POTENSI DAN WILAYAH KERJA PANAS BUMI TAHUN 2008

dokumen-dokumen yang mirip
KESIAPAN DATA POTENSI PANAS BUMI INDONESIA DALAM MENDUKUNG PENYIAPAN WILAYAH KERJA

Pendahuluan. Distribusi dan Potensi. Kebijakan. Penutup

POTENSI DAN WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN PANAS BUMI DI INDONESIA

WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN PANAS BUMI PERKEMBANGAN STATUS KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Peru

KEBIJAKAN DALAM PENGUSAHAAN PANAS BUMI PASCA UU NOMOR 27 TAHUN 2003 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1. PLTP Sungai Penuh Jambi 2 x PLTP Hululais Bengkulu 2 x PLTP Kotamobagu 1 dan 2 Sulawesi Utara 2 x 20

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.41, 2010 KEMENTERIAN ESDM. Proyek Percepatan Pembangunan. Energi Terbarukan.

ASPEK HUKUM PANAS BUMI (GEOTHERMAL) DI INDONESIA 1 oleh: Mohammad Taufik Makarao 2

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab

POTENSI DAN WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN PANAS BUMI DI INDONESIA. Oleh: Rina Wahyuningsih SUBDIT PANAS BUMI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang semakin meningkat sehingga diperlukan energy alternatif untuk energi

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2010 TENTANG

PENGEMBANGAN PANAS BUMI DI INDONESIA : MENANTI PEMBUKTIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

1. List of power plant projects using renewable energy, coal and gas implemented by PT PLN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NOTA KESEPAHAMAN DENGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN

PERCEPATAN PENGEMBANGAN PANASBUMI DALAM MENGATASI KRISIS ENERGI LISTRIK

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN 2012 TANGGAL : 13 JANUARI 2012

PERCEPATAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI DALAM MENGATASI KRISIS ENERGI LISTRIK

: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

PELUANG PANAS BUMI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DALAM PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK NASIONAL

Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

2 Mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 T

Posisi geologi Indonesia yang berada di jalur vulkanik aktif dunia. membuat Indonesia memiliki potensi sumber daya mineral dan energi yang cukup

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DA VA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 01 TAHUN 2012

POTENSI PANAS BUMI UNTUK KONTRIBUSI MW. Arif Munandar dan Mochamad Nur Hadi. Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi

SPONSOR AGREEMENT PT. PLN (PERSERO) DENGAN KONSORSIUM PLT BAYU SIDRAP. Kementerian ESDM Republik Indonesia

LAMPIRAN L-3 PAGU AUDITABLE UNIT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab Satu Pendahuluan. Latar Belakang

REGULASI PANAS BUMI DAN KEBIJAKAN INVESTASI DI JAWA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat. Tantangan masa depan

2017, No sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015

Pemanfaatan Potensi Geotermal Sebagai Bentuk Ketahanan Energi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Jawa (Busur Sunda) merupakan daerah dengan s umber daya panas

PT PLN (Persero) PENGEMBANGAN PANAS BUMI Dalam PROGRAM PENINGKATAN ELEKTRIFIKASI NASIONAL MUSYAWARAH NASIONAL ASOSIASI PANAS BUMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. uap yang terbentuk di dalam reservoir bumi melalui pemanasan air bawah

GELIAT PANAS BUMI: TANTANGAN DALAM MENJAWAB KEMANDIRIAN ENERGI NASIONAL. Yunus Saefulhak dan Herlambang Setyawan

OPTIMALISASI PENERIMAAN NEGARA DALAM RAPBNP 2011

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REFUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi. Biodata

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Neraca Listrik Domestik Indonesia [2].

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai potensi sumber daya alam dengan jumlah yang

SURVEI MAGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI GUNUNG ARJUNO- WELIRANG JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia memiliki daerah vulkanik yang berlimpah. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga

Penyelidikan Head On di Daerah Panas Bumi Jaboi Wilayah Kota Sabang - Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

TIPE SISTEM PANAS BUMI DI INDONESIA DAN ESTIMASI POTENSI ENERGINYA. Oleh: Kasbani Kelompok Program Penelian Panas Bumi, PMG Badan Geologi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Harga Pembelian Listrik Skala Kecil. Menengah..

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDQNESIA

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FIT (FEED IN TARIFF) ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI INDONESIA. Nanda Avianto Wicaksono dan Arfie Ikhsan Firmansyah

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DA Y A MINERAL REPUBl.lK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 21 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

OUTLINE. Pendahuluan Panas Bumi dalam bauran energi Nasional Potensi Panas Bumi Di Indonesia Tantangan Pengembagnan Panasbumi di Indoneisia

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH

Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi Edisi 7 - Agustus Arah Pemanfaatan Sumber Daya Mineral dan Batubara

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NoMoR : 1790 K/33/MEM/2007 TENTANG

Panas Bumi dan Kebijakan Pemerintah

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

Penyelidikan Geolistrik Schlumberger di Daerah Panas Bumi Jaboi Kota Sabang, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu kawasan yang terbentuk akibat pertemuan tiga

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkand

EXECUTIVE SUMMARY PEMUTAKHIRAN DATA DAN NERACA SUMBER DAYA ENERGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PANAS BUMI UNTUK PEMANFAATAN TIDAK LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia

NASKAH AKADEMIK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PANAS BUMI

Energi Geothermal Digalakkan Kesejahteraan Masyarakat Terealisasikan Karya Ini Disusun untuk Mengikuti Lomba Esai

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD-ON DAERAH PANAS BUMI SEMBALUN, KABUPATEN LOMBOK TIMUR - NTB

SURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI BUKIT KILI GUNUNG TALANG, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT. Muhammad Kholid, Harapan Marpaung

POTENSI SUMBER DAYA ENERGI PANAS BUMI DI DANAU RANAU, LAMPUNG DAN SUMATERA SELATAN

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Energi merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. bijih besi, hal tersebut dikarenakan daerah Solok Selatan memiliki kondisi geologi

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Aplikasi Teknik Isotop dan Geokimia untuk Karakterisasi Reservoir Panasbumi Medium Enthalpy dalam rangka Percepatan Pembangunan Daerah

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/KEPMEN-KP/2014 TENTANG JEJARING PAKAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

HASIL PEMERIKSAAN BPK RI TERKAIT INFRASTRUKTUR KELISTRIKAN TAHUN 2009 S.D Prof. Dr. Rizal Djalil

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI. Disampaikan oleh

Sejak awal pengelolaan panas bumi memang diberikan kepada Chevron. Proses tender yang dilakukan hanya dagelan biar terkesan transparan.

Kode Lap. Tanggal Halaman Prog.Id. : 09 Maret 2015 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 018 KEMENTERIAN PERTANIAN ESELON I : 04 DITJEN HORTIKULTURA

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

Transkripsi:

POTENSI DAN WILAYAH KERJA PANAS BUMI TAHUN 2008 Kasbani 1, Dahlan 1 1 Kelompok Kerja Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi ABSTRAK Sebagai upaya mempercepat pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia, Pemerintah melaksanakan inventarisasi, survei, dan eksplorasi panas bumi di seluruh wilayah Republik Indonesia. Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan informasi mengenai keberadaan prospek panas bumi di Indonesia. Kelengkapan informasi yang didapatkan, direpresentasikan dalam bentuk kelas potensi. Dari hasil kegiatan yang telah dilakukan, diketahui bahwa potensi panas bumi Indonesia sampai dengan November 2008 adalah 27.670 MW. Potensi tersebut berasal dari 257 lokasi daerah panas bumi yang telah teridentifikasi yang mana 61,3% daerah masih pada tahap penyelidikan pendahuluan, 33,20% pada tahap penyelidikan rinci, 3,13% pada tahap pemboran eksplorasi dan siap dikembangkan serta 2,73% daerah yang telah berproduksi. Data tiga tahun terakhir menunjukkan bahwa peningkatan status potensi dari kelas sumber daya menjadi cadangan terduga rata-rata sebesar 170 MW per tahun. Upaya lain yang dilakukan Pemerintah adalah menetapkan 12 WKP baru dengan total potensi mencapai 1056 MW. Dengan tambahan WKP baru tersebut, saat ini keseluruhan ada 30 WKP panas bumi dengan total potensi mencapai 8500 MW. Namun dengan target pemanfaatan energi panas bumi mencapai 9500 MW pada tahun 2025, Pemerintah harus berupaya lebih keras untuk menyiapkan daerah panas bumi lainnya menjadi WKP baru dan mendorong agar WKP yang telah ditetapkan segera dikembangkan. PENDAHULUAN Sampai saat ini, pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia masih sangat terbatas bila dibandingkan dengan potensi yang ada. Berbagai upaya dalam rangka mempercepat pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia telah dilakukan oleh Pemerintah. Salah satunya adalah melalui penyediaan informasi mengenai keberadaan daerah prospek panas bumi di Indonesia yang merupakan hasil dari inventarisasi, survei, dan eksplorasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, ataupun Badan Usaha. Setiap tahunnya Pemerintah, melalui Badan Geologi, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya melakukan inventarisasi, survei, dan eksplorasi panas bumi guna mengetahui prospek panas bumi di seluruh wilayah Indonesia. Hasil inventarisasi, survei, dan eksplorasi tersebut digunakan dalam penyusunan potensi panas bumi Indonesia. Data potensi tersebut diperbaharui setiap tahunnya guna memberikan informasi terkini mengenai potensi panas bumi Indonesia. Sampai saat ini total potensi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai 27 GW yang tersebar di 257 daerah prospek panas bumi. Selain menyediakan informasi terkini mengenai potensi panas bumi Indonesia, Pemerintah juga telah menetapkan 12 wilayah kerja pertambangan (WKP) panas bumi yang tersebar di delapan Propinsi dengan total potensi mencapai 1056 MW. Penetapan WKP tersebut dimaksudkan agar daerah-daerah yang mengindikasikan adanya prospek panas bumi cukup bagus dapat segera dilelang untuk kemudian dikembangkan oleh pengembang panas bumi pemenang lelang. Dengan penetapan 12 WKP baru tersebut diharapkan dapat mendukung pencapaian target sebagaimana tertuang dalam road map pengembangan panas bumi. Dari sisi regulasi, Pemerintah juga telah mengeluarkan beberapa produk hukum terkait dengan panas bumi. Selain UU No. 27 Tahun 2003, dan PP No. 59 Tahun 2007, Pemerintah juga telah mengeluarkan Permen ESDM No. 11 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penetapan WKP Panas Bumi, Permen ESDM No. 14 Tahun 2008 mengenai Harga Patokan Penjualan Tenaga Listrik dari PLTP, Peraturan Menteri Keuangan No. 177 dan 178 Tahun 2007 mengenai pembebasan bea masuk dan PPN atas impor

barang untuk kegiatan hulu migas dan panas bumi. Regulasi tersebut diharapkan dapat mendukung dan memberikan arah bagi pengembangan energi panas bumi di Indonesia. SEBARAN POTENSI PANAS BUMI INDONESIA Letak wilayah Indonesia dalam jalur busur gunung api (ring of fire) menjadikan Indonesia kaya akan potensi panas bumi. Hal ini dikarenakan panas bumi biasanya berasosiasi dengan vulkanisme. Daerah panas bumi yang terkait dengan vulkanisme Kuarter terdistribusi mulai dari pulau Weh, Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga ke kepulauan Maluku. Panas bumi di daerah-daerah tersebut umumnya mempunyai entalpi tinggi sehingga sangat baik untuk pembangkitan listrik. Selain daerah panas bumi yang berkaitan dengan vulkanisme, Indonesia juga memiliki daerah panas bumi yang tidak berasosiasi dengan vulkanisme, yaitu di Sulawesi bagian tengah dan selatan, Kalimantan bagian barat, dan Papua. Panas bumi pada daerahdaerah ini umumnya mempunyai entalpi rendah hingga menengah. Dari total 257 daerah panas bumi yang telah diinventarisasi, sekitar 203 lokasi (80%) berasosiasi dengan jalur gunung api Kuarter dan 54 lokasi (20%) lainya berada di luar jalur tersebut. STATUS POTENSI PANAS BUMI 2008 Hasil inventarisasi panas bumi yang dilakukan oleh Badan Geologi menunjukkan sampai saat ini tercatat ada 257 daerah panas bumi dengan total potensi mencapai 27 GW yang tersebar dari propinsi Nangroe Aceh Darussalam hingga Irian Jaya Barat. Data tersebut didapatkan dari berbagai sumber, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupun Badan Usaha atau Pengembang. Dalam empat tahun terakhir, perkembangan potensi panas bumi Indonesia adalah 27.483 MW pada tahun 2005, 27.510 MW pada tahun 2006, 27.601 pada tahun 2007 dan 27.670 MW pada November 2008. Jumlah potensi tersebut terdiri dari potensi panas bumi pada kelas sumber daya dan cadangan. Kelas potensi menunjukkan tingkat kelengkapan data yang tersedia. Potensi pada kelas sumber daya didapatkan melalui perhitungan dengan menggunakan metode perbandingan, yaitu dengan membandingkan daya listrik di suatu daerah panas bumi dengan daerah panas bumi lain yang telah berproduksi dan mempunyai kemiripan karakteristik. Adapun untuk potensi pada kelas cadangan didapatkan melalui perhitungan dengan menggunakan metode volumetris dengan menggunakan beberapa asumsi, diantaranya asumsi ketebalan reservoir. Asumsi ketebalan yang digunakan untuk daerah panas bumi di pulau Sumatera dan Jawa adalah 2 km sedangkan untuk daerah di luar Sumatera dan Jawa adalah 1 km. Dari hasil perhitungan tersebut, peningkatan status kelas potensi selama tiga tahun berdasarkan hasil kegiatan survei yang telah dilakukan Badan Geologi adalah sebagai berikut. Pada tahun 2006 terdapat peningkatan potensi pada kelas cadangan terduga sebesar 232 MW, pada tahun 2007 sebesar 191 MW, dan pada tahun 2008 sebesar 94 MW. Peningkatan status cadangan terduga pada tahun 2008 tersebut berasal dari daerah panas bumi Massepe, Sulawesi Selatan, dan Tambu, Sulawesi Tengah. Daerah panas bumi Masepe semula mempunyai potensi pada kelas sumber daya spekulatif sebesar 25 MW dan kini menjadi kelas cadangan terduga 80 MW. Daerah panas bumi Tambu, yang merupakan daerah panas bumi yang baru teridentifikasi, mempunyai potensi pada kelas cadangan terduga sebesar 14 MW. Adapun untuk daerah panas bumi lainnya, seperti Cubadak, Pararra, dan Gunung Endut, yang pada tahun 2008 ini dilakukan penyelidikan pendahuluan, belum merubah jumlah dan kelas potensinya dikarenakan kegiatan masih berlangsung. Dari sisi penambahan lokasi daerah panas bumi baru, terjadi penambahan pada tahun 2005, 2006, dan 2008. Pada tahun 2005 terdapat penambahan satu lokasi yaitu daerah panas bumi Lompio di Sulawesi Tengah, pada tahun 2006 terdapat penambahan tiga lokasi yaitu daerah panas bumi Kepala Madan, Waeapo, dan Batabual dimana ketiganya berada di propinsi Maluku. Pada tahun 2007 tidak ada penambahan lokasi baru dan pada tahun 2008 terdapat penambahan satu lokasi baru, yaitu daerah panas bumi Tambu, Sulawesi Tengah. Dilihat dari status penyelidikannya, dari 257 daerah panas bumi yang ada, 157 lokasi (61,3%) daerah panas bumi masih pada tahap penyelidikan pendahuluan atau inventarisasi dengan potensi pada kelas sumber daya spekulatif atau hipotetis.

Daerah yang telah disurvei secara rinci melalui survei permukaan dengan atau tanpa pengeboran landaian suhu sebanyak 85 lokasi (33,20%). Daerah yang telah dilakukan pengeboran eksplorasi atau siap dikembangkan sebanyak 8 daerah (3,13%). Daerah panas bumi yang telah dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik saat ini baru 7 lokasi atau 2,73% dengan kapasitas total terpasang 1042 MW. Ketujuh daerah panas bumi yang telah berproduksi tersebut adalah Sibayak (2 MW), G. Salak (375 MW), Kamojang (200 MW), Darajat (255 MW), Wayang Windu (110 MW), Dieng (60 MW), dan Lahendong (40 MW). WILAYAH KERJA PANAS BUMI Dalam rangka mempercepat pengembangan energi panas bumi terutama untuk pemanfaatan tidak langsung (pembangkitan listrik), Pemerintah telah menetapkan beberapa WKP baru untuk daerah-daerah panas bumi yang kelengkapan datanya telah mencukupi dan mempunyai prospe.k cukup bagus. Terdapat dua belas WKP baru yang telah ditetapkan Pemerintah dimana beberapa diantaranya telah dilelang dan sebagian lainnya akan segera dilelang. Keduabelas WKP tersebut adalah Seulawah Agam (160 MW, NAD), Jaboi (50 MW, NAD), Gunung Talang (36 MW, Sumatera Barat), Tampomas (20-50 MW, Jawa Barat), Cisolok-Cisukarame (30 MW, Jawa Barat), Tangkuban Parahu (100 MW, Jawa Barat), Ungaran (100 MW, Jawa Tengah), Ngebel Wilis (120 MW, Jawa Timur), Blawan-Ijen (270 MW, Jawa Timur), Huu Daha (65 MW, Nusa Tenggara Barat), Sokoria (30 MW, NTT), Jailolo (75 MW, Maluku Utara). Seulawah Agam (NAD) WKP Seulawah Agam ditetapkan dengan SK Menteri ESDM No. 1786.K/33/MEM/2007. Secara administratif WKP Seulawah Agam termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Aceh Besar dengan total potensi panas buminya adalah 160 MW pada kelas cadangan terduga. Daerah Seulawah Agam tersebut berada di kompleks Gunung Seulawah di tepi depresi Krueng Raya bagian timur laut, yaitu di sesar Lamteuba-Baro. Sampai akhir 2008 WKP ini belum dilelang oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Besar. Jaboi (NAD) WKP Jaboi ditetapkan dengan SK Menteri ESDM No. 1514.K/30/MEM/2008. Secara administratif WKP ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sabang. Potensi Panas bumi di daerah Jaboi adalah 50 MW pada kelas cadangan terduga. Secara geologi, daerah panas bumi Jaboi terletak di P Weh yaitu pulau gunung api berupa kompleks kerucut vulkanik yang merupakan kelurusan dari kerucut lain di pulau Sumatera antara lain Seulawah Agam, Sibayak, dan Sorik Merapi. Status WKP Jaboi saat ini adalah dalam tahap pelelangan oleh Pemerintah Daerah. Gunung Talang (Sumatera Barat) WKP Gunung Talang ditetapkan melaui SK Menteri ESDM No. 2471.K/30/MEM/2008. Potensi panas bumi di daerah Gunung Talang sebesar 65 MW, berada pada kelas cadangan terduga. Secara administratif WKP seluas 33.080 ha ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Status WKP saat ini masih belum dilelangkan oleh Pemerintah Daerah. Tampomas (Jawa Barat) WKP Tampomas ditetapkan dengan SK Menteri ESDM No. 1790.K/33/MEM/2007. Secara administratif WKP Tampomas termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sumedang dan Subang. Potensi Panas bumi di daerah Tampomas adalah 20 50 MW pada kelas cadangan terduga. WKP ini telah dilelang oleh Pemerintah Daerah pada tahun 2008. Cisolok Cisukarame (Jawa Barat) WKP Cisolok Cisukarame ditetapkan dengan SK Menteri ESDM No. 1937.K/30/MEM/2007. Secara administratif WKP Cisolok Cisukarame termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sukabumi. Potensi Panas bumi di daerah Cisolok Cisukarame adalah 30 45 MW pada kelas cadangan terduga. WKP ini telah dilelang oleh Pemerintah Daerah pada tahun 2008. Tangkuban Parahu (Jawa Barat) WKP Tangkuban Parahu ditetapkan dengan SK Menteri ESDM No. 2995.K/30/MEM/2007. Secara administratif WKP Tangkuban Parahu termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Bandung, Subang, dan Purwakarta. Potensi Panas bumi di daerah Tangkuban Parahu adalah 100 MW pada kelas cadangan terduga. WKP ini telah dilelang oleh Pemerintah Daerah pada tahun 2008. Ungaran (Jawa Tengah) WKP Ungaran ditetapkan melaui SK Menteri ESDM No. 1789.K/33/MEM/2007. Potensi panas bumi di daerah Ungaran sebesar 100 MW, berada

WKP seluas 29.800 ha ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Semarang dan Kendal. Secara geologi, sistem panas bumi G. Ungaran terletak di dalam sebuah depresi dimana kerucut-kerucut muda seperti G. Gugon dan G. Mergi tumbuh di ring depresi tersebut. Status WKP saat ini belum dilelangkan oleh Pemerintah Daerah. Telaga Ngebel (Jawa Timur) WKP Telaga Ngebel ditetapkan melaui SK Menteri ESDM No. 1788.K/33/MEM/2007. Potensi panas bumi di daerah Telaga Ngebel sebesar 120 MW, berada pada kelas cadangan terduga. Secara administratif WKP seluas 31.880 ha ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Ponorogo dan Madiun, Jawa Timur. Secara geologi, sistem panas bumi Ngebel-Wilis berada di dalam komplek vulkanik Kuarter Liman, Limas dan Ngebel yang berarah hampir timur-barat dengan titik erupsi termuda terletak di Telaga Ngebel. Status WKP saat ini masih masih belum dilelangkan oleh Pemerintah Daerah Blawan Ijen (Jawa Timur) WKP Blawan Ijen ditetapkan melaui SK Menteri ESDM No. 2472.K/30/MEM/2008. Potensi panas bumi di daerah Blawan Ijen sebesar 270 MW, berada pada kelas cadangan terduga. Secara administratif WKP seluas 62.620 ha ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Banyuwangi dan Situbondo, Jawa Timur. Status WKP saat ini masih belum dilelangkan oleh Pemerintah Daerah. Huu Daha (Nusa Tenggara Barat) WKP Huu Daha ditetapkan melaui SK Menteri ESDM No. 2473.K/30/MEM/2008. Potensi panas bumi di daerah Huu Daha sebesar 65 MW berada WKP seluas 19.310 ha ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Status WKP saat ini belum dilelangkan oleh Pemerintah Daerah. Sokoria (Nusa Tenggara Timur) WKP Sokoria ditetapkan melaui SK Menteri ESDM No. 1534.K/30/MEM/2008. Potensi panas bumi di daerah Sokoria sebesar 30 MW, berada WKP seluas 42.570 ha ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Status WKP saat ini masih dalam proses pelelangan oleh Pemerintah Daerah. Jailolo (Maluku Utara) WKP Jailolo ditetapkan melaui SK Menteri ESDM No. 1787.K/33/MEM/2007. Potensi panas bumi di daerah Jailolo sebesar 75 MW, berada WKP seluas 13.580 ha ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara. Status WKP saat ini telah selesai dilelangkan oleh Pemerintah Daerah. Penetapan keduabelas WKP panas bumi tersebut diharapkan dapat mempercepat pengembangan energi panas bumi di Indonesia. Dengan ditetapkannya WKP tersebut berarti saat ini ada 31 WKP panas bumi dengan total potensi mencapai 8500 MW. Dengan asumsi setiap WKP panas bumi dapat dikembangkan sebagai pembangkit listrik dengan kapasitas 80% dari cadangan yang ada, diharapkan dari WKP yang ada saat ini dapat berkontribusi sebesar 6800 MW. Sebagaimana tertuang dalam road map pengembangan panas bumi, pemanfaatan energi panas bumi ditargetkan mencapai 9500 MW pada tahun 2025 dan diharapkan dari WKP baru yang telah ditetapkan sudah ada yang berproduksi pada periode tahun 2012-2016. Dengan asumsi dan target tersebut berarti Pemerintah harus berupaya lebih keras untuk menyiapkan daerah-daerah panas bumi lainnya menjadi WKP baru. Pelaksanaan survei pendahuluan panas bumi untuk menyiapkan data yang mendukung dalam penyiapan WKP menjadi sangat penting. PENUTUP Sampai dengan November 2008, total potensi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai 27.670 MW yang tersebar di 257 daerah prospek panas bumi. Dari sisi jumlah potensi yang ada, dari tahun 2005 sampai dengan 2008 tidak mengalami banyak perubahan, namun dari sisi peningkatan status kelas potensi terjadi peningkatan dari kelas sumber daya menjadi cadangan terduga rata-rata sebesar 170 MW per tahun. Dalam upayanya mempercepat pengembangan energi panas bumi di Indonesia, Pemerintah telah menetapkan 12 WKP baru dengan total potensi mencapai 1056 MW. Beberapa dari WKP tersebut telah dilelang oleh Pemerintah Daerah, sementara sebagian lainnya baru akan atau masih dalam proses pelelangan. Adanya tambahan 12 WKP panas bumi baru tersebut diperkirakan masih belum memadai untuk memenuhi target

sebagaimana tertuang dalam road map pengembangan panas bumi. Dengan demikian Pemerintah harus berupaya lebih keras untuk menyiapkan daerah-daerah panas bumi lainnya menjadi WKP baru. DAFTAR PUSTAKA Kasbani, Dahlan, Suhanto Edi, Kesiapan Data Potensi Panas Bumi Indonesia dalam Mendukung Penyiapan Wilayah Kerja, Kumpulan Makalah Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi, 2007 Status Potensi Panas Bumi Indonesia Tahun 2005, Pusat Sumber Daya Geologi, 2006 (tidak dipublikasikan) Status Potensi Panas Bumi Indonesia Tahun 2006, Pusat Sumber Daya Geologi, 2007 (tidak dipublikasikan) Status Potensi Panas Bumi Indonesia Tahun 2007, Pusat Sumber Daya Geologi, 2008 (tidak dipublikasikan) Wahyuningsih Rina, Potensi dan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi, Kumpulan Makalah Hasil Kegiatan Lapangan Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, 2005

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN Tabel 1. Potensi Panas Bumi Indonesia Tahun 2008 Pulau Sumber Daya Cadangan Terpasang Spekulatif Hipotetis Terduga Mungkin Terbukti (MWe) (MWe) (MWe) (MWe) (MWe) (MWe) Sumatra 5000 2194 5745 15 380 12 Jawa 1960 1771 3225 885 1815 1000 Bali 70-226 - - - Nusa Tenggara 340 359 747-15 - Kalimantan 45 - - - - - Sulawesi 875 32 959 150 78 40 Maluku 370 37 327 - - - Papua 50 - - - - - Jumlah 8710 4393 11229 1050 2288 257 Lokasi 13103 14567 Total 27670 1052 Tabel 2. Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panas Bumi Baru No. Nama WKP Propinsi Potensi (MW) Ditetapkan Keterangan 1. Jaboi NAD 50 2008 Dalam proses lelang 2. Seulawah Agam NAD 160 2007 Siap dilelangkan 3. Gunung Talang Sumatra barat 36 2008 Siap dilelangkan 4. Tangkuban Parahu Jawa Barat 100 2007 Selesai dilelang 5. Tampomas Jawa Barat 20-50 2007 Selesai dilelang 6. Cisolok - Cisukarame Jawa Barat 30 2007 Selesai dilelang 7. Ungaran Jawa Tengah 100 2007 Siap dilelangkan 8. Ngebel - Wilis Jawa Timur 120 2007 Siap dilelangkan 9. Blawan - Ijen Jawa Timur 270 2008 Siap dilelangkan 10. Huu - Daha NTB 65 2008 Siap dilelangkan 11. Sokoria NTT 30 2008 Dalam proses lelang 12. Jailolo Maluku Utara 75 2007 Selesai dilelang

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN JABOI G. TALANG TANGKUBAN IJEN SOKORIA HUU DAHA New Workin Area Gambar 1. Peta lokasi WKP Panas Bumi Indonesia