BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas individual

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB I. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri sehingga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan atau yayasan, orangtua, guru, dan juga siswa-siswi itu sendiri.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai resiliency pada

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kusta merupakan penyakit tertua di dunia yang disebabkan oleh

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi yang terjadi di seluruh dunia menyebabkan tingkat persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Juga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kedua subyek sama-sama menunjukkan kemampuan problem solving, autonomy, sense of purpose and bright future.

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan akhir kehidupan. Dalam proses tersebut, manusia akan mengalami tahap

BAB I PENDAHULUAN. suatu jenis penyakit yang belum diketahui secara pasti faktor penyebab ataupun

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental dengan pengaruh perubahan perilaku yang tidak disadari. Pola

Social competence. Ps tinggi. W tinggi. Kyi tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. (rohani) dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN. negara lain, tapi juga terjadi di Indonesia. Keberadaan perempuan, yang

BAB I PENDAHULUAN. pasangan suami istri, dengan harapan anak mereka akan menjadi anak yang sehat,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, jenis penyakit yang mematikan semakin bertambah,

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit pemerintah, fungsi sosial inilah yang paling menonjol. Menurut WHO,

Abstrak. iii Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. memasuki suatu era yang cukup memprihatinkan, khususnya bidang pendidikan. Badan Pusat

BAB I PENDAHULUAN. Francisca, Miss Indonesia 2005 menganggap pendidikan adalah hal yang tidak

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ilmu yang saat ini berkembang dengan pesat, baik secara teoritis

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia ke arah globalisasi yang pesat, telah menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. mendalam di seluruh dunia dikarenakan jumlah penderita autisme yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik pula. Pendidikan memiliki peran penting bagi setiap bangsa, khususnya

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. adalah belajar/berprestasi, hormat dan patuh pada ayah-ibu. Jika peran setiap

BAB I PENDAHULUAN. Namun, terkadang terdapat keadaan yang membuat manusia sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. hatinya lahir dalam keadaan yang sehat, dari segi fisik maupun secara psikis atau

BAB I PENDAHULUAN. nonformal (Pikiran Rakyat, 12 November 1998). Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi remaja untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. memerhatikan kesehatannya, padahal kesehatan itu penting dan. memengaruhi seseorang untuk dapat menjalani kehidupan sehari-harinya

ABSTRACT Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB I. Saat ini banyak bermunculan berbagai jenis penyakit sehingga membuat. banyak orang merasa cemas. Salah satu jenis penyakit tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Masyarakat berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhan tersebut agar

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peran dalam kehidupannya, seperti menjadi suami atau istri bagi

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan sumber daya yang memiliki potensi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. dibangun oleh suami dan istri. Ketika anak lahir ada perasaan senang, bahagia

BAB I PENDAHULUAN. pula dengan individu saat memasuki masa dewasa dini. Menurut Harlock (1980),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, masalah pun semakin kompleks, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Banyak bermunculan fenomena perceraian yang terjadi, dimana tingkat perceraian di

BAB I PENDAHULUAN. Pengasuhan oleh orang tua tunggal adalah salah satu fenomena di zaman

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dilihat berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN), tercatat

BAB 1 PENDAHULUAN. di kota-kota lain di Indonesia. Tidak memandang dari status sosial mana individu

BAB I PENDAHULUAN jiwa, yang terdiri dari tuna netra jiwa, tuna daksa

BAB I PENDAHULUAN. Dengan keberhasilan itulah, individu berharap memiliki masa depan cerah yang

BAB I PENDAHULUAN. yang menerjang sebagian besar wilayah pantai barat dan utara Propinsi Nanggroe

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Olahraga merupakan suatu kegiatan yang melibatkan fisik dan mental

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Resiliensi yang berdasarkan (Benard, Bonnie 2004) dalam buku Resiliency : What

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu ikatan lahir dan batin antara pria dan wanita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bukunya Resiliency : What We Have Learned. Teori ini digunakan karena sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Semua orangtua berharap dapat melahirkan anak dengan selamat dan

BAB I PENDAHULUAN. dari panca indera lain. Dengan demikian, dapat dipahami bila seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dapat berubah melalui pendidikan baik melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Ketika dua orang memasuki perkawinan, mereka mengikat komitmen untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal tahun 2008, masalah kesehatan seringkali menjadi topik utama

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya yang tidak dapat mereka atasi. Masalah yang sering membuat

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang tidak mencerminkan kehidupan keluarga yang utuh dan harmonis.

DATA PENUNJANG DAN KUESIONER RESILIENCY KATA PENGANTAR. ini saya sedang melakukan suatu penelitian deskriptif mengenai derajat Resiliency pada

BAB I PENDAHULUAN. pernikahan, keluarga yang harmonis adalah dambaan setiap orang. Semua ini bisa

BAB I PENDAHULUAN. tidak berfungsi dan dapat menyebabkan kematian. Menurut Organisasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu sistem sosial yang terdiri dari sejumlah individu yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Syndrome atau yang dikenal dengan HIV/AIDS saat ini merupakan global health

BAB I PENDAHULUAN. optimal apabila besar bersama keluarga. Intinya dalam keluarga yang harmonis,

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya manusia akan tertarik baik secara fisik maupun psikis pada

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut berdampak pada rendahnya angka partisipasi pendidikan (APK)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan populasi penduduk sebesar jiwa pada data

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2004, bencana demi bencana menimpa bangsa Indonesia. Mulai

KUESIONER DATA PRIBADI DAN DATA PENUNJANG KATA PENGANTAR. adalah menyusun skripsi. Adapun judul skripsi ini adalah Studi Deskriptif tentang

Abstrak. Kata Kunci : Resiliensi, Faktor-faktor Proteksi, Keluarga, Komunitas. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dengan bertambahnya usia. Semakin bertambahnya usia maka gerak-gerik, tingkah

BAB I. Sehat adalah anugerah Tuhan yang tidak ternilai harganya dan tetap dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan unit terkecil masyarakat yang diawali dengan. pasangan akan berupaya mewujudkan mimpi mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, jumlah penderita kanker semakin bertambah. Jumlah kematian

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI DERAJAT RESILIENCE PADA ANAK- ANAK DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Mereka yang telah selesai mengenyam pendidikan, akan melanjutkan

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

DATA PRIBADI. Nama : Jenis Kelamin : Tempat/Tanggal Lahir : Usia : Anak ke- : dari saudara. Pendidikan : Agama : Hobi : Nama Ayah : Nama Ibu :

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Hal ini didukung oleh berkembangnya ilmu pengetahuan, serta semakin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, sampai dengan bulan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap manusia akan memiliki ketertarikan seksual baik

Studi Deskriptif Mengenai Personal Strengths pada Siswa Miskin Kelas 2 SMAN 1 Margahayu Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN. kandungan, masa bayi, balita, usia sekolah dan remaja. Setiap tahapan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis wilayah Indonesia sebagian besar terletak di kawasan rawan bencana

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan makanan bayi yang terkontaminasi oleh bakteri sampai penyakitpenyakit

KATA PENGANTAR. Maranatha akan mengadakan suatu penelitian mengenai Resiliency Building

KEEFEKTIFAN KONSELING KELOMPOK ADLER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. seseorang yang memasuki tahap perkembangan dewasa awal yang memiliki

PENGARUH LATIHAN KETERAMPILAN DASAR KOMUNIKASI KONSELING TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PEMBIMBING DI SMA/SMK SE KOTA MAKASSAR

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas individual counseling dalam usaha meningkatkan derajat Resiliency pada remaja penderita kanker di Rumah Sakit X, Jakarta, maka didapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Individual counseling pada penelitian ini efektif dalam meningkatkan derajat Resiliency subjek yang merupakan remaja penderita kanker di Rumah Sakit X, Jakarta. Hal ini terlihat dari peningkatan skor di masing-masing personal strengths, yang bergerak dari Cenderung Tinggi ke Tinggi pada aspek Social Competence, Problem Solving Skills, dan Autonomy, serta Tinggi ke Tinggi dengan tetap disertai peningkatan skor pada aspek Sense of Purpose and Bright Future. 2. Proses individual counseling serta peran konselor dihayati subjek sebagai protective factors yang memberinya dukungan dalam hal informasi dan juga caring relationship, yang mana subjek memandang konselor sebagai teman untuknya berbagi cerita dan mengungkapkan perasaan. Selain itu, konselor juga memberi high expectation kepada subjek yang mengarahkan perilakunya kepada tujuan yang hendak dicapai. 138

139 3. Derajat Resiliency yang dimiliki subjek ditingkatkan dengan fokus pada upaya meningkatkan salah satu personal strengths yang masih kurang optimal, yang mana pada penelitian ini personal strengths tersebut adalah Social Competence. Hal ini diketahui dari hasil pre-test dan juga penggalian masalah subjek yang dilakukan pada tahap Clarification dan Exploration. 4. Dengan meningkatkan aspek Social Competence subjek, maka secara keseluruhan terjadi peningkatan secara signifikan pada derajat Resiliency subjek. Hal ini juga terlihat dari peningkatan pada penyebaran setiap sub aspek dari personal strengths, terutama sub aspek Compassion, Altruism, & Forgiveness dari Social Competence dan juga sub aspek Flexibility dari Problem Solving Skills. 5. Pada proses individual counseling yang dilakukan, konselor banyak melakukan Leading skills (Indirect Leading, Direct Leading, Focusing, dan Questioning) dan Informing skills (Advising dan Informing). Hal ini terkait dengan usia subjek yang masih berada dalam tahap remaja, yang mana ia membutuhkan arahan yang jelas di setiap sesi yang dilakukan. Dengan kedua skill ini, konselor berhasil menggiring subjek dalam mencapai insight yang berbeda-beda di setiap sesinya.

140 5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disarankan beberapa hal berikut: 5.2.1. Saran Teoretis 1. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk mengambil kelompok usia yang berbeda, misalnya anak-anak maupun dewasa, yang ditujukan untuk pengembangan penelitian di bidang Psikologi Klinis. 2. Bagi peneliti lain yang tertarik dengan variabel Resiliency, dapat juga melakukan penelitian dengan bentuk intervensi lain, misalnya dalam group counseling. 3. Bagi peneliti yang hendak melakukan penelitian lebih lanjut, khususnya pada penderita terminal illness, maka sangat disarankan untuk memiliki tenggang waktu penelitian yang cukup panjang dikarenakan perlu adanya penyesuaian waktu dengan kondisi kesehatan dan proses pengobatan subjek. 4. Dalam metode penelitian kualitatif, khususnya studi kasus/single case, sangat diperlukan fleksibilitas dari peneliti saat melaksanakan tahapan-tahapan individual counseling yang sudah ditetapkan sebelumnya. Hal ini dikarenakan proses individual counseling yang berjalan sangat dipengaruhi oleh kondisi subjek itu sendiri, serta intervening variable yang sulit dikontrol oleh peneliti, seperti

141 kondisi lingkungan sekitar rumah sakit dan perubahan jadwal pengobatan. 5.2.2. Saran Guna Laksana 1. Pada remaja penderita kanker, keberhasilan dalam proses individual counseling didasari oleh adanya rasa nyaman dan percaya kepada konselor. Diperlukan waktu pendekatan yang relatif panjang untuk melakukan good rapport, yang bertujuan untuk membangun kepercayaan diri subjek sehingga proses individual counseling dapat berjalan lancar. 2. Bagi konselor, sangat penting untuk terus mengembangkan kepekaan terhadap kondisi sosio-emosional subjek selama proses individual counseling berlangsung. Hal ini penting untuk menjaga situasi kondusif dalam proses individual counseling dan relasi konselor-konseli pada tahapan selanjutnya. 3. Untuk orangtua dan wali dari remaja penderita kanker, diharapkan tetap dapat memberikan dukungan kepada remaja terkait dengan kebutuhannya terhadap protective factors, untuk caring relationship dapat melalui keterbukaan untuk mendengarkan keluhan remaja mengenai kesulitan yang dialaminya serta memberi perhatian yang sesuai dengan kebutuhannya, kemudian untuk high expectation dengan menyampaikan harapan yang jelas mengenai tujuan yang perlu dicapai remaja, dan untuk opportunities for

142 participation and contribution melalui kesempatan yang diberikan kepada remaja untuk dapat mengurus dirinya sendiri, menyuarakan pendapat dan pemikirannya mengenai kebutuhan yang dimiliki, serta melakukan lingkup aktivitas senormal mungkin di luar proses pengobatan yang dijalaninya. 4. Untuk dokter dan perawat di Rumah Sakit X, Jakarta, diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang memadai bagi remaja penderita kanker dan keluarganya. Diharapkan dalam pemberian informasi tersebut, para dokter dan perawat dapat bersikap lebih luwes dalam menyampaikan informasi serta memastikan bahwa informasi tersebut telah diterima dan dimengerti dengan baik.