GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 9 TAHUN2016 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 10 TAHUN 2005 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DIDAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKALONGAN, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 26 Tahun 2016 Seri E Nomor 18 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 1 TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

WALIKOTA PROBOLINGGO

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Pe

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KOTA CIREBON

PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG. BAB I KETENTUAN UMUM

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

" {{rr> WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN2015 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan;

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN KOTABARU

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR : 62 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI BULUNGAN TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BULUNGAN.

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 1 SERI E

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIAK PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PENGARUSUTAMAAN GENDER

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013, No Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional; 3. Peraturan Menteri Pertahanan Nom

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 53 TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 5 TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN TAHUN 2013

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 15 TAHUN No. 15, 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

: 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 132 TAHUN 2003 TENTANG

SALINAN WALIKOTA BATU

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 176 TAHUN 2010 TENTANG KELOMPOK KERJA PENGARUSUTAMAAN GENDER

QANUN KOTA SUBULUSSALAM NOMOR: 21 TAHVN 2010 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KOTA SUBULUSSALAM DENGANRAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

c. bahwa berdasaarkaan pertimbangan sebagaimana

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 119 TAHUN 2015 TENTANG

Rancangan Final 8 April 2013

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PPdan PA. Perencanaan. Penganggaran. Responsif Gender.

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA ( POKJA ) PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KABUPATEN BADUNG

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 7 TAHUN 2017

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KESETARAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 28

RENCANA AKSI DAERAH PENGARUSUTAMAAN GENDER KOTA SOLOK TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015

Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

Himpunan Peraturan Gubernur Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

- 1 - GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO

Transkripsi:

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 9 TAHUN2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, Menimbang : a. bahwa Pengarusutamaan Gender merupakan strategi yang efektif dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang sudah disepakati oleh masyarakat internasional; b. bahwa dalam rangka meningkatkan kedudukan, peran dan kualitas perempuan serta menjamin hak yang sama antara perempuan dan laki-laki untuk menikmati hak-hak warga negara di bidang ekonomi, 1 Himpunan Peraturan Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2016

sosial budaya, politik dan hukum sebagai upaya mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan sangat diperlukan pengarusutamaan gender, sehingga kaum perempuan dapat semakin berperan dalam proses pembangunan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkanperaturan Daerah tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Daerah; Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita (Convention on the Elimination of all forms of Discrimination Against Women) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277); 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1999 tentang Pengesahan Konvensi ILO Mengenai Diskriminasi Dalam Pekerjaan dan Jabatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3836); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886); 5. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033); 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan 2 Himpunan Peraturan Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2016

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4421); 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangpemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 927); 9. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 13 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2007 Nomor 6 Seri E); 10. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 6 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017 (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012 Nomor 2 Seri E); 3 Himpunan Peraturan Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2016

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG dan GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAHTENTANG PENGARUS- UTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dalam sistem dan prinsipnegara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkatdprd adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 5. Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Bangka Belitung. 6. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah yang selanjutnyadisebut Bappeda adalah Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 4 Himpunan Peraturan Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2016

7. Gender adalah konsep yang mengacu pada pembedaan peran dan tanggungjawab laki-laki dan perempuan yang terjadi akibat dan dapat berubah oleh keadaan sosial dan budaya masyarakat. 8. Pengarusutamaan gender yang selanjutnya disingkat PUG adalah strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dan perencanaan,penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan daerah. 9. Kesetaraan Gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan. 10. Keadilan Gender adalah suatu keadaan atau perlakuan yang menggambarkan adanya persamaan dan kewajiban laki-laki dan perempuan sebagai individu, anggota keluarga, masyarakat dan warga negara. 11. Isu gender adalah suatu kondisi yang menunjukkan kesenjangan laki-laki dan perempuan atau ketimpangan gender, yaitu kesenjangan antar kondisi sebagaimana yang dicita-citakan dengan kondisi gender sebagaimana adanya. 12. Lembaga nonpemerintah adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan keswadayaan atau kemandirian masyarakat agar dapat memenuhi kebutuhan serta mencapai kehidupan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan. 13. Pemberdayaan perempuan adalah proses peningkatan kualitas sumber daya perempuan dalam segala aspek pembangunan. 14. Perencanaan Responsif Gender adalah perencanaan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender yang dilakukan melalui pengintegrasian pengalaman, aspirasi, kebutuhan, potensi dan penyelesaian permasalahan perempuan dan laki-laki. 15. Focal Point PUG adalah aparatursatuan Kerja Pemerintah Daerahyang mempunyai kemampuan untuk melakukan PUGdi unit kerjanya masing-masing. 16. Kelompok Kerja PUGyang selanjutnya disebut Pokja PUG adalah wadah konsultasi bagi pelaksana dan penggerak PUGdari berbagai instansi/lembaga di daerah. 17. Rencana Aksi Daerah yang selanjutnya disingkat RANDA adalah tahapan program atau kegiatan PUG di daerah yang 5 Himpunan Peraturan Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2016

diselenggarakan secara terarah, terkoordinasi, terpadu dan berkesinambungan. BAB II ASAS, MAKSUD, DAN TUJUAN Pasal 2 Penyelenggaraan PUG dalam Pembangunan Daerah berasaskan: a. agama; b. kemanusiaan; c. kebangsaan; d. persamaan substantif; e. nondiskriminasi; f. manfaat; g. partisipatif; h. transparansi; dan i. akuntabilitas. Pasal 3 Maksud penyelenggaraan PUG dalam Pembangunan Daerah adalah untuk: a. mengintegrasikan perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan daerah yang responsif gender dalam proses pembangunan di daerah; b. mewujudkan perencanaan responsif gender melalui pengintegrasian pengalaman, aspirasi, kebutuhan, potensi dan penyelesaian permasalahan laki-laki dan perempuan; c. mewujudkan pengelolaan anggaran daerah yang responsif gender; d. meningkatkan kesetaraan dan keadilan dalam kedudukan, peranan dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan sebagai insan dan sumber daya pembangunan daerah; dan e. meningkatkan peran dan kemandirian lembaga yang menangani pemberdayaan perempuan. 6 Himpunan Peraturan Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2016

Pasal 4 Tujuan penyelenggaraan PUG dalam Pembangunan Daerah adalah untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan masyarakat di Kepulauan Bangka Belitung. BAB III RUANG LINGKUP Pasal 5 Ruang lingkup penyelenggaraan PUG dalam Pembangunan Daerahmeliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan kelembagaan, pelaporan,pemantauan dan evaluasi, serta pembinaan. BAB IV PERENCANAAN PUG Pasal 6 (1) Pemerintah daerah berkewajiban menyusun kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan responsif gender yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah(RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah(RPJMD), RenstraSKPD, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), dan RenjaSKPD. (2) Penyusunan kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan responsif gender sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui analisis gender. Pasal 7 (1) Analisis gender sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2)dapat dilakukan denganmenggunakan metode Alur Kerja Analisis Gender (Gender Analysis Pathway) atau metode analisis lain. (2) Analisis gender terhadap Renja SKPD dilakukan oleh masing-masing SKPD yang bersangkutan. (3) Pelaksanaan analisis gender terhadap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Renstra SKPD dapat bekerja 7 Himpunan Peraturan Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2016

sama dengan lembaga perguruan tinggi atau pihak lain yang memiliki kapabilitas di bidangnya. Pasal 8 Bappeda mengoordinasikan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah(RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Renstra SKPD,Rencana Kerja Pemerintah Daerah(RKPD)dan Renja SKPD yang responsif gender. BAB V PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER Pasal 9 (1) Pemerintah daerah berkewajiban menyusun Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender(PPRG) yang dituangkan kedalam dokumen KUA/PPAS, RKA SKPD, RAPBD dan DPA SKPD. (2) PPRGsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan dokumen Gender Analysis Pathway (GAP), Gender Budget Statemen (GBS), Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang Responsif Gender. Pasal 10 DPPKAD mengoordinasikan penyusunan KUA/PPAS, RKA SKPD, RAPBD dan DPA SKPD yang responsif Gender. Pasal 11 (1) Pendanaan pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan PUG di Provinsi bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. (2) Pendanaanpelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan PUG di Provinsi dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat. (3) Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggarkan pada SKPD yang terkait dengan pelaksanaan PUG. 8 Himpunan Peraturan Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2016

BAB VI PELAKSANAAN DAN KELEMBAGAAN PUG Pasal 12 Gubernur menetapkan Badan/Dinas yang membidangi tugas pemberdayaan perempuan sebagai koordinator penyelenggaraan PUG di Daerah. Pasal 13 (1) Lembaga nonpemerintah berhak ikut serta dalam PUGmeliputi perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan dan program pembangunan daerah. (2) Perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya berfungsi sebagai pusat rujukan, informasi, kajian, advokasi, pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan upaya pelaksanaanpug. Pasal 14 (1) Dalam upaya percepatan pelembagaan PUG di seluruh SKPD Provinsi, dibentuk Pokja PUG Provinsi. (2) Keanggotaan Pokja PUG meliputiseluruh kepala/pimpinan SKPD. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan Pokja PUG ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Pasal 15 Pokja PUG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1)memiliki tugassebagai berikut: a. mempromosikan dan memfasilitasi PUG kepada masing-masing SKPD; b. melaksanakan sosialisasi dan advokasi PUG kepada Pemerintah Kabupaten/Kota; c. menyusun program kerja setiap tahun; d. mendorong terwujudnya Anggaran Responsif Gender(ARG); e. menyusun rencana kerja Pokja PUG setiap tahun; f. bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Wakil Gubernur; g. merumuskan rekomendasi kebijakan kepada Gubernur; h. memfasilitasi SKPD atau Unit Kerja yang membidangi pendataan untuk menyusun Profil Gender Provinsi; i. melakukan pemantauan pelaksanaan PUG di masing-masing instansi; 9 Himpunan Peraturan Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2016

j. menetapkan tim teknis untuk melakukan analisis terhadap anggaran daerah; k. menyusun Rencana Aksi Daerah (RANDA) PUG di Provinsi; dan l. mendorong dilaksanakannya pemilihan dan penetapan Focal Point PUGdi masing-masing SKPD. Fungsi Pokja PUG: Pasal 16 a. sebagai koordinator mengembangkan ide dan pemikiran para Focal Point PUG di lingkungan unit-unit kerja masing-masing tentang perspektif gender pada proses pengambilan keputusan, khususnya dalam perencanaan kebijakan dan program serta isu gender yang berkembang di lingkungannya; b. sebagai wadah komunikasi penyelenggaraan pertemuan dengan para pengambil keputusan di masing-masing atau antar instansi, lembaga, organisasi dan unit organisasi dalam berbagai bentuk pertemuan dan diskusi mengenai PUG; c. tata kerja Pokja PUGdiatur sesuai dengan kewenangan Sekretariat Daerah guna melaksanakan program pemberdayaan perempuan sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Kerja SKPD dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD), Biro atau Badan atau Dinas atau Bagian yang mendapat tugas menangani pemberdayaan perempuan menjadi Sekretaris Pokja PUG; d. ketua Pokja PUGbertanggungjawab kepada pimpinan instansinya; Pasal 17 (1) Tim Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf jberanggotakan aparatur yang memahami konsep gender danperencanaan dan Penganggaran Responsif Gender(PPRG). (2) RANDA PUG di Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf k memuat: a. PUG dalam peraturan perundang-undangan di daerah; b. PUG dalam siklus pembangunan di daerah; c. penguatan kelembagaan PUG di daerah; dan d. penguatan peran serta masyarakat di daerah. 10 Himpunan Peraturan Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2016

Pasal 18 (1) Focal Point PUG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf l pada setiap SKPD di Provinsi terdiri dari pejabat dan/atau staf yang melindungi tugas Pemberdayaan Perempuan dan Bidang lainnya. (2) Focal Point PUG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki tugas sebagai berikut: a. membantu pengambil kebijakan dan/atau sektornya dalam ruang lingkup tugasdan fungsi instansinya untuk secara terencana mengambil langkah sepenuhnya apabila terjadikesenjangan gender; b. mendorong dan membantu instansi atau lembaga atau organisasi atau unit organisasi untuk mengkajidan memperbaiki mandat, kebijakan, program, proyek, kegiatan, dan anggaran agar responsifgender; c. memfasilitasi pelaksanaan pelatihan responsif gender, pelatihan analisis gender, dan mengembangkan jaringan kerja gender dengan instansi atau lembaga atau organisasi dan unit kerjanya, baik pemerintah maupun nonpemerintah; d. mengupayakan terselenggaranya analisis gender sebagai salah satu tahap di dalam setiap proses pembangunan yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi; e. menjabarkan dan menindaklanjuti kebijakan-kebijakan dan program-program pelaksanaan yang ada di dalam Renja SKPD dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah(RPJMD); f. ikut serta dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Pokja PUG dan/atau kelompok kerja nasional PUG; g. membuat laporan kegiatan secara periodik kepada Pokja PUG; dan h. memfasilitasi penyusunan profil gender pada setiap SKPD. (3) Fungsi Focal PointPUG: a. sebagai salah satu sumber informasi tentang konsep gender, PUG, kesetaraan dan keadilan gender dan program pembangunan; b. sebagai penggerak atau perintis terbentuknya jejaring PUG di lingkungan kerjanyadan/atau sektor di daerahnya;dan c. sebagai pelaksana dari setiap kegiatan pembangunan yang responsif gender. 11 Himpunan Peraturan Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2016

Pasal 19 Pemerintah Daerah dalam upaya melaksanakan PUGdapat melakukan kerjasama dengan Pemerintah, Pemerintah Provinsi lainnya atau dengan Pemerintah Kabupaten/Kota lainnya. BAB VII PELAPORAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI, SERTA PEMBINAAN Bagian Kesatu Pelaporan Pasal 20 Gubernur menyampaikan laporan pelaksanaan PUG kepada Menteri Dalam Negeri secara berkala setiap 6 (enam) bulan dengan tembusan kepada Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangpemberdayaan perempuan. Pasal 21 Materi laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 meliputi : a. pelaksanaan program dan kegiatan; b. instansi yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan; c. sasaran kegiatan; d. penggunaan anggaran yang bersumber dari APBN, APBD, atau sumber lain; e. permasalahan yang dihadapi; dan f. upaya yang telah dilakukan. Pasal 22 Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 menjadi bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PUG. 12 Himpunan Peraturan Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2016

Bagian Kedua Pemantauan dan Evaluasi Pasal 23 (1) Gubernur melalui Badan/Dinas yang membidangi tugas pemberdayaan perempuan bersama-sama dengan pemangku kepentingan melakukan pemantauan dan evaluasi tingkat kelayakan dan sasaran program, kegiatan serta kebijakan pembangunan menuju kesetaraan dan keadilan gender. (2) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukandi setiap SKPD dan secara berjenjang antar susunan pemerintahan. (3) Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan melalui kerja sama dengan Perguruan Tinggi, Pusat Studi Wanita atau Lembaga Swadaya Masyarakat. (4) Hasil evaluasi pelaksanaan PUG menjadi bahan masukan dalam penyusunan kebijakan, program, dan kegiatan padatahun mendatang. Bagian Ketiga Pembinaan Pasal 24 Gubernur melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan PUG yang meliputi : a. penetapan panduan teknis pelaksanaan PUG skala provinsi; b. penguatan kapasitas kelembagaan melalui pelatihan, konsultasi, advokasi, dan koordinasi; c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PUG di Kabupaten/Kota dan pada SKPD Provinsi; d. peningkatan kapasitas Focal Point PUGdan Pokja PUG; dan e. strategi pencapaian kinerja. BAB VIII PARTISIPASI MASYARAKAT Pasal 25 Setiap orang, kelompok, organisasi masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat berhak berpartisipasi dalam berbagai kegiatan PUG. 13 Himpunan Peraturan Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2016

BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 26 Peraturan Daerah ini berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Ditetapkan di Pangkalpinang pada tanggal 18 Juli 2016 GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, dto RUSTAM EFFENDI Diundangkan di Pangkalpinang pada tanggal 18 Juli 2016 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, dto SYAHRUDIN LEMBARAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2016NOMOR 9 SERI E NOREG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 10 / 2016 14 Himpunan Peraturan Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2016

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH I. UMUM Di era otonomi daerah saat ini, Pengarusutamaan gender di dalam pembangunan daerah sangat memberikan pengaruh yang sangat besar khususnya yang berkaitan dengan pemberlakuan Undang-Undang Nomor 23Tahun 2014tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pengarusutamaan gender ini merupakan strategi pembangunan yang tepat untuk mewujudkan kesetaraandan keadilan gender melalui kebijakan dan program pembangunan yang responsif gender di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Karena itu pelaksanaan Pengarusutamaan Gender melalui kebijakan yang responsif gender tersebut harus didasarkan kepada karakteristik sosial, ekonomi, dan ciri budaya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kepulauan Bangka Belitung yang telah resmi menjadi provinsi sejak tanggal 27 November 2000 memilki usia yang relatif masih muda, namun di dalamnya memiliki potensi yang cukup besar. Secara administratif Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari 6 (enam) kabupaten dan 1 (satu) kota, yaitu Kabupaten Bangka, Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Belitung, Kabupaten Belitung Timur, dan Kota Pangkalpinang. Penduduk Bangka Belitung hingga saat ini berjumlah 1.372.813 jiwa dengan komposisi perempuan 659.590 (48 %) dan lakilaki 713.223 (52 %). Sementara alokasi anggaran APBD Kepulauan Bangka Belitung tahun 2015 mencapai 1,9 triliun rupiah. Jika dilihat dari jumlah penduduk dan letak geografis Bangka Belitung yang sangat strategis serta sumber daya yang dimiliki, tentu saja ini merupakan potensi tersendiri dan sangat berpeluang untuk menjadi provinsi yang makmur dan sejahtera. 15 Himpunan Peraturan Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2016

Namun pada kenyataannya keadaan masyarakat hingga saat ini masih dalam keadaan kondisi yang memprihatinkan. Hal ini menjadi salah satu indikator penting belum meratanya kesejahteraan masyarakat di Bangka Belitung. Jika kesejahteraan masih menjadi persoalan, maka kelompok yang paling merasakan penderitaan adalah perempuan. Selain faktor kesejahteraan ekonomi sosial yang mendera, perempuan Bangka Belitung menghadapi dilema kultur serta penempatan posisi perempuan dalam barisan kedua, yang berpengaruh pada watak perempuan yang cenderung menerima sebagai bagian dari takdir yang tak bisa dihindari. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka sudah saatnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dibentuk Peraturan Daerah tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Daerah yang mengatur secara jelas, tegas, dan komprehensif untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender serta sekaligus memberikan pemahaman tentang pentingnya Pengarusutamaan Gender sebagai sebuah strategi dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi pembangunanyang responsif gender. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Huruf a Yang dimaksud dengan asas agama adalah bahwa penyelenggaraan PUG dalam Pembangunan Daerah harus dilandaskan pada nilai-nilai agama. Huruf b Yang dimaksud dengan asas kemanusiaan adalah bahwa penyelenggaraan PUG dalam Pembangunan Daerah harus 16 Himpunan Peraturan Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2016

Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f Huruf g mencerminkan perlindungan hak asasi manusia serta harkat dan martabat setiap warga negara secara proporsional. Yang dimaksud dengan asas kebangsaan adalah bahwa penyelenggaraan PUG dalam Pembangunan Daerah harus mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang majemuk dengan tetap menjaga prinsip negara kesatuan republik Indonesia. Yang dimaksud dengan asas persamaan substantif adalah bahwa penyelenggaraan penyelenggaraan PUG dalam Pembangunan Daerah harus merealisasikan pemenuhan hak asasi manusia, kebutuhan hidup, dan aspirasi yang berbeda antara perempuan dan laki-laki. Yang dimaksud dengan asas nondiskriminasi adalah bahwa penyelenggaraan PUG dalam Pembangunan Daerah harus merealisasikan pengakuan, penghormatan dan pemajuan hak asasi manusia serta kesetaraan dan keadilan. Yang dimaksud dengan asas manfaat adalah bahwa penyelenggaraan PUG dalam Pembangunan Daerah harus memberikan manfaat yang setara bagi perempuan dan laki-laki. Yang dimaksud dengan asas partisipatif adalah bahwa penyelenggaran PUG dalam Pembangunan Daerah harus memberikan kesempatan yang setara bagi perempuan dan laki-laki untuk berperan serta dalam setiap aspek kehidupan. 17 Himpunan Peraturan Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2016

Huruf h Huruf i Yang dimaksud dengan asas transparansi adalah bahwa penyelenggaraan PUG dalam Pembangunan Daerah harus dapat diakses oleh publik. Yang dimaksud dengan asas akuntabilitas adalah bahwa penyelenggaraan PUG dalam Pembangunan Daerah harus memiliki indikator keberhasilan yang dapat diukur dan dipertanggungjawabkan. Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 18 Himpunan Peraturan Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2016

Pasal 11 Ayat (1) Ayat (2) Yang dimaksud sumber lain yang sah dan tidak mengikat antara lain pemerintah pusat, lembaga donor dan lain sebagainnya yang bertujuan bagi pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pasal 12 Pasal 13 Cukup Jelas. Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 19 Himpunan Peraturan Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2016

Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Yang dimaksud dalam berhak berpartisipasi adalah ikut serta dalam proses pembangunan, baik pada proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, selain itu berhak ikut serta juga dalam kegiatan-kegiatan seperti pelatihan, advokasi, sosialisasi dan lain sebagainya. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2016 NOMOR 20 Himpunan Peraturan Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2016