BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting yang harus dimiliki

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN MEDIA TANGRAM DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI KESEBANGUNAN DI KELAS IX MTs SITI MARIAM BANJARMASIN. Sarah & Lathifaturrahmah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan. merupakan tolak ukur yang utama dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. serta prinsip-prinsip, sehingga membantu memiliki makna bagi subjek didik.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, melatih kecakapan, keterampilan, memberikan bimbingan, arahan,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. itu tidak lepas dari arus globalisasi dan aspeknya yang telah mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila guru

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui pendidikan akan mencetak manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Diantaranya adalah masalah guru, siswa dan materi. Kegiatan proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. karena maju dan mundurnya bangsa di tentukan oleh keadaan pendidikan yang di

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju. Dalam Allah SWT berfirman Q.S. surah Ar-Ra du ayat 11,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI POLA BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang bersangkutan di mana anak didik belajar. Di sekolah inilah anak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa maka akan semakin tinggi derajat atau kedudukan bangsa tersebu. mampu berkompetensi dalam persaingan global.

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya merupakan interaksi pendidik (guru) dengan siswa (siswa) untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, dituntut sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peran yang sangat besar dalam. menciptakan sumber daya manusia yang bertaqwa, berbudi luhur,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. kemajuan suatu bangsa. Hal ini menjadi tujuan utama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. (Kunandar,

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu titik tolak keberhasilan dan kemajuan suatu bangsa.

PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-undang tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

BAB I PENDAHULUAN. siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan pembelajaran menurut Undang-Undang Sistem

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. bertaqwa, berbudi luhur, terampil, berpengetahuan dan bertanggungjawab.

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. hampir disemua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai permasalahan hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam kehidupan seseorang, keluarga maupun Bangsa dan Negara mengingat

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tinta hitam tergantung yang menuliskannya. No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia pendidikan formal seperti sekolah adalah salah

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal tidak hanya secara

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Dengan adanya pendidikan maka sumber daya manusia bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil. Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. atau proses yang ditujukan untuk membina kualitas sumber daya manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan adanya perkembangan dan kemajuan zaman, maka Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat di zaman

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipilih untuk meraih kemajuan (made of getting forward).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting yang harus dimiliki dalam diri seseorang. Pada hakikatnya, pendidikan merupakan kegiatan usaha secara sadar untuk mengubah dan mengarahkan sikap dan kemampuan seseorang kearah yang lebih baik. Maju mundurnya suatu bangsa tidak terlepas dari masalah pendidikan, untuk setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Selain itu, pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang penting dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam mempersiapkan dan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berilmu pengetahuan tinggi serta mampu berkompetensi. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan seseorang menjadi lebih tinggi derajatnya daripada orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan. Al-qur an juga menganjurkan manusia agar beriman dan berilmu pengetahuan sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Mujadalah ayat 11. $pkr'»t tûïï%!$# (#þqãztb#uä #sî) @Ï% önä3s9 (#qßs xÿs? Îû Ä Î=»yfyJø9$# (#qßs øù$$sù Ëx øÿt ª!$# önä3s9 ( #sî)ur @Ï% (#râ à±s$# (#râ à±s$$sù Æìsùöt ª!$# tûïï%!$# (#qãztb#uä 1

2 ö Nä3ZÏ B tûïï%!$#ur (#qè?ré& zo ù =Ïèø9$# ;M»y_uy 4 ª!$#ur $yjî/ tbqè=yj ès? Î7yz. Ayat ini menjelaskan tentang orang-orang yang berilmu, dimana Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang beriman dan berilmu pengetahuan. Hal ini bisa menjadi motivasi dan dorongan bagi manusia bahwa orang yang mempunyai pengetahuan yang luas akan diangkat harkat dan martabatnya dimata Allah SWT karena dengan pengetahuan itulah manusia dapat membedakan mana perbuatan baik dan mana perbuatan yang buruk. Tugas pendidikan tidak hanya memberi atau menuangkan sejumlah pengetahuan kepada siswa, tetapi mengusahakan bagaimana agar konsep-konsep penting dan sangat berguna tertanam kuat pada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan pada dirinya sendiri. Guru dapat membantu dengan strategi mengajar ataupun media pembelajaran yang membuat pengetahuan menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa agar menyadari dan secara sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. 1 Disamping itu, tujuan Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, 1 M. Nur Wikandri, Pengajaran Berpusat Pada Siswa dan Pendekatan Kontruktivitas Dalam Pengajaran, (Surabaya: UI, 2000), h. 1.

3 mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Untuk terlaksananya tujuan pendidikan tersebut, maka setiap warga Negara Indonesia harus diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pendidikan. Agar pemerataan pendidikan dapat terlaksana maka sistem pendidikan setidaknya dalam kecakapan dasar yang sangat diperlukan, yaitu membaca, menulis dan berhitung (matematika). Ilmu pengetahuan diklasifikasikan kedalam beberapa jenis, salah satunya adalah matematika. Matematika adalah salah satu materi wajib yang diajarkan di sekolahsekolah, dari SD, SMP/MTs, dan SMA yang sangat penting untuk dipahami. Karena, sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Adanya matematika membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam. Seluruh segi kehidupan manusia dari yang sederhana sampai yang paling kompleks dimasuki oleh matematika. 3 Objek matematika adalah benda pikiran yang sifatnya abstrak dan tidak dapat diamati oleh kebanyakan siswa usia Sekolah Dasar (SD) sampai SMP/MTs bahkan untuk sebagian siswa SMA sekalipun. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dalam mempelajari suatu konsep atau prinsip-prinsip matematika diperlukan pengalaman melalui benda-benda nyata (konkrit), yaitu media atau alat peraga yang dapat digunakan sebagai jembatan bagi siswa untuk berpikir abstrak. 2 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Cita Umbara, 2003), h. 12. 3 Yuni Hasnawati, Pembelajaran Bangun Ruang Dengan Menggunakan Alat Peraga Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Muhammadiyah Sambisari Purwomartani Kalasan Sleman, (Yogyakarta: Digital Library UIN Sunan Kalijaga, 2008), h.2-3.

4 Bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) meskipun sudah melalui tahap operasi konkrit, dan berada dalam tahap awal operasi formal, namun dalam pembelajaran matematika masih diperlukan penggunaan media pembelajaran secara intensif. Hal itu disebabkan karena konsep matematika yang telah diperoleh di Sekolah Dasar masih dikuasai secara samar-samar atau lemah sama sekali. Hal ini dimungkinkan karena usia Sekolah Dasar daya abstraksinya masih lemah. Dilain pihak, jika para siswa SMP/MTs memasuki pendidikan di tingkat SMA, mereka harus siap dan mampu berpikir secara formal. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka pembelajaran matematika di SMP/MTs menjadi sangat strategis dan rawan. Strategis dalam arti bahwa pembelajaran matematika di SMP/MTs harus merupakan pemantapan konsep, untuk kelanjutan studi matematikanya di tingkat SMA. Rawan dalam arti, jika para guru matematika di SMP kurang peduli dengan kelemahan penguasaan konsep atau teorema yang ada pada kebanyakan siswanya, maka kesalahan konsep itu akan berlanjut ke tingkat SMA yang dipastikan akan menimbulkan kesulitan dalam pembelajaran matematikanya. 4 Di dalam materi ajar matematika SMP terdapat beberapa aspek pembelajaran yaitu aritmatika, aljabar, geometri, trigonometri, peluang dan statistika, salah satu aspek yang ingin diteliti oleh peneliti disini yaitu aspek Geometri. Geometri adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antara titik, 4 Pujianti, Penggunaan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika SMP, Diklat, (Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPGG) Matematika Yogyakarta: 2004), h. 1.

5 garis, sudut, bidang dan bangun-bangun ruang. Ada dua macam geometri, yaitu geometri datar dan geometri ruang. 5 Pada aspek geometri terdapat materi kesebangunan, materi ini dianggap sulit karena siswa kurang memahami apa perbedaan antara kesebangunan dan kekongruenan suatu bangun datar. Kesulitan yang dialami siswa terutama dalam memahami tentang isi dan sudut. Biasanya siswa tidak bisa membedakan bahwa dua bangun datar yang sebangun belum tentu kongruen dan dua bangun datar yang kongruen sudah pasti sebangun karena kedua hal tersebut bisa diketahui berdasarkan perbandingan ukuran panjang sisi dan besar sudut dari bangun datar tersebut. Materi geometri bisa dikategorikan materi yang cukup sukar dan memerlukan pemahaman yang cukup tinggi. 6 Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan beberapa siswa dan guru matematika kelas IX MTs Siti Mariam yang menyatakan bahwa materi kesebangunan merupakan materi yang sulit untuk dipahami. Guru matematika MTs Siti Mariam, mengatakan bahwa keterbatasan fasilitas seperti media atau alat peraga merupakan salah satu kendala belajar kesebangunan. Kesulitan siswa dalam memahami materi kesebangunan ini dapat diatasi dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik dan bersifat konkrit. 5 http://matematikayulianti2.wordpress.com/geometri/, diakses tanggal 16 januari 2014. 6 ----, Studi Tentang Kendala Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Kesebangunan Kelas IX Semester I di Sekolah Menengah Pertama Kecamatan Medan Petisah Tahun Ajaran 2011/2012, (Medan: Digital Library UNIMED: 2012), h. 2-3.

6 Namun, sampai saat ini masih banyak guru yang kurang perhatian terhadap media pembelajaran ketika mengajar dihadapan siswanya. Guru hanya mengandalkan metode ceramah, anggapan yang ketika topik pelajaran atau kompetensi dasar sudah disampaikan dengan lisan, siswa berarti sudah mengerti. Padahal, justru dengan lisan saja siswa akan cepat lupa sehingga tidak terdapat informasi yang melekat dalam memorinya. 7 Kegiatan pembelajaran seperti itulah yang membuat siswa jenuh dan cepat bosan untuk belajar matematika. Kejenuhan siswa terhadap matematika menyebabkan motivasi dan minat belajar menurun sehingga dianggap sebagai materi yang sulit. Kesulitan yang dirasakan oleh siswa terhadap matematika dapat diatasi dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik. Media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil intruksional secara efektif dan efisien, serta tujuan intruksional yang lebih efektif dan memiliki sifat yang mendidik. 8 Media pembelajaran juga memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Kehadiran media pembelajaran tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran. Hal ini berlaku bagi segala jenis media, baik yang canggih dan 7 Yuananda Nur Basmalah, Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis Multimedia Interaktif Menggunakan Software Swish Max Dengan Pendekatan Matematika Realisti Realistik Pada Pokok Bahasan Luas dan Volume Bangun Ruang Sisi Datar, (Yogyakarta: Digital Library UIN sunan Kalijaga: 2013), h. 2. 8 Ahmad Rohani, Media Intruksional Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 4.

7 mahal, ataupun media pembelajaran yang sederhana dan murah. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media tangram. Tangram merupakan salah satu permainan edukatif yang bisa dibuat dari bahan-bahan yang sederhana. Permainan ini yaitu suatu permainan puzzle persegi yang dipotong menjadi 7 bagian (2 berbentuk segitiga besar,1 berbentuk persegi, 1 berbentuk jajaran genjang, 1 berbentuk segitiga sedang, dan 2 berbentuk segitiga kecil). Tangram banyak tersedia di pasaran namun juga mudah dibuat sendiri. Dengan memotong kertas menurut garis-garis berwarna biru, maka akan diperoleh tangram yang dimaksud dan media tangram ini sangat menyenangkan, tidak hanya menyenangkan tapi juga melatih imajinasi. 9 Jadi, tangram dapat diartikan sebagai suatu himpunan yang terdiri dari tujuh bangun geometri datar yang dapat dipotong dari suatu persegi. 10 Dalam penelitian Prana D. Iswara, yang berjudul Efektivitas Penggunaan Manual Media Tangram Media Tangram Berpetak Dalam Penguasaan Menghitung Luas Bidang Geometri Yang Diajarkan Mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan UPI Kampus Sumedang di Sekolah Dasar pada materi geometri dalam pembelajaran matematika, penggunaan tangram dinilai baik untuk digunakan pada materi tersebut. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata hasil belajar siswa yaitu 3,34 pada skala 4. Media tangram juga mempunyai beberapa kelebihan yaitu dapat melatih imajinasi dan kreatifitas siswa, media ini juga mudah didapat, harganyapun terjangkau, dan dapat diolah sendiri oleh para penggunanya. Permainan ini 3 januari 2014. 9 http://geometryarchitecturenwordpress.com/2011/03/22/bermaintangram,diakses tanggal 10 Siti Aminah, Media Tangram Dalam Peningkatan Hasil Belajar Matematika Bangun Datar Siswa Kelas V, (Surakarta: Digital Library FKIP Universitas Sebelas Maret, 2012), h. 4.

8 membuat ilmu geometri dapat dipahami dalam bentuk-bentuk yang sederhana dan mengasyikkan. Dengan adanya media ini peneliti berharap bahwa pembelajaran geometri di MTs Siti Mariam dapat memotivasi siswa untuk lebih meningkatkan hasil belajar geometri khususnya pada materi kesebangunan. Untuk itu peneliti menuangkan penelitian tersebut pada judul Penggunaan Media Tangram dalam Pembelajaran Matematika pada Materi Kesebangunan di Kelas IX MTs Siti Mariam Tahun Pelajaran 2014/2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana penggunaan media tangram dalam pembelajaran matematika pada materi kesebangunan di kelas IX MTs Siti Mariam tahun pelajaran 2014/2015? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan media tangram dalam pembelajaran matematika pada materi kesebangunan di kelas IX MTs Siti Mariam Banjarmasin tahun pelajaran 2014/2015? C. Definisi Operasional dan Lingkup Pembahasan 1. Definisi Operasional

9 Untuk memperjelas pengertian judul diatas, maka penulis memberikan definisi operasional sebagai berikut. a. Penggunaan berasal dari kata guna, yang berarti pemakaian atau tujuan untuk melakukan sesuatu. 11 Penggunaan yang dimaksud di sini adalah cara seorang guru dalam menggunakan media tangram dalam pembelajaran matematika pada materi kesebangunan yaitu mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen, agar siswa mudah memahami atau menguasai konsep dalam belajar kesebangunan di kelas IX. b. Media pembelajaran berasal dari kata media, yang berasal dari bahasa latin yaitu Medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. 12 Dengan demikian, media adalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan ide, sehingga ide atau pendapat yang disampaikan itu bisa sampai pada si penerima. Sedangkan pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa. 13 Jadi, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah bahan atau alat yang digunakan untuk menyampaikan ide atau pendapat dalam suatu kegiatan belajar 11 W. J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 2007) Edisi III, Cet. Ke-4, h. 390. 12 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 3. 2002), h.7. 13 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, ( jakarta: Raja Grafindo Persada,

10 mengajar dengan maksud agar proses interaksi antara guru dan anak didik dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. c. Tangram adalah salah satu permainan edukatif yang bisa dibuat dari bahan-bahan yang sederhana. Permainan ini yaitu suatu permainan puzzle persegi yang dipotong menjadi 7 bagian (2 berbentuk segitiga besar,1 berbentuk persegi, 1 berbentuk jajaran genjang, 1 berbentuk segitiga sedang, dan 2 berbentuk segitiga kecil). 14 Jadi, tangram yang dimaksud disini adalah sebuah media pembelajaran yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran kesebangunan. d. Kesebangunan yang dimaksud disini adalah materi yang ada dalam pembelajaran matematika di kelas IX yang terdapat di bab I, yaitu materi tentang mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen. 2. Lingkup Pembahasan Selanjutnya, agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas. Maka bahasan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut: a. Penelitian dilaksanakan menggunakan media tangram. b. Guru yang diteliti adalah guru matematika yang mengajar di kelas IX MTs Siti Mariam tahun pelajaran 2014/2015. c. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas IX MTs Siti Mariam tahun pelajaran 2014/2015. 14 http://geometryarchitecturenwordpress.com/2011/03/22/bermaintangram, loc.cit.

11 d. Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah aspek geometri materi kesebangunan yaitu mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen. D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penggunaan media tangram dalam pembelajaran matematika pada materi kesebangunan di kelas IX MTs Siti Mariam Banjarmasin tahun pelajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan media tangram dalam pembelajaran matematika pada materi kesebangunan di kelas IX MTs Siti Mariam Banjarmasin tahun pelajaran 2014/2015. E. Kegunaan (Signifikasi) Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis yang diharapkan adalah dapat memberikan dan menambah wawasan dalam pembelajaran matematika tingkat MTs dan sederajat melalui penggunaan media pembelajaran.

12 2. Sebagai suatu alternatif untuk memperbaiki proses pembelajaran di bidang matematika sehingga siswa benar-benar mampu memahami materi kesebangunan dan kekongruenan. 3. Manfaat yang diharapkan adalah dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah. Bagi siswa, penggunaan tangram dapat mengembangkan motivasi, kemandirian belajar siswa dan aktivitas dalam belajar matematika sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Bagi guru, penggunaan tangram dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di kelas. Sedangkan bagi sekolah, penggunaan media pembelajaran menggunakan tangram dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. F. Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab dan masing-masing bab terdiri dari beberapa subbab yakni sebagai berikut: Bab I Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, definisi operasional dan lingkup pembahasan, alasan memilih judul, tujuan

13 penelitian, kegunaan (signifikasi) penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori berisi pengertian pembelajaran matematika, pembelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs), tujuan pembelajaran matematika, pengertian media dalam pembelajaran matematika, pentingnya media dalam pembelajaran matematika, media tangram, prosedur penggunaan media tangram dalam pembelajaran matematika pada materi kesebangunan, dan materi kesebangunan yang diajarkan di SMP/MTs kelas IX. Bab III Metode Penelitian berisi jenis pendekatan, desain (metode) penelitian, objek penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, desain pengukuran, dan prosedur penelitian. Bab IV Penyajian Data dan Analisis berisi deskripsi lokasi penelitian, deskripsi pelaksanaan penggunaan media tangram dalam pembelajaran matematika materi kesebangunan kelas IX MTs Siti Mariam dan analisis data. Bab V Penutup berisikan kesimpulan dan saran-saran serta lampiranlampiran.