BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)

BAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi,

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pemeliharaan hewan coba dilakukan di Animal Care Universitas Negeri

BAB III METODOLOGI. untuk Microsoft Windows.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. design. Posttest untuk menganalisis perubahan jumlah sel piramid pada

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Gizi, Farmakologi, Histologi dan Patologi

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

BAB IV METODE PENELITIAN Waktu, Lokasi dan Ruang Lingkup Ilmu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Kesehatan Jiwa, dan Patologi Anatomi. ini akan dilaksanakan dari bulan Februari-April tahun 2016.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu farmakologi khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu Anatomi, Patologi Anatomi dan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 6. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. pembuatan pakan. Analisis kadar malondialdehida serum dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. random pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan.

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan mikrobiologi, imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional.

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap dengan pendekatan Post Test Only Control Group Design.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi FK UNDIP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu Anatomi dan Patologi Anatomi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.

Lampiran 1. Data pemberian obat kepada kelinci. Tanggal Pemberian obat ,750 1, ,650 1,500

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. imunologi, farmakologi dan pengobatan tradisional. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. Tikus wistar diadaptasi di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB 4 MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan metode

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian dan Farmakologi. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi, 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian a. Pemeliharaan dan perlakuan terhadap hewan coba dilakukan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. b. Pembuatan preparat uterus hewan coba dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. c. Pemeriksaan histopatologi endometrium dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD dr. Soeratno Gemolong. d. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan Maret hingga Juni 2016. 3.3 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan pendekatan desain yang dipakai adalah The Post Only Control Group yang menggunakan mencit Balb/c betina dalam periode gestasi sebagai sampel penelitian. 31

32 Skema rancangan penelitian sebagai berikut : K HK S Randomisasi P I P II HP I HP II P III HP III Gambar 13. Skema Rancangan Penelitian Keterangan : S K P I : Sampel keseluruhan : Kelompok kontrol : Kelompok perlakuan I, diberikan diit standar dan ekstrak Curcuma domestica dan Tamarindus indica dosis 1.365 mg/kgbb/hari. P II : Kelompok perlakuan II, diberikan diit standar dan ekstrak Curcuma domestica dan Tamarindus indica dosis 4.095 mg/kgbb/hari. P III : Kelompok perlakuan III, diberikan diit standar dan ekstrak Curcuma domestica dan Tamarindus indica dosis 12.285 mg/kgbb/hari HK : Pengamatan gambaran histopatologi endometrium (ketebalan endometrium) kelompok kontrol HP I : Pengamatan gambaran histopatologi endometrium (ketebalan endometrium) kelompok perlakuan I HP II : Pengamatan gambaran histopatologi endometrium (ketebalan endometrium) kelompok perlakuan II HP III : Pengamatan gambaran histopatologi endometrium (ketebalan endometrium) kelompok perlakuan III

33 3.4 Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1 Populasi Mencit Balb/c betina dalam periode gestasi, berat badan 20-35 gram, sehat, tidak ada kelainan morfologi, yang dipelihara di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 3.4.2 Sampel 3.4.2.1 Kriteria Inklusi a. Mencit Balb/c betina dalam periode gestasi b. Berat badan 20-35 gram c. Usia 2-3 bulan d. Sehat e. Tidak ada kecacatan morfologi 3.4.2.2 Kriteria Eksklusi a. Terdapat kecacatan morfologi selama penelitian b. Mati selama adaptasi dan perlakuan 3.4.3 Cara Sampling Sampling pada penelitian ini dilakukan secara random sampling. 3.4.4 Besar Sampel Menurut pedoman WHO, penggunaan hewan coba untuk penelitian eksperimental, membutuhkan jumlah sampel minimal 5 ekor pada tiap kelompok. Pada penelitian ini sampel dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu 1 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan, sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan yaitu 20 ekor. Untuk menghindari drop-out, sampel ditambahkaan 10% dalam tiap

34 kelompok sehingga jumlah sampel menjadi 6 ekor dalam tiap kelompok, sehingga jumlah sampel seluruhnya menjadi 24 ekor. 3.5 Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel Bebas Variabel bebas penelitian ini adalah pemberian ekstrak Curcuma domestica dan Tamarindus indica per oral pada dosis bertingkat yaitu : dosis I (1.365 mg/kgbb/hari), dosis II (4.095 mg/kgbb/hari), dan dosis III (12.285 mg/kgbb/hari). 3.5.2 Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah gambaran histopatologi endometrium yaitu ketebalan endometrium mencit Balb/c dalam periode gestasi.

35 3.6 Definisi Operasional Tabel 6. Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Unit Skala Ekstrak Curcuma Ekstrak Curcuma domestica dan domestica dan Tamarindus indica dosis 1.365 Tamarindus indica mg/kgbb/hari diberikan per oral. dosis I Ekstrak Curcuma Ekstrak Curcuma domestica dan domestica dan Tamarindus indica dosis 4.095 Tamarindus indica mg/kgbb/hari diberikan per oral. dosis II Ekstrak Curcuma Ekstrak Curcuma domestica dan domestica dan Tamarindus indica dosis 12.285 Tamarindus indica mg/kgbb/hari diberikan per oral. dosis III Gambaran Gambaran histopatologi endometrium histopatologi yaitu ketebalan endometrium mencit endometrium mencit Balb/c yang dilihat dengan mikroskop Balb/c binokuler dengan perbesaran 40x pada 5 anotasi dan menggunakan program Leica Application Suite. mg/kgbb Rasio /hari mg/kgbb Rasio /hari mg/kgbb Rasio /hari mm Rasio 3.7 Cara Pengumpulan Data 3.7.1 Bahan Bahan-bahan untuk percobaan ini : a. Mencit Balb/c betina pada periode gestasi b. Ekstrak Curcuma domestica dan Tamarindus indica c. Bahan-bahan untuk metode baku histologis pemeriksaan jaringan : 1. Alkohol bertingkat 50%, 70%, 80%, 95%

36 2. Aquades 3. Hematoksilin Eosin 4. Larutan buffer formalin 10% 5. Larutan Xylol 6. Parafin 7. Albumin 8. Cairan aceton 9. Canada balsam d. Makanan dan minuman mencit Balb/c 3.7.2 Alat 3.7.2.1 Alat untuk memberikan perlakuan a. Kandang mencit Balb/c b. Sonde c. Spuit 1 cc (tuberculin) d. Neraca O Hauss 3.7.2.2 Alat untuk otopsi a. Tabung kaca untuk menyimpan organ b. Rak tabung c. Gunting operasi lurus tajam/tumpul d. Scalpel e. Pinset chirurgis 3.7.2.3 Alat untuk pemeriksaan histopatologi a. Water bath

37 b. Kaca objek dan kaca preparat c. Kamera digital d. Mikroskop cahaya 3.7.3 Jenis data Data yang dikumpulkan merupakan data primer hasil penelitian gambaran histopatologi endometrium (ketebalan endometrium) mencit Balb/c dalam periode gestasi dari kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diberi ekstrak Curcuma domestica dan Tamarindus indica per oral dengan dosis bertingkat. 3.7.4 Cara Kerja Cara kerja pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memilih 24 ekor mencit Balb/c betina yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Membagi mencit Balb/c menjadi 4 kelompok yang masingmasing terdiri dari 6 mencit Balb/c yang dipilih secara acak. 2. Melakukan proses adaptasi terhadap mencit Balb/c betina selama 7 hari di laboratorium, diletakkan dalam kandang dan diberi pakan standar serta minum ad libitum. 3. Menimbang berat badan masing-masing mencit. 4. Pada hari ke-7 sampai hari ke-17 periode gestasi, kelompok I diberikan ekstrak Curcuma domestica dan Tamarindus indica dengan dosis I (1.365 mg/kgbb/hari), kelompok II dengan dosis II (4.095 mg/kgbb/hari), kelompok III dengan dosis III (12.285 mg/kgbb/hari).

38 Masing-masing dosis dicampur dengan aquades sampai 1 ml kemudian diberikan secara oral dengan menggunakan sonde. 5. Pada hari ke-18 periode gestasi masing-masing mencit Balb/c ditimbang berat badannya. 6. Mencit Balb/c kemudian diterminasi dengan cara pembiusan ether. 7. Mencit dibedah, pengambilan organ uterus pada bagian corpus uteri, kemudian diisolasi dalam buffer formalin 10% dan selanjutnya dibuat sediaan histologis dengan metode paraffin dan pewarnaan hematoksilineosin dengan tebal sayatan 6 µm. 8. Prosedur pembuatan sediaan histologis uterus dengan metode paraffin adalah sebagai berikut : a. Jaringan yang sudah difiksasi dalam larutan buffer formalin 10 % b. Jaringan kemudian dimasukkan ke dalam cairan aceton selama 3 x 20 menit dengan tujuan untuk menghilangkan air yang melekat pada organ (dehidrasi) c. Kemudian dimasukkan ke dalam xylol selama 1 jam dengan tujuan membersihkan organ dari aceton. d. Parafin dipanaskan dengan oven e. Dari xylol dimasukkan ke dalam parafin oven selama 3 jam f. Kemudian parafin didinginkan di dalam blok parafin sampai kering g. Setelah kering, parafin dipotong dengan menggunakan mikrotom putar setebal 6 µm

39 h. Hasil pemotongan dimasukkan dalam water bath berisi aquabidest yang telah dihangatkan sampai suhu 45 ᴏ C-50 ᴏ C i. Mengambil sayatan yang berada di water bath dengan objek glass yang sudah diolesi dengan albumin mayer j. Sayatan yang sudah berada di atas objek glass dibiarkan kering selama 12 jam k. Setelah kering lakukan pewarnaan dengan menggunakan hematoksilin eosin. 9. Prosedur pewarnaan dengan menggunakan hematoksilin eosin, sebagai berikut : a. Slide dimasukkan ke dalam cairan xylol I, II, III dengan permukaan yang mengandung sayatan menghadap ke depan, masing-masng selama 5 menit b. Pindahkan slide ke dalam larutan alkohol absolut selama 5 menit, kemudian ke alkohol 95%, 80%, 70%, dan 50%, masing-masing selama 10 menit c. Pindahkan slide ke dalam akuades selama 10 menit d. Slide dimasukkan ke dalam larutan pewarna hematoksilin selama 2-3 menit e. Bilas slide dengan akuades sebanyak 2 kali f. Slide dipindahkan ke dalam eosin selama 30 detik g. Slide dipindahkan berturut-turut ke alkohol 70%, 80% 95% dan alkohol absolut dengan waktu yang sama

40 h. Slide dipindahkan lagi ke xylol I, xylol II masing-masing selama 5 menit. i. Slide diangkat dari xylol II, kemudian ditetesi canada balsam j. Menutup slide dengan kaca penutup dan dibiarkan kering. 10. Kemudian dilakukan pengamatan preparat dan diukur ketebalan endometrium dengan menggunakan mikroskop binokuler perbesaran 40x pada 5 anotasi dan menggunakan program Leica Application Suite. 11. Lalu membandingkan ketebalan endometrium antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

41 3.8 Alur Penelitian 24 ekor mencit Balb/c dalam periode gestasi Adaptasi 7 hari Randomisasi K 6 ekor P I 6 ekor P II 6 ekor P III 6 ekor Ekstrak Curcuma domestica dan Tamarindus indica dosis 1.365 mg/kgbb/hari Ekstrak Curcuma domestica dan Tamarindus indica dosis 4.095 mg/kgbb/hari Ekstrak Curcuma domestica dan Tamarindus indica dosis 12.285 mg/kgbb/hari Pengambilan jaringan uterus dan pengecatan jaringan dengan metode baku histopatologi pemeriksaan jaringan Pemeriksaan struktur histopatologi endometrium mencit Balb/c secara mikroskopis Gambar 15. Bagan Alur Penelitian

42 3.9 Analisis Data Data yang diperoleh diolah dengan program computer SPSS for windows. Data gambaran histopatologi endometrium (ketebalan endometrium) mencit Balb/c periode gestasi menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk, (p>0,05). Kemudian dilakukan uji homogentitas varian. Data yang normal dan varian data sama dilanjutkan dengan uji One Way Anova kemudian dilanjutkan dengan analisa Post Hoc. Uji Post Hoc memiliki ketentuan : a. p < 0,05 maka ada perbedaan yang bermakna b. p 0,05 maka tidak ada perbedaan yang bermakna Jika didapatkan hasil yang bermakna, maka interpretasinya yaitu: terdapat perbedaan yang bermakna antara gambaran histopatologi endometrium (ketebalan endometrium) mencit betina BAlb/c pada periode gestasi dengan pemberian per oral ekstrak Curcuma domestica dan Tamarindus indica dengan dosis bertingkat. Jika didapatkan hasil yang tidak bermakna, maka interpretasinya yaitu : tidak ada perbedaan yang bermakna antara gambaran histopatologi endometrium (ketebalan endometrium) mencit betina Balb/c pada periode gestasi dengan pemberian per oral ekstrak Curcuma domestica dan Tamarindus indica dengan dosis bertingkat. 3.10 Etika Penelitian Pengajuan Ethical Clearence kepada Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro telah dilakukan dan disetujui sebelum penelitian berlangsung. Mencit Balb/c dipelihara di Laboratorium Hewan

43 Coba Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Hewan diberikan makan dan minum ad libitum. Pemberian intervensi dilakukan dengan memberikan ekstrak Curcuma domestica dan Tamarindus indica secara oral menggunakan sonde. Hewan diterminasi dengan cara dislokasi leher. Pembuatan preparat sesuai dengan metode buku histopatologi pemeriksaan jaringan. 3.11 Jadwal Penelitian Tabel 7. Jadwal Penelitian Waktu (Bulan) No. Kegiatan 2015 2016 11 12 1 2 3 4 5 6 1. Pengajuan Proposal 2. Revisi proposal 3. Pemilihan subjek penelitian, pengumpulan data, dan pengolahan data 4. Penyusunan laporan 5. Seminar hasil