PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I 1.1 LATAR BELAKANG

DEGRADASI MEKANIK BETON NORMAL PASCA BAKAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan material bangunan yang paling umum digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

PENGGUNAAN LIMBAH BAJA (KLELET) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA BETON. Hanif *) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

Campuran Beton terhadap Kuat Tekan

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

material lokal kecuali semen dan baja tulangan. Pembuatan benda uji, pengujian

BAB V HASIL PEMBAHASAN

PEMANFAATAN BAMBU DAN KARET TALI TIMBA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TULANGAN BAJA PADA PELAT BETON PRA CETAK

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan secara terus-menerus

ANALISA EKSPERIMENTAL KUAT TARIK BELAH BETON PASCA PEMBAKARAN JURNAL TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. proyek pembangunan. Hal ini karena beton mempunyai banyak keuntungan lebih

BAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH LUBANG DALAM BETON TERHADAP KEKUATAN MEMIKUL BEBAN AKSIAL

PEMAKAIAN CAMPURAN BAHAN TAMBAH AIR TEBU DAN CAMPURAN SERBUK ARANG BRIKET BATU BARA PADA KUAT TEKAN BETON

BAB 1 PENDAHULUAN. beton. Sebenarnya masih banyak alternatif bahan lain yang dapat dipakai untuk

Prosedur penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

bersifat sebagai perekat/pengikat dalam proses pengerasan. Dengan demikian

BAB 3 METODE PENELITIAN

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : BAMBANG SUTRISNO NIM : D

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE ANALISIS

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

ANALISIS PENGARUH BENTUK GEOMETRI TERHADAP KUAT TEKAN PADA PAVING BLOCK FAJAR AWALUDIN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penentuan faktor air semen ini menggunakan metode Inggris

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian laboratorium dengan membuat

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Pemanfaat Tailing Batu Apung... H. Surya Hadi 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100

dengan menggunakan metode ACI ( American Concrete Institute ) sebagai dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penyusunnya yang mudah di dapat, dan juga tahan lama. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari

PENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) ABSTRAK

Analisis Pemakaian Abu Vulkanik Gunung Merapi untuk Mengurangi Pemakaian Semen pada Campuran Beton Mutu Kelas II

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, lebih tahan korosi dan lebih murah. karena gaya inersia yang terjadi menjadi lebih kecil.

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

PERBANDINGAN KUAT TARIK LENTUR BETON BERTULANG BALOK UTUH DENGAN BALOK YANG DIPERKUAT MENGGUNAKAN CHEMICAL ANCHOR

UJI KUAT TEKAN CAMPURAN BETON DENGAN LIMBAH BATUAN PABRIK PENGRAJIN BATU ALAM JUNREJO, KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus, agregat kasar,

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB IV METODE PENELITIAN

Viscocrete Kadar 0 %

PENGARUH PENAMBAHAN TUMBUKAN LIMBAH BOTOL KACA SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH KALENG TERHADAP CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR PALU DAN AGREGAT HALUS PASIR MAHAKAM DITINJAU DARI KUAT TEKAN

Transkripsi:

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata 1 (S1) pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Oleh DIDA MULYANA NPM 087011005 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2013 0

ABSTRAK Beton merupakan suatu bahan bangunan dan konstruksi yang sifat-sifatnya dapat ditentukan lebih dahulu dengan mengadakan perencanaan dan pengawasan yang teliti terhadap bahan-bahan yang dipilih. Bahan-bahan pilihan itu adalah ikatan keras yang ditimbulkan oleh reaksi kimia antara semen dan air, dengan agregat (kerikil, batu pecah, pasir atau bahan sejenis lainnya). Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan uji coba pelapisan dengan menggunakan mortar utama ( MU 301 ). Dengan tujuan untuk memperoleh suatu lapisan beton yang baik, meningkatkan kuat tekan. Dari hasil penelitian uji laboratorium, dalam pembakaran 1 jam dengan suhu > 100 0 C dan > 250 0 C, Pelapisan dengan menggunakan semen lebih tinggi daripada pelapisan dengan menggunakan mortar yaitu Suhu > 100 0 C, Semen 13,898 MPa dan Mortar 12,111 MPa, Suhu > 250 0 C, Semen 11,879 MPa dan Mortar 11,188 MPa. 2 jam dengan Suhu > 100 0 C dan > 250 0 C, Pelapisan dengan menggunakan Mortar + ram lebih tinggi daripada pelapisan dengan menggunakan Mortar yaitu Suhu > 100 0 C, Mortar + ram 12,226 MPa dan Mortar 11,764 MPa, Suhu > 250 0 C, Mortar + ram 12,111 MPa dan Mortar 11,072 MPa. Kata kunci : Beton, Mortar Utama ( MU-301), Kuat Tekan. 1

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dibidang struktur dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, yang berlangsung diberbagai bidang, misalnya gedung-gedung, jembatan, tower, dan sebagainya. Beton merupakan salah satu pilihan sebagai bahan struktur dalam konstruksi bangunan. Beton diminati karena banyak memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan bahan lainnya, antara lain harganya yang relatif murah, mempunyai kekuatan yang baik, bahan baku penyusun mudah didapat, tahan lama, tahan terhadap api, tidak mengalami pembusukan. Inovasi teknologi beton selalu dituntut guna menjawab tantangan akan kebutuhan, beton yang dihasilkan diharapkan mempunyai kualitas tinggi meliputi kekuatan dan daya tahan tanpa mengabaikan nilai ekonomis. Berbagai penelitian dan percobaan dibidang beton dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas beton. Teknologi bahan dan teknik-teknik pelaksanaan yang diperoleh dari hasil penelitian dan percobaan tersebut dimaksudkan untuk menjawab tuntutan yang semakin tinggi terhadap pemakaian beton serta mengatasi kendala-kendala yang sering terjadi pada pengerjaan di lapangan. Dalam pembangunan gedung-gedung bertingkat tinggi dan bangunan massal lainnya dibutuhkan beton kekuatan tinggi, beton mutu tinggi merupakan pilihan yang paling tepat. 2

Rumusan Masalah Pencampuran bahan beton berdasarkan langkah-langkah SNI dan kuat tekan mutu beton (fc) rencana yang digunakan K-225/19,3 Mpa, dengan dimensi benda uji yang digunakan berbentuk kubus dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm. Sampel yang tidak dibakar (normal), sampel perbaikan beton pasca pembakaran dengan memakai lapisan mortar utama (MU-301). Pembakaran dilakukan dengan suhu yang direncanakan > 100 0 C dan > 250 0 C dan durasi waktu pembakaran selama 1 jam dan 2 jam dengan usia beton 28 hari. Batasan Masalah Ruang lingkup permasalahan yang dibahas pada penelitian ini yaitu : 1. Analisa terhadap perubahan kuat tekan beton pasca pembakaran pada suhu yang direncanakan > 100 0 C dan > 250 0 C dan waktu pembakaran selama 1 jam dan 2 jam. 2. Sejauh mana pengaruh kuat tekan beton pasca pembakaran dengan perbaikan beton menggunakan lapisan mortar utama (MU-301). 3. Analisa terhadap fungsi kuat tekan pada kondisi beton normal dan beton pasca pembakaran pada suhu > 100 0 C dan > 250 0 C dan durasi pembakaran selama 1 jam dan 2 jam tertentu. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan gambaran tentang perilaku beton yang terbakar pada suhu yang direncanakan > 100 0 C dan > 250 0 C dan durasi pembakaran selama 1 jam dan 2 jam. 3

2. Mengetahui perilaku kuat tekan beton pada kondisi beton normal dan perbaikan beton pasca pembakaran dengan menggunakan lapisan mortar utama (MU-301). Sistematika Penyusunan Bab I Pendahuluan Bab ini merupakan gambaran secara garis besar tentang isi laporan, yang didalamnya memuat latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, serta sistematika penyusunan. Bab II Landasan Teori Bab ini membahas tentang pengertian beton secara umum, sifat dan karateristik beton, sifat dan karateristik campuran beton, sifat-sifat beton segar, beton mutu tinggi, bahan-bahan penyusun beton dan perancangan campuran beton serta bahan tambah untuk lapisan perbaikan beton pasca pembakaran dengan menggunakan lapisan mortar utama (MU-301) terhadap kuat tekan beton. Bab III Proses Kegiatan Penelitian Bab ini membahas tentang langkah-langkah pemeriksaan material penyusun beton dan penggunaan peralatan dalam penelitian. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini membahas tentang hasil penelitian perbedan beton normal dan perbaikan beton pasca pembakaran dengan menggunakan lapisa mortar utama (MU-301) dengan umur beton 28 hari.. Bab V Kesimpulan dan Saran Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran dari hasil analisis pengujian kuat tekan beton. 4

II. LANDASAN TEORI Umum Beton sangat banyak dipakai secara luas sebagai bahan bangunan. Bahan tersebut diperoleh dengan cara mencampurkan semen Portland, air dan agregat dan kadang-kadang bahan tambah yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan buangan non kimia. Macam dan jenis beton menurut pembentuknya adalah beton normal, bertulang, pra-cetak, pra-tekan, beton ringan, beton tanpa tulangan, beton fiber dan lainnya. Proses awal terjadinya beton adalah pasta semen yaitu proses hidrasi antara air dengan semen, selanjutnya jika ditambahkan dengan agregat halus menjadi mortar dan jika ditambahkan dengan agregat kasar menjadi beton. Kuat Tekan Kekuatan tekan merupakan salah satu kinerja utama beton.kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur, Semakin tinggi kekuatan struktur yang dikehendaki, semakin tinggi pula mutu beton yang dihasilkan.nilai kuat tekan beton dengan kuat tariknya tidak berbanding lurus. Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Walaupun dalam beton terdapat tegangan tarik yang kecil,diasumsikan bahwa semua tegangan tekan didukung oleh beton tersebut. Kuat tekan beton dapat dicari dengan rumus : ' P f c = (N/mm 2 ) A Dimana, ' f c = kuat tekan (N/mm 2 ), P = beban maksimum (N). A= luas permukan kubus (mm 2 ), 5

Kuat tekan beton dipengaruhi oleh sejumlah faktor, selain oleh perbandingan air-semen dan tingkat kepadatannya. Faktor-faktor penting lainnya yaitu : 1. Jenis semen dan kualitasnya, mempengaruhi kekuatan rata-rata dan kuat batas beton. 2. Jenis dan lekak-lekuk bidang permukaan agregat. Kenyataan menunjukkan bahwa penggunaan agregat akan menghasilkan beton dengan kuat desak maupun kuat tarik yang lebih besar daripada penggunaan kerikil halus dari sungai. 3. Efisiensi dari perawatan (curing), kehilangan kekuatan sampai 40 % dapat terjadi bila pengeringan diadakan sebelum waktunya. Perawatan adalah hal yang sangat penting pada pekerjaan lapangan dan pembuatan benda uji. 4. Suhu. Pada umumnya kecepatan pengerasan beton bertambah dengan bertambahnya suhu. Pada titik beku kuat-hancur akan tetap rendah untuk waktu yang lama. 5. Umur. Pada keadaan normal kekuatan beton bertambah dengan umurnya. Kecepatan bertambahnya kekuatan tergantung pada jenis semen. Pengerasan berlangsung terus secara lambat sampai bertahun-tahun. Berdasarkan kuat tekannya beton dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu : 1). Beton sederhana, dipakai untuk pembuatan bata beton atau bagian-bagian non struktur. Misalnya, dinding bukan penahan beban. 2). Beton normal, dipakai untuk beton bertulang dan bagian-bagian struktur penahan beban. Namun untuk struktur yang berada di daerah gempa, kuat tekannya minimum 20 Mpa.Misalnya kolom, balok, dinding yang menahan beban dan sebagainya. 3). Beton prategang, dipakai untuk balok prategang yaitu balok dengan baja tulangan ditarik dulu sebelum diberi beban. 6

4). Beton kuat tekan tinggi dan sangat tinggi, dipakai pada struktur khusus misalnya gedung bertingkat sangat banyak. Pembakaran Benda Uji Setelah beton mencapai usia 28 hari maka dilakukan proses pembakaran ini dilakukan didalam tungku dengan durasi 1 jam dan 2 jam. Pada pembakaran benda uji kubus beton menggunakan kayu bakar sebagai media pembakaran karena kayu bakar mudah didapatkan. Temparatur rencana pada tungku adalah > 100 C dan > 250 C namun temperatur pada tungku tidak dapat diukur secara lebih akurat karena keterbatasan alat pengukur suhu. Pada penelitian ini pengukuran suhu menggunakan thermometer air raksa dengan suhu maksimal yang dapat 350 C. Mortar Utama (MU-301) Mortar utama 301 (MU-301) adalah bahan plesteran instan yang diformulasikan dari semen, pasir silica pilihan dan bahan aditif khusus guna meningkatkan daya rekat, kelecakan (konsistensi) dan kekuatan plesteran. Kegunaan dari mortar utama 301 (MU- 301) yaitu sebagai adukan semen instan untuk pekerjaan plesteran dinding dengan mesin semprot (sprayer) atau secara manual. MU-301 juga dapat diaplikasikan diatas berbagai permukaan, yaitu : Permukaan pasangan bata merah & bata ringan Permukaan beton dengan tebal aplikasi antara 10-15 mm, tergantung kerataan dasar permukaannya. Adapun keunggulan dari (MU-301) adalah sebagai berikut : Siap pakai, hanya perlu ditambah air Sangat efektif bila diaplikasi dengan mesin semprot(sprayer) Plastis saat diaplikasikan dan mudah diaplikasikan 7

Cepat kerjanya, sehingga dapat menghemat biaya tenaga kerja Hasilnya lebih kuat & permukaannya lebih halus. Mencegah terjadinya retak rambut pada dinding akibat penyusutan. Dengan melihat keunggulan dari Mortar utama (MU-301) ini diharapkan dapat membantu perbaikan beton pasca pembakaran sebagai bahan penelitian Tugas Akhir. Cara pemakaian dari (MU-301) sendiri pada pelaksanaannya tidak terlalu sulit, dibawah ini adalah cara pemakaian (MU-301) pada lapisan beton : - Persiapan : Siapkan tempat kerja & permukaan yang hendak diplester Pasang petunjuk-petunjuk yang cukup seperti kepala plesteran, untuk kerataan permukaan plesteran Bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran & minyak yang dapat mengurangi daya rekat adukan Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan diplester dengan air - Pengadukan : Manual : Masukan adukan kering (MU-301) kedalam bak adukan Tuang air sebanyak 6,5-7,0 liter untuk tiap kantong MU-301 40 kg Aduk campuran di atas hingga rata - Aplikasi Lapisi permukaan beton campuran MU-301 Sebagai penelitin tebal lapisan antara 1 3 cm 8

III. PROSES KEGIATAN PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Siliwangi, Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp. (0265) 323537 Tasikmalaya 46115. Metode Penelitian Metode yang dilakukan dalam penelitian meliputi : 1. Persiapan peralatan atau fasilitas di laboratorium. 2. Persiapan atau pengadaan bahan bahan pembentuk beton meliputi agregat halus, agregat kasar, semen tipe I Merk Semen Gresik. 3. Pengujian dan pemeriksaan bahan bahan pembentuk beton. 4. Pembuatan benda uji kubus dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm Pengujian kuat tekan. Tahapan Penelitian tahapan yaitu : Secara umum tahapan tahapan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V : Persiapan dan pengujian bahan. : Perhitungan rencana campuran bahan pembuat beton, pembuatan adukan beton, slump test beton, pembuatan benda uji. : Pembakaran benda uji. : Pelapisan benda uji. : Pengujian kuat tekan beton. 9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji kuat tekan beton Pengujian kuat tekan beton dilakukan setelah benda uji dibuka dari cetakan dan direndam dalam bak perawatan yang berisi air selama waktu yang telah ditentukan yaitu umur 28 hari. Data berikut merupakan salah satu contoh analisis kuat tekan beton untuk benda uji kubus : P 1 = 540 kn (540000 N) ; A 1 = 22500 mm 2 P 2 = 530 kn (530000 N) ; A 2 = 22500 mm 2 P 3 = 520 kn (520000 N) ; A 3 = 22500 mm 2 P A Kuat tekan (f c) MPa ' 540000 f c = 24 N/mm 2 22500 = 24 MPa ' 530000 f c = 23,555 N/mm 2 22500 = 23,555 MPa ' 520000 f c = 23,111 N/mm 2 22500 = 23,111 Mpa 10

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Kuat Tekan Umur 28 Hari Untuk Pembakaran Benda NO Uji 1 Jam Kode Benda Uji Berat Benda Uji (Kg) Luas Bidang Tekan A (mm) 2 Beban Maks P (N) (N/mm 2 ) P f ' c A 1 0 0 C -1 7,83 22500 540000 24 24 MPa 2 0 0 C -2 7,63 22500 530000 23,555 23,555 3 0 0 C -3 7,54 22500 520000 23,111 23,111 Rata-rata 7,67 Rata-rata 23,555 23,555 4 >100 0 C -1 7,56 22500 510000 22,666 22,666 5 >100 0 C -2 7,78 22500 480000 21,333 21,333 6 >100 0 C -3 7,49 22500 470000 20,888 20,888 Rata-rata 7,61 Rata-rata 21,629 21,629 7 >250 0 C -1 6,76 22500 380000 16,888 16,888 8 >250 0 C -2 7,17 22500 380000 16,888 16,888 9 >250 0 C -3 7,22 22500 360000 16 16 Rata-rata 7,05 Rata-rata 16,592 16,592 (Sumber : Tugas Akhir Akbar styffan,2013) 11

Kuat Tekan Beton (MPa) Tabel 4.2 Hasil Pengujian Kuat Tekan Umur 28 Hari Untuk Pembakaran Benda NO Uji 2 Jam Kode Benda Uji Berat Benda Uji (Kg) Luas Bidang Tekan A (mm) 2 Beban Maks P (N) (N/mm 2 ) P f ' c A 1 0 0 C -1 7,83 22500 540000 24 24 MPa 2 0 0 C -2 7,63 22500 530000 23,555 23,555 3 0 0 C -3 7,54 22500 520000 23,111 23,111 Rata-rata 7,67 Rata-rata 23,555 23,555 4 >100 0 C -1 7,08 22500 460000 20,444 20,444 5 >100 0 C -2 6,97 22500 440000 19,555 19,555 6 >100 0 C -3 8,00 22500 440000 19,555 19,555 Rata-rata 7,35 Rata-rata 19,851 19,851 7 >250 0 C -1 5,54 22500 350000 15,555 15,555 8 >250 0 C -2 6,56 22500 320000 14,222 14,222 9 >250 0 C -3 6,62 22500 290000 12,888 12,888 Rata-rata 6,21 Rata-rata 14,222 14,222 (Sumber : Tugas Akhir Akbar styffan,2013) Pengujiian Kuat Tekan Umur 28 Hari 25 20 15 23,555 21,629 19,851 16,592 14,222 1 JAM 2 JAM 10 5 0 0 50 100 150 200 250 300 (Sumber : Tugas Akhir Akbar styffan,2013) Gambar 4.1. Grafik Rata-Rata Kuat Tekan Umur 28 Hari Dengan Durasi Pembakaran Selama 1 Jam Dan 2 Jam. 12

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Kuat Tekan Umur 28 Hari Untuk Pembakaran Benda NO Lapisan Benda Uji Uji 1 Jam Dengan Lapisan Semen Dan Mortar. Kode Benda Uji Berat Benda Uji (Kg) Luas Bidang Tekan A (mm) 2 Beban Maks P (N) (N/mm 2 ) P f ' c A 1 0 0 C -1 7,83 22500 540000 24 24 MPa 2 0 0 C -2 7,63 22500 530000 23,555 23,555 3 0 0 C -3 7,54 22500 520000 23,111 23,111 4 Rata-rata 7,67 Rata-rata 23,555 23,555 >100 0 C -1 9,26 28900 435000 15,052 15,052 5 Semen >100 0 C -2 9,17 28900 360000 12,456 12,456 6 >100 0 C -3 9,15 28900 410000 14,187 14,187 7 Rata-rata 9,19 Rata-rata 13,898 13,898 >250 0 C -1 9,41 28900 310000 10,726 10,726 8 Semen >250 0 C -2 9,32 28900 340000 11,765 11,765 9 >250 0 C -3 9,50 28900 380000 13,148 13,148 10 Rata-rata 9,41 Rata-rata 11,879 11,879 >100 0 C -1 9,35 28900 320000 11,073 11,073 11 Mortar >100 0 C -2 9,41 28900 380000 13,148 13,148 12 >100 0 C -3 9,64 28900 350000 12,111 12,111 13 Rata-rata 9,46 Rata-rata 12,111 12,111 >250 0 C -1 9,48 28900 300000 10,381 10,381 14 Mortar >250 0 C -2 9,24 28900 370000 12,803 12,803 15 >250 0 C -3 9,61 28900 300000 10,381 10,381 Rata-rata 9,44 Rata-rata 11,188 11,188 (Sumber : Hasil Pengujian di Laboratorium,2013) 13

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Kuat Tekan Umur 28 Hari Untuk Pembakaran Benda NO 1 Lapisan Benda Uji Uji 2 Jam Dengan Lapisan Mortar Dan Mortar+Ram. Kode Benda Uji Berat Benda Uji (Kg) Luas Bidang Tekan A (mm) 2 Beban Maks P (N) (N/mm 2 ) P f ' c A MPa >100 0 C -1 9,37 28900 330000 11,418 11,418 2 Mortar >100 0 C -2 9,61 28900 360000 12,456 12,456 3 >100 0 C -3 9,27 28900 330000 11,418 11,418 4 Rata-rata 9,42 Rata-rata 11,764 11,764 >250 0 C -1 9,32 28900 330000 11,418 11,418 5 Mortar >250 0 C -2 9,46 28900 330000 11,418 11,418 6 >250 0 C -3 9,18 28900 300000 10,381 10,381 Rata-rata 9,32 Rata-rata 11,072 11,072 7 >100 0 C -1 9,40 28900 360000 12,456 12,456 Mortar + 8 >100 0 C -2 9,80 28900 350000 12,111 12,111 Ram 9 >100 0 C -3 9,70 28900 350000 12,111 12,111 Rata-rata 9,63 Rata-rata 12,226 12,226 10 >250 0 C -1 9,58 28900 340000 11,765 11,765 Mortar + 11 >250 0 C -2 9,29 28900 350000 12,111 12,111 Ram 12 >250 0 C -3 9,56 28900 360000 12,457 12,457 Rata-rata 9,47 Rata-rata 12,111 12,111 (Sumber : Hasil Pengujian di Laboratorium,2013) 14

Kuat Tekan Beton (MPa) Kuat Tekan Beton (MPa) Pengujiian Kuat Tekan 28 Hari ( 1 jam ) 25 20 23,555 SEMEN MORTAR 15 13,898 11,879 10 12,111 11,188 5 0 0 50 100 150 200 250 300 (Sumber : Hasil Pengujian di Laboratorium,2013) Gambar 4.2. Grafik Rata-Rata Kuat Tekan Umur 28 Hari Dengan Lapisan Semen Dan Mortar Pengujiian Kuat Tekan 28 Hari ( 2 jam ) 25 20 23,555 mortar+ram mortar 15 10 12,226 12,111 11,764 11,027 5 0 0 50 100 150 200 250 300 (Sumber : Hasil Pengujian di Laboratorium,2013) Gambar 4.3. Grafik Rata-Rata Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari Dengan Lapisan Mortar Dan Mortar+Ram 15

Pembahasan Hasil Penelitian Hasil yang diperoleh dari penelitian tidak semuanya sesuai dengan perencanaan. Ada banyak faktor yang memepengaruhi hasil penelitian, diantaranya adalah, ketelitian dalam proses pelaksanaan penelitian, suhu pembakaran yang tidak stabil, posisi penempatan pembakaran yang tidak merata. Durasi pembakaran dalam penelitian adalah satu jam dan dua jam pembakaran. Perbaikan beton pasca kebakaran yang digunakan adalah bahan mortar, semen dan mortar + ram. Dari ketiga bahan pelapis beton pasca kebakaran, mortar di jadikan pembanding antara pelapisan semen dan mortar + ram. Dari hasil penelitian uji laboratorium, dalam pembakaran 1 jam dengan suhu > 100 0 C dan > 250 0 C, Pelapisan dengan menggunakan semen lebih tinggi daripada pelapisan dengan menggunakan mortar yaitu Semen 13,898 MPa dan Mortar 12,111 MPa, Semen 11,879 MPa dan Mortar 11,188 MPa. 2 jam dengan suhu > 100 0 C dan > 250 0 C, Pelapisan dengan menggunakan Mortar + ram lebih tinggi daripada pelapisan dengan menggunakan Mortar yaitu Mortar + ram 12,226 MPa dan Mortar 11,764 MPa, Mortar + ram 12,111 MPa dan Mortar 11,072 MPa. Adapun pengaruh-pengaruh lain dalam proses penelitian beton ini adalah : 1. Teknis pengadukan dalam pembuatan bendan uji 2. Teknis pemadatan dalam pembuatan benda uji 3. Perbedaan orang yang membuat benda uji Pembahasan pencampuran bahan-bahan penyusun beton Pada pelaksanaan pencampuran komposisi beton tidak mengalami perubahan, tidak terjadi penambahan jumlah air pada setiap campuran. Hal ini disebabkan karena dari hasil pengujian nilai slump, nilai yang diperoleh sudah sesuai dengan slump yang direncanakan yaitu 60-180 mm 16

Pembahasan hasil pengujian kuat tekan beton Dari hasil pengujian kuat tekan beton yang sudah dilaksanakan, penggunaan lapisan mortar utama (MU-301) mengalami penurunan dimulai dari umur 28 hari terhadap beton normal. Berdasarkan tabel hasil pengujian kuat tekan beton pada tiap-tiap suhu menurut waktu : Umur 28 hari : 1. Beton Normal Kuat tekan rata-rata sebesar 23,555 Nmm 2. 2. Suhu > 100 0 C Kuat Tekan rata rata 1 jam sebesar 21,629 kg/cm² Kuat Tekan rata rata 2 jam sebesar 19,851 kg/cm² 3. Suhu > 250 0 C Kuat Tekan rata rata 1 jam sebesar 16,592 kg/cm² Kuat Tekan rata rata 2 jam sebesar 14,221 kg/cm² Berdasarkan tabel hasil pengujian kuat tekan beton pada tiap-tiap lapisan menurut suhu : Umur 28 hari pembakaran 1 jam : 1. Semen Kuat tekan rata-rata > 100 0 C sebesar 13,898 Nmm 2, Mengalami penurunan sebesar 37,75 % terhadap beton pasca pembakaran. Kuat tekan rata-rata > 250 0 C sebesar 11,879 Nmm 2. Mengalami penurunan sebesar 28,41 % terhadap beton pasca pembakaran. 17

2. Mortar Kuat tekan rata-rata > 100 0 C sebesar 12,111 N/mm 2. Mengalami penurunan sebesar 44,01 % terhadap beton pasca pembakaran. Kuat tekan rata-rata > 250 0 C sebesar 11,188 Nmm 2. Mengalami penurunan sebesar 32,56 % terhadap beton pasca pembakaran. Umur 28 hari pembakaran 2 jam : 1. Mortar Kuat tekan rata-rata > 100 0 C sebesar 11,764 Nmm 2. Mengalami penurunan sebesar 40,74% terhadap beton pasca pembakaran. Kuat tekan rata-rata > 250 0 C sebesar 11,072 Nmm 2. Mengalami penurunan sebesar 22,14% terhadap beton pasca pembakaran. 2. Mortar+ram Kuat tekan rata-rata > 100 0 C sebesar 12,266 N/mm 2. Mengalami penurunan sebesar 38,21% terhadap beton pasca pembakaran. Kuat tekan rata-rata > 250 0 C sebesar 12,111 Nmm 2. Mengalami penurunan sebesar 14,84 % terhadap beton pasca pembakaran. 18

Kuat Tekan Beton (MPa) Pengujiian Kuat Tekan 28 Hari ( 1 jam dan 2 jam ) 25 20 15 10 23,555 Semen Mortar Mortar Mortar+ram 13,898 12,226 12,111 11,879 12,111 11,188 11,764 11,072 5 0 0 50 100 150 200 250 300 (Sumber : Hasil Pengujian di Laboratorium,2013) Gambar 4.4. Grafik Rata-Rata Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari Dengan Durasi Pembakaran 1 Jam dan 2 Jam KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian perbaikan beton pasca pembakaran dengan bahan pelapisan mortar, semen dan mortar + ram dapat di simpulkan : 1. Dari hasil pengujian laboratorium bahwa perbaikan beton pasca pembakaran baik menggunakan bahan pelapisan semen, mortar dan mortar + ram mengalami penurunan kekuatan beton yaitu : Umur 28 hari pembakaran 1 jam : Semen Kuat tekan rata-rata > 100 0 C sebesar 13,898 Nmm 2, Mengalami penurunan sebesar 37,75 % terhadap beton pasca pembakaran. 19

Kuat tekan rata-rata > 250 0 C sebesar 11,879 Nmm 2. Mengalami penurunan sebesar 28,41 % terhadap beton pasca pembakaran. Mortar Kuat tekan rata-rata > 100 0 C sebesar 12,111 N/mm 2. Mengalami penurunan sebesar 44,01 % terhadap beton pasca pembakaran. Kuat tekan rata-rata > 250 0 C sebesar 11,188 Nmm 2. Mengalami penurunan sebesar 32,56 % terhadap beton pasca pembakaran. Umur 28 hari pembakaran 2 jam : Mortar Kuat tekan rata-rata > 100 0 C sebesar 11,764 Nmm 2. Mengalami penurunan sebesar 40,74% terhadap beton pasca pembakaran. Kuat tekan rata-rata > 250 0 C sebesar 11,072 Nmm 2. Mengalami penurunan sebesar 22,14% terhadap beton pasca pembakaran. Mortar+ram Kuat tekan rata-rata > 100 0 C sebesar 12,266 N/mm 2. Mengalami penurunan sebesar 38,21% terhadap beton pasca pembakaran. Kuat tekan rata-rata > 250 0 C sebesar 12,111 Nmm 2. Mengalami penurunan sebesar 14,84 % terhadap beton pasca pembakaran. 2. Perbandingan pelapisan beton pasca pembakaran antara semen dan mortar, pelapisan dengan bahan semen lebih kuat di banding dengan pelapisan bahan mortar 3. Perbandingan pelapisan beton pasca pembakaran antara mortar dan mortar + ram, pelapisan dengan bahan semen lebih kuat di banding dengan pelapisan bahan mortar + ram. 20

Saran 1. Perlu diadakan penelitian lanjutan yang lebih lengkap agar diperoleh hasil yang lebih baik. 2. Pada proses penelitian laboratorium tingkat ketelitian harus lebih akurat supaya kemungkinan human error kecil. 3. Untuk penelitian lanjutan disarankan perbandingan pelapisan beton terhadap ketiga bahan pelapisan dengan durasi pembakaran sama. 4. Pengukuran suhu sebaiknya digunakan alat standart sehingga besarnya temperatur dapat diamati dengan valid. 21

DAFTAR PUSTAKA Anomim., 2002, "Metode, Spesifikasi dan Tata Cara", Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Badan Penelitian dan Pengembangan, Jakarta. Anomim., 1982, PUBI 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia : Bandung Anonim., 2002, SNI-03-2834-1993 "Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal", Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. Anonim., 2002, SNI-03-1974-1990 "Metode Pengujian Kuat Tekan Beton", Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. Asep Gunawan.,2011, Tugas Akhir Pengaruh Penggunaan Limbah Bubut Besi Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Beton,Jurusan Teknik Sipil Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Tasikmalaya Kardijono Tjokrodimulyo., 1994, "Teknologi Beton", Penerbit Nafiri, Laboratorium Pengujian Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan, Bandung. Ridwan, S..1993, Beton Mutu Tinggi, Jurnal Litbang Vol IX No. 7-8 Juli - Agustus 1993, Jakarta Wira Purnomo.,2012, Tugas Akhir Pengaruh Penggunaan Tulangan Bambu Apus Terhadap Kuat Tarik Dan Lentur Beton,Jurusan Teknik Sipil Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Tasikmalaya 22