KAJIAN TERHADAP SISTEM JALAN MERDEKA DAN HOS COKROAMINOTO KECAMATAN SIANTAR UTARA PEMATANG SIANTAR

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP INFRASTRUKTUR JARINGAN DRAINASE KOTA RANTEPAO

TINJAUAN PERENCANAAN DIMENSI PENAMPANG BATANG MARANSI DAN BATANG LURUIH KOTA PADANG

BAB V ANALISA DATA. Analisa Data

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)

EVALUASI KAPASITAS SALURAN GUNA MENANGANI MASALAH BANJIR DI JALAN BENDUNGAN SUTAMI KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Rt Xt ...(2) ...(3) Untuk durasi 0 t 1jam

PERENCANAAN DRAINASE KELURAHAN KAMPUNG PONDOK KECAMATAN PARIAMAN TENGAH KOTA PARIAMAN

EVALUASI SISTEM JARINGAN DRAINASE DI JALAN SOEKARNO HATTA MALANG

KAJI ULANG SISTEM DRAINASE UNTUK MENGATASI BANJIR GENANGAN DI PERUMAHAN VILLA JOHOR, KEC. MEDAN JOHOR. Elgina Febris Manalu 1, Ir. Terunajaya, M.

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA BIMA NUSA TENGGARA BARAT

STUDI EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN AW.SYAHRANI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB III METODE ANALISIS

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA

PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penelitian tentang Analisis Kapasitas Drainase Dengan Metode Rasional di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

EVALUASI KAPASITAS SALURAN DRAINASE DESA SARIHARJO NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA

Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.

EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN LINGKAR BOTER KABUPATEN ROKAN HULU

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

EVALUASI SISTEM DRAINASE TERHADAP GENANGAN DI KECAMATAN WATES KABUPATEN BLITAR

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN

PILIHAN TEKNOLOGI SALURAN SIMPANG BESI TUA PANGLIMA KAOM PADA SISTEM DRAINASE WILAYAH IV KOTA LHOKSEUMAWE

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

PERENCANAAN DRAINASE KOTA SEBA

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE KECAMATAN PELALAWAN

DAMPAK PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP KAPASITAS SALURAN DRAINASE DI SUB DAS KLANDASAN KECIL SUNGAI KLANDASAN KECIL KOTA BALIKPAPAN JURNAL

PENELUSURAN BANJIR MENGGUNAKAN METODE LEVEL POOL ROUTING PADA WADUK KOTA LHOKSEUMAWE

EVALUASI SISTEM DRAINASE DI DAERAH SIMO GUNUNG, SIMO MULYO BARAT, SIMO MULYO, DARMO SATELIT, DAN DARMO INDAH YANG BERADA DI SURABAYA BARAT

STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN

EVALUASI SALURAN DRAINASE PADA JALAN PASAR I DI KELURAHAN TANJUNG SARI KECAMATAN MEDAN SELAYANG (STUDI KASUS)

PENERAPAN SISTEM SEMI POLDER SEBAGAI UPAYA MANAJEMEN LIMPASAN PERMUKAAN DI KOTA BANDUNG

PENDAMPINGAN PERENCANAAN BANGUNANAN DRAINASE DI AREA PEMUKIMAN WARGA DESA TIRTOMOYO KABUPATEN MALANG

BAB IV ANALISA DATA. = reduced mean yang besarnya tergantung pada jumlah tahun pengamatan. = Standard deviation dari data pengamatan σ =

STUDI PENGEMBANGAN SISTEM DRAINASE PERKOTAAN BERWAWASAN LINGKUNGAN (STUDI KASUS SUB SISTEM DRAINASE MAGERSARI KOTA MOJOKERTO)

STUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA. Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri

EVALUASI SISTEM DRAINASE KECAMATAN PONOROGO KABUPATEN PONOROGO. Heri Suryaman. Prof. Dr. Ir. H. Kusnan, SE., MM.,MT. Abstrak

Kajian Kapasitas Dimensi Saluran Drainase pada Jalan Adipati Agung Kelurahan Baleendah, Bandung

Efektifitas Drainase Kota Kediri Bagian Timur. Adi Prawito, Ir, MM

ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK MEMBUAT KURVA INTENSITY-DURATION-FREQUENCY (IDF) DI KAWASAN KOTA LHOKSEUMAWE

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BATANG LUBUH KABUPATEN ROKAN HULU PROPINSI RIAU

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU. S.H Hasibuan. Abstrak

PENATAAN SISTEM DRAINASE DI KAMPUNG TUBIR KELURAHAN PAAL 2 KOTA MANADO

KAJIAN PENATAAN SALURAN DRAINASE BERDASARKAN RENCANA TATA GUNA LAHAN KOTA KEPANJEN KABUPATEN MALANG

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN THE GREENLAKE SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2,GRESIK

PERENCANAAN SALURAN PENANGGULANGAN BANJIR MUARA SUNGAI TILAMUTA

EVALUASI KAPASITAS SISTEM DRAINASE PERUMAHAN (Studi Kasus Perum Pesona Vista Desa Dayeuh Kecamatan Cileungsi)

TUGAS AKHIR ELGINA FEBRIS MANALU. Dosen Pembimbing: IR. TERUNA JAYA, M.Sc

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI KAWASAN KOMPLEK PERUMAHAN JAYA SETIA DI KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE OPI REGENCY JAKABARING PALEMBANG LAPORAN AKHIR

STUDI EVALUASI SISTEM DRAINASE DI KAWASAN TOMANG (KELURAHAN JATI PULO, KECAMATAN PALMERAH JAKARTA BARAT)

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI GAYUNGSARI BARAT SURABAYA DENGAN BOX CULVERT

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hidrologi dengan panjang data minimal 10 tahun untuk masing-masing lokasi

ANALISIS DIMENSI DAN POLA ALIRAN DRAINASE JALAN HANG TUAH KOTA DURI KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

IDENTIFIKASI POTENSI BANJIR PADA JARINGAN DRAINASE KAWASAN PERUMAHAN NASIONAL (PERUMNAS) LAMA JALAN RAJAWALI PALANGKA RAYA

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN SALURAN DRAINASE JALAN VETERAN KECAMATAN PADANG BARAT KOTA PADANG

BAB IV PEMBAHASAN. muka air di tempat tersebut turun atau berkurang sampai batas yang diinginkan.

EVALUASI DAN PERENCANAAN ULANG SALURAN DRAINASE PADA KAWASAN PERUMAHAN SAWOJAJAR KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG

PERENCANAAN DRAINASE KAWASAN KELURAHAN NUNANG KECAMATAN PAYAKUMBUH BARAT

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK

EVALUASI SISTEM JARINGAN DRAINASE PERMUKIMAN SOEKARNO HATTA KOTA MALANG DAN PENANGANANNYA Esti Widodo, Diana Ningrum 1

PENATAAN DRAINASE DI KAWASAN KANTOR BADAN PUSAT STATISTIK KELURAHAN BUMI NYIUR KOTA MANADO

ANALISA KINERJA RUAS JALAN BERDASARKAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN KARAKTERISTIK BETON DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH SERAT NYLON DAN POLIMER CONCRETE

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA RENCANA KAWASAN INDUSTRI DELI SERDANG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS M. HARRY YUSUF

Demikian semoga tulisan ini dapat bermanfaat, bagi kami pada khususnya dan pada para pembaca pada umumnya.

STUDI PERBANDINGAN ANTARA HIDROGRAF SCS (SOIL CONSERVATION SERVICE) DAN METODE RASIONAL PADA DAS TIKALA

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

SIMULASI POMPA BANJIR UNTUK MENGATASI BANJIR DI JALAN SEI MASANG KOTA DUMAI

BAB VI ANALISIS KAPASITAS DAN PERENCANAAN SALURAN

EVALUASI KAPASITAS SALURAN KALI BELIK YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP BESARNYA DEBIT(Q) PADA SUATU KAWASAN (STUDI KASUS PASAR FLAMBOYAN)

Perkiraan Koefisien Pengaliran Pada Bagian Hulu DAS Sekayam Berdasarkan Data Debit Aliran

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.1 Tahun 2015

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

EVALUASI TEKNIS SISTEM DRAINASE DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI. ABSTRAK

KAJIAN SISTEM JARINGAN DRAINASE JALAN DESA BOCEK KECAMATAN KARAGPLOSO KABUPATEN MALANG. Disusun Oleh : Eliseu Martins.

ANALISA DEBIT BANJIR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI ( DAS ) BATANG MERAO KABUPATEN KERINCI AKIBAT PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN

BAB II DASAR TEORI. Menurut Suripin (2004 ; 7) drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras,

KAJIAN PENGENDALIAN BANJIR DI KECAMATAN ILIR TIMUR I PALEMBANG. Zainuddin

EVALUASI KAPASITAS SISTEM DRAINASE DI KECAMATAN MEDAN JOHOR ALFRENDI C B HST

Analisis Kinerja Saluran Drainase di Daerah Tangkapan Air Hujan Sepanjang Kali Pepe Kota Surakarta

BAB IV KONDISI EKSISTING SISTEM DRAINASE PADA WILAYAH STUDI

KAJIAN SISTEM DRAINASE PATUKANGAN-PEGULON KABUPATEN KENDAL

PERENCANAAN DRAINASE PERUMAHAN BATU KASEK KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG

STUDI POTENSI PENERAPAN SISTEM DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN PADA KECAMATAN RUNGKUT KOTA SURABAYA

Transkripsi:

KAJIAN TERHADAP SISTEM JALAN MERDEKA DAN HOS COKROAMINOTO KECAMATAN SIANTAR UTARA PEMATANG SIANTAR Novdin M. Sianturi Dosen Prodi Teknik Sipil FT USI Simalungun Email : ssnovdin@yahoo.com ABSTRAK Jumlah penduduk di Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar setiap tahun semakin meningkat dan berkembang, dimana perkembangan tersebut berakibat pada perubahan tata guna lahan yang memberikan pengaruh cukup dominan terhadap debit banjir. Dari kajian didapat komponen yang paling besar memberikan sumbangan dalam pertumbuhan tersebut yaitu debit banjir yang diakibatkan oleh curah hujan. Adanya perubahan debit banjir yang terjadi sudah tentu berakibat pada dimensi drainase yang ada. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk menghitung debit banjir rencana dan dimensi saluran yang dapat menampung curah hujan maksimum. Berdasarkan data curah hujan harian selama 0 tahun terakhir yang peroleh dari stasiun BMKG SPMK PPKS Unit Usaha Marihat Siantar maka perhitungan tersebut merupakan harian maksimum rerata. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui distribusi curah hujan, dan di dalam perhitungan tersebut digunakan metode Mononobe yang mana nilai tersebut diperlukan dalam perhitungan debit banjir rencana dengan metode Rasional dengan hasil rencana dan drainase tersebut berbentuk segi empat. Hasil kaji terhadap sistem drainase di jalan Merdeka dan HOS Cokroaminoto kecamatan siantar utara kota Pematangsiantar didapat perhitungan dengan dimensi drainase jalan Merdeka : lebar dasar saluran sebesar,54 m, tinggi saluran sebesar,077 m dengan Q = 3,40 m 3 /dtk dan untuk saluran drainase di Jalan HOS Cokroaminoto : lebar dasar saluran sebesar,770 m, tinggi saluran sebesar 0,885m dengan Q =,800 m 3 /dtk. Kata kunci : Sistem drainase, debit banjir, tata guna lahan. ABSTRACT The population of residents in the District of North Siantar Pematangsiantar is increasing and growing each year, where the development results in changes in land use that provides enough dominant influence on flood discharge. The biggest component contribution to this growth was caused by the flood discharge rainfall. The changes of the rain debit certainly result in a dimension that has no drainage. The purpose of writing this paper to calculate the flood discharge plan and channel dimensions which can accommodate a maximum of rainfall. Daily rainfall data over the last 0 years that was obtained from BMG station SPMK PPKS Marihat Siantar Business Unit is calculated by the average daily maximum. Based on the calculation, we can determine the distribution of rainfall, and in the calculations the authors used a method Mononobe where the value is required in the calculation of flood discharge plans with Rational method. Drainage used rectangular forms. The results of the review of the drainage system in the Merdeka and HOS Cokroaminoto Siantar northern district town Pematangsiantar obtained by dimensional road drainage calculations Merdeka: basic channel width of.54 m, height of,077 m channel with Q = 3.40 m3/second and for drainage in Jalan HOS Cokroaminoto: basic channel width of.770 m, 0.885 m height channel with Q =.800 m3/second. Keywords: Assessment, drainage systems, flood discharge, land use. Kajian Terhadap Sistem Drainase (Studi Kasus Drainase Jalan Merdeka dan Hos Cokroaminoto 45

. PENDAHULUAN Latar Belakang Musim hujan dan musim kemarau, yang setiap tahunnya akan menghadapi masalah yang sama pada setiap pergantian musim, hal ini disebabkan karena perkembangan urbanisasi yang semakin menambah beban perkotaan menjadi lebih berat, menyebabkan perubahan tata guna lahan, sedangkan siklus hidrologi sangat dipengaruhi oleh tata guna lahan. N.M. Sianturi (03) Kecamatan siantar Utara Kota Pematangsiantar yang merupakan salah satu bahagian dari kota-kota kecil yang ada di wilayah Indonesia yang memiliki dua musim, perkembangan terhadap industri menimbulkan dampak yang cukup besar pada siklus hidrologi sehingga berpengaruh besar terhadap sistem drainase perkotaan. Sebagai contoh, adanya perkembangan beberapa kawasan hunian yang disinyalir sebagai penyebab banjir dan genangan di lingkungan sekitarnya. Drainase perkotaan melayani pembuangan kelebihan air pada suatu kota dengan cara mengalirkannya melalui permukaan tanah atau lewat bawah permukaan tanah, untuk dibuang ke sungai, laut atau danau. Kelebihan air dapat disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi atau akibat dari durasi hujan yang lama. Hal tersebut terjadi diantaranya diakibatkan oleh kurang baiknya perencanaan dalam mengantisipasi akibat dari pergantian musim setiap tahunnya, yang khususnnya dalam hal ini adalah buruknya sarana untuk air mengalir dipermukaan yaitu drainase. Untuk itu setiap perkembangan kota harus diikuti dengan perbaikan sistem drainase, tidak cukup hanya pada lokasi yang dikembangkan, melainkan harus meliputi daerah sekitarnya juga. Secara umum drainase didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan pada suatu kawasan. Kebutuhan terhadap drainase berawal dari kebutuhan air untuk kehidupan manusia, dimana manusia membutuhkan serta memanfaatkan sungai untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, perikanan, peternakan dan sebagainya. Dengan semakin berkembangnya pertumbuhan daerah maka pembangunan drainase sangat diperlukan untuk menjaga kestabilan alur air yang melewati kawasan perkotaan untuk mencegah dan mengantisipasi timbulnya luapan air (banjir) pada daerah tersebut, yang dapat mengakibatkan tertundanya atau terganggunya kegiatan masyarakat serta merusak kesehatan masyarakat yang ada di daerah tersebut sehingga air hujan atau air pembuangan dari rumah maupun air kotor membutuhkan drainase untuk dapat mengalirkan air tersebut lebih terkendali dan terarah. 46 Jurnal Teknik Sipil Volume 9 Nomor, Oktober 03 : 85-68

Drainase merupakan terminologi yang digunakan untuk menyatakan sistem yang berkaitan dengan penanganan masalah kelebihan air, baik di permukaan maupun di bawah permukaan tanah. Pengertian drainase tidak terbatas pada teknik pembuangan air yang berlebihan namun lebih luas lagi yang berhubungan dengan aspek kehidupan yang berada dalam wilayah tersebut. Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini tak lain untuk mengkaji kembali menghitung debit banjir rencana dan dimensi saluran yang dapat menampung curah hujan maksimum. Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah bermanfaat bagi penduduk atau masyarakat disekitar daerah yang dihitung dan direncanakan dimensi salurannya, dimana dapat menampung air yang ada serta dapat mengurangi banjir. Permasalahan Saluran drainase merupakan suatu jalur aliran air diatas muka bumi yang disamping mengalirkan air juga mengangkut sedimen yang terkandung dalam air yang mengalir pada saluran drainase tersebut. Hal hal yang sering dijumpai terjadi pada perencanaan saluran drainase antara lain :. Kondisi topografi. Penentuan data curah hujan. 3. Penentuan dimensi drainase 4. Besar endapan sedimen pada drainase. 5. Penentuan data kependudukan untuk menganalisis jumlah air buangan. 6. Masalah luapan air dan banjir Batasan Masalah Mengingat banyaknya masalah yang dapat dicakup sesuai dengan judul makalah, maka agar dapat mengarah langsung kepada pokok permasalahan dan pembahasan tetap mengacu kepada tujuan penulisannya. Oleh karena itu perlu diberikan pembatasan masalah, yaitu sebagai berikut :. Menghitung debit banjir rencana drainase dengan metode Rasional yang diakibatkan oleh curah hujan maksimum. Kajian Terhadap Sistem Drainase (Studi Kasus Drainase Jalan Merdeka dan Hos Cokroaminoto 47

. Menghitung curah hujan rencana dengan metode EJ. Gumbel (SNI 03-344-994) 3. Analisis perhitungan dimensi saluran dilakukan terhadap debit curah hujan. 4. Menentukan dimensi drainase.. METODOLOGI Drainase Menurut K.G. Ranga Raja (986), Chow, Ven Te (99) dan Todd, D.K. (980) istilah lain dari Drainase dapat juga didefenisikan sebagai bangunan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optima dan mereka menerengkan bahwa drainase yang berasal dari bahasa Inggris yang artinya Drainage, dimana memiliki arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Drainase secara umum dapat didefenisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan dari air irigasi dari suatu kawasan/ lahan, sehingga fungsi kawasan/ lahan tidak terganggu. Drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran pengumpul (collector drain), saluran pembawa (conveyor drain), saluran induk (main drain), dan badan air penerima (receving waters), Pada Sistem aliran drainase dibangun hanya untuk menerima limpasan air hujan dan membuangnya kebadan air terdekat seperti sungai, danau, dan laut. Lokasi Drainase Daerah studi berada dalam wilayah Kelurahan Dwikora Kota Pematang siantar, yang terletak di lokasi Drainase di Jalan Merdeka, Drainase di Jalan HOS Cokroaminoto. Data Curah Hujan Menurut K.G. Ranga Raja (986) dan Stasiun SMPK PPKS (0) bahwa hujan merupakan komponen yang penting dalam menganalisis hidrologi pada perancangan debit untuk menentukan dimensi drainase. Pengukuran hujan dilakukan selama 4 jam, sehingga hujan maksimum selama hari dapat diketahui.data hujan diambil selama 0 tahun yaitu dari tahun 00-0 dan dapat dilihat pada tabel.. 48 Jurnal Teknik Sipil Volume 9 Nomor, Oktober 03 : 85-68

Tabel.. Data Curah Hujan Maksimum Tahun Hujan Maksimum (mm) 00 ±350 003 ±509 004 ±44 005 ±407 006 ±756 007 ±46 008 ±574 009 ±478 00 ±477 0 ±546 Sumber : Stasiun SMPK PPKS Unit Usaha Marihat Kelurahan Dwikora Kondisi Eksiting Wilayah dan Tata Guna Lahan Menurut Iman Subarkah. (980), K.G. Ranga Raja (986) dan Tod. D.K. (980) bahwa pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran, yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan. Angka koefisien aliran permukaan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik suatu lahan. N.M. Sianturi (03), Secara umum kondisi drainase di Kelurahan Dwikora sangat perlu diperhatikan, supaya air jangan tergenang dan mengalir sebagaimana serta tidak terjadi banjir pada saat datang hujan atau air sungai naik.maka sangat dibutuhkan penanganan yang khusus untuk dapat mengurangi genangan tersebut. Melalui data-data yang di dapat dari lapangan dan peta kota Pematangsiantar diketahui bahwa lahan atau kawasan di Kelurahan Dwikora yang dipakai sebagai berikut :. Jalan Merdeka Pada jalan ini telah terdapat saluran drainase pada kedua sisi jalan Jenis tanah berpasir lepas dengan saluran drainase berbentuk segi empat yang terbuat dari pasangan beton yang dihaluskan dengan panjang ±600 m dan luas daerah aliran 0,064 km. Jalan HOS Cokroaminoto Pada jalan ini telah terdapat saluran drainase pada kedua sisi jalan Jenis tanah berpasir lepas dengan saluran drainase berbentuk segi empat yang terbuat dari pasangan beton yang dihaluskan dengan panjang ±00 m dan luas daerah aliran 0,03 km Kajian Terhadap Sistem Drainase (Studi Kasus Drainase Jalan Merdeka dan Hos Cokroaminoto 49

Bagan Alir Perencanaan Tahapan perencanaan dapat dilihat pada Gambar. Gambar. Bagan Alir Perhitungan Dimensi Drainase Gambar. Peta Lokasi Drainase Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar 50 Jurnal Teknik Sipil Volume 9 Nomor, Oktober 03 : 85-68

3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Curah Hujan Rencana Data curah hujan diperoleh dari Badan Meterologi dan Geofisika melalui stasiun pengamatan hujan SMPK PPKS (0) dan teori dari Suyono Sosrodarsono, Kensaku Takeda. (987) bahwa data yang dikumpulkan selama 0 tahun terakhir, dari tahun 000 sampai tahun 00 merupakan sampel untuk mengetahui hasil yang maksimal. Pemeriksaan data curat hujan tersebut diambil setiap hari pada jam 07.00 pagi. K.G. Ranga Raja (986) dan Chow, Ven Te (99) menyimpulkan bahwa dalam memulia suatu perencanaan drainase, perlu dikumpulkan data pendukung agar hasil perencanaan dapat dipertanggung jawabkan. Data yang diperoleh berasal dari lokasi dan dikumpulkan langsung di lapangan dengan melakukan pengukuran dan penyelidikan lapangan Iman Subarkah. (980) dan K.G. Ranga Raja (986) menjelaskan bahwa data curah hujan yang telah tersedia yaitu :. Data curah hujan harian. Data curah hujam maksimum tahunan Berdasarkan Suripin. (003), K.G. Ranga Raja (986) dan Todd. D.K. (980) bahwa data curah hujan yang dipakai untuk perencanaan adalah data curah hujan yang paling dekat dengan lokasi rencana saluran. Besarnya rata-rata curah hujan untuk daerah yang bersangkutan didapatkan dengan mengambil nilai rata-rata hitung (arithmatic mean). Data curah hujan ini digunakan untuk menentukan besarnya debit rencana dan selanjutnya digunakan untuk menentukan dimensi dari saluran drainase untuk penampung curah hujan tersebut. Dari hasil data stasiun SMPK PPKS (0) dengan diikuti syarat yang dilakukan oleh K.G. Ranga Raja (986) dan Robert J. Kodoatie. (0) menjelaskan bahwa semakin lama jangka waktu pengamatan curah hujan maka akan semakin baik dan akurat pula hasil yang diperoleh untuk menentukan besarnya debit banjir rencana dan dimensi penampang saluran drainase. Dalam hal ini diasumsikan curah hujan merata disetiap daerah aliran. N.M. Sianturi (03), dari perhitungan curah hujan rencana di Kelurahan Dwikora dapat dilihat pada tabel 3 dan perhitungan distribusi curah hujan dengan menggunakan metode EJ Gumbel. Kajian Terhadap Sistem Drainase (Studi Kasus Drainase Jalan Merdeka dan Hos Cokroaminoto 5

Tabel.. Curah hujan maksimum tahunan Tahun Hujam Maksimum (mm) 00 ±350 003 ±509 004 ±44 005 ±407 006 ±756 007 ±46 008 ±574 009 ±478 00 ±477 0 ±546 Sumber : Stasiun SMPK PPKS Unit Usaha Marihat Kelurahan Dwikora Tabel 3. Konfigurasi data curah hujan untuk menentukan Standar Deviasi Tahun Pengamatan (N) Curah Hujan X i (mm) (X i - R ) (X i - R ) 00 350-5,7 3.0,89 003 509 7,3 53,9 004 44-77,7 6.037,9 005 407-94,7 8.968,09 006 756 54,3 64.668,49 007 46-40,7.656,49 008 574 7,3 5.7,9 009 478-3,7 56,69 00 477-4, 585,64 0 48-7,7 606,49 N 0 X i 49,8.377,65 R X N i 498 0 49,8 mm.377,65 X R, mm N S x i N 0 44 i Menghitung Distribusi Pada Curah Hujan Perhitungan distribusi curah hujan dengan menggunakan Metode EJ. Gumbel dan rumus yang digunakan adalah : R R k. S T x 5 Jurnal Teknik Sipil Volume 9 Nomor, Oktober 03 : 85-68

Dimana : k= YTr Y S n n Dari tabel. Reduced Mean (Y n ) dan tabel. Reduced Standart Deviation (S n ) Berdasarkan Suripin (003) bahwa hasil yang akan diperoleh dari nilai untuk n = 0 tahun, yaitu : Y n = 0,495 S n = 0,9496 Dari tabel. dan table. hubungan antara Reduced Variate (Y Tr ) dengan periode ulang (T) akan diperoleh nilai Y Tr untuk masing-masing T, lihat Tabel 4 : Tabel. 4. Reduce Variate, Y Tr Periode Ulang Reduce Variate Periode Ulang Reduce Variate T (tahun) Y Tr T (tahun) Y Tr 0.3668 00 4.60 5.5004 00 5.969 0.59 50 5.506 0.9709 500 6.49 5 3.993 000 6.9087 50 3.908 5000 8.588 75 4.37 0000 9. Sumber : Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan, Suripin. (005) Harga Y Tr juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus : T Y Tr = - Ln Ln T Maka curah hujan dengan periode ulang tertentu dapat diketahui. R T = R T = Maka curah hujan untuk T = 5 tahun R = = 476,760 mm Maka curah hujan untuk T = 5 tahun R 5 = R k. S x YTr Yn R S S 0,3668 0,495 49,8 x,44 0,9496,5004 0,495 49,8 x,44 0,9496 = 609,55 mm n x Kajian Terhadap Sistem Drainase (Studi Kasus Drainase Jalan Merdeka dan Hos Cokroaminoto 53

Maka curah hujan untuk T = 0 tahun, 50 0, 495 R 0 = 49,8 x 0,9496 = 669,490 mm Maka curah hujan untuk T = 0 tahun,9709 0, 495 R 0 = 49,8 x 0,9496 = 78,84 mm Maka curah hujan untuk T = 5 tahun 3,993 0, 495 R 5 = 49,8 x 0,9496 = 84,378 mm Maka curah hujan untuk T = 50 tahun 3,908 0,495 R 50 = 49,8 x 0,9496 = 890,999 mm, 44, 44, 44,44 Maka curah hujan untuk T = 00 tahun 4,37 0,495 R 75 = 49,8 x,44 0,9496 = 938,90 mm Selanjutnya perhitungan curah hujan rencana dengan metode EJ. Gumbel dapat ditabelkan (lihat Tabel 5) : Tabel 5. Hasil perhitungan curah hujan rencana dengan metode EJ. Gumbel T R (mm) Y Tr Y n S n k Y Y S Tr n S x k.s R T = +ks x x 49,8 0,3668 0,495 0,9496 (0,35),44 (5,040) 476,760 5 49,8,5004 0,495 0,9496,0585,44 7,75 609,55 0 49,8,59 0,495 0,9496,8490,44 05,690 669,490 0 49,8,9709 0,495 0,9496,607,44 90,04 78,84 5 49,8 3,993 0,495 0,9496,8476,44 36,778 84,378 50 49,8 3,908 0,495 0,9496 3,5885,44 399,99 890,999 75 49,8 4,37 0,495 0,9496 4,09,44 447,0 938,90 n R Saluran yang dianalisis berfungsi sebagai saluran sekunder, sehingga dipergunakan periode ulang 5 tahun, R 5 = 640,75 mm. Perhitungan Terhadap Lengkung Intensitas Curah Hujan (IDF curve) Berdasarkan K.G. Ranga Raju. (986), Suripin. (003), Wesli. (008) dan Todd. D.K.(980) bahwa hasil perhitungan curah hujan rencana dengan periode ulang tertentu menggunakan rumus EJ.Gumbel di atas, maka dapat digambarkan 54 Jurnal Teknik Sipil Volume 9 Nomor, Oktober 03 : 85-68

grafik lengkung intensitas curah hujan.intensitas curah hujan dapat dihitung dengan menggunakan rumus Mononobe. I R 4 4 x 4 t 3 Hasil perhitungan intensitas curah hujan dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Perhitungan Intensitas Curah Hujan t 5 tahun 0 tahun 5 tahun 50 tahun 75 tahun No R t t R 5 (mm) 0 (mm) R 5 (mm) R 50 (mm) R 00 (mm) Menit Jam 609.55 669.490 84,378 390.999 938,90 5 0.0833 6.0387 86.69 488.3805 638.43 787.378 0 0.667 709.3599 80.09 937.60 03.49 5.9777 3 0 0.3333 446.8688 50.3998 590.664 650.087 709.35 4 30 0.5000 34.047 389.5079 450.76 496.0 54.336 5 40 0.6667 8.5097 3.537 37.095 409.6058 446.8445 6 50 0.8333 4.5977 77.0876 30.669 35.9876 385.0789 7 60.0000 4.83 45.3746 83.967 3.5877 34.006 8 70.667 93.850.406 56.9 8.0595 307.7058 9 80.3333 77.3400 0.553 34.405 58.0355 8.4944 0 90.5000 63.9476 87.559 6.7034 38.549 60.364 00.6667 5.870 74.5543 0.0043.368 4.5845 0.8333 43.448 63.808 89.568 08.6785 7.650 3 0.0000 35.3357 54.5763 78.8847 96.979 4.804 4 30.667 8.3033 46.544 69.5893 86.6855 03.6577 5 40.3333.85 39.4800 6.443 77.6864 93.8405 6 50.5000 6.688 33.098 54.58 69.6987 85.66 7 60.6667.77 7.5999 47.666 6.55 77.3304 8 70.8333 07.90.5456 4.869 56.34 70.306 9 80 3.0000 03.805 7.9638 36.546 50.765 63.9387 0 90 3.667 99.64 3.7876 3.685 44.9563 58.348 00 3.3333 96.750 09.963 7.547 40.083 5.887 0 3.5000 93.938 06.443 3.8 35.600 47.980 3 0 3.6667 90.3479 03.96 9.405 3.459 43.406 4 30 3.8333 87.7098 00.794 5.9335 7.606 39.3 5 40 4.0000 85.56 97.3770.6903 4.0505 35.384 6 50 4.667 8.967 94.766 09.6648 0.70 3.695 7 60 4.3333 80.860 9.370 06.8346 7.6045 8.963 8 70 4.5000 78.878 90.03 04.80 4.684 5.086 9 80 4.6667 76.998 87.8669 0.6846.9354.8 30 90 4.8333 75.50 85.835 99.3334 09.347 9.883 3 300 5.0000 73.475 83.969 97.35 06.9035 6.65 3 30 5.667 7.889 8.04 95.037 04.590 4.008 33 30 5.3333 70.3774 80.389 93.038 0.405.7 Kajian Terhadap Sistem Drainase (Studi Kasus Drainase Jalan Merdeka dan Hos Cokroaminoto 55

Tabel 6. (lanjutan). 34 330 5.5000 68.9484 78.7507 9.349 00.3 09.448 35 340 5.6667 67.5897 77.989 89.339 98.3453 07.86 36 350 5.8333 66.96 75.74 87.69 96.4630 05.38 37 360 6.0000 65.066 74.35 85.9988 94.6683 03.749 Grafik yang menggambarkan hubungan antara intensitas curah hujan (mm/jam) dengan lamanya curah hujan (menit) terlihat di Gambar 3. 35000000 30000000 5000000 0000000 5000000 0000000 5000000 0 4 7 03695833437 No t t t t 5 tahun R5 (mm) 0 tahun R0 (mm) 5 tahun R5 (mm) 50 tahun R50 (mm) 75 tahun R00 (mm) Gambar 3. Data Tabel 6 menjadi Grafik Menghitung Koefisien Pengaliran (C) Berdasarkan tanggapan dari Suyono Sosrodarsono, Kensaku Takeda. (987), Robert J. Kodoatie. (0) dan Todd, D.K. (980) bahwa tata guna lahan dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Untuk saluran Jalan Merdeka Sta 0.700 Sta.300 Tabel 7. Data Tata Guna Lahan No Jenis Tata Guna Lahan C i A i (km) C i -A i Daerah Kota Lama 0.95 0,030 0,009370 Jalan beraspal 0,95 0,080 0.009434 0,0940 0, 0880 Dari data tata guna lahan di atas dapat diperoleh nilai koefisien pengaliran (C) C C C i A 0,0880 0,0940 C = 0,0 i A i 56 Jurnal Teknik Sipil Volume 9 Nomor, Oktober 03 : 85-68

Menghitung Terhadap Intensitas Curah Hujan dihitung panjang saluran L = 600 m = 0,600 km. Beda tinggi elevasi muka tanah saluran, H =,505 m,380 m = 0,5 m Maka diperoleh : H i = 0,9. L = 0,5 0, 9. 600 i = 0,003 Maka waktu konsentrasi dapat dihitung tc = 0,033 L.i -0.6 = 0,033 x 0,600 x 0,003-0.6 = 0,3055 jam Maka intensitas curah hujan dapat dihitung 3 I = R 5 4. 4 tc 609,55 4 x 4 0,3055 = = 5,398 x 5,766 = 654,405 mm/jam 3 Menghitung Terhadap Debit Banjir Rencana Untuk saluran Jalan Merdeka Panjang saluran, L = 600 m = 0,600 km Luas daerah aliran, A = 0,0940 km Koefisien pengaliran, C = 0,0 Intensitas curah hujan, I = 654,405 mm/jam Maka debit banjir rencana dapat dihitung Q = 0,78.C.I. A = 0,78 x 0.0 x 654,405 x 0,0940 = 3,400 m 3 /det Menghitung Terhadap Dimensi Drainase (Saluran) Luas tampang basah : A = B Y Kajian Terhadap Sistem Drainase (Studi Kasus Drainase Jalan Merdeka dan Hos Cokroaminoto 57

Keliling basah : P = B + Y A P Y Y dan jari-jari hidrolis : R A P BY B Y untuk tampang ekonomis berbentuk segi empat. Dimensi saluran Jalan Merdeka Angka kekasaran Manning, (n) = 0,03 (Plesteran halus tabel.6) Kemiringan dasar saluran, (i) = (S) = 0,003 Kemiringan dinding saluran, (m) = 0 Lebar dasar saluran (B) = Y (untuk tampang ekonomis) Maka : - Luas tampang (A) = B x Y Y x Y = Y - Keliling basah (P) = B + Y P = Y + Y = 4Y A - Jari-jari hidrolik (R) = P R = Y 4 Y 0,50 Y Dengan menggunakan persamaan Manning maka : V = 3 =. R n 0,03. S (0,50 Y ) 3 x (0,003 ) 3 = 76,93. (0,50) x (0,003) = 76,93 x ( 0,030) =,33 Y 3 Debit banjir rencana Q = 3,40 m 3 /detik Q = A. V 58 Jurnal Teknik Sipil Volume 9 Nomor, Oktober 03 : 85-68

Q = 3,5 h x n x R /3 x S / 3,40 = 3,5 h x x (0,63 h) /3 x (0,004) / 0,0 3,40 =,9069 h 8/3 h 8/3 = 3,40,9069 h 8/3 =,07 h =,077 meter b = x h = x,077 =,754 meter F = 5 % x h = 0,5 x,077 = 0,70 meter H = F + h = 0,70 +,077 =,347 meter. b. Untuk saluran jalan HOS Cokroaminoto Sta 0.900 Sta.00 Tabel 8. Data Tata Guna Lahan No Jenis Tata Guna Lahan Ci Ai (km) Ci-Ai Daerah Kota Lama 0.95 0,030 0,009498 Jalan beraspal 0,95 0,040 0,009494 0,0370 0, 0899 Dari data tata guna lahan di atas dapat diperoleh nilai koefisien pengaliran (C) C i A i C A 0,0899 C 0,0370 C = 0,5 i Kajian Terhadap Sistem Drainase (Studi Kasus Drainase Jalan Merdeka dan Hos Cokroaminoto 59

Menghitung Terhadap Intensitas Curah Hujan Panjang saluran L = 00 m = 0,00 km Beda tinggi elevasi muka tanah saluran, H =,680 m,505 m = 0,75 m Maka diperoleh : i = H 0,9. L Maka intensitas curah hujan dapat dihitung 3 R 5 4 I =. 4 tc 609 0,75 0,9.00 = i = 0,0097 Maka waktu konsentrasi dapat dihitung tc = 0,033 L.i -0.6 = 0,033 x 0,00 x 0,0097-0.6 = 0,049 jam, 55 4 x 4 0, 049 = = 5,398 x,096 = 535,796 mm/jam Menghitung Terhadap Debit Banjir Rencana Untuk saluran Jalan HOS Cokroaminoto Panjang saluran, L = 00 m = 0,00 km Luas daerah aliran, A = 0,0370 km Koefisien pengaliran, C = 0,5 Intensitas curah hujan, I = 535,796 mm/jam Maka debit banjir rencana dapat dihitung Q = 0,78.C.I. A = 0,78 x 0,5 x 535,796 x 0,0370 =,800 m 3 /det Menghitung Terhadap Dimensi Drainase (Saluran) Luas tampang basah : A = B Y Keliling basah : P = B + Y atau A P Y Y 3 60 Jurnal Teknik Sipil Volume 9 Nomor, Oktober 03 : 85-68

dan jari-jari hidrolis : R A P BY B Y untuk tampang ekonomis berbentuk segi empat. Dimensi saluran Jalan HOS Cokroaminoto Angka kekasaran Manning, (n) = 0,03 (Plesteran halus) Kemiringan dasar saluran, (i) = (S) = 0,009 Kemiringan dinding saluran, (m) = 0 Lebar dasar saluran (B) = Y (untuk tampang ekonomis) Maka : - Luas tampang (A) = B x Y Y x Y = Y - Keliling basah (P) = B + Y P = Y + Y = 4Y A - Jari-jari hidrolik (R) = P Y R = 0,50 Y 4Y Dengan menggunakan persamaan Manning maka : V = 3. R. S n = 0,03 (0,50 Y ) = 76,93. (0,50) = 76,93 x ( 0,060) 3 3 = 4,65 Y 3 Debit banjir rencana Q =,800 m 3 /detik Q = A. V Q = 3,5 h x n x R /3 x S / x (0,009 ) x (0,009) Kajian Terhadap Sistem Drainase (Studi Kasus Drainase Jalan Merdeka dan Hos Cokroaminoto 6

,800 = 3,5 h x x (0,63 h) /3 x (0,004) / 0,0,800 =,9069 h 8/3 h 8/3 =,800,9069 h 8/3 =,360 h = 0,885 meter b = x h = x 0,885 =,770 meter F = 5 % x h = 0,5 x 0,885 = 0, meter H = F + h = 0, + 0,885 =,06 meter. Hasil perhitungan dimensi dari drainase dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9. Hasil Perhitungan dimensi dari drainase Kedalaman Debit Volume Lebar Dasar Saluran Nama Jalan Q V B (m 3 h /det) (m/det) (m) (m) Jagaan F (m) Merdeka 3,40,33,077,54 0,70 HOS,800 4,65 0,885,770 0, Cokrominoto Menganalisis Hasil Survei Lapangan Dari Dimensi Terhadap Debit Bajir Rencana Hasil dari Data stasiun SMPK PPKS (0) dan disesuaikan dengan data dari Dirjen Dikti (997) maka perhitungan tersebut disesuaikan dengan perhitungan Suripin (003) dan Robert J. Kodoatie. (0) yang menghasilkan penampang saluran yang ada dilapangan dimana berbentuk segi empat dengan data-data dapat dilihat pada tabel 0 serta perhitungan sebagai berikut antara lain : 6 Jurnal Teknik Sipil Volume 9 Nomor, Oktober 03 : 85-68

Tabel 0. Hasil Survei dimensi drainase Nama Jalan Kedalam an Saluran Y (m) Lebar Dasar B (m) Jagaa Panjang n Drainase F L (m) (m) Merdeka 0,75,00 0,30 600 HOS 0,8 0,60 0,8 00 Cokrominoto. Dimensi saluran Jalan Jalan Merdeka Sta 0.700 Sta 300 Angka kekasaran Manning, (n) = 0,03 (Plesteran halus) Kemiringan dasar saluran, (i) = (S) = 0,003 Kemiringan dinding saluran, (m) = 0 Maka : - Luas tampang (A) = B x Y =,00 x 0,75 = 0,75 m - Keliling basah (P) = B + Y =,00 + x 0,750 =,50 m - Jari-jari hidrolik (R) = A P = 0,75 /,50 = 0,300 m Dengan menggunakan persamaan Manning maka : V =. R n 0,03 3. S 3 (0,300 ) x (0,003 ) = = 76,93 x (0,00) x (0,005) = 0,308 m/det3. (0,38).,7)/ Debit banjir rencana Q = 3,400 m 3 /detik Kajian Terhadap Sistem Drainase (Studi Kasus Drainase Jalan Merdeka dan Hos Cokroaminoto 63

Q = A. V 3,400 = 0,75 x 0,308 3,400,730 (Tidak OK) 0.750 0.750 3.500.000.000 Gambar 4. Saluran segi empat Jalan Merdeka. Dimensi saluran Jalan HOS Cokroaminoto Sta 0.500 Sta 0.700 Angka kekasaran Manning, (n) = 0,03 (Plesteran halus) Kemiringan dasar saluran, (i) = (S) = 0,009 Kemiringan dinding saluran, (m) = 0 Maka : - Luas tampang (A)= B x Y = 0,60 x 0,8 = 0,49 m - Keliling basah (P)= B + Y = 0,60 + x 0,8 =,4 m A - Jari-jari hidrolik (R) = P = 0,49 /,4 = 0,0 m 64 Jurnal Teknik Sipil Volume 9 Nomor, Oktober 03 : 85-68

Dengan menggunakan persamaan Manning maka : V =. R n 3. S (0,0 ) 0,03 3 x(0,009 ) = 76,93 x (0,47) x (0,0046) = 0,50 m/det.,38).,0,7)/det Debit banjir rencana Q =,830 m 3 /detik Q = A. V,830 = 0,49 x 0,50,830,5485 (Tidak OK) 0.870 0.870 9.500 0.830 0.830 Gambar 5. Saluran segi empat Jalan HOSCokroaminoto Tidak OK) 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan maka dapat disimpulkan antara lain :. Dimensi drainase berdasarkan perhitungan dengan metode EJ. Gumbel dapat diketahui besarnya curah hujan rencana untuk saluran sekunder dengan periode ulang 5 tahun (R 5 ) = 609,55 mm, periode ulang 0 tahun (R 0 ) = 669,490 mm, periode ulang 5 tahun (R 5 ) = 84,378 mm dan perlu ditinjau atau diperbaiki ukuran drainse dijalan Merdeka dan Jalan HOS Cokroaminoto agar sesuai dengan rencana perhitungan, maka untuk itu saluran tersebut Kajian Terhadap Sistem Drainase (Studi Kasus Drainase Jalan Merdeka dan Hos Cokroaminoto 65

harus jaga serta dirawat dengan cara setiap 4 bulan sekali saluran harus dibersihkan apabila dimensi drainase sudah sesuai dengan hasil rencana yang diperhitungkan.. Intensitas curah hujan yang di dapat bahwa debit banjir rencana lebih besar dibandingkan dengan debit hasil survei di lapangan untuk itu perlu dilakukan perbaikan atau perubahan terhadap dimensi saluran yang ada di lapangan, untuk menjaga agar jangan terjadi banjir pada lokasi yang di survei karena drainase tersebut tidak mampu untuk menampung air. 3. Debit banjir rencana yang dihitung dengan menggunakan metode Rasional bahwa drainase di Jalan Jalan Merdeka, Q rencana = 3,40 m 3 /det dan Jalan HOS Cokroaminoto Q rencana =,800 m 3 /det dan lebih besar dari debit drainase yang ada dilapangan. Atau tidak layak berdasarkan hasil perhitungan rencana sehingga perhitungan penampang ekonomis dan dimensi drainase yang ada dilapangan sudah tidak mampu lagi untuk menampung debit banjir rencana. DAFTAR PUSTAKA. Chow, Ven Te (99). Hidrolika Saluran Terbuka (terjemahan), Jakarta: Erlangga.. Dirjen Dikti. (997). Drainase Perkotaan, Jakarta. 3. Subarkah, I. (980), Hidrologi Untuk Bangunan Air, Bandung: Idea Dharma. 4. K.G. Ranga Raju. (986). Aliran Melalui Saluran Terbuka, Jakarta: Erlangga. 5. Sianturi, N.M. (03), Evaluasi Sistem Drainase Di Jalan Dr.Sutomo, Yogyakarta, M.H.Thamrin dan Iman Bonjol Kelurahaan Dwikora Pematangsiantar, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 03, Surabaya : Program Diploma Teknik Sipil FTSP ITS. 6. Kodoatie, R.J. (0). Tata Ruang Air Tanah, Penerbit Andi. 7. Suripin (003). Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, Penerbit Andi. 8. Stasiun SMPK PPKS Unit Usaha Marihat (0). Pematangsiantar 66 Jurnal Teknik Sipil Volume 9 Nomor, Oktober 03 : 85-68

9. Sosrodarsono, S., Takeda, K. (987). Hidrologi Untuk Pengairan. Edisi IV, Jakarta: Pradnya Paramita. 0. Todd, D.K. (980). Groundwater Hydrology. nd, New York: John Wiley & Sons.. Wesli. (008). Drainase Perkotaan, Yogyakarta: Graha Ilmu. Kajian Terhadap Sistem Drainase (Studi Kasus Drainase Jalan Merdeka dan Hos Cokroaminoto 67