LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2008 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR: 1 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan. Nomor 53. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 82 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 1 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588);

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2005 T E N T A N G LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG KELURAHAN

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Lembaga Kemasyarakatan.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2006 NOMOR 18

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 26 TAHUN 2006 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

TAHUN : 2005 NOMOR : 06

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

T E N T A N G LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

WALIKOTA SAWAHLUNTO PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI D ===============================================================

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 4 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR: 4 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KAMPUNG DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WAY KANAN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, sehingga masyarakat dapat berpartisipasi dalam aspek perencanaan, pengkoordinasian dan pemantauan pembangunan maka perlu dibentuk Lembaga Kemasyarakatan di Kampung dan Kelurahan; b. bahwa dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan serta dalam upaya pemberdayaan masyarakatan di Kampung dan Kelurahan untuk lebih meningkatkan prakarsa dan swadaya sebagai perwujudan partisipasi masyarakat dalam pembangunan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan di Kampung dan Kelurahan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Way Kanan, Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Timur dan Kotamadya Daerah Tingkat II Metro (Lembaran Negara Republik...

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3825); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Perpu Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembar an Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2006 tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Kelurahan; 9. Peraturan...

9. Peraturan Daerah Kabupaten Way Kanan Nomor 10 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Way Kanan Tahun 2005-2010 (Lembaran Daerah Kabupaten Way Kanan Tahun 2006 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Way Kanan Nomor 106). Dengan persetujuan bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WAY KANAN dan BUPATI WAY KANAN MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKAT DI KAMPUNG DAN KELURAHAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Kabupaten adalah Kabupaten Way Kanan. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten Way Kanan. 3. Bupati adalah Bupati Way Kanan. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten Way Kanan. 5. Pejabat yang ditunjuk adalah pejabat di Lingkungan Pemerintah Daerah yang mendapat pendelegasian wewenang dari Bupati. 6. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah. 7. Camat adalah Camat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Way Kanan 8. Kampung..

8. Kampung adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 9. Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai perangkat daerah Kabupaten Way Kanan dalam wilayah kerja kecamatan. 10. Lurah adalah kepala pemerintahan kelurahan dalam Kabupaten Way Kanan. 11. Lembaga Kemasyarakatan adalah organisasi kemasyarakatan yang dibentuk atas prakarsa masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan seperti : Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Peningkatan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Karang Taruna, dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat. BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 (1) Lembaga Kemasyarakatan dibentuk atas prakarsa masyarakat melalui musyawarah dan mufakat; (2) Lembaga Kemasyarakatan di kampung ditetapkan dengan Peraturan Kampung. BAB III KEDUDUKAN Pasal 3 Lembaga Kemasyarakatan berkedudukan di : a. Kampung; dan b. Kelurahan. BAB IV TUGAS, FUNGSI DAN KEWAJIBAN Pasal 4 (1) Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a mempunyai tugas membantu Pemerintah Kampung dan merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat kampung; (2) Lembaga...

(2) Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b mempunyai tugas membantu Lurah dalam pelaksanaan urusan pemerintahan, pembangunan, sosial kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. (3) Tugas Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. menyusun rencana pembangunan partisipatif; b. melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan mengembangkan pembangunan secara partisipatif; c. menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong-royong dan swadaya masyarakat; dan d. menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Pasal 5 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) Lembaga Kemasyarakatan mempunyai fungsi : a. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan; b. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam rangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia; c. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat; d. penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian, dan pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif; e. penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi, serta swadaya gotongroyong masyarakat; f. pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga; dan g. pemberdayaan hak politik masyarakat. Pasal 6 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (2) Lembaga Kemasyarakatan mempunyai fungsi : a. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat; b. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam rangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia; c. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat; d. penyusunan rencana, pelaksana dan pengelola pembangunan serta pemanfaatan, pelestarian dan pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif; e. penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi, serta swadaya gotongroyong masyarakat; f. Penggali...

f. penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber daya serta keserasian lingkungan hidup; g. pengembangan kreatifitas, pencegahan kenakalan, penyalahgunaan obat terlarang (Narkoba) bagi remaja; h. pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga; i. pemberdayaan dan perlindungan hak politik masyarakat; dan j. pendukung media komunikasi, informasi, sosialisasi antara pemerintah, kelurahan dan masyarakat. Pasal 7 Lembaga Kemasyarakatan mempunyai kewajiban : a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Republik Indonesia tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia; b. menjalin Hubungan kemitraan dengan berbagai pihak yang terkait; c. mentaati seluruh peraturan perundang undangan; d. menjaga etika dan norma dalam kehidupan bermasyarakat; dan e. membantu Kepala Kampung dan Lurah dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. BAB V KEGIATAN Pasal 8 Kegiatan Lembaga kemasyarakatan yang ditujukan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui : a. peningkatan pelayanan masyarakat; b. peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan; c. pengembangan kemitraan; d. pemberdayaan masyarakat meliputi bidang : politik, sosial budaya, ekonomi, dan lingkungan hidup; dan e. peningkatan kegiatan lainnya sesuai kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat. BAB VI...

BAB VI SUSUNAN ORGANISASI Pasal 9 (1) Susunan Organisasi Lembaga Kemasyarakatan terdiri dari : a. Seorang Ketua b. Seorang Wakil Ketua c. Seorang Sekretaris d. Seorang Wakil Sekretaris e. Bendahara f. Diberikan kewenangan untuk membentuk seksi seksi sesuai kebutuhan kelurahan dan Kampung (2) Susunan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwajibkan mengakomodir seksi pemberdayaan keluarga BAB VII KEANGGOTAAN, SYARAT, HAK DAN KEWAJIBAN Bagian Pertama Keanggotaan Pasal 10 (1) Keanggotaan Lembaga Kemasyarakatan adalah terbuka bagi seluruh warga negara Republik Indonesia, yang tercatat sebagai penduduk Kampung dan Kelurahan yang bersangkutan; (2) Keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan bidang lembaga kemasyarakatan. Bagian Kedua Syarat Pasal 11 Syarat syarat anggota Lembaga Kemasyarakatan : a. bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa; b. setia dan Taat pada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945; dan c. tercatat sebagai warga Kampung/ kelurahan yang bersangkutan Bagian Ketiga...

Bagian Ketiga Hak Pasal 12 Anggota Lembaga Kemasyarakatan mempunyai hak : a. hak memilih dan dipilh; b. hak mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan; c. hak untuk mengikuti kegiatan Lembaga Kemasyarakatan dan untuk memperoleh fasilitas organisasi; dan d. hak membela diri. Bagian Keempat Kewajiban Pasal 13 Anggota Lembaga Kemasyarakatan mempunyai kewajiban : a. mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan organisasi; dan b. menjaga dan menjunjung tinggi nama baik dan kehormatan Lembaga Kemasyarakatan. BAB VIII KEPENGURUSAN Pasal 14 (1) Pengurus Lembaga Kemasyarakatan dipilih secara musyawarah dari anggota masyarakat yang mempunyai kemauan, kemampuan dan kepedulian. (2) Susunan dan jumlah pengurus disesuaikan dengan kebutuhan. Pasal 15 (1) Masa bhakti kepengurusan Lembaga Kemasyarakatan ditetapkan 5 (lima) tahun sejak dikukuhkan. (2) Ketua Lembaga Kemasyarakatan dapat dipilih untuk 2 (dua) periode berturut turut. Pasal 16...

Pasal 16 (1) Kepengurusan Lembaga Kemasyarakatan dipilih berdasarkan musyawarah warga (2) Kepengurusan Lembaga Kemasyarakatan tidak boleh rangkap jabatan sebagai Kepala Kampung atau Lurah dan perangkatnya, Ketua RW Ketua RT dan pengurusnya. (3) Pengurus Lembaga Kemasyarakatan bertanggungjawab kepada musyawarah warga BAB IX SYARAT SYARAT PENGURUS Pasal 17 Untuk dapat menjadi pengurus Lembaga Kemasyarakatan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. warga negara Republik Indonesia; b. berstatus sebagai penduduk Kelurahan atau Kampung yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk dan berumur sekurang kurangnya 17 (tujuh belas) Tahun atau sudah menikah; c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; d. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang undang Dasar 1945; e. berkelakuan baik, jujur, adil, cakap dan penuh pengabdian kepada masyarakat; f. mempunyai kemauan dan kemampuan untuk bekerja sama dan membangun; dan g. sedang tidak dicabut hak pilihnya. BAB X PEMBENTUKAN PANITIA, TATA CARA PEMILIHAN DAN PENGESAHAN PENGURUS Bagian Pertama Pembentukan Panitia Pasal 18 (1) Untuk pemilihan kepengurusan Lembaga Kemasyarakatan terlebih dahulu dibentuk panitia pemilihan (2) Panitia...

(2) Panitia pemilihan ditetapkan dalam musyawarah warga yang mewakili Rukun Warga di Kampung dan Kelurahan yang bersangkutan. (3) Panitia pemilihan bertugas membuat tata tertib pemilihan (4) Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertugas untuk melaksanakan pemilihan ketua sesuai tata tertib pemilihan yang dilaksanakan secara demokratis Bagian Kedua Tata Cara Pemilihan Pasal 19 (1) Calon ketua diajukan oleh masyarakat utusan masing masing Rukun Warga (RW) sebagai hasil musyawarah warga (2) Pemilihan calon ketua dapat dilaksanakan apabila peserta yang berhak memilih telah mencapai kuorum yang dihadir oleh sekurang kurangnya 2/3 dari yang mempunyai hak pilih (3) Apabila tidak mencapai kuorum maka pemilihan ditunda selama lamanya satu jam. (4) Apabila setelah ditunda satu jam masih tidak mencapai kuorum maka pemilihan tetap dilaksanakan dan keputusan dinyatakan sah. (5) Ketua yang terpilih dinyatakan sah apabila mendapat suara terbanyak. Bagian Ketiga Pengesahan Pengurus Pasal 20 (1) Musyawarah pemilihan pengurus Lembaga Kemasyarakatan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Pemilihan dan diketahui oleh Kepala kampung atau Lurah (2) Pengaturan lebih lanjut mengenai teknis pembentukan pengurus ditetapkan oleh Ketua terpilih dengan mempertimbangkan masukan peserta musyawarah warga (3) Ketua serta kepengurusan lengkap secara tertulis ditembuskan kepada forum atau asosiasi Lembaga Kemasyarakatan Kecamatan. Pasal 21

Pasal 21 (1) Hasil pemilihan pengurus Lembaga Kemasyarakatan setelah dilengkapi dengan Berita Acara pemilihan dan susunan pengurus lengkap dilaporkan kepada Camat untuk disahkan dan dikukuhkan. (2) Surat Keputusan Camat tentang pengesahan pengurus Lembaga Kemasyarakatan ditembuskan kepada forum atau asosiasi Lembaga Kemasyarakatan Kecamatan dan Lurah atau Kepala Kampung setempat. (3) Penggantian antar waktu pengurus ditetapkan oleh rapat pleno pengurus. BAB XI TATA KERJA Pasal 22 Tata Kerja Lembaga Kemasyarakatan dengan Pemerintah Kampung dan Kelurahan bersifat kemitraan, konsultatif dan koordinatif Pasal 23 (1) Hubungan kerja antar lembaga kemasyarakatan bersifat koordinatif dan konsultatif; (2) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan dengan pihak ketiga bersifat kemitraan. BAB XII PENDANAAN Pasal 24 Sumber pendanaan Lembaga Kemasyarakatan diperoleh dari : a. swadaya masyarakat; b. bantuan dari anggaran Pemerintah Kampung dan Kelurahan; c. bantuan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten; dan d. bantuan lainnya yang sah dan tidak mengikat. BAB XIII...

BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 25 Lembaga Kemasyarakatan yang telah ada dan telah berkembang didalam masyarakat seperti : Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Peningkatan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Karang Taruna, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dan lain-lain tetap ada dan disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 26 Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kabupaten Way Kanan Nomor : 4 Tahun 2000 tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan di Kampung (Lembaran Daerah Kabupaten Way Kanan Tahun 2000 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Way Kanan Nomor 4) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 27 Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 28...

Pasal 28 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Way Kanan. Ditetapkan : di Blambangan Umpu pada tanggal : 12 November 2007 BUPATI WAY KANAN, Dto, TAMANURI Diundangkan : di Blambangan Umpu pada tanggal : 12 November 2007 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN, Dto, AKHMAD SUWANDHI NATAPRAJA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 Disalin sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM Drs. RUDI JOKO. K, SH Pembina Tk. I NIP 17019919

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KAMPUNG DAN KELURAHAN I. UMUM Lembaga kemasyarakatan adalah organisasi kemasyarakatan yang ada di kampung dan kelurahan yang dibentuk atas prakarsa masyarakat. Lembaga kemasyarakatan yang ada di kampung dibentuk berdasarkan Peraturan Kampung. Lembaga kemasyarakatan meliputi : Rukun Tetangga, Rukun Warga, PKK, Karang Taruna dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat. Guna memenuhi maksud pasal 127 ayat (8) dan pasal 211 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pasal 89 sampai dengan pasal 97 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan Pasal 10 sampai dengan 22 Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan, maka diperlukan Peraturan Daerah yang mengatur tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Ayat (1) Yang dimaksud dengan musyawarah dan mufakat adalah musyawarah yang dihadiri oleh wakil-wakil masyarakat yang terdiri dari pengurus lembaga kemasyarakatan, pemuka masyarakat yang jumlahnya proporsional dari jumlah kepala keluarga yang ada. Ayat (2) Yang dimaksud dengan lembaga kemasyarakatan adalah meliputi : Rukun Tetangga, Rukun Warga, PKK, Karang taruna dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat. Pasal 3

Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Yang dimaksud dengan membantu dalam pelaksanaan pemerintahan, pembangunan, sosial kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat adalah membantu dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan, kelurahan, pemberdayaan masyarakat, pelayanan masyarakat, penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum. Huruf a Huruf a Yang dimaksud dengan "menyusun rencana pembangunan secara partisipatif" adalah proses perencanaan pembangunan yang melibatkan berbagai unsur masyarakat terutama kelompok masyarakat miskin dan perempuan. Huruf b Yang dimaksud dengan melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan mengembangkan pembangunan secara partisipatif adalah dengan melibatkan masyarakat secara demokratis, terbuka dan bertanggung jawab untuk rnemperoleh manfaat yang maksimal bagi masyarakat serta terselenggaranya pembangunan berkelanjutan. Huruf c Yang dimaksud dengan "menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong dan swadaya masyarakat" adalah penumbuhkembangan dan penggerakan prakarsa, partisipasi serta swadaya gotong royong masyarakat yang dilakukan oleh Kader Pemberdayaan Masyarakat. Huruf d Yang dimaksud dengan "menumbuhkembangkan kondisi dinamis" adalah untuk mempercepat terwujudnya kemandirian masyarakat....

Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Penumbuhkembangan, penggerakan prakarsa dan partisipasi serta swadaya gotong royong masyarakat dilakukan oleh kader pemberdayaan masyarakat. Huruf f Pasal 7 Pasal 8 Huruf g Huruf h Huruf i Huruf j Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13...

Pasal 13 Pasal 14 Ayat (1) Yang dimaksud dengan kemauan adalah sesuatu yang mendorong atau menumbuhkan minat dan sikap seseorang melakukan suatu kegiatan. Yang dimaksud dengan kemampuan adalah kesadaran atau keyakinan pada dirinya bahwa dia mempunyai kemampuan, bisa berupa pikiran, tenaga/waktu, atau sarana dan material lainnya. Yang dimaksud dengan kepedulian adalah sikap atau prilaku seseorang terhadap hal-hal yang bersifat khusus, pribadi dan strategis dengan ciri keterkaitan, keinginan dan aksi untuk melakukan sesuatu kegiatan. Ayat (2). Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Yang dimaksud dengan bersifat koordinatif adalah bahwa lembaga kemasyarakatan selalu mengembangkan prinsip musyawarah dan koordinasi yang intensif dalam pelaksanaan kegiatan. Yang dimaksud dengan bersifat konsultatif adalah bahwa lembaga kemasyarakatan selalu mengembangkan prinsip musyawarah dan konsultasi yang intensif dalam pelaksanaan kegiatan. Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25...

Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 118 WAY KANAN