PERATURAN DIREKTUR JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR: KI70/DJM.S/201 0 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG

KEPUTUSAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 008-A/SEK/SK/1/2012 TENT ANG ATURAN PERILAKU PEGAWAI MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA NOMOR: DJ.I/814/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/RB TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 01/PM.9/2010 TENTANG

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 125/DJ-PSDKP/2011 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-06/M.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

NOMOR 01tPM.2t2007 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN

2017, No Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Peg

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran

K E P U T U S A N KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA TANGERANG BANTEN NOMOR: Stb.01/SK/ 024 /2013 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : / 4078 / 2015

Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.1

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MATRIKS PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2014

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 19 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

2 Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik I

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 76/MEN/SJ/2009 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL

KEBIJAKAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK NOMOR: 51/KEP/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No NonDepartemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013; 3. Peraturan Presiden Nom

PERATURAN WALI KOTA BONTANG NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BONTANG

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

SOSIALISASI PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KESDM NOMOR 002.SJ TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PNS SEKRETARIAT JENDERAL KESDM

SOSIALISASI KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KAB.BANTUL

9. Kementerian adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disingkat Kementerian. BAB II TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Pasal 2

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

: 1.. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1);

BAB I KETENTUAN UMUM

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik

TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

KEPUTUSAN KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR : 800/125/SK/SET-1/DLH

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

SALINAN INSTRUKSI MENTERI KEUANGAN NOMOR 01/IMK.01/2009

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembar

RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG

BATAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 113/KA/IV/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

JENIS DAN BENTUK SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK

2017, No ); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republ

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KATA PENGANTAR. Lamongan, 20 April 2012 Panitera/Sekretaris, ttd. H. Syaifuddin Latief, SH. NIP

PEDOMAN PENINGKATAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

Transkripsi:

,.,. 10 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR: 28251.KI70/DJM.S/201 0 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTUR JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pegawai Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi yang bersih, berwibawa dan bertanggungjawab serta memiliki integritas dalam menjalankan tugas, diperlukan peningkatan pengamalan etika Pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas BUlTli; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi tentang Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 N6mor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Repubtik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, TalTlbahan Lernbaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (LelTlbaran Negara Republlk Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Repubtik Indonesia I\lomor 3851); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan PelTlberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 5135; 5. Peraturan...

- 2 5. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawal Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 6. Keputusan Presiden Nomor 861M Tahun 2010 tanggal 24 Juni 2010; 7. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 552); MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL MINYAK DAN GAS BUM I TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI. BABI KETENTUAN UMUM Pasal1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahuri 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 serta pegawai lainnya yang bekerja pada Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. 2. Kode Etik Pegawai adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta pergaulan hidup sehari-hari. 3. Majelis Kode Etik Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi yang selanjutnya disebut Majelis Kode Etik adalah majelis yang bertugas melakukan penegakan pelaksanaan serta penyelesaian pelanggaran Kode Etik yang dilakukan Pegawai. 4. Pelanggaran adalah segal a bentuk ucapan dan/atau tulisan dan/atau perbuatan Pegawai yang bert.entangan dengan Kode Etik. 5. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 6. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. BAB"...

.. - 3 BAB II TUJUAN KODE ETIK Pasal2 Kode Etik Pegawai bertujuan untuk menjaga citra dan kredibilitas Direktorat Jenderal melalui penciptaan tata kerja yang jujur dan transparan sehingga dapat mendorong peningkatan kinerja serta keharmonisan hubungan antar pribadi baik di dalam maupun di luar lingkungan Direktorat Jenderal. BAB III KODE ETIK Pasal3 Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Keputusan ini. Pasal4 Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Pegawai wajib mematuhi dan berpedoman pada Kode Etik Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3. Pasal5 Sebelum' melaksanakan tugas dan fungsi, Pegawai wajib menandatangani Pakta Integritas yang diketahui oleh atasan langsung Pegawai dengan menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Keputusan ini. BAB IV SANKSI Pasal6 (1) Pegawai yang melakukan pelanggaran terhadap Kode Etik Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dijatuhi sanksi. (2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada,ayat (1) berupa: a. sanksi moral berupa permohonan maaf secara lisan dan/atau tertulis atau pernyataan penyesalan; b. sanksi administratif berupa hukuman disiplin berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010. PasaI7...

-4 Pasal7 (1) Pengenaan sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a disampaikan secara tertutup atau terbuka. (2) Sanksi moral sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) ditetapkari dengan surat keputusan oleh Pejabat yang berwenang. (3) Penyampaian sanksi moral secara tertutup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diketahui oleh pegawai yang bersangkutan dan Pejabat lain yang terkait dengan syarat pangkat Pejabat tersebut tidak boleh lebih rendah dari Pegawai yang bersangkutan. (4) Penyampaian sanksi moral terbuka disampaikan oleh pejabat yang berwenang melalui: a. Upacara bendera; b. forum pertemuan resmi PNS; c. forum lain yang dipandang perlu untuk itu. (5) Dalam penjatuhan sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) harus disebutkan pelanggaran Kode Etik yang dilakukan oleh Pegawai. (6) Sanksi moral berlaku sejak keputusan pejabat yang berwenang diterima oleh Pegawai yang bersangkutan. (7) Dalam hal Pegawai yang dikenakan sanksi moral tidak hadir tanpa alasan yang sah pada waktu penyampaian keputusan sanksi moral maka dianggap telah menerima keputusan sanksi moral tersebut. (8) Keputusan sanksi moral sebagaimana dimaksud pad a ayat (7) disampaikan paling lambat 2 (dua) hari kerja terhitung mulai penyampaian sanksi moral sebagaimana dimaksud pada ayat (4). (9) Dalam hal Pegawai yang dikenakan sanksi moral tidak bersedia mengajukan permohonan maaf secara lisan dan/atau tertulis atau membuat pernyataan penyesalan, dapat dijatuhi hukuman disiplin ringan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010. BABV PROSEDUR PENYAMPAIAN DUGAAN PELANGGARAN KODE ETIK Pasal8 (1) Penanganan pelanggaran Kode Etik Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dimulai dengan adanya laporan atau pengaduan yang disampaikan oleh: a. masyarakat; b. pegawai; c. sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan. (2) Laporan atau pengaduan adanya dugaan pelanggaran kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disampaikan melalui: a. Laporan atau pengaduan tertulis; b. Pengaduan tidak tertulis kepada atasan Pegawai yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik Pegawai. 3. Penyampaian...

- 5 (3) Penyampaian pengaduan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a disampaikan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dengan menyebutkan jenis pelanggaran yang dilakukan, bukti-bukti dan identitas pelapor. (4) Sekretaris Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dan/atau atasan Pegawai yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik Pegawai menerima laporan atau pengaduan adanya dugaan pelanggaran kode etik wajib meneliti kebenaran laporan atau pengaduan tersebut dan menjaga kerahasiaan identitas pelapor. (5) Sekretaris Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dan/atau atasan pegawai yang diduga melakukan pelanggaran kode etik wajib meminta pertimbangan Majelis Kode Etik melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. (6) Atasan Pegawai yang tidak melakukan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) dianggap melakukan pelanggaran Kode Etik Pegawai dan dikenakan sanksi moral. BABVI MAJELIS KODE ETIK Pasal9 (1) Dalam rangka pengawasan pelaksanaan Kode Etik Pegawai, Direktur Jenderal membentuk Majelis Kode Etik. (2) Keanggotaan Majelis Kode Etik terdiri dari: a. Direktur Jenderal selaku Pembina; b. Sekretaris Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi selaku Ketua merangkap Anggota; c. sebanyak-banyaknya 4 (em pat) orang anggota. (3) Majelis Kode Etik berjumlah ganjil. (4) Jabatan dan pangkat Anggota Majelis Kode Etik ti<;jak boleh lebih rendah dari jabatan dan pangkat Pejabat/pegawai yang diperiksa. (5) Majelis Kode Etik berwenang untuk memberikan rekomendasi jenis sanksi yang akan diberikan terhadap Pegawai yang melakukan pelanggaran Kode Etik. (6) Majelis Kode Etik dapat memberikan bahan pertimbangan apabila dirasa perlu untuk dilakukan perubahan dan/atau penyesuaian Kode Etik Pegawai. BABVII...

- 6 BAB VII KETENTUAN PENUTUP a. b. Pasal 10 Peraturan Kode Etik Pegawai ini dapat dilakukan perubahan dan! atau penyesuaian berdasarkan bahan pertimbangan Majelis Kode Etik. PeratUfan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 5 November 2010 a~~ UlI>nrtQlr~ Minyak dan Gas Bumi,

- 7 LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 28251.Kl70/DKM.S/201 0 T ANGGAL : 5 November 2010 KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI I. Tanggung Jawab Pribadi dan Keluarga 1. Menjunjung tinggi dan mematuhi sumpah jabatan serta melaksanakan tugas dengan jujur dan adil, penuh pengabdian dan rasa tanggung jawab; 2. Menghormati agama, kepercayaan, budaya, dan adat istiadat orang lain dalam menjalankan tugas; 3. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya tanpa membeda bedakan suku, agama, ras, dan golongan; 4. Menghindari diri untuk melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan martabat negara, pemerintah, atau pegawai; 5. Menghindari penyalahgunaan wewenang; 6. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat; 7. Menghindari memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau marta bat pegawai; 8. Menaati perintah kedinasan; 9. Meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan profesionalisme dalam melaksanakan tugas; 10. Menaati ketentuan jam kerja; 11. Berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan; 12. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan kesatuan korps pegawai Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi; 13. Berupaya menjaga keluarga dari perbuatan tercela menurut norma hukum dan kesusilaan;serta menjaga ketentraman dan keutuhan keluarga. II. Hubungan Dengan Masyarakat 1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya; 2. Bersikap netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik, tidak, diskriminatif, menghalangi, mempersulit atau merugikan masyarakat dalam memberikan pelayanan; 3. Membuka diri, menunjukkan sikap simpatik, dan bersedia menampung berbagai kritik, protes, keluhan dan keberatan; 4. Menghindari diri menjadi anggota dan/atau pengurus partaipolitik; 5. Menolak melakukan penyimpangan prosedur dan menolak pemberian hadiah atau imbalan dalam bentuk apapun dari pihak manapun yang diketahui atau patut diduga bahwa pemberian itu bersangkutan stau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan pegawai; 6. Menghindari diri untuk bertindak selaku perantara untuk mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari kantor/instansi pemerintah; 7. Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan diri sendiri atau golongan; 8. Menghindari melakukan kegiatan yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara; 9. Menghindari melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam melaksanakan tugasnya; dan 10. Menghindari kegiatan usaha, menjadi pegawai. direksi atau memiliki saham/modal dalam perusahaan yang kegiatan usahanya berada dalam ruang lingkup tugas kedinasan.

- 8 III. Kerahasiaan Informasi 1. Menyimpan rahasia negara atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya dan menghindari pemanfaatan rahasia negara yang diketahui karena kedudukan dan/atau jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain; dan 2. Melaporkan kepada atasannya apabila mengetahui adanya tindakan pembocoran rahasia dan informasi resmi yang dapat membahayakan atau merugikan negara/pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan dan materiil. IV. Penggunaan Barang Milik Negara 1. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik- baiknya; 2. Menghindari penyalahgunaan barang-barang, uang atau surat-surat berharga milik negara; dan 3. Menghindari untuk memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang-barang, dokumen atau surat-surat berharga milik negara secara tidak sah. 4. Mengembalikan atau menyerahkan barang milik negara kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi apabila barang milik negara sudah tidak dipergunakan lagi atau rusak atau tidak sesuai dengan perkembangan atau alih teknologi. V. Lingkungan Kerja 1. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik; 2. Bertindak dan bersikap tegas, adij dan bijaksana terhadap bawahannya; 3. Menghindari diri untuk melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas dendam terhadap bawahannya atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya; 4. Mengetahui, memahami dan melaksanakan ketentuan mengenai pakaian kerja;. 5. Menghindari diri dari penyalahgunaan alkohol dan narkoba; dan 6. Menghindari diri dari penyalahgunaan senjata api dan. barang-barang berbahaya lainnya. 7. Menaati ketentuan dan larangan yang diberlakukan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi seperti: merokok di sembarang tempat, hemat BBM, hemat listrik, dsb. VI. Ketaatan Pada Peraturan Perundang-undangan 1. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian; 2. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait dengan diri pegawai. At:m:1~ur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi,

- 6 BABVII KETENTUAN PENUTUP a. b. Pasal 10 Peraturan Kode Etik Pegawai ini dapat dilakukan perubahan dan! atau penyesuaian berdasarkan bahan pertimbangan Majelis Kode Etik. Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 5 November 2010

-9 LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR..IENDERAL MIGAS NOMOR : 28251.Kl70/DKM.S/201 0 T ANGGAL : 5 November 2010 PAKTA INTEGRITAS Pada hari ini.... tanggal.... bertempat di.... Saya: Nama........ ~.. "... "..... NIP Jabatan dengan ini menyatakan sebagai berikut: 1. Akan melaksanakan tugas secara profesional, tidak diskriminatif. berintegritas tinggi, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dan akan mengerahkan segala kemampuan dan sumber daya secara optimal untuk memberikan hasil yang terbaik. 2. Akan mematuhi ketentuan Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. 3. Apabila melanggar hal-hal yang telah dinyatakan dalam Pakta Integritas ini. bersedia dikenakan sanksi hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Mengetahui (Atasan langsung pegawai Yang bersangkutan) Yang membuat Pemyataan NiP.... NiP.... Dibuat 2 (dua) rangkap, untuk a. arsip Sekretariat Direktorat Jenderal Migas b. arsip Pegawai yang bersangkutan ~Jl~!mnf~Rn(jeral Minyak Dan Gas Bumi,

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 28251.Kl70/DKM.S/201 0 TANGGAL : 5 November 2010-7 KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI I. Tanggung Jawab Pribadi dan Keluarga 1. Menjunjung tinggi dan mematuhi sumpah jabatan serta melaksanakan tugas dengan jujur dan adil, penuh pengabdian dan rasa tanggung jawab; 2. Menghormati agama, kepercayaan, budaya, dan adat istiadat orang lain dalam menjalankan tugas; 3. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya tanpa membeda bedakan suku, agama, ras, dan golongan; 4. Menghindari diri untuk melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan martabat negara, pemerintah, atau pegawai: 5. Menghindari penyalahgunaan wewenang; 6. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat; 7. Menghindari memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau marta bat pegawai; 8. Menaati perintah kedinasan; 9. Meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan profesionalisme dalam melaksanakan tugas; 10. Menaati ketentuan jam kerja; 11. Berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan; 12. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan kesatuan korps pegawai Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi; 13. Berupaya menjaga keluarga dari perbuatan tercela menu rut norma hukum dan kesusilaan;serta'menjaga ketentraman dan keutuhan keluarga. II. Hubungan Dengan Masyarakat 1. Memberikan.pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya; 2. Bersikap netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik, tidak, diskriminatif, menghalangi, mempersulit atau merugikan masyarakat dalam memberikan pelayanan; 3. Membuka diri, menunjukkan sikap simpatik, dan bersedia menampung berbagai kritik, protes, keluhan dan keberatan; 4. Menghindari diri menjadi anggota dan/atau pengurus partaipolitik; 5. Menolak melakukan penyimpangan prosedur dan menolak pemberian hadiah atau imbalan dalam bentuk apapun dari pihak manapun yang diketahui atau patut diduga bahwa pemberian itu bersangkutan' atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan pegawai; 6. Menghindari diri untuk bertindak selaku perantara untuk mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari kantor/instansi pemerintah; 7. Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan diri sendiri atau golongan; 8. Menghindari melakukan kegiatan yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara; 9. Menghindari melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam melaksanakan tugasnya; dan 10. Menghindari kegiatan usaha, menjadi pegawai, direksi atau memiliki saham/modal dalam perusahaan yang kegiatan usahanya berada dalam ruang lingkup tugas kedinasan.

KETIGA - 3 Untuk membantu kelancaran pelaksanaan membentuk Tim Kerja dan Sekretariat. tugas, Ketua dapat KEEMPAT Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 25 November 2010 Jenderal Minyak dan Gas Bumi,

- 8 III. Kerahasiaan Informasi 1. Menyimpan rahasia negara atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya dan menghindari pemanfaatan rahasia negara yang diketahui karena kedudukan dan/atau jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain; dan 2. Melaporkan kepada atasannya apabila mengetahui adanya tindakan pembocoran rahasia dan informasi resmi yang dapat membahayakan atau merugikan negara/pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan dan materiil. IV. Penggunaan Barang Milik Negara 1. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik- baiknya; 2. Menghindari penyalahgunaan barang-barang, uang atau surat-surat berharga milik negara; dan 3. Menghindari untuk memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang-barang, dokumen atau surat-surat berharga milik negara secara tidak sah. 4. Mengembalikan atau menyerahkan barang milik negara kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi apabila barang milik negara sudah tidak dipergunakan lagi atau rusak atau tidak sesuai dengan perkembangan atau alih teknologi. V. Lingkungan Kerja 1. Menciptakan da,n memelihara suasana kerja yang baik; 2. Bertindak dan bersikap tegas, adil dan bijaksana terhadap bawahannya; 3. Menghindari diri untuk melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas dendam terhadap bawahannya atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya; 4. Mengetahui, memahami dan melaksanakan ketentuan mengenai pakaian kerja; 5. Menghindari diri dari penyalahgunaan alkohol dan narkoba; dan 6. Menghindari diri dari penyalahgunaan senjata api dan barang-barang berbahaya lainnya. 7. Menaati ketentuan dan larangan yang diberlakukan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi seperti: merokok di sembarang tempat, hemat BBM, hemat listrik, dsb. VI. Ketaatan Pada Peraturan Perundang-undangan 1. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian; 2. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait dengan diri pegawai.

- 9 LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL MIGAS NOMOR : 28251.Kl70/DKM.S/201 0 TANGGAL : 5 November 2010 PAKTA INTEGRITAS Pada hari ini.... tanggal.... bertempat di.... Saya: Nama NIP Jabatan dengan ini menyatakan sebagai berikut: 1. Akan melaksanakan tugas secara profesional, tidak diskriminatif, berintegritas tinggi, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dan akan mengerahkan segala kemampuan dan sumber daya secara optimal untuk memberikan hasil yang terbaik. 2. Akan mematuhi ketentuan Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. 3. Apabila melanggar hal-hal yang telah dinyatakan dalam Pakta Integritas ini, bersedia dikenakan sanksi hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Mengetahui (Atasan langsung pegawai Yang bersangkutan) Yang membuat Pernyataan NiP..... NiP.... Dibuat 2 (dua) rangkap, untuk a. arsip Sekretariat Direktorat JenderaJ Migas b. arsip Pegawai yang bersangkutan