BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bermasyarkat. Menurut Samani dan

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memberikan contoh hal-hal yang baik dan positif. Penanaman karakter yang

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebaangsaan yang berkembang saat ini, diantaranya disorientasi dan belum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas individu, baik

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah minimnya nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Nilai karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peradaban dunia. Menurut pasal 1 ayat (19) Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Produksi film di Indonesia kian hari kian berkembang, mulai dari yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

Oleh: LITA AYU SOFIANA A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan

BAB I PENDAHULUAN. Nur Syarifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGGAMBARAN KARAKTER KERJA KERAS PADA FILM MENEBUS IMPIAN (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan pada persoalan-persoalan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, serta kepercayaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata Pramuka merupakan singkatan dari prajamuda karana, yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni (Ipteks) yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berangkat dari rasa keprihatinan atas kondisi bangsa kita dengan maraknya peristiwa-peristiwa yang mendera saat ini, antara lain tingginya tingkat kriminalitas, tingginya kasus korupsi, dan penegakan hukum yang sepertinya masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula berkembangnya acaraacara tayangan di media cetak maupun noncetak (jaringan maya, televisi, dll) yang memuat fenomena dan kasus perseteruan dalam berbagai kalangan misal: tawuran antar remaja, antar sekolah, antar warga, pornografi dan pornoaksi, dan lain-lain. Kejadian tersebut memberi kesan seakan-akan bangsa kita sedang mengalami krisis etika dan krisis kepercayaan diri yang berkepanjangan. Berdasarkan kenyataan tersebut, pendidikan nilai/moral memang sangat diperlukan atas dasar argumen adanya kebutuhan nyata dan mendesak, dan dapat dilaksanakan antara lain melalui pembelajaran seni ukir di sekolah. Tantangan globalisasi yang semakin kuat dan beragam disatu pihak, dan dunia persekolahan sepertinya lebih mementingkan penguasaan dimensi pengetahuan dan mengabaikan pendidikan nilai/moral saat ini, merupakan alasan yang kuat bagi Indonesia untuk membangkitkan komitmen dan melakukan pendidikan karakter. Pendidikan karakter bangsa diharapkan mampu menjadi alternatif solusi berbagai persoalan tersebut. Kondisi dan situasi saat ini tampaknya menuntut pendidikan karakter yang perlu ditransformasikan sejak dini, 1

2 yakni sejak pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi secara holistik dan sinambung. Komitmen nasional tentang perlunya pendidikan karakter. Menurut pusat kurikulum dalam Samani dan Haryanto (2011:52), 18 karakter terdiri dari: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa ingin tahu, (10) Semangat kebangsaan, (11) Cinta tanah air, (12) Menghargai prestasi, (13) Bersahabat atau komunikatif, (14) Cinta damai, (15) Gemar membaca, (16) Peduli lingkungan, (17) Peduli sosial, dan (18) Tanggung jawab. Menurut Wycof (2002:44), Kreatif adalah kemampuan menemukan solusi yang baru yang bermanfaat. Karakter kreatif juga dapat membentuk peserta didik supaya memiliki potensi dan mampu mendorong untuk berkembang serta dapat mengesksplorasi bakat yang dimiliki dan dapat digunakan untuk masa depannya. Banyak sekarang anak-anak muda yang kurang bisa mengembangkan rasa kreatifitasnya, mereka cenderung mengikuti hal-hal yang sudah ada. Kreatifitas sangat dibutuhkan oleh para peserta didik karena dapat menemukan solusi yang baru dan bermanfaat. Tidak hanya karakter kreatif, Menurut Suyadi (2013:8), mandiri yakni sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. karakter kemandirian juga sangat penting. Karakter ini sangat dibutuhkan oleh peserta didik untuk tidak mudah bergantung kepada orang lain, dan dapat membentuk kemandirian dalam pengambilan sikap dan tanggung jawab.

3 Pembelajaran seni ukir merupakan pelaksanaan pendidikan seni di sekolah diberikan karena keunikan, kebermaknaan dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi. Pengalaman estetik yang diberikan pada pembelajaran seni ukir pada prinsipnya berfungsi melatih dan mengembangkan kepekaan rasa. Dengan kepekaan rasa yang tinggi mental seseorang cenderung mudah diisi dengan nilai-nilai hidup dan kehidupan, seperti nilai religius, nilai moral, nilai budi pekerti ( melatih disiplin, teliti, sabar, bersih, dll). Pendidikan seni salah satu pelaksanaannya melalui pembelajaran seni ukir di sekolah, aktivitas pembelajaran harus menampung kekhasan tersebut yang tertuang dalam pemberian pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Semua ini diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang beragam. Pembelajaran seni ukir di sekolah merupakan bagian dari pelaksanaan mata pelajaran Seni Budaya/Seni Rupa bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya. 2. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya. 3. Mengolah dan mengembangkan rasa humanistik. Maka dibutuhkan pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang merupakan suatu wadah dalam membentuk karakter bangsa termasuk karakter kreatif dan mandiri. Penelitian mengenai karakter kreatif dan

4 mandiri juga terkait dengan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Relevansi tersebut dapat dilihat dari visi,misi,dan tujuan. Visi Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan UMS yaitu menjadi pusat pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran bidang Studi PPKn dan Ketatanegaraan dalam membentuk bangsa yang berkarakter kuat dan memiliki kesadaran berkonstitusi menuju dalam masyarakat madani (Buku Panduan FKIP, 2013:138). Visi tersebut selanjutnya dirumuskan dalam misi PPKn FKIP UMS sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan pendidikan guru bidang studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan serta Ketatanegaraan. 2. Memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni serta meningkatkan sumber daya manusia yang berkarakter kuat sehingga mampu memecahkan permasalahan bangsa dan memberikan pelayanan pendidikan menuju masyarakat madani. 3. Menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan generasi muda melalui Program Pendidikan Kepramukaan (Buku Panduan FKIP, 2013:138). Sedangkan tujuan dari PPKn FKIP UMS yaitu: 1. Menghasilkan guru bidang studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan serta Ketatanegaraan yang profesional, mampu mengembangkan pembelajaran inovatif dan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. 2. Menghasilkan guru yang mampu menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk mendukung profesionalisme guru. 3. Menghasilkan guru berkarakter kuat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita nasional. 4. Menghasilkan guru yang memiliki kemampuan dalam membina generasi muda melalui Pendidikan Kepramukaan (Buku Panduan FKIP, 2013:138). Pada dasarnya PPKn bertujuan untuk membentuk moral bangsa sehingga memiliki karakter yang kuat. Kedudukan peneliti sebagai mahasiswa PPKn FKIP UMS. Fokus penelitian ini adalah mengenai karakter khususnya karakter kreatif

5 dan mandiri, sehingga relevan dengan kedudukan peneliti sebagai mahasiswa program studi PPKn FKIP UMS. Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang telah dijelaskan, hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian terhadap karakter kreatif dan mandiri pada Mulok (muatan lokal) Seni Ukir. Dibandang cukup penting dalam mengadakan penelitian tentang Penanaman Karakter Kreatif dan mandiri pada Mulok (muatan lokal) seni ukir di SMP Sultan Agung 3 Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Kreatifitas merupakan hal untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa, sedangkan kemandirian merupakan suatu hal yang tidak mudah tergantung pada orang lain. B. RUMUSAN MASALAH Perumusan masalah digunakan untuk mempermudah pelaksanaan penelitian, serta agar lebih mudah dipahami oleh pembaca. Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana penanaman karakter kreatif dan mandiri pada mulok (muatan lokal) seni ukir di SMP Islam Sultan Agung 3 Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015? 2. Kendala apa saja dalam penanaman karakter kreatif dan mandiri pada pada mulok (muatan lokal) seni ukir di SMP Islam Sultan Agung 3 Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015? 3. Bagaimana solusi yang diberikan dalam penanaman karakter kreatif dan mandiri pada pada mulok (muatan lokal) seni ukir di SMP Islam Sultan Agung 3 Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015?

6 C. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan salah satu arah dari kegiatan penelitian, maka tujuan harus ditentukan terkait dengan permasalahan di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendiskripsikan penanaman karakter kreatif dan mandiri pada mulok (muatan lokal) seni ukir di SMP Islam Sultan Agung 3 Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Untuk menjelaskan kendala dalam penanaman karakter kreatif dan mandiri pada pada mulok (muatan lokal) seni ukir di SMP Islam Sultan Agung 3 Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. 3. Untuk mendiskripsikan solusi yang diberikan dalam penanaman karakter kreatif dan mandiri pada pada mulok (muatan lokal) seni ukir di SMP Islam Sultan Agung 3 Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian 1. Manfaat atau kegunaan Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembagan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai penanaman karakter kreatif dan mandiri pada mulok (muatan lokal) seni ukir. b. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan mengenai karakter kreatif dan mandiri pada siswa SMP Islam Sultan Agung 3 Jepara.

7 c. Hasil kajian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis. 2. Manfaat atau kegunaan Praktis a. Penelitian ini dapat memperluas informasi kepada sekolah mengenai pentingnya menanamkan karakter kreatif dan mandiri pada mulok (muatan lokal ) Seni ukir. b. Penelitian ini dapat berguna bagi peneliti sebagai calon pendidik dalam mentrasformasikan karakter kreatif dan mandiri kepada peserta didik saat proses pembelajaran dikelas. E. Daftar Istilah Menurut Maryadi dkk (2010:11) menjelaskan pengertian daftar istilah adalah, suatu penjelasan istilah yang diambil dari kata-kata kunci dalam judul penelitian. Adapun istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: : 1. Penanaman. Menurut Tim Penyusun Kamus terbaru Bahasa Indonesia (2005:1134), penanaman adalah proses, cara, perbuatan menanam, menanami, atau menanamkan. Jadi dapat disimpulkan penanaman adalah suatu yang mengandung arti proses atau perbuatan untuk menanam. 2. Karakter. Menurut Hidayatullah (2010:13), karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan keperibadian khusus yang menjadi pendorong atau penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain. Berdasarkan pengertian diatas

8 dapat disimpulkan bahwa karakter adalah suatu watak seseorang yang menjadi pendorong atau penggerak, yang membedakan dengan individu lain. 3. Kreatif. Menurut Wycof (2002:44), Kreatif adalah kemampuan menemukan solusi yang baru yang bermanfaat. dapat disimpulkan bahwa kreatif adalah kemampuan seseorang untuk menemukan hal yang baru dan bermanfaat bagi orang lain. 4. Mandiri. Menurut suyadi (2013:8), mandiri yakni sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. disimpulkan bahwa mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain. 5. Mulok. Menurut Mulyasa (2010:273), muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keberadaan dan kebutuhan daerah masing-masing serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa mulok adalah mata pelajaran yang ditetapkan oleh daerah dengan keberadaan dan kebutuhan daerah yang di gunakan sebagai pedaoman mengajar. 6. Seni ukir. merupakan suatu kegiatan membentuk atau membuat suatu kerajinan atau ragam hias yang hasil rangkaian yang berelung-relung, saling menjalin, berulang dan sambung-menyambung, sehingga mewujudkan gambar yang indah yang kita kenal dengan relief.