KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 50/KEP/BSN/4/2012 TENTANG PENETAPAN REVISI 20 (DUA PULUH) STANDAR NASIONAL INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 110KEP/BSN/ 12/2008 /12/2005 TENTANG PENETAPAN 52 (LIMA PULUH DUA) STANDAR NASIONAL INDONESIA

BSN^ BADAN STANDARDISASI NASIONAL KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 7/KEP/BSN/1/2016 TENTANG

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL TENTANG KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

BADAN STANDARDISASI NASIONAL

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Spesifikasi aspal emulsi kationik

METODE PENGUJIAN KADAR RONGGA AGREGAT HALUS YANG TIDAK DIPADATKAN

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.)

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

SNI 6832:2011. Standar Nasional Indonesia. Spesifikasi aspal emulsi anionik

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Cara uji berat isi beton ringan struktural

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

fisfo BADAN STANDARDISASI NASIONAL KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 201/KEP/BSN/9/2016 TENTANG

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Spesifikasi lapis tipis aspal pasir (Latasir)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel

Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C , IDT)

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.12 Desember 2015 ( ) ISSN:

Cara uji slump beton SNI 1972:2008. Standar Nasional Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

BADAN STANDARDISASI NASIONAL KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL

VARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1

Cara koreksi kepadatan tanah yang mengandung butiran kasar

PENGGUNAAN RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT

Spesifikasi lapis fondasi agregat dan campuran beraspal panas menggunakan batukarang kristalin

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

VARIASI AGREGAT LONJONG SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI. bergradasi baik yang dicampur dengan penetration grade aspal. Kekuatan yang

Cara uji slump beton SNI 1972:2008

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON-LAPIS ANTARA BERGRADASI HALUS

I. PENDAHULUAN. satunya pada konstruksi jalan raya. Stabilitas konstruksi perkerasan secara. baik yang mampu berfungsi sebagai daya dukung.

KAJIAN LABORATORIUM PENGGUNAAN MATERIAL AGREGAT BERSUMBER DARI KAKI GUNUNG SOPUTAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT IJUK TERHADAP STABILITAS CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG

DAFTAR PENETAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA TAHUN 2008

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total

III. METODOLOGI PENELITIAN

Cara uji kelarutan aspal

al akan lebih lama pada gradasi yang memadai/seharusnya.

KUMPULAN SOAL SOAL UNTUK UJIAN KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Spesifikasi bahan lapis penetrasi makadam (LAPEN)

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

PENGARUH KARAKTERISTIK AGREGAT TERHADAP CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan kebutuhan hidup dan

Cara uji berat jenis tanah

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


Standar Kompetensi Nasional. Metode Pengujian Berat Isi dan Rongga udara dalam agregat

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir

BAB I PENDAHULUAN. agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

BAB III LANDASAN TEORI

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BSN) BADAN STANDARDISASI NASIONAL KEPUTUSAN KEPALA BAOAN STANDARDISASI NASIONAL TENTANG PENETAPAN REVISI 12 (OUA BELAS) STANDAR NASIONAL INDONESIA

PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN PADA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

BSN) BADAN STANDARDISASI NASIONAL KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL TENTANG PENETAPAN REVISI 3 (TIGA) STANDAR NASIONAL INDONESIA

BAB 1 PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

I. REFERENSI II. TUJUAN III. DASAR TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat

BSN) BADAN STANDARDISASI NASIONAL KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL TENTANG PENETAPAN REVIS! 13 (TIGA BELAS) STANDAR NASIONAL INDONESIA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas kinerja beton dengan meningkatkan kualitas campuran beton.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

BSN) KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 89/KEP/BSN/4/2013 TENTANG PENETAPAN REVISI 5 (LIMA) STANDAR NASIONAL INDONESIA

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. diperkirakan km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 50/KEP/BSN/4/2012 TENTANG PENETAPAN REVISI 20 (DUA PULUH) STANDAR NASIONAL INDONESIA KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk menjaga kesesuaian Standar Nasional Indonesia (SNI) terhadap kebutuhan pasar, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemeliharaan dan penilaian kelayakan dan kekinian, perlu dilakukan kaji ulang; b. bahwa berdasarkan hasil kaji ulang, perlu dilakukan revisi SNI sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional tentang Penetapan Revisi 20 (dua puluh) ; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 199, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4020); 2. Keputusan Presiden Nomor 13/M Tahun 2008 tentang Pengangkatan Kepala Badan Standardisasi Nasional; Memperhatikan...

- 2 - Memperhatikan : 1. Surat Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum; Nomor: Um.01.11-LS/209 tanggal 7 Juni 2011 Perihal Usulan Penetapan RASNI menjadi SNI; 2. Surat Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum; Nomor: PR.01.06-Ls/464 tanggal 04 Agustus 2011 Perihal Usulan Penetapan RSNI Bidang Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil; M E M U T U S K A N: Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL TENTANG PENETAPAN REVISI 20 (DUA PULUH) STANDAR NASIONAL INDONESIA. PERTAMA : Menetapkan 20 (dua puluh) Standar Nasional Indonesia pada lajur 2 sebagai revisi dari Standar Nasional Indonesia pada lajur 3 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. KEDUA : sebagaimana dimaksud dalam diktum PERTAMA dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi setelah 1 (satu) tahun sejak tanggal ditetapkannya keputusan ini. KEDUA...

- 3 - KETIGA : Dokumen sebagaimana dimaksud dalam diktum PERTAMA merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini. KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 April 2012 KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL, ttd BAMBANG SETIADI LAMPIRAN...

- 4 - LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL, NOMOR : 50/KEP/BSN/4/2012 TANGGAL : 19 April 2012 DAFTAR 20 (DUA PULUH) STANDAR NASIONAL INDONESIA HASIL REVISI YANG DITETAPKAN MENJADI STANDAR NASIONAL INDONESIA Nomor 1. SNI 1744:2012 Metode uji CBR laboratorium SNI 03-1744-1989 Metode Pengujian CBR Laboratorium 2. SNI 1975:2012 Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian SNI 03-1975-1990 Metode mempersiapkan contoh tanah dan tanah mengandung agregat 3. SNI 2528:2012 Tata cara pengukuran geolistrik Wenner untuk eksplorasi air tanah 4. SNI 2818:2012 Tata cara pengukuran geolistrik Schlumberger untuk eksplorasi air tanah 5. SNI 3638:2012 Metode uji kuat tekan-bebas tanah kohesif SNI 03-2528-1991 Metode eksplorasi awal air tanah dengan cara geolistrik Wenner SNI 03-2818-1992 Metode eksplorasi air tanah dengan susunan Schlumberger SNI 03-3638-1994 Metode pengujian kuat tekan bebas tanah kohesif 6. SNI 3643:2012...

- 5 - Nomor 6. SNI 3643:2012 Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron 7. SNI 3966:2012 Cara uji kekakuan tekan dan kekakuan geser bantalan karet jembatan SNI 03-3643-1994 Metoda pengujian aspal emulsi tertahan saringan No. 20 SNI 03-3966-1995 Metode pengujian kekakuan tekan dan kekakuan geser bantalan karet jembatan 8. SNI 4137:2012 Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat SNI 03-4137-1996 Metode pengujian tebal dan panjang rata-rata agregat 9. SNI 6374:2012 Tata cara pemasangan dan pembacaan sel tekanan total pneumatik SNI 03-6374-2000 Tata cara pemasangan dan pembacaan sel tekanan total pneumatik 10. SNI 6461:2012 Tata cara pemasangan dan pembacaan pisometer kawat vibrasi 11. SNI 6828:2012 Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi SNI 05-6461-2000 Tata cara pemasangan dan pembacaan pisometer (piezometer) kawat vibrasi SNI 03-6828-2002 Metoda pengujian pengendapan aspal emulsi 12. SNI 6886:2012

- 6 - Nomor 12. SNI 6886:2012 Metode uji penentuan hubungan kadar air dan densitas campuran tanahsemen SNI 03-6886-2002 Metode pengujian hubungan antara kadar air dan kepadatan campuran tanahsemen 13. SNI 6887:2012 Metode uji kuat tekan silinder campuran tanah-semen SNI 03-6887-2002 Metode pengujian kuat tekan bebas campuran tanahsemen 14. SNI ASTM C123:2012 Metode uji partikel ringan dalam agregat Standard Test Method for Lightweight Particles in Aggregate. (ASTM C123-03,IDT) 15. SNI ASTM C136:2012 Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar Standard Test Method for Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregates. (ASTM C136-06, IDT) SNI 03-3416-1994 Metode pengujian partikel ringan dalam agregat SNI 03-1968-1990 Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar 16. SNI ASTM C597:2012 Metode uji kecepatan rambat gelombang melalui beton Standard Test Method for Pulse Velocity Through Concrete (ASTM C597-02, IDT) SNI 03-4802-1998 Metode pengujian kecepatan pulsa melalui beton. 17. SNI ASTM C805:2012

- 7 - Nomor 17. SNI ASTM C805:2012 Metode uji angka pantul beton keras Standard Test Method for Rebound Number of Hardened Concrete (ASTM C805-02, IDT) SNI 03-4803-1998 Metode pengujian angka pantul beton yang sudah mengeras 18. SNI ASTM D6521:2012 Tata cara percepatan pelapukan aspal menggunakan tabung bertekanan (Pressurized Aging Vessel, PAV) Standard Practice for Accelerated Aging of Asphalt Binder Using a Pressurized Aging Vessel (PAV) (ASTM D6521-04, IDT) SNI 03-6837-2002 Tata cara Mempercepat pelapukan aspal dengan menggunakan tabung pelapuk bertekanan 19. SNI ASTM D6934:2012 Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan Standard Test Method for Residue by Evaporation of Emulsified Asphalt. (ASTM D6934 04, IDT) SNI 03-6829-2002 Metode pengujian kadar residu aspal emulsi dengan cara penguapan 20. SNI ASTM D6935:2012

- 8 - Nomor 20. SNI ASTM D6935:2012 Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi Standard Method for Determining Cement Mixing of Emulsified Asphalt. (ASTM D6935 04, IDT) SNI 03-6830-2002 Metode pengujian kerusakan campuran aspal emulsi dengan semen KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL, ttd BAMBANG SETIADI