BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun. maju dan sejahtera apabila bangsa tersebut cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang telah diterapkan terdapat masalah klasik yang sulit dipecahkan. Data-data

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam. tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu mata pelajaran

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

I. PENDAHULUAN. menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk. penting pada penentuan kemajuan suatu bangsa. Sesuai dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Saat ini Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setelah melakukan penelitian dan observasi yang dilakukan pada SMA

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter manusia. Hal itu sejalan dengan Undang-Undang tentang. dan negara. Menurut pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

Transkripsi:

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini bangsa Indonesia terus berusaha untuk meningkatkan masyarakatnya menjadi masyarakat yang berbudaya demokrasi, berkeadilan dan menghormati hak-hak asasi manusia berdasarkan Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, banyak hal yang telah dilakukan, salah satunya dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam pasal 1 poin 1 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan mengenai definisi pendidikan, yaitu: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan merupakan usaha sadar oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Salah satunya meningkatkan keterampilan yang harus dimiliki oleh diri manusia tersebut untuk menjalani kehidupannya. Selain itu dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 juga disebutkan tentang tujuan pendidikan, yaitu: Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Melalui pendidikan diharapkan akan membawa perubahan, bukan hanya bertambahnya pengetahuan akan tetapi mengutamakan terjadinya perubahan sikap, perilaku dan nilai pada individu, kelompok dan masyarakat. Salah satu sikap yang diharapkan mampu berkembang adalah sikap positif dalam pelaksanaan demokrasi dimana menjadikan warga negara yang demokratis merupakan salah satu tujuan dari pendidikan. Dalam memenuhi tujuan pendidikan menjadikan warga negara Indonesia sebagai warga negara yang demokratis, maka diperlukan adanya pembelajaran yang demokratis. Pembelajaran yang demokratis dapat terlaksana bilamana ada sebuah wahana pendidikan demokrasi. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan satu mata pelajaran disekolah yang sekaligus menjadi wahana pendidikan demokrasi. Seperti yang tercantum dalam Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan, PUSAT KURIKULUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL tahun 2007 disebutkan: Pendidikan kewarganegaraan sebagai wahana pendidikan demokrasi, perlu difungsikan sebagai wahana pendidikan yang mampu mewujudkan kesatuan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak semua unsur bangsa Indonesia secara koheren dengan konsepsi pendidikan tentang demokrasi, pendidikan melalui demokrasi, pendidikan untuk membangun demokrasi.

Dari pernyataan di atas jelas terlihat bahwa PKn diharapkan mampu menjadi wahana pendidikan yang dalam proses pembelajarannya mampu mewujudkan kesatuan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak tentang demokrasi. Menurut Nu man Somantri (Cholisin 2004: 8), PKn adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik, yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, positive influense pendidikan sekolah, masyarakat, orangtua, yang kesemuanya itu diproses untuk melatih pelajaran-pelajaran berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis dengan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Selain itu, dalam Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi dijelaskan bahwa PKn adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Menurut Kurikulum 2004 dalam Cholisin (2004), tujuan mata pelajaran Kewarganegaraan adalah untuk memberikan kompetensi kepada peserta didik untuk berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

Sedangkan menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, PKn bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; b. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; dan d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam membentuk warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab maka diperlukan sebuah proses pendidikan yang berkualitas. Sebuah proses pendidikan yang berkualitas dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Di mana sebuah proses pendidikan yang berkualitas memberikan ruang bagi para siswa untuk mengembangkan nilai-nilai demokrasi sekaligus mendukung kegiatan belajar siswa secara aktif sehingga siswa memiliki ruang untuk belajar secara mandiri sehingga siswa mampu dalam mempelajari suatu topik pembelajaran yang tercermin dari hasil belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam pembelajaran karena keberhasilan suatu proses pembelajaran akan tercermin melalui hasil belajar para siswa. Fenomena yang ditemukan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru mata pelajaran PKn dewasa ini lebih mengutamakan tujuan pembelajaran dibanding dengan proses pembelajaran, sehingga seringkali siswa hanya dijadikan sebagai objek pembelajaran. Hal ini dapat

menurunkan kualitas pendidikan itu sendiri karena seharusnya siswa bukan hanya dijadikan sebagai objek pembelajaran melainkan sekaligus menjadi subjek pembelajaran dalam pendidikan. Dalam pembelajaran seperti disebut di atas dimana siswa hanya menjadi objek pembelajaran oleh guru, maka dapat dipastikan pengembangan sikap demokrasi dalam pembelajaran tidak akan berjalan maksimal, karena kebanyakan dari siswa hanya bersikap pasif dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai objek maka siswa akan menjadi pasif, serta tidak ada motivasi dalam diri siswa untuk berpikir kritis dan analitis karena materi pelajaran disampaikan secara gamblang oleh guru. Selain itu dalam pembelajaran seperti tersebut di atas akan mempengaruhi hasil belajar siswa karena siswa karena siswa tidak mendapat ruang untuk belajar secara mandiri dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran. Dengan demikian maka dalam pembelajaran PKn akan terkesan menjadi alat indoktrinasi. SMP Negeri 3 Wonosari merupakan sekolah menengah pertama yang terletak di Kecamatan Wonosari. SMP Negeri 3 Wonosari merupakan sekolah yang berusaha mempersiapkan kemampuan siswa yang lebih tinggi untuk mengantisipasi persaingan dan perkembangan jaman, mempersiapkan siswa yang bermental unggul, mampu berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam kehidupan. Berdasarkan pengamatan peneliti selama melaksanakan PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) pada bulan Juli-September 2012 di SMP Negeri 3

Wonosari bahwa pembelajaran yang diterapkan di kelas menggunakan metode ceramah dan diskusi. Akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran masih terdapat beberapa kendala diantaranya masih kurangnya motivasi siswa dalam belajar serta masih rendahnya keaktifan siswa dalam pelajaran sehingga hal ini menimbulkan kendala dalam pelaksanaan demokrasi dan ketercapaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Selain itu pula hasil belajar yang dicapai oleh siswa masih tergolong rendah (Putra, 2012 : 11). Mengingat mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang menjadi wahana pendidikan demokrasi, maka mata pelajaran PKn sangat penting dalam pendidikan demokrasi di sekolah. Siswa dituntut untuk mampu mengembangkan pengetahuan kewarganegaraannya sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi warga negara yang berwawasan luas, bertanggungjawab dan demokratis. Serta untuk mencapai mutu pendidikan yang baik yang salah satu diantaranya dilihat dari hasil belajar siswa maka perlu diadakan pembaharuan terhadap model pembelajaran sekolah khususnya yang berkaitan mata pelajaran PKn. Selain itu diperlukan juga tenaga pendidik yang profesional. Sejalan dengan hal di atas sebagai tenaga pengajar, guru harus mampu untuk merencanakan sebuah proses pembelajaran yang menuntut peran aktif siswa sebagai subjek pembelajaran sehingga siswa mampu mencapai hasil belajar yang maksimal dan juga kondisi yang demokratis bagi siswa. Salah satunya yaitu guru harus dapat memilih model

pembelajaran yang sesuai dan memperhatikan tujuan, bahan ajaran, siswa, sarana belajar, lingkungan belajar, dan manajemen pendidikan. Selain itu, guru harus mampu bertanggungjawab melaksanakan sistem pembelajaran agar berhasil dengan baik. Keberhasilan itu tergantung pada upaya guru meningkatkan keterampilan Kewarganegaraan (civic skills) yang salah satu diantaranya bersikap demokratis beserta hasil belajar yang dicapai oleh siswa di SMP Negeri 3 Wonosari. Dengan demikian, guru harus dapat menciptakan suatu kondisi kelas yang merangsang siswa untuk berpikir kritis, rasional, kreatif, analitis dan bertindak demokratis dalam melakukan kegiatan belajar mengajar baik itu individual maupun kelompok. Berbagai alternatif jawaban atau cara pemecahan untuk menghindari mata pelajaran PKn yang kurang efektif dan tidak dijadikan sebagai alat indoktrinasi adalah diantaranya dengan melakukan kontruksi model pembelajaran yang mampu meningkatkan potensi-potensi siswa secara menyeluruh. Proses pembelajaran ini hendaklah bersifat demokratis dan mengembangkan aspek-aspek aktif dan psikomotor siswa serta aspek kognitif. Model pembelajaran yang mampu melibatkan siswa dalam keseluruhan proses pembelajaran baik secara fisik maupun mental diantaranya adalah model pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning. Untuk menunjang tujuan pendidikan yang salah satu diantaranya adalah membentuk warga negara yang demokratis serta untuk menunjang proses pembelajaran yang merangsang siswa untuk berpikir kritis, rasional,

kreatif, analitis dan bertindak demokratis dalam melakukan kegiatan belajar mengajar baik itu individual maupun kelompok maka pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning menjadi alternatif model pembelajaran yang tepat dimana dalam pembelajaran berbasis masalah kondisi yang harus tetap dijaga adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangksn agar siswa dapat berpikir optimal (Ngalimun, 2013: 163). Selain itu model pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu bentuk model pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa memperdalam materi sekaligus mempraktikkan materi tersebut sehingga siswa diharapkan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Melalui model pembelajaran berbasis masalah, siswa dibiasakan untuk belajar dari permasalahan aktual dan faktual dalam kehidupan sehari-hari, selain itu siswa juga dibiasakan untuk belajar berkelompok dan berdiskusi, juga belajar mengkaji masalah, mencari informasi yang relevan, menyusun informasi yang diperoleh, mengkaji alternatif penyelesaian yang ada, mengusulkan alternatif penyelesaian dan menyusun tindakan penyelesaian. Sehingga siswa dapat memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik empirik. Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Sikap

Demokratis dan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Wonosari. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Partisipasi siswa dalam pembelajaran masih kurang 2. Model pembelajaran yang digunakan belum optimal 3. Sikap demokratis siswa belum sesuai yang diharapkan 4. Hasil belajar siswa masih tergolong rendah C. Batasan Masalah Agar pembahasan tidak meluas dan penelitian dapat lebih terfokus dan akan diperoleh kesimpulan yang benar, maka yang menjadi fokus penelitian ini adalah: 1. Efektivitas penggunaan model pembelajaran problem based learning terhadap peningkatan sikap demokratis siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Wonosari. 2. Efektivitas penggunaan model pembelajaran problem based learning terhadap peningkatan hasil belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Wonosari. D. Rumusan Masalah Atas dasar identifikasi masalah seperti tersebut di atas masalah dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah model Problem Based Learning dapat meningkatkan sikap demokratis dalam pembelajaran PKn siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Wonosari? 2. Apakah model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Wonosari? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian berfungsi untuk menetapkan arah penelitian dan ditetapkan agar penelitian tidak menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan. Tujuan penelitian ini mengacu pada rumusan masalah yang telah ditetapkan diatas. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran problem based learning dalam meningkatkan sikap demokratis dalam pembelajaran PKn siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Wonosari. 2. Untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran problem based learning dalam meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Wonosari. F. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 3 Wonosari ini memiliki beberapa manfaat antara lain : 1. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi peneliti serta bahan masukan bagi Mahasiswa Pendidikan

Kewarganegaraan dan Hukum untuk mempersiapkan diri terjun ke dunia pendidikan. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan bidang Kewarganegaraan dan Hukum. b. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan masukan dan perimbangan bagi guru dalam menentukan metode pembelajaran sehingga mampu menunjang proses pembelajaran. c. Bagi UNY Untuk menambah referensi pepustakaan sehingga dapat digunakan sebagai bahan bagi mahasiswa lain yang berkepentingan untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan teori dan analisanya untuk kepentingan penelitian dimasa yang akan datang.