III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang. 1. Lokasi : Desa Margakaya, Jati Agung, Lampung Selatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

METODOLOGI PENELITIAN. berasal dari Desa Karang Anyar, Lampung Selatan. Tanah yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

III. METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah jenis tanah

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. panjang, dengan panjang = 18 cm, Lebar = 9 cm, dan tebal = 4,5 cm.

METODE PENELITIAN. Blok I A Karang Anyar, Lampung Selatan. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Tabung ditekan

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah liat dari Yosomulyo, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo,

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak (soft clay) yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. melakukan penelitian di laboratorium. Persiapan penelitian terdiri dari:

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lempung lunak dari Rawa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Pembuatan Alat Modifikasi Permeabilitas Lapangan Untuk Aplikasi di

III. METODE PENELITIAN. yang diambil adalah tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang berasal dari

BAB VI PLASTIS LIMIT DAN LIQUID LIMIT. a. Craig, RF. Mekanika Tanah. BAB I Klasifikasi Dasar Tanah : Plastisitas Tanah Berbutir Halus.

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturbed soil) yaitu

UJI BATAS BATAS ATTERBERG ASTM D

BAB III. METODE PENELITIAN. pemodelan tanggul ini dibutuhkan peralatan yang telah dirancang sesuai

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

Pada percobaan ini alat-alat yang digunakan adalah

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Uraian Umum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian pada tugas akhir ini bersifat research di laboratorium

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

I. PENDAHULUAN. tanggul, jalan raya, dan sebagainya. Tetapi, tidak semua tanah mampu mendukung

METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan pada penelitian kali ini antara lain, adalah : 6. Mesin pencetak paving block dengan sistem getaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lampung Timur dengan titik koordinat lintang (-5 o 71 84,26 ) dan bujur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

Gambar 3.1 Bagan Alir penelitian

buah benda uji setiap komposisi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Lapisan bumi ditutupi oleh batuan, dimana material tersebut mengandung

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

KOMPOSISI TANAH. Komposisi Tanah 2/25/2017. Tanah terdiri dari dua atau tiga fase, yaitu: Butiran padat Air Udara MEKANIKA TANAH I

Revisi SNI Daftar isi

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) 2 Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam padi.

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan peralatan yang ada di laboratorim teknologi

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

BAB 3 METODOLOGI. berpori di Indonesia, maka referensi yang digunakan lebih banyak diperoleh dari hasil

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

BAB IV METODE PENELITIAN

PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

BATAS CAIR TANAH (ASTM D )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini dilakukan sebuah perumahan yang berada di kelurahan Beringin Jaya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung. Sedangkan untuk mengolah dan menganalisa data dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Lampung, dimana pada penelitian ini peneliti membagi lokasi penelitian menjadi 5 titik dengan keadaan tanah dan tinggi permukaan yang berbeda agar diperoleh variasi data yang diinginkan. B. Bahan Dan Alat Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang terdapat di Kecamatan Kemiling, Kelurahan Beringin Jaya. b. Air yang digunakan berasal dari Mushola di dekat lokasi apabila tidak memungkinkan menggunakan air dengan alternatif yang ada.

40 Pembuatan Alat Uji Permeabilitas di Lapangan Bahan-bahan a. Pipa Besi Berukuran tinggi 45 cm dan diameter 9 cm Gambar Pipa Besi Berukuran tinggi 45 cm dan diameter 9 cm b. Penggaris besi \ Gambar Penggaris besi

41 c. Kaca Gambar Kaca d. Lem perekat(kaca) Gambar 6. Lem perekat(kaca)

42 e. Pylox hitam dan kuning Gambar 7. Pewarna Besi Langkah kerja Memotong pipa besi agar ukuran tinggi atau lebar nya sesuai dengan permodelan yang direncanakan yaitu tinggi 45 cm. Gambar 8. Memotong Pipa Besi dengan tinggi pipa 45cm

43 Memotong diameter pipa besi selebar 2,5 cm sampai ketinggian 30 cm pipa besi,,hal ini di maksudkan untuk member celah agar dapat meletakkan pengukur. Gambar 9. Memotong diameter pipa besi selebar 2,5 cm sampai ketinggian 30 cm pipa besi Menutup(las) bagian atas pipa yang sudah terbelah seukuran 1 cm. Memtong kaca seukuran dengan lubang persegi panjang yang telah di buat di bagian pipa besi. Gambar 10. Memtong kaca seukuran dengan lubang persegi panjang yang telah di buat di bagian pipa besi

44 Merekatkan kaca dan pipa besi dengan lem perekat. Gambar 1 Merekatkan kaca dan pipa besi dengan lem perekat. 6. Merekatkan penggaris besi yang telah dipotong seukuran kaca pada bagian depan kaca. 7. Menunggu 1-2 hari agar Lem perekat mongering 8. Memberi warna pada alat permodelan. Gambar 1 Memberi warna pada alat permodelan.

45 C. Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan menggunakan tabung pipa diameter 4 inchi dengan kedalaman 15 cm sebanyak lima buah sampel dari lima titik yang berbeda. Lalu tabung ditutup rapat dengan lakban untuk menjaga kondisi tanah agar tidak mengalami penguapan dan untuk menjaga kadar air tanah agar tidak berubah. Lokasi pengambilan sampel dibagi menjadi 5 titik, yang mana pada 5 titik tersebut dibagi lagi menjadi 3 daerah yaitu daerah A, B, dan C sesuai dengan elevasi tanah perumahan tersebut.

46 Gambar 1 Lokasi pengambilan sample D. Pelaksanaan Pengujian Pengujian permeabilitas ini dilaksanakan pada dua tempat, yaitu : Pengujian di Lapangan Pengujian ini dilaksanakan pada tanah lempung yang terdapat di area pemukiman Kecamatan Kemiling. Pengujian ini dilaksanakan untuk menentukan nilai koefisien permeabilitas di lapangan. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui koefisien permeabilitas di lapangan. Bahan-bahan Lokasi tanah lempung.

47 Gambar 1 Lokasi pengambilan tanah lempung Air secukupnya. Langkah kerja Membuat lubang sumur uji pada tanah lokasi tanah lempung dengan menggunakan pipa diameter 4 inchi dengan kedalaman 15 cm. Gambar 1 Pembuatan lubang sumur uji dan meletakkan alat uji Memasukan air ke dalam alat Metode Sumur Uji yang telah dimodifikasi sampai penuh dan rata dengan permukaan lubang uji sebagai acuan untuk mengukur tinggi tetap aliran air yang masuk ke dalam lubang uji atau tinggi air yang dipertahankan.

48 Gambar 16. Memasukkan air kedalam alat uji Menghitung waktu pengaliran dengan menggunakan stopwatch untuk mengetahui waktu pengaliran ke dalam lubang uji (t). Menambahkan air ke dalam lubang uji dengan menggunakan gelas ukur untuk mengetahui volume air yang ditambahkan ke dalam lubang uji (q). Pemeriksaan dilakukan sebanyak lima kali pada setiap lubang uji, sehingga diperoleh nilai rata-rata. Pengujian di Laboratorium Pengujian ini dilaksanakan terhadap lima buah sampel tanah yang dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Lampung, yang meliputi : a. Pengujian Kadar Air. b. Pengujian Berat Volume. c. Pengujian Berat Jenis. d. Pengujian Analisa Saringan. e. Pengujian Batas - Batas Atterberg. f. Pengujian Permeabilitas. E. Pengujian Kadar Air (Water Content)

49 Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air tanah. Metode pengujian kadar air tanah sesuai dengan SNI 03-1965-1990. Bahan-bahan : Sampel tanah sebanyak 50 gram. Air secukupnya. Peralatan : Cawan kedap udara dan tidak berkarat sebanyak 5 buah. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu sampai 110 C. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram. Alat pendingin (desicator). Langkah kerja: Menyiapkan cawan kosong lalu menimbang berat cawan yang digunakan dan mencatat beratnya. Memasukan sampel uji ke dalam cawan, kemudian menimbang dan mencatat beratnya. Mengeringkan sampel uji dalam oven dengan suhu 110 C dalam keadaan terbuka selama 24 jam atau sampai berat contoh tanah konstan. Mengeluarkan sampel uji dari oven dan menutup cawan kemudian mendinginkannya dalam desicator. Menimbang berat sampel uji dan mencatatnya. F. Pengujian Berat Jenis (Spesific Gravity)

50 Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui berat jenis tanah. Metode pengujian berat jenis tanah sesuai dengan SNI 03-1964-1990. Bahan-bahan Sampel tanah yang lolos saringan no.4 dan telah dikeringkan melalui oven selama 24 jam sebanyak 300 gram. Air bersih secukupnya. Peralatan Picnometer (labu ukur) sebanyak 3 buah. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. Boiler (tungku pemanas) dengan bahan bakar spritus. Thermometer Celcius. Langkah kerja Menimbang picnometer kosong dalam keadaan bersih dan kering (W1). Memasukkan sampel tanah kering ke dalam picnometer. Menimbang picnometer beserta tanah kering (W2). Picnometer yang telah berisi tanah diberi air sebanyak 2/3 volume picnometer kemudian memanaskan picnometer di atas tungku pemanas, ini dimaksudkan untuk menghilangkan udara di dalam butir-butir tanah. Setelah mendidih (butir-butir udara hilang), mendinginkan picnometer hingga temperatur picnometer sama dengan temperatur ruangan. 6. Menambahkan air ke dalam picnometer hingga mencapai garis batas.

51 7. Menimbang picnometer yang berisi air dan tanah (W3). 8. Membersihkan picnometer dari sampel tanah. 9. Mengisi picnometer yang telah kosong dengan air hingga batas picnometer dan menimbangnya (W4). G. Pengujian Batas - Batas Atterberg Pengujian Batas Cair (Liquid Limit) Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada batas antara keadaan plastis dan keadaan cair. Bahan-bahan Sampel tanah yang telah dikeringkan sebanyak 300 gram. Air bersih sebanyak 300 cc. Peralatan Alat batas cair (mangkuk Cassagrande). Alat pembuat alur (grooving tool). Spatula. Gelas ukur 100 cc. Container 4 buah. 6. Plat kaca. 7. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. 8. Alat pendingin (desicator). 9. Oven. 10. Saringan no. 40, dan alat lainnya.

52 Langkah kerja Mengayak sampel tanah dengan menggunakan saringan no. 40 Mengatur tinggi jatuh mangkuk Cassagrande sebesar 10 mm. Mengambil sampel tanah yang lolos saringan no. 40 sebanyak 150 gram, kemudian diberi air sedikit demi sedikit dan diaduk hingga rata, selanjutnya dimasukan ke dalam mangkuk Cassagrande. Meratakan permukaan adonan sehingga sejajar dengan alas mangkuk. Membuat alur tepat ditengah-tengah adonan dengan membagi benda uji dalam mangkuk Cassagrande tersebut dengan mengunakan grooving tool. 6. Memutar tuas pemutar sampai kedua sisi bertemu (merapat) sepanjang 13 mm sambil menghitung jumlah ketukan yang berkisaran antara l0-40 ketukan. 7. Mengambil sebagian sampel dalam mangkuk untuk pemeriksaan kadar air. 8. Melakukan langkah kerja yang sama (langkah 4-7) untuk sampel dengan keadaan adonan yang berbeda sehingga diperoleh 4 macam sampel dengan jumlah ketukan yang berbeda-beda, yaitu dua buah dibawah 25 ketukan, dan dua buah di atas 25 ketukan. Langkah Perhitungan Menghitung kadar air masing-masing sampel tanah sesuai dengan jumlah pukulan. Mernbuat hubungan antara kadar air dan jumlah ketukan pada grafik semi logaritma yaitu sumbu x sebagai jumlah pukulan dan sumbu y sebagai kadar air. Menarik garis lurus dari keempat titik yang tergambar.

53 Menentukan nilai batas cair pada jumlah pukulan ke-2 Pengujian Batas Plastis (Plastis Limit) Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada batas antara keadaan plastis dan keadaan semi padat. Bahan-bahan Sampel tanah sebanyak 100 gram. Air bersih sebanyak 50 cc. Peralatan Plat kaca. Spatula. Gelas ukur 100 cc. Container 3 buah. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. 6. Oven. 7. Saringan no. 40 dan alat lainnya. Langkah kerja Mengayak sampel tanah yang sudah dihancurkan dengan saringan no. 40. Mengambil sampel tanah sebesar ibu jari dan dibulatkan, kemudian digulunggulung di atas plat kaca hingga mencapai diameter 3 mm hingga retak-retak atau putus-putus. Memasukkan sampel tanah ke dalam container kemudian menimbangnya.

54 Mengeringkan sampel tanah dalam oven kemudian menimbang beratnya. Menentukan kadar air sampel tanah. 6. Melakukan langkah kerja yang sama (langkah 2-6 sebanyak 3 kali). Langkah Perhitungan Nilai batas plastis (PL) adalah harga kadar air rata-rata. Menghitung Plastis Indeks (PI) dengan rumus : PI = LL PL H. Pengujian Analisis Saringan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui persentase ukuran butir sampel tanah yang akan dipakai dan menghitung modulus kehalusannya. Metode pengujian sesuai dengan SNI 03-1968-1990. Bahan-bahan Sampel tanah yang sudah dikeringkan sebanyak 500 gram. Air bersih secukupnya. Peralatan Saringan (sieve) 1 set. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. Mesin penggetar (sieve shaker). Oven yang dilengkapi dengan pengatur temperatur. Alat pendingin (desicator). 6. Pan. 7. Talam, kuas, sikat kuningan dan alat lainnya.

55 Langkah kerja Menimbang sampel yang akan diuji sebanyak 500 gram kemudian mencucinya di atas saringan no. 200 sampai bersih, sehingga yang tertinggal di atas saringan hanya butiran tanah kasar. Mengeringkan sisa tanah yang tertahan di atas saringan no. 200 dalam oven pada suhu 110 C selama 24 jam. Mengeluarkan sampel tanah kemudian mendinginkannya dengan menggunakan desicator. Meletakkan susunan saringan di atas mesin penggetar, kemudian memasukkan sampel tanah ke dalam susunan saringan paling atas dan menutupnya dengan rapat. Menghidupkan mesin penggetar selama ± 5 menit, setelah itu dimatikan dan didiamkan selama 5 menit agar debu-debu mengendap. 6. Menimbang masing-masing sampel yang tertahan pada saringan kemudian menghitung persentasenya terhadap berat total sampel uji. I. Pengujian Permeabilitas di Laboratorium Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui koefisien permeabilitas (k) tanah timbunan dengan metode Falling Head menggunkan alat modifikasi. Bahan-bahan Sampel tanah timbunan. Air secukupnya.

56 Peralatan: Silinder (mold) dengan diameter dalam 5,08 cm dengan penutup. Kran air. Burret diarneter 0,6 cm. Suplier water. Stopwatch. 6. Kunci pas. 7. Kertas saring. 8. Alat pengukur (penggaris). Langkah kerja Menjenuhkan tanah dengan cara perendaman selama 5 hari. Menggunakan burret yang berdiameter 0,6 cm. Mengukur diameter mold, yang diketahui berukuran 5,08 cm Meratakan permukaan sampel bagian atas dan bawah, kemudian menutup dengan kertas saring dan penutup. Menghubungkan mold dengan alat permeability test yang telah dimodifikasi. 6. Menunggu sampai volume air yang keluar konstan pembacaannya. 7. Mencatat ketinggian air awal (h1) dan tinggi air setelah waktu (t) yang ditentukan (h2). 8. Jika waktu yang diinginkan sudah tercapai maka katup yang mengalirkan air ke sampel tanah ditutup.

57 J. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan Data Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan dan di laboratorium diolah menurut klasifikasi data dengan menggunakan persamaan-persamaan dan rumus-rumus yang berlaku. Hasil dari pengolahan data tersebut diuraikan dalam bentuk tabel dan grafik. Analisis Data Dari rangkaian pengujian-pengujian yang dilaksanakan di lapangan dan di laboratorium, maka : a. Dari pengujian permeabilitas di lapangan diperoleh nilai koefisien permeabilitas (k) lapangan. b. Dari pengujian kadar air sampel tanah, diperoleh nilai kadar air tanah dalam persentase. c. Dari pengujian berat jenis sampel tanah, diperoleh berat jenis tanah. d. Dari pengujian batas-batas Attenberg, diperoleh nilai batas cair (liquid limit), batas plastis (plastis limit), dan indeks plastisitas (plastis indeks) yang digunakan untuk mengklasifikasikan tanah dengan Sistem Klasifikasi Unified. e. Dari pengujian analisis saringan (sieve analysis), diperoleh persentase pembagian ukuran butiran tanah, yang akan digunakan mengklasifikasikan tanah dengan Sistem Klasifikasi Unified. untuk

58 f. Dari pengujian permeabilitas di laboratorium, diperoleh nilai koefisien permeabilitas (k) laboratorium. Dari parameter-parameter yang diperoleh dari pengujian permeabilitas lapangan dan uji permeabilitas laboratorium di atas, selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisa data untuk membandingkan hasil perhitungan antara uji permeabilitas lapangan dan uji permeabilitas laboratorium. Lalu, didapatkan nilai konstanta perbandingan antara uji permeabilitas di lapangan dan di laboratorium untuk tanah lempung. Kemudian dari hasil nilai k yang diperoleh dilapangan dan dilaboratorium, maka diambil nilai k yang mewakili daerah pemukiman sebagai nilai yang digunakan untuk meghitung volume air yang merembes kedalam tanah sebagai nilai pertambahan air tanah. Lalu, melakukan pendesainan Sumur Resapan apabila daerah tersebut dibutuhkan.

59 Mulai Pengambilan sampel tanah asli Uji permeabilitas lapangan Uji kadar air Uji berat jenis Uji berat volume Uji batas-batas Atterberg Uji Analisa Saringan Klasifikasi tanah Uji permeabilitas laboratorium Analisa hasil Kesimpulan Selesai Gambar 17. Bagan Alir Penelitian