BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

Oleh: Aulia Ihsani

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

Peningkatan Derajat Kesehatan..., Rizsanti, Diny, Putri, Gina, Farida

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007)

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

BAB 1 : PENDAHULUAN. (triple burden). Meskipun banyak penyakit menular (communicable disease) yang

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. secara sosial dan ekonomis. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut maka dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan kata lain bahwa setiap orang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan,

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES PUSKESMAS KARANG MULYA KECAMATAN PANGKALAN BANTENG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 Jurnal Medika Respati ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran,

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000

BAB I PENDAHULUAN. Data Profil Kesehatan Puskesmas Getasan tahun 2014, menunjukkan bahwa terdapat 84 temuan kasus diare.

I. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara termasuk Indonesia.Diare sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp Sumedang 45313

Oleh : VIVI MAYA SARI No. BP

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan akan pelaksanaan pembangunan kesehatan masyarakat tidak

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. mmpengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB 1 : PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. perilaku hidup bersih dan sehat. Pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai

peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

LAPORAN KOMUDA BLOK 19 SURVEI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang kekurangan gizi dengan indeks BB/U kecil dari -2 SD dan kelebihan gizi yang

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Developments Program), Indonesia menempati urutan ke 111

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

II. TINJAUAN TEORITIS

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

BAB 1 PENDAHULUAN. produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijak

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada masa anak-anak dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator

BAB I PENDAHULUAN. Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga. meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI (2002).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator, yang

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

Transkripsi:

1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di wujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana di maksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Berkaitan dengan hal itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dicapai melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan. (1) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang di praktekan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatanya dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2269/Menkes/PER/XI/2011 Tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menyatakan bahwa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang di praktekan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (1) PHBS merupakan salah satu upaya untuk mengubah perilaku masyarakat agar mendukung peningkatan derajat kesehatan, yang dilakukan melalui program pembinaan PHBS. Program ini telah dilaksanakan oleh Kementrian Kesehatan (dahulu;departemen Kesehatan ) sejak tahun 1996. Walaupun program pembinaan PHBS ini sudah berjalan sekitar 18 tahun, tetapi keberhasilanya masih jauh dari harapan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013 mengungkap bahwa rumah tangga di Indonesia yang mempraktikan PHBS baru mencapai

2 32,3%. Rencana Strategis (Restra) Kementrian Kesehatan menetapkan target pada tahun 2014 rumah tangga yang mempraktikan PHBS adalah 70%. (2) Pembinaan PHBS adalah upaya untuk menciptakan dan melestarikan perilaku hidup yang berorientasi kepada kebersihan dan kesehatan di masyarakat, agar masyarakat dapat mandiri dalam mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Pembinaan PHBS menggunakan pendekatan tatanan sebagai strategi pengembanganya. Evaluasi keberhasilan pembinaan PHBS dilakukan dengan melihat indikator PHBS di tatanan rumah tangga. Namun demikian, karena tatanan rumah tangga saling berkait dengan tatanan-tatanan lain, maka pembinaan PHBS dilaksanakan tidak hanya di tatanan rumah tangga, melainkan juga di tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum, dan tatanan fasilitas kesehatan. (3) Rumah tangga yang menerapkan PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi 10 indikator, yaitu : Persalinan di tolong tenaga kesehatan; Memberi bayi ASI Eklusif; Menimbang bayi setiap bulan; Mencuci tangan dengan air bersih dan memakai sabun; Menggunakan air bersih; Menggunakan jamban sehat; Memberantas jentik di rumah sekali seminggu; Makan buah dan sayur setiap hari; Melakukan aktivitas fisik setiap hari; Tidak merokok di dalam rumah. (3) Penyakit menular masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat indonesia, disamping mulai meningkatnya masalah penyakit tidak menular, beberapa penyakit yang menjadi masalah utama di indonesia adalah diare, malaria, demam berdarah dengue, influenza, penyakit saluran pencernaan, tuberculosis, HIV/AIDS dan penyakit lainya. (1) Penyakit Diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan, dua faktor yang sangat dominan adalah sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi bersama perilaku manusia, apabila faktor lingkungan yang tidak sehat karena tercemar bakteri atau virus serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, maka dapat menimbulkan kejadian penyakit diare. (4)

3 Banyak hal di bidang kesehatan telah dicapai melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Namun demikian, bila digunakan sasaran strategis Kementrian Kesehatan yang harus dicapai tahun tahun 2014 dan target-target Millenium Development Goals (MDGs) yang harus dicapai tahun 2015 sebagai acuan, berbagai hal yang telah dicapai tersebut kiranya masih memerlukan peningkatan yang luar biasa. Angka kematian Ibu melahirkan (AKI) telah menurun dari 307 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2004, menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI,2007). Sementara itu, sasaran strategis Kementrian Kesehatan adalah 118 per 100.000 keleahiran hidup dan dan target MDGs adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) menurun dari 35 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2004, menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. (1) Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 menyebutkan bahwa Sumatera Barat hanya mencapai angka 45,4% yang menerapkan dan berperilaku PHBS dengan jumlah rumah tangga 1.152.378. Data Riskesdas tahun 2013 menempatkan Sumatera Barat pada posisi empat terendah proporsi rumah tangga dengan PHBS baik, yang disusul oleh Nusa Tenggara Timur, Aceh dan Papua (16,4%). (2) Dinas Kesehatan Kota Padang, tahun 2014 telah melaksanakan program PHBS pada 37.746 rumah dan yang melaksanakan PHBS baru mencapai 25.495 (67,5%) Pencapaian ini masih di bawah target dimana target pencapaian program perilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2014 adalah 70%. (5) Puskesmas Air Dingin merupakan salah satu puskesmas dengan pencapaian PHBS terendah di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Padang yaitu baru mencapai 48%. (6) Wilayah kerja Puskesmas Air Dingin terdiri dari 3 kelurahan dengan pencapaian PHBS masing-masing kelurahan sebagai berikut; Kelurahan Balai Gadang (20%), Lubuk Minturun Sungai Lareh (17%), dan Air Pecah (11%). Dari 3 Kelurahan tersebut Pencapaian PHBS terendah terdapat di Kelurahan Air Pecah. Ada banyak faktor yang mempengaruhi penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Tatanan Rumah Tangga. Menurut Lawrence Green (1980) ada tiga faktor penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku hidup bersih dan sehat yaitu: (7)

4 Faktor pemudah (predisposing factor) yang mencakup pengetahuan dan sikap keluarga terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. Faktor ini menjadi pemicu atau antesenden terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi tindakan akibat tradisi, kebiasaan, kepercayaan, tingkat pendidikan, dan tingkat sosial ekonomi. Faktor Pemungkin ( enambling factors) Faktor yang menjadi pemicu terhadap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau tindakan terlaksana. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi rumah tangga, misalnya ketersediaan rumah sehat, air bersih, tempat pembuangan sampah, jamban, ketersediaan makanan bergizi, dan lain sebagainya. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat. Faktor Penguat ( reiforcing factors) Faktor ini meliputi apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Faktor ini terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku petugas kesehatan maupun tokoh masyarakat yang merupakan tokoh panutan masyarakat sebagai contoh, kader kesehatan memberikan penyuluhan atau informasi kesehatan kepada masyarakat tentang PHBS maka hal ini akan menjadi penguat atau pendorong bagi masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. (7) Penelitian yang berkaitan dengan Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Ibu Rumah Tangga diantaranya oleh Novita Retno Hapsari (2010) yang menunjukan bahwa ada hubungan antara pendapatan dan dukungan kader dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (8). Penelitian lain yang dilakukan oleh Asrizal (2011), tentang hubungan antara faktor predisposing, enabling dan reinforcing promosi kesehatan hygiene dan sanitasi lingkungan dengan perilaku hidup bersih di Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok menunjukkan bahwa faktor predisposing (pengetahuan, sikap) dan faktor reinforcing

5 secara signifikan berhubungan dengan perilaku hidup bersih sedangkan faktor dominan yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih ialah faktor predisposing (pengetahuan dan sikap). Pendidikan yang rendah menjadikan masyarakat sulit memahami akan pentingnya higyene perorangan dan sanitasi lingkungan untuk mencegah terjangkitnya penyakit menular. Dengan sulit memahami arti penting PHBS menyebabkan masyarakat tidak peduli terhadap upaya pencegahan penyakit menular (Amalia,2009). Hal diatas akan berbeda dengan masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi karena memiliki PHBS lebih baik. Hal ini sesuai dengan penelitian Goodman bahwa seseorang yang berpendidikan tinggi dapat lebih memelihara tingkat kesehatannya dari pada seseorang yang berpendidikan lebih rendah, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi lebih mudah untuk menjaga kesehatan lingkungannya. Berdasarkan survei awal yang telah dilakukan di Kelurahan Aia Pacah didapatkan hasil bahwa dari 10 responden hanya 4 responden yang menerapkan PHBS, sedangkan 6 responden belum menerapkan PHBS. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Faktor yang Berhubungan dengan Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada tatanan rumah tangga di kelurahan Aia Pacah Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang Tahun 2015. 1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang akan diteliti adalah apa saja faktor yang berhubungan dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat pada Tatanan rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang tahun 2015? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk melihat Faktor faktor yang berhubungan dengan Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Tatanan rumah tangga di Wilayah kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang Tahun 2015

6 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Diketahui gambaran penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin tahun 2015 2. Diketahui distribusi frekuensi Pengetahuan ibu rumah tangga mengenai PHBS di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin tahun 2015 3. Diketahui distribusi frekuensi tingkat pendidikan ibu rumah tangga mengenai PHBS di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin tahun 2015 4. Diketahui distribusi frekuensi sikap ibu rumah tangga mengenai PHBS di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin tahun 2015 5. Diketahui distribusi frekuensi tingkat dukungan petugas kesehatan mengenai PHBS di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin tahun 2015 6. Diketahui distribusi frekuensi tingkat Dukungan Keluarga mengenai PHBS di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin tahun 2015 7. Diketahui hubungan antara Pengetahuan ibu rumah tangga dengan penerapan PHBS pada tatanan rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin tahun 2015 8. Diketahui hubungan antara tingkat Pendidikan ibu rumah tangga dengan penerapan PHBS pada tatanan rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin tahun 2015 9. Diketahui hubungan antara Sikap ibu rumah tangga dengan penerapan PHBS pada tatanan rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin tahun 2015 10. Diketahui hubungan antara tingkat Dukungan Petugas kesehatan dengan penerapan PHBS pada tatanan rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin tahun 2015 11. Diketahui hubungan antara Dukungan Keluarga dengan penerapan PHBS pada tatanan rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin tahun 2015

7 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan penelitian lainya yang berhubungan dengan penelitian tentang PHBS dan dapat memperluas informasi serta pengetahuan bagi peneliti selanjutnya. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Sebagai bahan masukan bagi instansi (Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Puskesmas) dalam mengoptimalkan program-program PHBS pada tatanan rumah tangga. 2. Menambah pengetahuan dalam melaksanakan penelitian khususnya tentang hubungan antara tingkat pengetahuan, pendidikan, sikap, dukungan petugas kesehatan dan dukungan keluarga dengan penerapan PHBS pada tatanan rumah tangga di wilayah kerja puskesmas Air Dingin 3. Sebagai bahan masukan serta informasi tambahan referensi ilmiah yang bermanfaat dalam pengembangan ilmu konsep dan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan PHBS 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini berkaitan dengan faktor-faktor yang berhubungan pada rumah tangga terhadap penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tatanan rumah tangga.