BAB III PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

BAB III PENYAJIAN DATA. penulis lakukan dengan cara observasi, wawancara dan angket terhadap

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

NILAI-NILAI HINDUISTIK DALAM TRADISI KENDURI ARWAH DI DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR SKRIPSI

PRAKTEK RITUAL BAKAR DUPA DALAM PANDANGAN ISLAM DESA LAWONUA KEC.BESULUTU KAB. KONAWE

BAB IV PENYIMPANGAN AQIDAH DALAM SEDEKAH LAUT DI KELURAHAN BANDENGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Penelitian oleh Ahmad Fauzi yang berjudul Pemahaman Masyarakat Tentang

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI NYADRAN DI DESA PAGUMENGANMAS KEC. KARANGDADAP KAB. PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB V PENUTUP. 5.1 Simpulan. Seluruh kebudayaan yang ada di bumi ini memiliki keunikan masingmasing

Kajian Folklor Tradisi Nglamar Mayit di Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen

LITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus.

TRADISI KENDURI ARWAH DITINJAU DARI AQIDAH ISLAM SKRIPSI

BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peneliti menggunakan metode wawancara kepada informan yang ditentukan secara purposive

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan pada abad ke-16. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB IV MAKNA PELAKSANAAN UPACARA ADAT ALAWAU AMANO BAGI KEHIDUPAN ORANG NOLLOTH. A. Mendiskripsikan Upacara Adat Kematian Alawau Amano

BAB V PENUTUP. penting yang menjadi pokok atau inti dari tulisan ini, yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. science is lame ; Ilmu tanpa agama buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh.

BAB IV MAKNA TRADISI SEDEKAH BUMI DAN LAUT SERTA KAITANNYA DENGAN ISLAM

BAB V ANALISA DATA. A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA UPACARA BENDERA BULAN JULI 2011 KABUPATEN KULONPROGO Wates, 18 Juli 2011

BAB I PENDAHULUAN. negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

TATA URUTAN AMALAN. taklid buta yang hanya mengandalkan tradisi para leluhur tanpa diiringi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau pola kelakuan yang bersumber pada sistem kepercayaan sehingga pada

BAB IV ANALISIS TRADISI BUNCENG UMAT KONGHUCU DI TITD. sekitar klenteng dalam menanggapi pelaksanaan tradisi sedekah bumi.

juz 2. hlm. 146, tercatit pengharaman Imam Syafie rahimahullah tentang perkara yang disebutkan di atas sebagaimana ketegasan beliau dalam fatwanya:

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses mengatur urutan data, dikumpulkan, diklasifikasikan dan dianalisa dengan analisis induktif.

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN

BAB IV GAMBARAN UMUM DUSUN NONGKO DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakrta, 1999, hlm Pradjarta Dirdjosantojo, Memelihara Umat: Kiai Pesantren-Kiai langgar di Jawa, LKis,

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI

BAB IV ANALISIS RITUAL MOLANG AREH

BAB I PENDAHULUAN. tradisi di dalam masyarakat. Sebuah siklus kehidupan yang tidak akan pernah

BAB IV TANGGAPAN MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP PEZIARAH DAN MOTIVASI PEZIARAH KE MAKAM KH. ALI MAS UD. A. Tanggapan Masyarakat dari Sisi Positif

BAB I PENDAHULUAN. umumnya bekerja sebagai petani atau disebut juga dengan agraris. Dari segi

BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB 1 PENDAHULUAN. utara Kabupaten Pasaman Barat, yang terdiri dari 1. dengan luas wilayah sekitar 340,78 km atau 8,77%. Daerah ini memiliki

Khutbah Pertama Maasyirol Muslimin yang dirahmati Allah

BAB III MENEROPONG BENTANG ALAM DESA BUNGURASIH. Desa Bungurasih 20 tahun yang lalu adalah Desa yang penuh damai, tentram,

BAB IV ANALISIS. Mitos memang lebih dikenal untuk menceritakan kisah-kisah di masa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada

Doakan Orang Lain, Malaikat Mendoakanmu

BAB V PENUTUP. membangun rumah tidak dapat diketahui secara pasti, karena tradisi dilaksanakan

BAB II KAJIAN TEORI. Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

Written by Administrator Monday, 14 September :25 - Last Updated Monday, 14 September :28

Filled Notes. 1. Wawancara dengan Bapak YB. Hari/tanggal : Selasa, 27 Maret : Rumah Bapak YB : WITA.

BAB V PENUTUP. selamatan dan hajatan. Dalam pelaksanaan hajatan dan selamatan tersebut

BAB V PENUTUP. keluarga serta orang lain atau anggota masyarakat yang lain. Salah satu tradisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem


BAB IV ANALISA DATA. A. Faktor-faktor yang mendorong masyarakat melaksanakan tradisi Nginguk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

NILAI PENDIDIKAN RELIGI PADA UPACARA SELAPANAN DALAM TRADISI ADAT JAWA (Studi Kasus di Desa Talang Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sudah dilanda dengan modernitas. Hal ini menyebabkan kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang dinamakan adat. Adat ini telah turun-menurun dari generasi. kegerasi yang tetap dipelihara hingga sekarang.

BAB IV ANALISIS. berlangsung berulang-ulang, baik setiap hari, setiap musim atau kadang-kadang

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS SEMPENA MENYAMBUT 1 RAMADHAN 1437 H TAHUN 2016 BENGKALIS, 5 JUNI 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

Membangkitkan Anak Muda di Nain

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun terbagi atas beberapa bagian seperti upacara adat Marhajabuan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

Mengenai mayat Musa ini iblis sempat berdebat dengan malaikat Tuhan yang bernama Mikhael (Yudas 1 : 9).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

Mendidik anak, Kapan dimulai? Ustadz Arif Rahman Hakim

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

I. PENDAHULUAN. sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Upacara tradisional merupakan wujud dari suatu kebudayaan. Kebudayaan adalah

LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB V PENUTUP. penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Prosesi Sebambangan Dalam Perkawinan Adat Lampung Studi di Desa

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dan doa-doa, manuk mira, dan boras pirma tondi oleh amang, inang,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

Keistimewaan Hari Jumat

DITEBUS OLEH PENGORBANAN BESAR

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

Transkripsi:

40 BAB III PENYAJIAN DATA A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam masyarakat Pujud Data yang disajikan adalah data yang diperoleh dari lapangan yang dihimpun melalui observasi, dan wawancara langsung bertanya dengan pemuka agama, pemuka adat, dan masyarakat. Ritual kenduri dalam masyarakat melayu yang ada di desa pujud. Terdapat suatu aspek solidaritas primordial dari tradisi kenduri adalah adat istiadat yang secara turun-temurun dilestarikan oleh kelompok sosialnya. Mengabaikan adat istiadat akan mengakibatkan celaan dan nama buruk bagi keluarga yang bersangkutan dimata kelompok sosial masyarakatnya. Pelaksanaan kenduri arwah untuk orang meninggal sebagai rangkaian dari ritual kematian yaitu kenduri merupakan sebuah tradisi berkumpul yang dilakukan secara bersama-sama oleh semua masyarakat yang diundang, dengan tujuan meminta kelancaran atas segala sesuatu yang dihajatkan dari sang penyelenggara yang mengundang orang-orang sekitar untuk datang ke acara kenduri. Dalam kenduri itu dipanjatkan aneka doa, biasanya ada satu orang yang dituakan berfungsi sebagai pemimpin do a sekaligus yang mengikrarkan hajat dari sang tuan rumah. Seorang pemimpin itu biasa juga disebut sebagai Ustadz atau Ulama. Pemimpin ini bisa

41 diundang sendiri karena orang itu memang sudah biasa menjalankan peran dan fungsi sebagai pemimpin doa dalam kenduri. Tetapi jika tidak ada, kenduri bisa juga dipimpin oleh orang yang dianggap tua dan mampu untuk memimpin kenduri tersebut. Dalam kenduri arwah tuan rumah mengundang para tetangga, dan masyarakat. Untuk membaca dan menikmati hidangan, sedekah arwah ini merupakan tradisi bagi masyarakat yang telah dilakukan secara turun-temurun. Do a yang kita beri akan jadi amal yang tidak terputus bagi leluhur kita. Oleh sebab itu jika ada masyarakat yang meninggal akan mengadakan kenduri arwah ataupun mengingat arwah-arwah leluhur yang telah lama meninggal. Mengenai hidangan dalam kenduri arwah tidak ada aturan menu khusus yang harus disajikan, semua tergantung kemampuan masingmasing orang, kalau mampu hanya menghidangkan kue-kue tidak dipaksakan harus menghidangkan nasi dan lauk-pauknya yang ininya adalah mendo akan si almarhum. 1 Adapun pelaksanaannya seperti berikut, dimana kenduri diadakan pada malam-malam yang telah ditentukan yaitu: Malam pertama, akan datang ulama, kaum kerabat, dan masyarakatmasyarakat yang di undang. Pelaksanaan kenduripun akan dimulai, maka pada pihak keluarga akan berpidato dalam rangka akan meminta maaf kepada tetangga, kerabat dan handa tauladan, pidato itu berisi bagamana kehidupan saat almarhum hidup jika almarhum ada berbuat kesalahan mohon dimaafkan. 1. Opcit, Wawancara dengan Bpk Bahtiar G, Pemuka Agama Pujud Selatan Tgl 13 April 2013

42 Setelah itu, baru dimulai acara pembacaan surat yasin dan tahlil, di pandu oleh ulama, dan setelah selesai pembacaan yasin dan tahli, dilanjutkan dengan berzikir. Setelah itu selesai maka kaum ibu-ibu telah siap untuk menghidangkan makanan yang akan dihidangkan. Bisanya pada malam pertama ini masyarakat membuat makanan yang dinggap ringan, karena pelaksanaan ini masih malam pertama. Selanjutnya malam kedua, seperti pelaksanaa pada malam pertama warga yang diundang berdatangan, setelah semua hadir maka dimulailah membaca membaca yasin, tahlil dan zikir, pada malam kedua ini biasanya makanannya yang berkuah seperti miso dan soto. Setelah semua selesai maka para tetangga akan siap membantu untuk bersih-bersih seperti menyuci piring dan lain sebagainya. Malam ketiga yaitu biasanya nasi dan lauk-pauk. Ada juga sebagian masyarakat mulai malam pertama sampai malam ketujuh mereka mengadakan kenduri bagi masyarakat yang mampu dan terpandang. Tetapi bagi masyarakat yang kurang mampu atau ekonominya kurang berada cukup yang mampu bagi keluarga saja. Malam ketujuh, sampai malam keseratus. Dimana pada hari keseratus ini diadakan menambak kuburan. pada siang harinya akan diadakan penambahan pagar pada kuburan, yang dihadiri oleh ninik mamak dan beberapa anak kemenakan dari pihak keluarga. Pada saat akan pergi menambak kuburan mereka akan bermusyawarah di rumah yang berduka, Mereka

43 dihidangkan makanan seperti air teh dan kue-kue kering atau roti. Setelah mereka siap makan apa yang telah dihidangkan, merekapun langsung menuju kuburan yang akan diberi penambahan disekelilingnya. Setelah selesai menambak kuburan pada siang harinya, maka malam harinya barulah diadakan kenduri disini ada makanan yang merupakan adat dan syarat dimana telah diadakannya penambahan pada kuburan. Yaitu nasi kuning dengan ayam panggang. Dimana nasi ini khusus untuk malam keseratus saja. Menurut masyarakat itulah berkat dari malam-malam sebelumnya telah diadakan penambak pada kuburan. Kemudian mulailah acara malam seratus dimulai yaitu membaca yasin, tahlil dan berzikir, setelah selesai ibu-ibu siap menghidang nasi dan lauk-pauknya. Kemudian berakhir dengan bersalam-salaman. 2 Itulah semua rangkaian dari pelaksanaan kenduri arwah yang diadakan pada masyarakat melayu pujud, yang penulis teliti langsung kelapangan. Semoga apa yang disajikan diatas dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca untuk kedepannya. A. Ritual Kenduri pada Masyarakat Pujud Bagi masyarakat melayu, kematian tidak sekedar persoalan keluarnya ruh dari raga, tetapi juga merupakan perisriwa sakral yang mejadi pintu masuk manusia ke alam selanjutnya. Kematian bukan akhir dari perjalanan hidup manusia, tetapi ia adalah awal dari kehidupan yang lain. Sebagai awal dari sebuah kehidupan baru, 2. Ibid.,

44 maka sudah sewajarnya jika mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan dalam kehidupan yang baru kelak. Kematian adalah peristiwa yang memerlukan bekal untuk menopang kehidupan barunya. Apa saja bekal yang harus dipersiapkan dan bagaimana mempersiapkan bekal mati tersebut sepenuhnya terkait dengan kepercayaan dan keyakinan setiap individu. Masyarakat Melayu juga memiliki keyakinan yang mereka percayai akan memberikan manfaat dalam kehidupan di alam kematian. Misalnya, jika seseorang membaca tahlil sebanyak sekian ribu kali, mereka yakin akan terselamatkan dari api neraka. Selain itu, bekal kematian juga mereka persiapkan dengan memperbanyak amal jariyah dan ikut mengaji tasawwuf. Kedua upaya religius ini sering kali disebut sebagai bekal tua atau bekal akhirat. Ada juga yang mempersiapkan kain atau baju yang sudah dipakai oleh almarhum untuk dihadiahkan kepada orang yang memandikannya. Pemberian ini dilandasi oleh keyakinan bahwa hadiah tersebut akan ia pergunakan di alam kematian kelak. Masih banyak lagi amalan-amalan yang biasanya diamalkan oleh masyarakat pujud agar kelak setelah mati selamat dari siksa api neraka dan mendapatkan kebahagiaan di sisi Allah SWT. Tradisi nenek moyang sulit untuk ditinggalkan walaupun tidak lagi sepenuhnya diiukuti, ini membuktikan bahwa sisa-sisa dari kepercayaan dan kebudayaan lama masih ada dalam kehidupan masyarakat dari generasi ke generasi. Tradisi kepercayaan lama dalam upacara kematian misalnya, sebagian masih dipegang erat oleh sebagian masyarakat Islam dapat dijumpai sekarang ini. Apabila

45 dilihat dari segi bentuk dan waktunya sama dengan ajaran Hindu, antara lain dapat penulis contohkan sebagai berikut: kenduri metiga hari, menujuh hari, empat puluh hari, dan seratus hari dan seterusnya. Untuk roh orang tua atau leluhur dan lain-lain terdapat persamaan dengan Pinda Pithra Yadnya dalam agama Hindu walaupun dari segi penafsirannya beda. 3 Kemudian sisa-sisa dari kepercayaan lama masih diyakini oleh sebagian anggota masyarakat ada juga yang beranggapan bahwa roh nenek moyang telah meninggal dunia masih mengganggu anak cucu yang berakibatkan jatuh sakit dan lain-lain. Sehingga mereka harus mengakui kesalahan dengan mengadakan sedekah memakai sesajian dan sebagainya, bentuk kepercayaa seperti ini tidak dijumpai dalam ajaran Islam akan tetapi terdapat dalam ajaran Hindu. Umat Hindu mempercayai tiga alam roh yang paling ditakuti antara lain: a. Bhuta, yaitu roh yang keluar dari orang yang mati karena kekerasan, kecelakaan, bunuh diri, atau karena dihukum mati oleh pemerintah. b. Preta, roh orang cacat, yang pincang, atau lumpuh dan sebagainya. c. Picasa, yaitu roh orang penipu, jahat, pemabuk, dan lain-lain. 4 Kemudian umat Hindu selain percaya akan adanya Bhuta, Preta dan Picasa mereka juga percaya tentang roh halus yang menurut mereka yang tingkatannya lebih tinggi yang mempengaruhi kehidupan manusia. 3. Suhaimi, Unsur-unsur Hinduisme dalam Tradisi Masyarakat Islam (Pekanbaru: UIN Suska Riau, 2006), hal. 42 4. Harun Hadiwiyono, Agama Hindu Budha, (Jakarta : Gunung Muliya, 1985), hal. 36

46 B. Aspek Positif dan Negatif di dalam Kenduri Arwah Adapun aspek positif yang ada di dalam tradisi kenduri arwah yaitu, berdo a untuk kaum muslimin yang hidup atau yang sudah wafat adalah anjuran agama. Membaca Al-qur an juga merupakan salah satu bentuk ibadah dianjurkan, hanya saja terdapat perbedaan paham dikalangan para ulama masalah bermanfaat atau tidaknya bacaan itu bagi orang telah wafat. Memang, dalam kitab-kitab hadits, ditemukan yang menganjurkan pembacaan al-qur an bagi orang yang akan atau telah wafat. Aspek negatif di dalam kenduri arwah yaitu, jika dilihat dari ekonomi keluarga yang kurang mampu, saat keluarganya ada yang meninggal maka sewajibnya keluarga dan tetangga yang disekitarlah yang harus membantu untuk mengadakan kenduri arwah itu. Tetapi, jika dilihat disisi keluarga yang mampu ketika ingin melaksanakan kenduri arwah, maka merekapun tidak harus dibantu keluarga dan para tetangga karena mereka memiliki kecukupan untuk melaksanakan kenduri arwah tersebut.