PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam, rangka meningkatkan pelayanan dan dalam rangka penataan dan pengaturan izin industri sesuai kondisi saat ini, maka perlu diadakan perubahan terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 13 Tahun 2003 tentang Retribusi Izin Industri (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2003 Nomor : 07, Seri : C); Mengingat : b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a di atas, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 13 Tahun 2003 tentang Retribusi Izin Industri. 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209): 3. Undang Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3214); 4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3611); 5. Undang Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3611); - 112 -
- 113-6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41) sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048); 7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 9. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1995 tentang Izin Usaha Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3596); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4130; 15. Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1987 Tentang Penyederhanaan Pemberian Izin Usaha Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1987 Nomor 22) 16. Keputusan Presiden Nomor 96 Tahun 1998 Tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Bagi Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 103) 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah; 18. Keputusan Menteri Perindustrian Nomor: 250/M/SK/10/94 Tentang Pedoman Teknis Penyusunan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Sektor Industri; 19. Keputusan Menteri Perindustrian Nomor: 184/M/SK/7/95 Tentang Penetapan Jenis dan Komoditi Industri Yang Proses Produksinya Tidak Merusak Ataupun Membahayakan Lingkungan Serta Tidak Menggunakan Sumber Daya Alam Secara Berlebihan; 20. Keputusan Menteri Perindustrian Perdagangan Nomor: 254/Mpp/Kep/7/1997 Tentang Kriteria Industri Kecil dan Perdagangan Kecil di Lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan;
- 114-21. Keputusan Menteri Perindustrian Perdagangan Nomor: 589/Mpp/Kep/10/1999 Tentang Penetapan Jenis-jenis Industri Dalam Pembinaan Masing-masing Direktorat Jenderal dan Kewenangan Pemberian Izin Bidang Industri dan Perdagangan di Departemen Perindustrian dan Perdagangan; 22. Keputusan Menteri Perindustrian Perdagangan Nomor: 590/Mpp/Kep/10/1999 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin Perluasan dan Tanda Daftar Industri; 23. Keputusan Menteri Perindustrian Perdagangan Nomor: 705/Mpp/Kep/11/2003 Tentang Persyaratan Teknis Industri Air Minum Dalam Kemasan dan Perdagangannya; 24. Keputusan Menteri Perindustrian Perdagangan Nomor: 651/Mpp/Kep/10/2004 Tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Pedagangnya; 25. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 24 Tahun 2000 tentang Rincian Kewenangan Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2000 Nomor : 14, Seri : D); 26. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kelembagaan, Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2000 Nomor : 15, Seri : D), sebagaimana diubah pertama kali dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 29 Tahun 2000 (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2000 Nomor : 23, Seri : D) dan diubah untuk kedua kalinya dengan Peraturan. Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 18 Tahun 2002 (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2002 Nomor : 6, Seri : D); 27. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 13 Tahun 2003 tentang Retribusi Izin Industri(Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2003 Nomor : 07, Seri : C). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT Dan BUPATI KOTAWARINGIN BARAT MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN INDUSTRI. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 13 Tahun 2003 tentang Retribusi izin Industri (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2003 Nomor : 7, Seri : c) diubah sebagai berikut : 1. Ketentuan pasal 4 diubah sehingga keseluruhan pasal 4 berbunyi sebagai berikut :
- 115 - Pasal 4 (1) Setiap pendirian perusahaan industri wajib memperoleh Izin Industri yang diterbitkan oleh pejabat yang ditunjuk atas nama Bupati Kotawaringin Barat. (2) Izin Industri sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri dari a. Izin usaha industri (IUI); b. Izin perhiasan; c. Izin prinsip; d. Persetujuan perubahan; e. Persetujuan Pindah lokasi pabrik; f. Tanda daftar industri (TDI). 2. Ketentuan pasal 6 ayat (2) dan (3) diubah, dan ayat (5) dihapus sehingga keseluruhan pasal 6 berbunyi sebagai berikut : Pasal 6 (1) Terhadap, semua jenis industri dalam kelompok industri kecil sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (3) dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya di bawah Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, tidak wajib memperoleh Tanda Daftar Industri (TDI) kecuali dikehendaki perusahaan yang bersangkutan. (2) Terhadap semua jenis industri dalam kelompok industri dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya sebesar Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah) sampai dengan Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, wajib memiliki Tanda Daftar Industri (TDI); (3) Terhadap semua jenis industri dalam kelompok industri dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya di atas Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk, wajib memiliki Izin Usaha Industri (IUI); (4) Perusahaan industri yang telah memperoleh Izin Usaha industri (IUI) atau Tanda Daftar Industri (TDI) dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan terhitung mulai tanggal diterbitkannya Izin Usaha Industri (IUI) atau Tanda Daftar Industri (TDI) wajib mendaftarkan perusahaannya dalam daftar perusahaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Ketentuan pasal 9 diubah sehingga keseluruhan pasal 9 berbunyi sebagai berikut: Pasal 9 (1) Izin Usaha Industri (IUI) dan Tanda Daftar Industri (TDI) berlaku selama perusahaan beroperasi. (2) Izin Perluasan berlaku sesuai masa berlakunya Izin Usaha Industri (IUI) atau Tanda Daftar Industri (TDI) yang bersangkutan. (3) Izin Usaha Industri (IUI), Izin perluasan dan tanda daftar industri (TDI) diberikan untuk semua jenis industri sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- 116-4. Ketentuan pasal II diubah sehingga keseluruhan pasal 11 berbunyi sebagai berikut: Pasal 11 Kewenangan pemberian izin usaha industri (IUI), izin perluasan, izin prinsip, persetujuan perubahan dan tanda daftar industri (TDI) diberikan oleh pejabat yang ditunjuk atas nama bupati Kotawaringin barat. 5. Ketentuan pasal 14 ayat (2) diubah sehingga keseluruhan pasal 14 berbunyi sebagai berikut: Pasal 14 (1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi didasarkan pada nilai investasi industri dan kebijakan daerah dengan memperhatikan biaya penyelenggaraan pelayanan dan mempertimbangkan kemampuan masyarakat/pengusaha serta aspek keadilan. (2) Struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan sebagai berikut: No. Jenis retribusi Tarif 1 2 3 1. Izin Usaha Industri (IUI) untuk semua jenis industri dengan nilai investasi perusahaan industri seluruhnya : a. di atas Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) s/d Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk b. di atas Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) s/d Rp. 750.000.000 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah) tidak termasuk c. di atas Rp. 750.000.000 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah) s/d Rp. 1.000.000.000 (satu miliar rupiah) tidak termasuk d. di atas Rp. 1000.000.000 (satu miliar rupiah) tidak termasuk Rp. 175.000,- Rp. 255.000,- Rp. 350.000,- Rp. 500.000,- 2. Terhadap semua jenis industri sebagaimana dimaksud poin 1 a, b, c, dan d untuk perubahan/penggantian Izin Usaha Industri (IUI) 3. Terhadap semua jenis industri sebagaimana dimaksud poin l a, b, c, dan d untuk perluasan Izin Usaha Industri (IUI) 4. Terhadap semua jenis industri untuk memperoleh izin Prinsip atau persetujuan perubahan 5. Tanda Daftar Industri (TDI) untuk semua jenis industri dalam kelompok industri kecil dengan nilai investasi perusahaan industri seluruhnya a. Di bawah Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) tidak termasuk b. Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) s/d Rp. 25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha c. Di atas Rp. 25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah) s/d Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk d. Di atas Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) s/d Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha e. Di atas Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) s/d Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk Rp. 300.000,- Rp. 350.000,- Rp. 150.000,- Rp. 25.000,- Rp. 50.000,- Rp. 75.000,- Rp. 100.000,- Rp. 125.000,-
- 117-6. Terhadap semua jenis industri sebagaimana dimaksud poin 5 a, b, c, d dan e untuk melakukan perubahan/ penggantian Tanda Daftar Industri (TDI) 7. Terhadap semua jenis industri sebagaimana dimaksud poin 6 a, b, c, d dan e untuk melakukan perluasan Tanda Daftar Industri (TDI). Rp. 75.000,- Rp. 100.000,- 6. Ketentuan pasal 19 ayat (1) diubah sehingga keseluruhan pasal 19 berbunyi sebagai berikut: Pasal 19 (1) Perusahaan industri diberikan, peringatan secara tertulis apabila : a. Melakukan perluasan tanpa memiliki izin perluasan; b. Tidak menyampaikan informasi industri secara benar, c. Melakukan pemindahan lokasi tanpa persetujuan tertulis dari pejabat yang ditunjuk atas nama bupati; d. Menimbulkan kerusakan dan atau pencemaran akibat kegiatan usaha industrinya terhadap lingkungan yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; e. Melakukan kegiatan usaha industri tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam izin usaha industri (IUI) atau tanda daftar industri (TDI) yang telah diperolehnya; f. Adanya laporan atau pengaduan dari pejabat yang berwenang ataupun pemegang hak atas kekayaan intelektual bahwa perusahaan industri tersebut melakukan pelanggaran hak cipta, paten atau merek; g. Tidak menyampaikan informasi secara berkala kepada pejabat yang ditunjuk atas nama Bupati. (2) Peringatan tertulis diberikan kepada perusahaan industri sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 1 (satu) bulan. 7. Ketentuan pasal 21 ayat (3) diubah sehingga keseluruhan pasal 21 berbunyi sebagai berikut: Pasal 21 (1) Izin Usaha Industri (IUI)/ Tanda Daftar Industri (TDI) dapat dicabut apabila : a. Izin Usaha Industri (IUI)/ Tanda Daftar Industri (TDI) dikeluarkan berdasarkan keterangan/data yang tidak benar atau dipalsukan oleh perusahaan yang bersangkutan; b. Perusahaan industri yang bersangkutan tidak melakukan perbaikan sesuai ketentuan yang berlaku setelah melampaui masa pembekuan sebagaimana dimaksud Pasal 20; c. Perusahaan industri yang bersangkutan memproduksi jenis industri tidak sesuai dengan ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib; d. Perusahaan industri yang bersangkutan telah dijatuhi hukuman atas pelanggaran HAKI oleh badan peradilan yang berketetapan tetap;
- 118 - e. Perusahaan yang bersangkutan Melanggar ketentuan peraturan perundangundangan yang memuat sanksi pencabutan Izin Usaha Industri (IUI)/ Tanda Daftar Industri (TDI). (2) Pencabutan Izin Usaha Industri (IUI)/ Tanda Daftar Industri (TDI) dilakukan secara langsung tanpa diperlukan adanya Peringatan tertulis. (3) Pejabat yang berwenang untuk mencabut Izin Usaha Industri (IUI),' Tanda Daftar Industri (TDI) adalah pejabat yang ditunjuk atas nama Bupati Kotawaringin Barat. Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal 30 Maret 2007 BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Cap/ttd. H. UJANG ISKANDAR, ST Diundangkan di Pangkalan Bun pada tanggal 11 April 2007. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT, Cap/ttd. Drs. KUSNAN ARIADY N. NIP. 010 072 420 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2007 NOMOR : 16