PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 of 5 02/09/09 11:52

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN 2001 PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN MENGENAI DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA ( BPD ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR: 7 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA TAHUN 2006 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA SERTA TATA CARA PEMBENTUKANNYA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 9 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B U P A T I M A G E L A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 19 TAHUN 2001 PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTADAT DAN LEMBAGA ADAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 19 TAHUN 2001 PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTADAT DAN LEMBAGA ADAT

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN MENGENAI DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR : 03 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA HIMPUN PEMEKON BUPATI LAMPUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 20 TAHUN 2001 P E R A T U R A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI,

PERATURANN DESA PARAKANMUNCANG KECAMATAN NANGGUNG KABUPATEN BOGOR NOMOR : 4 TAHUN 2001 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA SERTA TATA CARA PEMBENTUKANNYA

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 3 TAHUN 2007 WALIKOTA PRABUMULIH,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 12 TAHUN 2001 PEMBENTUKAN, PEMECAHAN, PENGGABUNGAN, DAN PENGHAPUSAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI CIAMIS

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN SIAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN SIAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR : 21 TAHUN 2001 PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN ANGGARAN 2001

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 9 TAHUN 2001 PEMBENTUKAN, PENGGABUNGAN, DAN PENGHAPUSAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 01 TAHUN 2008 T E N T A N G BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK KAMPUNG

P E R A T U R A N D A E R A H

Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun November 22. Perangkat Desa

KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 9 TAHUN 2001 PEMBENTUKAN, PENGGABUNGAN, DAN PENGHAPUSAN KELURAHAN

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR : 4 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN LEMBANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2001 T E N T A N G PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH NOMOR 19 TAHUN 2000

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA (BPD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Dengan persetujuan bersama. DEWAN PERMUSYAWARATAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN dan BUPATI MUSI BANYUASIN MEMUTUSKAN :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERDAYAAN PELESTARIAN, PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN KEDAMANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN DAN ATAU PENGANGKATAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KOTA BATU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 13 SERI E NOMOR SERI 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006

DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TENTANG PERMUSYAWARATAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI MUSI RAWAS

LEMBARAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN ALOR TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

P E R A T U R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG (BPK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 7/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B U P A T I S I A K Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang demokratis, maka disetiap Desa dibentuk Badan Perwakilan Desa yang berfungsi untuk ikut serta dalam menentukan kebijakan, menampung aspirasi, serta melakukan pengawasan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa; b. bahwa sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999, bahwa pembentukan Badan Perwakilan Desa berpedoman kepada Peraturan Daerah; c. bahwa sehubungan dengan belum ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Siak dan sambil menunggu terbentuknya DPRD, maka dipandang perlu mengatur Pembentukan BPD dengan suatu Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 3. Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam Propinsi Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3902); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70); 6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Dan Penyesuaian Peristilahan dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa. Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SIAK M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Siak; b. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah; c. Bupati adalah Bupati Siak; d. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten; e. Pemerintahan Desa adalah kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Perwakilan Desa; f. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa; g. Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disebut BPD, adalah Badan Perwakilan yang terdiri atas pemuka-pemuka masyarakat yang ada di Desa, yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat Peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa.

BAB II PEMBENTUKAN, KEANGGOTAAN, DAN KEPENGURUSAN Pasal 2 BPD sebagai Badan Perwakilan merupakan wahana untuk melaksanakan demokrasi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pasal 3 (1) Jumlah anggota BPD ditentukan oleh jumlah penduduk Desa yang bersangkutan dengan ketentuan : a. Jumlah penduduk sampai dengan 1.500 jiwa, 5 orang anggota; b. 1.501 sampai dengan 2.000 jiwa, 7 orang anggota; c. 2.001 sampai dengan 2.500 jiwa, 9 orang anggota; d. 2.501 sampai dengan 3.000 jiwa, 11 orang anggota; e. Lebih dari 3.000 jiwa, 13 orang anggota. (2) Yang dapat dipilih menjadi anggota BPD adalah penduduk Desa warga Negara Republik Indonesia dengan persyaratan : a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945; c. Tidak pernah terlibat langsung atau tidak langsung dalam kegiatan yang mengkhianati Pancasila dan UUD 1945; d. Berpendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan atau berpengetahuan yang sederajat, dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Instansi yang berwenang; e. Berumur sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun dan setinggi-tingginya 60 (enam puluh) tahun pada saat pendaftaran; f. Sehat jasmani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter dan tidak terlihat tanda-tanda kelainan jiwa; g. Berkelakuan baik dibuktikan dengan surat keterangan dari pihak yang berwenang; h. Tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana; i. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap ; j. Mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di Desa setempat. Pasal 4 (1) Anggota BPD dipilih dari calon-calon yang diajukan oleh kalangan agama, adat, organisasi sosial politik, golongan profesi, dan unsur pemuka masyarakat lainnya yang memenuhi persyaratan; (2) Pemilihan anggota BPD sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan oleh Panitia Pemilihan yang keanggotaannya dapat terdiri dari : a. Unsur Pemerintah Desa; b. Unsur masyarakat yang terdiri dari :

b.1 Tokoh Agama ; b.2 Tokoh Adat ; b.3 Tokoh Pemuda ; b.4 Tokoh Perempuan ; b.5 Organisasi Sosial Politik ; b.6 Golongan Profesi. (3) Tugas Panitia Pemilihan dan Tata Cara Pemilihan anggota BPD ditetapkan dengan Keputusan Desa; (4) Tata Cara Pemilihan anggota BPD dapat dilaksanakan dengan cara langsung dipilih oleh masyarakat atau dipilih dalam rapat pemuka masyarakat; (5) Yang dapat ditetapkan menjadi anggota BPD adalah menurut rangking dari hasil Pemilihan berdasarkan suara terbanyak; (6) Hasil Pemilihan anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diajukan oleh Panitia Pemilihan kepada Bupati melalui Camat untuk mendapat pengesahan. Pasal 5 (1) Masa keanggotaan BPD ditetapkan untuk selama 5 (lima) tahun; (2) Anggota BPD berhenti bersama-sama pada saat anggota BPD yang baru telah ditetapkan pengesahannya dan dilantik oleh Pejabat yang berwenang. Pasal 6 (1) Anggota BPD yang berhenti antar waktu, karena : a. Meninggal dunia; b. Permintaaa sendiri secara tertulis kepada Ketua BPD; c. Bertempat tinggal di luar wilayah Desa yang bersangkutan; d. Berakhir masa jabatan dan telah dilantik anggota BPD yang baru; e. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (2); f. Melanggar larangan sebagaimana dimaksud pada Pasal 19 Peraturan Daerah ini. (2) Anggota BPD yang berhenti antar waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penggantiannya diisi oleh calon yang diusulkan berdasarkan rangking berikutnya sesuai dengan Pasal 4 ayat (5) Peraturan Daerah ini. Pasal 7 Pelantikan keanggotaan BPD dilakukan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

Pasal 8 (1) Pimpinan BPD terdiri dari Ketua dan Wakil Ketua; (2) Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam rapat BPD yang dilaksanakan secara khusus; (3) Wakil Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang; (4) Rapat Pemilihan Pimpinan BPD untuk pertama kalinya dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu oleh anggota termuda; (5) Rapat Pemilihan Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dalam Peraturan Tata Tertib BPD; (6) Pelantikan Pimpinan BPD dilakukan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 9 (1) Penggantian Pimpinan BPD antar waktu dilaksanakan dalam Rapat BPD yang dipimpin oleh Ketua atau Wakil Ketua; (2) Penggantian Pimpinan BPD antar waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Peraturan Tata Tertib BPD; (3) Pelantikan Pimpinan maupun Anggota BPD antar waktu dilakukan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 10 (1) Rapat BPD dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam 3 bulan dan dihadiri oleh sekurang-kurangnya 50% dari jumlah anggota BPD ditambah 1 (satu) orang; (2) Rapat BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Ketua BPD; (3) Dalam hal Ketua BPD berhalangan, rapat dipimpin oleh salah seorang Wakil Ketua; (4) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) ditetapkan dalam Peraturan Tata Tertib BPD. Pasal 11 (1) Dalam pelaksanaan tugasnya Pimpinan BPD dibantu oleh Sekretariat BPD; (2) Sekretariat BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin seorang sekretaris BPD dan dibantu oleh staf sesuai dengan kebutuhan yang bukan berasal dari Perangkat Desa, dan diangkat oleh Kepala Desa atas persetujuan Pimpinan BPD.

BAB III KEDUDUKAN, FUNGSI, TUGAS DAN WEWENANG Pasal 12 (1) BPD berkedudukan sejajar dan menjadi mitra bagi Pemerintah Desa; (2) BPD dalam Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa adalah sebagai Wadah Permusyawaratan/Permufakatan masyarakat yang ada di Desa. (1) BPD mempunyai fungsi : Pasal 13 a. Mengayomi, yaitu menjaga kelestarian adat istiadat yang hidup dan berkembang di Desa yang bersangkutan sepanjang menunjang kelangsungan pembangunan dan tidak bertentangan dengan kaidah agama; b. Legislasi, yaitu merumuskan dan menetapkan Peraturan Desa bersama-sama Pemerintah Desa; c. Pengawasan, yaitu meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa, pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, serta Keputusan Kepala Desa; d. Menampung aspirasi masyarakat, yaitu menangani dan menyalurkan aspirasi yang diterima dari masyarakat kepada Pejabat dan atau Instansi yang berwenang. (2) Pelaksanaan fungsi BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Peraturan Tata Tertib BPD. (1) BPD mempunyai tugas dan wewenang : Pasal 14 a. Menetapkan Calon Kepala Desa yang berhak dipilih; b. Mengusulkan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa; c. Memeberikan Persetujuan atas Pengangkatan Perangkat Desa; d. Menetapkan Penjabat Kepala Desa dalam hal Kepala Desa berhalangan tetap; e. Bersama dengan Kepala Desa menetapkan Peraturan Desa; f. Bersama dengan Kepala Desa menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; g. Menampung dan menindak lanjuti aspirasi masyarakat Desa. (2) Pelaksanaan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Peraturan Tata Tertib BPD.

BAB IV HAK, KEWAJIBAN, DAN LARANGAN BAGI ANGGOTA BPD (1) BPD mempunyai hak : Pasal 15 a. Meminta pertanggungjawaban kepada Kepala Desa; b. Menilai, menerima, atau menolak pertanggungjawaban Kepala Desa; c. Memberitahukan kepada Kepala Desa mengenai akan berakhirnya masa jabatan Kepala Desa secara tertulis enam bulan sebelum berakhir masa jabatan; d. Meminta keterangan kepada Pemerintah Desa; e. Memprakarsai Rancangan Peraturan Desa; f. Mengadakan perubahan Rancangan Peraturan Desa; g. Mengajukan pernyataan pendapat; h. Mengajukan pertanyaan bagi masing-masing Anggota BPD; i. Menetapkan Peraturan Tata Tertib BPD; j. Menetapkan Anggaran BPD. (2) Pelaksanaan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Peraturan Tata Tertib BPD. Pasal 16 (1) Anggota BPD berhak menerima uang Rapat dan atau mendapatkan penghasilan setiap bulannya sesuai kemampuan keuangan Desa; (2) Penerimaan uang Rapat dan atau penghasilan Anggota BPD sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. Pasal 17 (1) Untuk keperluan kegiatan BPD disediakan biaya sesuai dengan kemampuan keuangan Desa yang dikelola oleh Sekretariat BPD; (2) Biaya sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. (1) BPD mempunyai kewajiban : Pasal 18 a. Mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. Mengamalkan Pancasila dan UUD 1945, serta mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. Membina demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa; d. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat; e. Memperhatikan dan menyalurkan aspirasi masyarakat; f. Membina ketentraman dan ketertiban masyarakat.

(2) Pelaksaaan kewajiban sebagaiman dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Peraturan Tata Tertib BPD. (1) Anggota BPD dilarang : Pasal 19 a. Melalaikan tugas yang menjadi kewajibannya, dan melakukan kegiatan yang merugikan kepentingan Negara, Pemerintah, Pemerintah Kabupaten dan masyarakat Desa; b. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau bertentangan dengan norma-norma yang hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat, serta melakukan perbuatan lain yang dapat menghilangkan kepercayaan masyarkat terhadap kepemimpinannya sebagai anggota BPD, misalnya melakukan perbuatan asusila, perjudian, mabuk-mabukan, berbuat tidak jujur, dan tidak adil. (2) Dalam hal anggota BPD melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BPD meminta secara tertulis kepada Bupati melalui camat agar anggota BPD yang bersangkutan diberhentikan sekaligus meminta penggantian anggota antar waktu. Pasal 20 Rangkap jabatan Anggota dan Pimpinan BPD dengan Kepala Desa dan Perangkat Desa tidak dibenarkan. BAB V TINDAKAN PENYIDIKAN TERHADAP ANGGOTA BPD Pasal 21 (1) Tindakan penyidikan terhadap anggota BPD dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Camat, kecuali jika yang bersangkutan tertangkap tangan melakukan tindakan kejahatan; (2) Dalam hal anggota BPD tertangkap tangan melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) kali 24 jam diberitahukan secara tertulis kepada Camat. BAB VI PERATURAN TATA TERTIB Pasal 22 (1) Peraturan Tata Tertib BPD ditentukan oleh rapat anggota BPD dan ditetapkan dalam Keputusan BPD;

(2) Keputusan BPD sebagimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan secara tertulis kepada Bupati melalui Camat. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP Pasal 23 Sebelum BPD terbentuk sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini, Lembaga Musyawarah Desa (LMD) tetap menjalankan fungsinya. Pasal 24 Bagi Desa-desa yang sudah membentuk BPD, maka semua ketentuan yang mengatur mengenai Lembaga Musyawarah Desa (LMD) dan ketentuan-ketentuan lain yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku. Pasal 25 Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaanya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 26 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Siak. Disahkan Siak Sri Indrapura pada tanggal 14 Agustus 2001 B U P A T I S I A K, Diundangkan di Siak Sri Indrapura pada tanggal 18 Agustus 2001 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SIAK ARWIN AS. Drs. A M Z A R Penata TK. I NIP. 420004392 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2001 NOMOR 10 SERI D

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA I. Penjelasan Umum Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang demokrasi, maka di setiap Desa harus dibentuk Badan Perwakilan Desa yang berfungsi untuk ikut serta dalam menentukan kebijakan, menampung aspirasi, serta melakukan pengawasan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Sesuai dengan Undang - undang Nomor : 22 tahun 1999 yang dimaksud dengan Pemerintahan Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sedangkan Pemerintahan Desa adalah Kegiatan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintahan Desa dan Badan Perwakilan Desa. Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disebut BPD, adalah Badan Perwakilan yang terdiri atas pemuka-pemuka masyarakat di Desa yang berfungsi mengayomi adat istiadat setempat yang tidak bertentangan dengan kaidah agama, membuat Peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta menyalurkan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa. II. Penjelasan Pasal demi Pasal Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 : Ayat 1 Ayat 2 Ayat 3 Ayat 4 Ayat 5 Ayat 4 : Anggata BPD dipilih dari calon-calon yang diajukan oleh kalangan agama, adat, organisasi, sosial politik, golongan profesi, dan unsur pemuka masyarakat yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. : Dalam Pemilihan Anggota BPD yang dapat dipilih atau ditetapkan menjadi Anggota BPD adalah yang memperoleh suara terbanyak menurut rangking dari hasil pemilihan.

Pasal 5 : Ayat 1 : Masa keanggotaan BPD ditetapkan untuk selama 5 (lima) tahun, sama dengan masa jabatan Kepala Desa. Ayat 2 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 : Ayat 1 Ayat 2 : Dalam melaksanakan tugasnya Pimpinan BPD dibantu oleh Sekretariat BPD yang dipimpin oleh seorang Sekretaris dan dibantu oleh staf yang diangkat oleh Kepala Desa atas persetujuan Pimpinan BPD dan bukan dari Perangkat Desa guna menjaga kenetralannya. Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 : Dalam rangka menciptakan demokrasi dan keharmonisan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa tidak dibenarkan adanya jabatan rangkap antara Pimpinan BPD dengan Kepala Desa dan Perangkat Desa. Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 : Sebelum terbentuknya BPD, Lembanga Musyawarah Desa (LMD) tetap menjalankan tugas dan fungsi sebagaimanamestinya. Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26