih melakukan penelitian di pabrik Unit Cold Storage KUD Minatani di kawasan pesisir utara pantai jawa yaitu di Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan.