BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh segala aspek kehidupan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. yang biasa disebut dengaan istilah mengugurkan kandungan. Aborsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada zaman globalisasi dewasa ini tanpa disadari kita telah membuat nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, selain dapat memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, angka pembunuhan janin per tahun sudah mencapai 3 juta. 1 Angka yang

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak diinginkan, meliputi abortus provocatus medicinalis dan abortus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Abortus provocatus di Indonesia lebih populer disebut sebagai aborsi

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum 1. Negara hukum adalah negara. yang berlandaskan hukum dan keadilan bagi warganya.

KEKERASAN YANG DILAKUKAN OKNUM POLISI DALAM MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membahas permasalahan mengenai aborsi pada korban

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan yang buruk, yang akan membimbing, dan mengarahkan. jawab atas semua tindakan yang dilakukannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sudikno dalam bukunya yang berjudul Mengenal Hukum menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Yogyakarta adalah Daerah Istimewa yang terletak di tengah pulau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belakangan ini banyak sekali ditemukan kasus-kasus tentang

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah anugerah Allah Yang Maha Kuasa yang merupakan calon generasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Penjelasan Undang Undang Dasar 1945, telah dijelaskan

TINDAKAN ABORSI DENGAN ALASAN INDIKASI MEDIS KARENA TERJADINYA KEHAMILAN AKIBAT PERKOSAAN

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

BAB III. PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya Penulis akan

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa tersebut tidak boleh dicabut oleh siapapun termasuk oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah Negara yang berdiri berlandaskan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

BAB I. Hakim sebagai salah satu penegak hukum bertugas memutus perkara yang. diajukan ke Pengadilan. Dalam menjatuhkan pidana hakim berpedoman pada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB I PENDAHULUAN. hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. 1. merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam Undang-

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hukum berkembang mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bayi yang belum lahir atau orang yang terpidana mati. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan dan pendidikan menjadi hak dan kewajiban orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan merupakan suatu anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada

Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.34. Januari-Juni

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki derajat yang sama dengan yang lain. untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran. Dalam Pasal 2 Undang-undang

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

BAB I PENDAHULUAN. bernegara diatur oleh hukum, termasuk juga didalamnya pengaturan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya tindak pidana yang terjadi di Indonesia tentu

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 Pasal 28B ayat (2) yang menyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyengsarakan dan menghancurkan suatu negara. Dampak korupsi bagi negara-negara dengan kasus korupsi berbeda-beda bentuk,

BAB I PENDAHULUAN. pergaulan bebas (free sex) yang semakin marak di Indonesia.

PENGECUALIAN LARANGAN ABORSI BAGI KORBAN PERKOSAAN SEBAGAI JAMINAN HAK-HAK REPRODUKSI

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA DALAM TURUT SERTA TERHADAP TINDAK PIDANA ABORSI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. seimbang. Dengan di undangakannya Undang-Undang No. 3 tahun Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.

I. PENDAHULUAN. pembuatan hukum baru dan penggantian hukum lama. Urgensi politik hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap bangsa mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam hal

I. PENDAHULUAN. hidup sebagai makhluk sosial, melakukan relasi dengan manusia lain karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan berkedudukan sama di

BAB I PENDAHULUAN. profesi sebagai acuan, sama seperti hakim dan jaksa. karena hal seperti itu tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi bagi setiap orang, oleh karena itu bagi suatu Negara dan

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan pengarahan dalam rangka menjamin

BAB I PENDAHULUAN. luasnya pergaulan internasional atau antar negara adalah adanya praktek

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. secara konstitusional terdapat dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. dan kodratnya. Karena itu anak adalah tunas, potensi dan generasi muda penerus

BAB I PENDAHULUAN. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

PERBANDINGAN TINDAK PIDANA ABORSI MENURUT HUKUM POSITIF DI INDONESIA DAN HUKUM ISLAM S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada

BAB I PENDAHULUAN. Negara merupakan sebuah kesatuan wilayah dari unsur-unsur negara, 1 yang

PERLINDUNGAN HAK PROFESI AKUNTAN PUBLIK Dr. Muchamad Ali Safa at, S.H., M.H.

BAB I PENDAHULUAN. dipersiapkan sebagai subjek pelaksana cita-cita perjuangan bangsa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana bersikap, bertutur kata dan mempelajari perkembangan sains yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah merupakan negara hukum. Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membicarakan hukum adalah membicarakan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya dan berbatasan langsung dengan beberapa negara lain. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. membantu dan mencapai kesejahteraan spiritual dan material 1. Maka jika dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini kita sering mendegar dan melihat sejumlah berita di

BAB I PENDAHULUAN. Oleh : Baskoro Adi Nugroho NIM. E

BAB I PENDAHULUAN. 1945), di dalam Pembukaan alinea pertama menyatakan bahwa sesungguhnya

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara republik Indonesia adalah negara hukum, berdasarkan pancasila

BAB I PENDAHULUAN. ketidakadilan yang dilakukan oleh hakim kepada pencari keadilan. Disparitas. hakim dalam menjatuhkan suatu putusan.

BAB I PENDAHULUAN. berhak atas perlindungan untuk mewujudkan kesejahteraan dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannyalah yang akan membentuk karakter anak. Dalam bukunya yang berjudul Children Are From Heaven, John Gray

BAB I PENDAHULUAN. aka dikenakan sangsi yang disebut pidana. mempunyai latar belakang serta kepentingan yang berbeda-beda, sehingga dalam

PRAPERADILAN SEBAGAI UPAYA KONTROL BAGI PENYIDIK DALAM PERKARA PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerukan manusia untuk mematuhi segala apa yang telah ditetapkan oleh Allah

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya 1

BAB I PENDAHULUAN. Hak Asasi merupakan isu pesat berkembang pada akhir abad ke-20 dan pada permulaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya kualitas sumber daya manusia staf Lembaga Pemasyarakatan, minimnya fasilitas dalam Lembaga Pemasyarakatan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tidak ada masyarakat yang sepi dari kejahatan. Kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Negara Hukum. Maka guna mempertegas prinsip Negara Hukum,

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas-luasnya. Melalui definisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. mengikat maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kedudukan

Hak Asasi Manusia. Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi memberikan pengaruh yang cukup besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan secara umum sering diartikan dengan pemukulan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara hukum, hal ini telah dinyatakan dalam

BAB I LATAR BELAKANG PEMILIHAN MASALAH HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. ciptaan makhluk hidup lainnya, Hal tersebut dikarenakan manusia diciptakan dengan disertai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum yang menjunjung tinggi nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh segala aspek kehidupan yang ada di sekitarmya, seperti aspek ekonomi, sosial, politik, budaya, bahkan juga faktor lingkungan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia dalam masyarakat. Aspek kehidupan yang ada akan membentuk suatu sikap manusia dalam kehidupannya. Manusia akan menjadi orang baik jika semua aspek kehidupan yang ada di sekitarnya mendukung untuk menjadi baik, begitu pula sebaliknya. Banyaknya pengaruh yang tidak baik akan menyebabkan munculnya akibat dalam masyarakat, salah satunya adalah munculnya kejahatan. Perkembangan di segala bidang selain membawa kemajuan di berbagai bidang, juga membawa dampak negatif berupa berkembangnya berbagai kejahatan. Kejahatan merupakan bentuk tingkah laku manusia yang berkembang dari proses yang dipengaruhi oleh aspek kehidupan yang ada di sekitarnya. Kejahatan merupakan problem yang ada dalam masyarakat yang merupakan produk dari masyarakat yang berkembang selaras dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Meningkatnya berbagai kejahatan akan mengakibatkan kecemasan dalam masyarakat, sehingga masyarakat tidak bisa hidup dengan rasa

2 nyaman dan tentram. Hak untuk hidup merupakan salah satu hak asasi manusia yang paling mendasar dan melekat pada setiap diri manusia secara kodrati, berlaku universal dan bersifat abadi sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Namun pada kenyataannya, masih banyak manusia yang dengan sengaja melakukan berbagai cara untuk mengakhiri kehidupannya sendiri maupun orang lain secara tidak alamiah. Hal ini tentu saja sangat bertentangan dengan keyakinan setiap umat beragama yang percaya bahwa hanya Tuhan pemilik hidup ini dan berhak atas kehidupan manusia dan ciptaan- Nya,juga hanya Tuhan yang akan menentukan batas akhir kehidupan setiap manusia di dunia ini sesuai dengan kehendak-nya. 1 Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta menjamin segala hak warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan yang diimplementasikan secara langsung dalam konstitusinya. Pengaturan tentang hak asasi manusia di Indonesia secara prinsipil terkandung dalam Pancasila (sebagai nilai dasar) dan UUD 1945 (sebagai norma dasar) yang sarat dengan berbagai ketentuan mengenai perlindungan hak asasi manusia, termasuk di dalamnya ketentuan mengenai hak hidup anak yang masih berada dalam kandungan. 1 Arinanto, Satya, Hak Asasi Manusia dalam Transisi Politik di Indonesia, Jakarta, Pusat Studi Hukum Tata Negara FH Universitas Indonesia, 2003, hlm 12

3 Dewasa ini masih banyak tanggapan yang berbeda-beda tentang aborsi. Para ahli agama, ahli kesehatan, dan ahli hukum,memberikan pernyataan yang bersifat menentang, abstain, bahkan mendukung. Para ahli agama memandang bahwa apapun alasannya aborsi merupakan perbuatan yang bertentangan dengan agama karena bersifat menghilangkan nyawa janin yang berarti melakukan pembunuhan, walaupun ada yang berpendapat bahwa nyawa janin belum ada sebelum 90 hari. Ahli kesehatan secara mutlak belum memberikan tanggapan yang pasti, secara samar-samar terlihat adanya kesepakatan bahwa aborsi dapat dilakukan dengan mempertimbangkan penyebab, masa depan anak serta alasan psikologis keluarga terutama ibu, asal dilakukan dengan cara-cara yang memenuhi kondisi & syarat-syarat tertentu. Begitu juga dengan ahli hukum yang mempunyai pandangan yang tidak berbeda jauh dengan ahli kesehatan. 2. Namun pada umumnya, para ahli tersebut menentang dilakukannya aborsi. Masalah aborsi ini menyangkut nyawa manusia. Bila dilihat dari kacamata hukum, khususnya hukum pidana, maka aborsi dapat dikategorikan sebagai kejahatan terhadap nyawa orang, sebagaimana diatur dalam KUHP yang mengkualifikasikan tindakan aborsi sebagai kejahatan terhadap nyawa. Adapun yang dapat dikenai sanksi pidana berkaitan dengan perbuatan aborsi adalah perempuan yang menggugurkan kandungannya itu sendiri dan juga mereka yang terlibat dalam proses terjadinya aborsi seperti dokter, bidan dan lain-lainnya. Pasal 2 www.aborsi.net, Abortus Provokatus, Hari Selasa, tanggal 20 April 2010, pukul 15.15 WIB

4 Pasal 53 ayat 1(1): UU No 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menentukan : Setiap anak sejak dalam kandungan berhak untuk hidup, mempertahankan hidup & meningkatkan taraf kehidupannya artinya bahwa setiap orang berhak untuk hidup maupun mempertahankan hidupnya sehingga pengakhiran kandungan (aborsi) dapat dikualifikasikan sebagai tindakan yang melanggar hak asasi manusia. Meskipun aborsi merupakan perbuatan yang terlarang karena dikategorikan sebagai pembunuhan atas nyawa seseorang dan terhadap pelakunya diancam pidana, tetap saja aborsi banyak dilakukan di Indonesia, walaupun secara diam-diam. Pada kenyataannya, aborsi telah menjadi suatu kebutuhan dalam beberapa kasus tertentu merupakan tindakan medis sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil atau karena kehamilan akibat perkosaan dengan mempertimbangkan faktor psikologis. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengaplikasikannya dalam penelitian ilmiah yang berjudul: ABORTUS PROVOCATUS DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA. B. Perumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang tersebut di atas maka permasalahan yang akan dibahas oleh penulis dalam penulisan ini, yaitu :

5 Apakah Abortus Provokatus bertentangan dengan Hak asasi manusia? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui korelasi antara Abortus Provokatus perspektif Hak Asasi Manusia D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Bagi perkembangan ilmu pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu hukum, khususnya pada bidang hukum pidana, tentang Abortus Provokatus dalam perspektif Hak Asasi Manusia 2. Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap praktisi hukum, tenaga medis, ibu hamil, masyarakat dsb agar dapat memahami Abortus Provokatus dalam perspektif Hak Asasi Manusia b. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat membantu penulis untuk belajar dan lebih memahami Hak Asasi Manusia dalam Abortus Provokatus

6 E. Batasan Konsep Penulis akan menguraikan mengenai pengertian-pengertian Abortus Provokatus Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia 1. Abortus Provokatus Yang dimaksud Abortus Provocaktus menurut wikipedia Indonesia adalah pengguguran kandungan yang disengaja, terjadi karena adanya kehamilan yang tidak diinginkan. 3 2. Hak Asasi Manusia Yang dimaksud Hak Asasi Manusia menurut Undang-undang No 39 tahun 1999 adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara hukun, Pemerintahan, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penulisan hukum ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang berfokus pada hukum positif yang 3 http://id.wikipedia.org/wiki/gugur_kandungan

7 berupa Perundang-Undangan dan penelitian ini memerlukan bahan hukum sekunder sebagai data utama. 2. Sumber Data Dalam penelitian hukum normatif, data utama yang digunakan berupa data sekunder yang dipakai sebagai data utama,meliputi: a. Bahan Hukum Primer 1) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana 3) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia 4) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan b. Bahan Hukum Sekunder yaitu bahan hukum yang tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat secara yuridis, seperti buku literatur, jurnal, dan makalah yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, serta hasil wawancara dari nara sumber. c. Bahan Hukum Tersier

8 Bahan hukum tersier yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia. 3. Lokasi Penelitian Untuk lokasi penelitian, penulis mengambil lokasi di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan beberapa kota besar berdasarkan artikel dari media massa dan situs internet. 4. Metode Pengumpulan Data Data yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui studi kepustakaan yang penjabarannya sebagai berikut : a. Studi kepustakaan merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku tentang Abortus Provokatus, literature dan karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. b. Wawancara yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan narasumber peneltian. 5. Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu analisis yang dilakukan dengan memahami dengan merangkai atau

9 mengkaji data yang dikumpulkan secara sistematis. Peneliti akan melakukan sistematisasi secara vertikal antara Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Dalam penelitian ini, peneliti akan menarik kesimpulan secara deduktif yaitu berawal dari proposisi yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat khusus H. Sistematika Penulisan Hukum Sistematika penulisan skripsi ini disajikan dalam 3 (tiga) bab, yang merupakan suatu system yang saling terkait dari masing-masing bab dapat berdiri sendiri yaitu Bab I : Pendahuluan yang berisi : Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian, Keaslian Penelitian, Tinjauan Pustaka, Batasan konsep, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan Hukum. Bab II : Pembahasan mengenai Tinjauan tentang Abortus Provocatus dan Kaitannya dengan Hak Asasi Manusia Dalam Bab II ini membahas mengenai : Tinjauan umum tentang Abortus Provocatus: dalam hal ini menguraikan tentang : Sejarah Perkembangan Abortus

10 Provocatus, Pengertian Abortus Provocatus, Bentuk-bentuk Abortus Provocatus dan Pengaturan hukum tentang Abortus Provocatus, Disamping itu dalam Bab II ini juga membahas tentang Tinjauan umum mengenai Hak Asasi Manusia terhadap Abortus Provocatus yang menguraikan tentang : Pengertian Hak Asasi Manusia, Hak Asasi Manusia di Indonesia, Abortus Provocatus ditinjau dari Hak Asasi Manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhi Abortus Provocatus. Bab III : Penutup yang berisi tentang : kesimpulan, saran dan daftar pustaka.