Menyibak Kontroversi Zakat Profesi

dokumen-dokumen yang mirip
Tanya Jawab: Adakah Zakat Profesi Dalam Islam?

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1 NISHOB ZAKAT UANG

{??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????},

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

BENARKAH KHUTBAH SHOLAT DUA HARI RAYA DUA KALI

Otopsi Jenazah Dalam Tinjauan Syar'i

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

Para wanita di bulan ramadhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (masdar) dari zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih, dan baik. Zaka, berarti

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

BAB IV YANG BERHUTANG. dibedakan berdasarkan waktu dan tempat. Fatwa fatwa yang dikeluarkan oleh

AL-MAHDI AKHIR ZAMAN

Doa Setelah Khatam al-qur`an

MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH

Hukum Mengqadha' Puasa Ramadhan

Robiul Awal 1433 H Cetakan 1 TAKHRIJ HADITS ORANG YANG MENDAPATKAN RUKUKNYA IMAM

HUKUM SEPUTAR MAKMUM MASBUQ DAN KEKELIRUAN YANG BERKAITAN DENGANNYA

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG

HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN

Apabila Hari Raya ( Id) Bertepatan dengan Hari Jum at

Barang siapa mengamalkan sesuatu yang tidak ada contohnya dari kami maka akan tertolak (Riwayat Muslim)

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SHAFI I TERHADAP. A. Komparasi Pendapat Imam Malik dan Imam Shafi i terhadap Ucapan

Menjual Rokok HUKUM SEORANG PEDAGANG YANG TIDAK MENGHISAP ROKOK NAMUN MENJUAL ROKOK DAN CERUTU DALAM DAGANGANNYA.

KAJIAN ANALISIS TENTANG KADAR ZAKAT PROFESI Oleh: Ikhsan Intizam

Suap Mengundang Laknat

Tata Cara Shalat Malam

BAB IV ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARDHAWI TENTANG ZAKAT INVESTASI

PENGELOLAAN HARTA ZAKAT

WAKTU TERJADINYA PERISTIWA ISRAA DAN MI RAJ

Hukum Selamatan Kematian (Tahlilan)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 24 Tahun 2012 Tentang PEMANFAATAN BEKICOT UNTUK KEPENTINGAN NON-PANGAN

: :

Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Ditulis oleh administrator Senin, 15 Desember :29 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 20 Mei :36

Bayar Fidyah FIDYAH DIBAYAR SEKALIGUS DAN FIDYAH DENGAN UANG

PAKET FIQIH RAMADHAN (ZAKAT FITRAH)

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at

Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang meninggal dunia.

Bab 34 Bagaimana Cara Dicabutnya Ilmu

Dosa Bersumpah Dengan Menyebut Selain Allah

Qunut dalam Shalat Witir

Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

HUKUM VAKSIN أنواع اللقاحات الطبية وح م تلطعيم بها. Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid. Penterjemah: Pengaturan:

BEBERAPA MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN PUASA RAMADHAN

MUZAKKI DI KALANGAN SAHABAT RASULULLAH SAW. Oleh: M. Yakub Amin

Bab 23 Dholim dibawah dholim (yang besar)

Apa sih Zakat? Rizky Adhi Prabowo. Orang-orang wajib mengeluarkan zakat jika telah memiliki beberapa syarat berikut :

Hukum Menunaikan Haji dan Umrah Dengan Pembayaran Melalui Kartu Kredit

FATWA ISLAMIC MINT NUSANTARA

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 15 Tahun 2011 Tentang PENYALURAN HARTA ZAKAT DALAM BENTUK ASET KELOLAAN

Menjaga Kebersihan Jasmani bagian dari Sunnah Rasulullah

Memperbaiki Kesalahan dalam Bulan Ramadhan

Penetapan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal

Seputar Mandi Jum'at

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis,

Rasulullah saw. memotong tangan pencuri dalam (pencurian) sebanyak seperempat dinar ke atas. (Shahih Muslim No.3189)

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

Penulis : Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc Dipublikasikan ulang dari

BAB III PENDAPAT PARA ULAMA KOTA SEMARANG MENGENAI ZAKAT BARANG ANTIK. A. Pengertian dan macam-macam barang antik

: :

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA

PUJIAN ULAMA TERHADAP IMAM AL-BUKHARI DAN KITAB SHAHIHNYA

HADITS-HADITS PENDEK

Riba. asysyariah.com /riba/ (ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Abdillah Muhammad Afifuddin)

BAB IV ISTINBATH HUKUM DAN NATIJAH. nash yang menerangkan tentang pembagian waris seorang transseksual yang

TAKHRIJ HADITS MEMBACA BASMALAH SEBELUM BERWUDHU

Hukum Memakai Emas Dan Intan Bagi Laki-Laki

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

PUASA RAJAB. Berikut ini adalah beberapa hadits lemah yang menerangkan tentang keutamaan Puasa Rajab

Oleh: Hafidz Abdurrahman

Mengangkat Kedua Tangan Saat Qunut

Hukum Berbicara Ketika Khotbah Jumat

FIQHUL IKHTILAF (MEMAHAMI DAN MENYIKAPI PERBEDAAN DAN PERSELISIHAN) Oleh : Ahmad Mudzoffar Jufri

TAFSIR AL QUR AN UL KARIM

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 33 Tahun 2011 Tentang HUKUM PEWARNA MAKANAN DAN MINUMAN DARI SERANGGA COCHINEAL

Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya

: : :

MUZARA'AH dan MUSAQAH

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam zakat terdapat dua unsur, yaitu ta abbudi dan ta aqquli.

Z A K A T. Publication: 1435 H_2014 M. Fiqih Kontemporer Z A K A T *

Membatalkan Shalat Witir

BAB I PENDAHULUAN. Zaman sekarang bentuk pendapatan yang paling menonjol adalah

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

TAKHRIJ HADITS DUNIA LEBIH RENDAH NILAINYA DARIPADA SAYAP NYAMUK

DAFTAR NISHOB ZAKAT NO HARTA NISHOB % 1 Perak 543,35 Gr 2,5 % 2 Tambang Perak 543,35 Gr 2,5 % 3 Rikaz Perak 543,35 Gr 20 % 4

Bukti Cinta Kepada Nabi

UCAPAN SELAMAT HARI RAYA

Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Meraih Sifat Qona ah (Merasa Kecukupan)

SUJUD SAHWI Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin

Shalat Isya Di Belakang Imam Yang Shalat Tarawih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Tafsir Surat Al-Ikhlas

ZAKAT HARTA ORANG YANG TIDAK CAKAP BERTINDAK SKRIPSI. Diajukan Oleh: ROHANA BINTI MAHUSSAIN. Mahasiswa Fakultas Syari ah

BIMBINGAN BAGI ORANG TUA YANG MENGAJAK ANAKNYA SHALAT DI MASJID

KONTROVERSI ZAKAT PROFESI PESRPEKTIF ULAMA KONTEMPORER

Transkripsi:

Menyibak Kontroversi Zakat Profesi Oleh: Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi Zakat merupakan ibadah yang sangat memiliki fungsi dan peranan stretegis. Di samping zakat merupakan bentuk taqorrub (pendekatan diri) kepada Allah, ia juga merupakan sarana penting untuk membersihkan jiwa manusia dari noda-noda hati dan sifat-sifat tercela seperti kikir, rakus dan egois. Sebagaimana zakat juga dapat memberikan solusi untuk menanggulangi problematika krisis ekonomi yang menimpa umat manusia. Pada zaman kita sekarang, telah muncul berbagai jenis profesi baru yang sangat potensial dalam menghasilkan kekayaan dalam jumlah besar. Masalahnya, bagaimana hukum fiqih Islam tentang zakat profesi yang dikenal oleh sebagian kalangan sekarang ini? Apakah itu termasuk suatu bagian dari zakat dalam Islam? Ataukah itu adalah suatu hal yang baru dalam agama? Inilah yang akan menjadi bahasan utama kita pada kesempatan kali ini. Semoga Allah melimpahkan rahmat-nya kepada kita semua. Defenisi Zakat Profesi Zakat Profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi bila telah mencapai nishab. Profesi tersebut ada dua macam: Pertama: Profesi yang dihasilkan sendiri seperti dokter, insinyur, artis, penjahit dan lain sebagainya. Kedua: Profesi yang dihasilkan dengan berkaitan pada orang lain dengan memperoleh gaji seperti pegawai negeri[1] atau swasta, pekerja perusahaan dan sejenisnya.[2] Istilah Zakat Profesi Zakat Profesi adalah istilah zakat yang baru pada abad sekarang. Menurut kaidah pencetus zakat profesi bahwa orang yang menerima gaji dan lain-lain dikenakan zakat sebesar 2,5% tanpa menunggu haul (berputar selama setahun), bahkan pada sebagian kalangan malah tanpa menunggu nishob dan haul!!! Mereka menganalogikan dengan zakat pertanian. Zakat pertanian dikeluarkan pada saat setelah panen. Disamping mereka menganalogikan dengan akal bahwa kenapa hanya petanipetani yang dikeluarkan zakatnya sedangkan para dokter, eksekutif, karyawan yang gajinya hanya dalam beberapa bulan sudah melebihi nisab, tidak diambil zakatnya. Zakat Harta yang Syar i Kaidah umum syar i sejak dahulu menurut kesepakatan para ulama[3] berdasarkan hadits Rasululloh sholallohu alaihi wassallam adalah wajibnya zakat harta harus memenuhi dua kriteria, yaitu : 1. Batas minimal nishab. Bila tidak mencapai batas minimal nishab maka tidak wajib zakat. Hal ini berdasarkan dalil berikut: 1

Dari Ali berkata: Rasululullah bersabda: Apabila kamu memiliki 200 dirham dan berlalu satu tahun maka wajib dizakati 5 dirham (perak), dan kamu tidak mempunyai kewajiban zakat sehingga kamu memiliki 20 dinar (emas) dan telah berlalu satu maka wajib dizakati setengah dinar, dan setiap kelebihan dari (nishob) tersebut maka zakatnya disesuaikan dengan hitungannya..[4] Catatan Penting: Nishob zakat emas adalah 20 Dinar = 85 gram emas. Dan nishob zakat perak adalah 200 Dirham = 595 gram perak[5]. Termasuk dalam hukum emas dan perak juga adalah mata uang karena uang pada zaman sekarang menduduki kedudukan emas atau perak, hal ini juga beradasarkan fatwa semua ulama pada zaman sekarang, hanya saja telah terjadi perbedaan pendapat di kalangan mereka apakah zakat uang mengikuti nishob emas atau nishob perak atau mana yang lebih bermanfaat bagi fakir miskin, tiga pendapat tersebut dikatakan oleh ulama kita, hanya saja pendapat yang terakhir insyallah lebih mendekati kebenaran.[6] 2. Harus menjalani haul. Bila tidak mencapai putaran satu tahun, maka tidak wajib zakat. Hal ini berdasarkan hadits di atas: Tidak ada kewajiban zakat di dalam harta sehingga mengalami putaran haul. Kecuali beberapa hal yang tidak disyaratkan haul, seperti zakat pertanian, rikaz, keuntungan berdagang, anak binatang ternak.[7] Jadi, penetapan zakat profesi tanpa memenuhi dua persyaratan di atas merupakan tindakan yang tidak berlandaskan dalil dan bertentangan dengan tujuan-tujuan syari at. Zakat Profesi Bertentangan dengan Zakat Harta Oleh karena itu ditinjau dari dalil yang syar i maka istilah zakat profesi bertentangan dengan apa yang pernah dicontohkan oleh Rasululloh sholallohu alaihi wassallam, dimana antara lain adalah : 1. Tidak Ada Haul Menurut para penyeru zakat ini, zakat profesi tidak membutuhkan haul yaitu bahwa zakat itu dikeluarkan apabila harta telah berlalu kita miliki selama 1 tahun. Mereka melemahkan semua hadits tentang haul[8], padahal hadits-hadits itu memiliki beberapa jalan dan penguat sehingga bisa dijadikan hujjah, apalagi didukung oleh atasr-atsar sahabat yang banyak sekali.[9] Kalau hadits-hadits tersebut kita tolak, maka konsekwensinya cukup berat, kita akan mengatakan bahwa semua zakat tidak perlu harus haul terlebih dahulu, padahal persyaratan haul merupakan suatu hal yang disepakati oleh para ulama dan orang yang menyelisihinya dianggap ganjil pendapatnya oleh mereka.[10] 2. Qiyas Zakat Pertanian? Dari penolakan haul ini, maka mereka mengkiyaskan dengan zakat pertanian yang dikeluarkan pada saat setelah panen. Hal ini bila kita cermati ternyata banyak kejanggalankejanggalan sebagai berikut: 2

a. Hasil pertanian baru dipanen setelah berjalan 2-3 bulan, berarti zakat profesi juga semestinya dipungut dengan jangka waktu antara 2-3 bulan, tidak setiap bulan! b. Zakat hasil pertanian adalah seper sepuluh hasil panen bila pengairannya tidak membutuhkan biaya dan seper dua puluh bila pengairannya membutuhkan biaya. Maka seharusnya zakat profesi juga harus demikian, tidak dipungut 2.5 % agar qiyas ini lurus dan tidak aneh. c. Gaji itu berwujud uang, sehingga akan lebih mendekati kebenaran bila dihukumi dengan zakat emas dan perak, karena kedua-duanya merupakan alat jual beli barang. Membantah Argumentasi Penyeru Zakat Profesi Para penyeru zakat profesi membawakan beberapa argumen untuk menguatkan adanya zakat profesi, namun sayangnya argumen mereka tidak kuat. Keteranganya sebagai berikut: 1. Dalil Logika Mereka mengatakan: Kalau petani saja diwajibkan mengeluarkan zakatnya, maka para dokter, eksekutif, karyawan lebih utama untuk mengeluarkan zakat karena kerjanya lebih ringan dan gajinya hanya dalam beberapa bulan sudah melebihi nisab.[11] Jawaban: Alasan ini tidak benar karena beberapa sebab: 1. Dalam masalah ibadah, kita harus mengikuti dalil yang jelas dan shahih. Dengan demikian maka tidak perlu dibantah dengan argumen tersebut karena Allah memiliki hikmah tersendiri dari hukum-hukum-nya. 2. Gaji bukanlah suatu hal yang baru ada pada zaman sekarang, namun sudah ada sejak zaman Nabi, para sahabat, dan ulama-ulama dahulu. Namun tidak pernah didengar dari mereka kewajiban zakat profesi seperti yang dipahami oleh orang-orang sekarang!! e. Dalam zakat profesi terdapat unsur kezhaliman terhadap pemiliki gaji, karena sekalipun gajinya mencapai nishob namun kebutuhan orang itu berbeda-beda tempat dan waktunya. Selain itu juga, kita tidak mengetahui masa yang akan datang kalau dia dipecat, atau rezekinya berubah. Atau kita balik bertanya, mengapa pertanyaannya hanya petani, apakah jika petani membayar zakat, lantas pekerja profesi tidak bayar zakat? Padahal mereka tetap diwajibkan membayar zakat, dengan ketentuan dan syarat yang berlaku. 2. Dalil Atsar Mereka mengemukakan beberapa atsar dari Mu awiyah, Ibnu Mas ud, Ibnu Abbas, Umar bin Abdul Aziz dan lain sebagainya tentang harta mustafad.[12] Jawaban: Pemahaman ini perlu ditinjau ulang lagi karena beberapa alasan berikut[13]: 1. Atsar- atsar tersebut dibawa kepada harta yang diperkirakan sudah mencapai 1 haul. Yakni pegawai yang sudah bekerja (paling tidak) lebih dari 1 tahun. Lalu agar mempermudah urusan zakatnya, maka dipotonglah gajinya. Jadi tetap mengacu kepada harta yang sudah mencapai nishob dan melampui putaran satu tahun (haul) dari gaji pegawai tersebut.[14] 3

2. Terdapat beberapa atsar dari beberapa sahabat tersebut yang menegaskan disyaratkannya haul dalam harta mustafad seperti gaji.[15] 3. Para ulama sepanjang zaman di manapun berada telah bersepakat tentang disyaratkannya haul dalam zakat harta, peternakan, perdagangan. Hal itu telah menyebar sejak para khulafa rasyidin tanpa ada pengingkaran dari seorang alimpun, sehingga Imam abu Ubaid menegaskan bahwa pendapat yang mengatakan tanpa haul adalah pendapat yang keluar dari ucapan para imam.[16] Ibnu Abdil Barr berkata: Perselisihan dalam hal itu adalah ganjil, tidak ada seorang ulama-pun yang berpendapat seperti itu.[17] Zakat Gaji Gaji berupa uang merupakan harta, sehingga gaji masuk dalam kategori zakat harta, yang apabila telah memenuhi persyaratannya yaitu: Mencapai nishob baik gaji murni atau dengan gabungan harta lainnya Mencapai haul Apabila telah terpenuhi syarat-syarat di atas maka gaji wajib dizakati. Adapun bila gaji kurang dari nishob atau belum berlalu satu tahun, bahkan ia belanjakan sebelumnya, maka tidak wajib dizakati. Demikianlah keterangan para ulama kita[18]. Dalam Muktamar zakat pada tahun 1984 H di Kuwait, masalah zakat profesi telah dibahas pada saat itu, lalu para peserta membuat kesimpulan: Zakat gaji dan profesi termasuk harta yang sangat potensial bagi kekuatan manusia untuk hal-hal yang bermanfaat, seperti gaji pekerja dan pegawai, dokter, arsitek dan sebagainya. Profesi jenis ini menurut mayoritas anggota muktamar tidak ada zakatnya ketika menerima gaji, namun digabungkan dengan harta-harta lain miliknya sehingga mencapai nishob dan haul lalu mengeluarkan zakat untuk semuanya ketika mencapai nishob. Adapun gaji yang diterima di tengah-tengah haul (setelah nishob) maka dizakati di akhir haul sekalipun belum sempurna satu tahun penuh. Dan gaji yang diterima sebelum nishob maka dimulai penghitungan haulnya sejak mencapai nishob lalu wajib mengeluarkan zakat ketika sudah mencapai haul. Adapun kadar zakatnya adalah 2,5% setiap tahun.[19] Demikianlah beberapa catatan yang dapat kami sampaikan seputar zakat profesi. Semoga keterangan ini membawa manfaat bagi kita semua. Kritik dan saran pembaca sangat bermanfaat bagi kami. DAFTAR REFERENSI: 1. Catatan atas Zakat Profesi. Makalah yang ditulis oleh Abu Faizah sebagaimana dalam courtesy of abifaizah (at) yahoo.com. 2. Abhats Fiqhiyyah fi Qodhoya Zakat Al-Mu ashirhoh karya Dr. Muhammad Sulaiman al- Asyqor, Dr. Muhammad Nu aim Yasin dkk, cet Dar Nafais, Yordania. 3. Nawazil Zakat, karya Dr. Abdullah bin Manshur al-ghufaili, Dar Maiman, KSA, cet pertama 1429 H. 4

4. Fiqih Zakat, karya Dr. Yusuf al-qorodhowi, Muassasah ar-risalah, Bairut, cet ketujuh 1423 H 5. Fiqhu Dalil Syarh Tashil, karya Abdullah bin Shalih al-fauzan, Maktabah Ar-Rusyd, KSA, cet kedua 1429 H. [1] Faedah: Gaji pegawai adalah halal, berdasarkan argumen-argumen yang banyak, sebagaimana dipaparkan oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-sa di dalam Al-Ajwibah As- Sa diyyah anil Masail Kuwaitiyyah hlm. 163-164 dan Syaikh Muhammad Nashiruddin al- Albani sebagaimana dalam kaset Liqo at Abi Ishaq al-huwaini Ma a al-albani no. 7/side. B. Maka barangsiapa yang mengatakan gaji pegawai adalah haram, maka hendaknya mendatangkan dalil!! [2] Fiqih Zakat 1/545 oleh Dr. Yusuf al-qorodhowi. [3] Lihat Al-Ijma hlm. 51-54 oleh Imam Ibnul Mundzir dan al-iqna fii Masail Ijma 1/263-264 oleh Imam Ibnul Qothon. [4] HR. Abu Dawud 1573. Imam Nawawi berkata: Hadits shohih atau hasan sebagaimana dalam Nashbu Royah 2/328. Hadits ini juga diriwayatkan dari banyak sahabat seperti Ibnu Umar, Aisyah, Anas bin Malik, Lihat keterangannya secara panjang dalam Irwaul Gholil no. 787 oleh al-albani. [5] Demikian menurut penghitungan Syaikh Ibnu Utsaimin dalam Syarh Mumti 6/104 dan Majalis Romadhan hlm. 77. Adapun menurut Syaikh Ibnu Baz dkk bahwa 20 dinar = 92 gram emas dan 200 Dirham = 644 gram perak sebagaimana dalam Fatawa-nya 14/80-83 dan Az- Zakat fil Islam hlm. 202 oleh Dr. Sa id al-qohthoni. Dan menurut perhitungan Syaikh Ath- Thoyyar dalam Az-Zakat hlm. 91 dan Syaikh Abdullah al-fauzan dalam Fiqhu Dalil 2/397-398 bahwa 20 dinar = 70 gram emas dan 200 dirham = 460 gram perak. Wallahu A lam. [6] Lihat Fatawa Lajnah Daimah 9/257, Majallah Majma Fiqih Islami 8/335, Nawazil Zakat hlm. 157-160 oleh Dr. Abdullah bin Manshur al-ghufaili. [7] Lihat Az-Zakat fil Islam hlm. 73-75 oleh Dr. Sa id al-qohthoni. [8] Lihat Fiqih Zakat 1/550-556 oleh Dr. Yusuf al-qorodhawi. [9] Lihat Irwaul Gholil 3/254-258/no.787 oleh Syaikh al-albani, Nailul Author 4/200 oleh asy-syaukani, Nashbur Royah 2/328 oleh az-zaila i. [10] Lihat Bidayatul Mujtahid 1/278 oleh Ibnu Rusyd, Al-Amwal hlm. 566 oleh Abu Ubaid. [11] Lihat Al-Islam wal Audho Iqtishodiyyah hlm. 166-167 oleh Syaikh Muhammad al- Ghozali dan Fiqih Zakat 1/570 oleh Dr. Yusuf al-qaradhawi. [12] Lihat Fiqih Zakat 1/557-562 oleh Dr. Yusuf al-qaradhawi. 5

[13] Penulis banyak mengambil manfaat dari Abhats Fiqhiyyah fi Qodhoya Zakat Al- Mu ashiroh 1/280. [14] Lihat Al-Muntaqo 2/95 oleh al-baji, [15] Lihat Al-Amwal hlm. 564-569 oleh Abu Ubaid. [16] Al-Amwal hlm. 566. [17] Al-Mughni wa Syarh Kabir 2/458, 497. [18] Lihat Majmu Fatawa Syaikh Ibnu Baz 14/134 dan Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin 18/178, Fatawa Lajnah Daimah 9/281. [19] Abhats wa A mal Mu tamar Zakat Awal hlm. 442-443, dari Abhats Fiqhiyyah fi Qodhoya Zakat al-mua shiroh 1/283-284. Sumber: http://abiubaidah.com/kontemporer-zakat-profes.html/ 6