BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan suatu negara. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta nilai-nilai sehingga sehingga mampu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan pribadi dan masyarakat. Sesuai dengan UU Republik

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran kelas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB 1 PENDAHULUAN. keagamaan, pengendaliaan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (dalam Samino, 2010: 36). Pendidikan berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, pasal 3). Pendidikan di Sekolah Dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, serta mempersiapkan 1

2 siswa untuk melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Penyelenggaraan pedidikan di SD berpedoman pada tujuan pendidikan nasional. (Pasal 2 SK Mendikbud No. 0487 Tahun 1992 Tentang Sekolah Dasar) dalam Tatang Syaripudin (2003: 120). Berdasarkan pemaparan di atas, maka pendidikan memiliki peranan yang sangat penting terhadap kehidupan manusia. Oleh karena itu, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memajukan pendidikan yaitu dengan menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa. Dimana seorang guru berperen sebagai fasilitator, yaitu berusaha semaksimal mungkin untuk memfasilitasi semua kebutuhan siswa dalam kegiatan belajar sehingga pembelajaran yang terjadi adalah student centered atau pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada kenyataannya masih banyak siswa yang menganggap bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang membosankan, meraka hanya mendengarkan guru menjelaaskan materi pelajaran, tanpa adanya suatu tindakan atau kegiatan sebagai pengalaman dalam belajar. Guru masih cenderung menggunakan metode pembelajaran yang konvensional serta materi pembelajaran tidak sepenuhya dapat dipahami oleh siswa. Sehingga pembelajaran yang terjadi masih bersifat teacher centered atau pembelajaran yang berpusat pada guru. Pembelajaran IPA memiliki fungsi yang fundamental dalam menimbulkan serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka IPA perlu

3 diajarkan dengan cara yang tepat dan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan atau menerapkan ideidenya sendiri melalui proses dan sikap ilmiah. Selama ini mata pelajaran IPA dipandang sebagai mata pelajaran hafalan yang tidak memerlukan pemikiran yang begitu mendalam, karena itu guru dalam menyampaikan pelajaran IPA pun hanya sekedar memakai metode konvensional. Padahal pelajaran IPA itu merupakan pelajaran yang sangat penting dan memerlukan demonstrasi serta praktik dalam penyampaiannya. Pada kondisi seperti ini hasil belajar siswa untuk pelajaran IPA pun rendah, itu dikarenakan guru masih menggunakan metode ceramah yang monoton dan kurang bervariasi, sehingga siswa sulit memahami materi pelajaran yang disampaikan. Melihat kondisi tersebut, maka seorang guru dituntut untuk dapat menggunakan berbagai model pembelajaran yang inovatif, sehingga siswa tidak merasa bosan dan tercipta kondisi belajar yang aktif, interaktif, efektif, efisian dan menyenangkan. Selain itu diperlukan adanya motivasi baik dari dalam diri siswa maupun dari guru melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu yang bersamaan dapat membuat mereka berfikir tentang materi pelajaran. Berdasarakan dari survai awal yang dilakukan menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) sebanyak 13 siswa (56,52%) dari 23 siswa dan siswa yang mempunyai kemampuan diatas nilai KKM sebanyak 10 siswa (43,48%) dari 23 siswa.

4 Hasil yang dicapai siswa kelas IV SD Negeri Karangtengah 02 sangat jauh dari memuaskan, dimana masih banyak siswa yang nilainya selalu kurang dari KKM yakni 70. Hal ini terjadi karena ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Karangtengah 02 dapat dilihat dari hal-hal berikut: 1) Adanya pembelajaran yang terpusat pada guru, dimana guru menerangkan materi pembelajaran dan siswa hanya mendengarkan penjelasan guru; 2) Siswa menganggap pelajaran IPA mudah dipahami dan tidak memerlukan pemikiran yang mendalam, sehingga siswa cenderung meremehkan; 3) Dalam pembelajaran guru masih menggunakan metode konvensional, sehingga siswa merasa bosan dan malas dalam mengikuti pembelajaran; 4) Media pembelajaran kurang menarik, dimana guru hanya memakai papan tulis saja sehingga siswa difungsiskan untuk melihat dan mendengarkan ceramah guru saja. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar ini, akan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut peneliti untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Lightening The Learning Climate. Menurut Mel Silberman yang diterjemahkan oleh Sarjuli (2007: 90) dalam bukunya Active Learning101 Strategi Pembelajaran Aktif, telah menulis 101 strategi pembelajaran aktif, salah satunya adalah Lightening The Learning Climate (Mengurangi Suasana Belajar Formal). Lightening The Learning Climate adalah suatu model pembelajaran dimana sebuah kelas dapat dengan cepat mencapai suatu iklim belajar yang informal, tidak mengancam, dengan mengajak peserta didik untuk menggunakan humor kreatif tentang pelajaran secara langsung. Strategi ini sangatlah informal, akan tetapi pada waktu yang sama dapat membuat peserta didik untuk berfikir tentang materi pelajaran.

5 Model pembelajaran Lightening The Learning Climate ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Model pembelajaran Lightening The Learning Climate dapat digunakan untuk menghidupkan suasana belajar, sehingga dengan model pembelajaran Lightening The Learning Climate dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mengesankan, kebersamaan dalam pembelajaran, demokrasi. Pada akhirnya siswa lebih tertarik untuk mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam sehingga akan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka dalam penelitian ini peneliti memilih judul berupa PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGTENGAH 02 TAHUN AJARAN 2012/2013. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah diatas, timbul beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPA masih bersifat konvensional dan kurang bervareasi, yaitu metode ceramah sehingga hasil belajar siswa rendah.

6 2. Siswa kurang berani dalam menyampaikan ide, gagasan, pendapat, dan pertanyaan. 3. Dalam proses pembelajaran masih bersifat teacher centered yaitu pembelajaran hanya berpusat pada guru tanpa adanya umpan balik dari siswa, sehingga pembelajaran yang tercipta kurang menarik dan menyenangkan. 4. Media pembelajaran yang digunakan kurang menarik, dimana guru hanya memakai papan tulis saja sehingga siswa sering merasa jenuh. 5. Masih rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Motivasi yang dimaksud adalah dorongan atau keinginan untuk berhasil dalam belajar. 6. Masih rendahnya hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Hasil belajar yang dimaksud adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka pengkajian dan pembatasan masalah dititik beratkan pada: 1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Lightening The Learning Climate untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. 2. Motivasi belajar IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) siswa kelas IV SD Negeri Karangtengah 02 Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo.

7 3. Hasil belajar IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) siswa kelas IV SD Negeri Karangtengah 02 Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. D. Rumusan Masalah Dalam setiap penelitian diperlukan adanya kejelasan dari masalah yang menjadi obyek penelitian. Dalam hal ini diperlukan rumusan sehingga tidak terjadi kesalahan. Berdasarkan hal tersebut kemudian dirumuskan pokok pembahasan sebagai berikut: 1. Apakah dengan penerapan model pembelajaran Lightening The Learning Climate dapat meningkatkan motivasi siswa kelas IV SD Negeri Karangtengah 02? 2. Apakah dengan penerapan model pembelajaran Lightening The Learning Climate dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangtengah 02? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran Lightening The Learning Climate. 2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran Lightening The Learning Climate.

8 F. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritik a. Memberikan sumbangan bagi pengembang pengetahuan khususnya tentang motivasi dan hasil belajar IPA melalui penerapan model pembelajaran Lightening The Learning Climate. b. Memberikan kontribusi bahwa motivasi dan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran Lightening The Learning Climate. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat Bagi Siswa 1) Meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA pada kelas IV SD Negeri Karangtengah 02. 2) Meningkatkan motivasi siswa dalam mengerjakan tugas mandiri maupun kelompok. 3) Meningkatkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat (menyatakan dengan benar) melalui kerja kelompok. 4) Melatih siswa dalam menyimpulkan masalah dan hasil kajian pada masalah yang dikaji.

9 5) Meningkatkan penguasaan materi IPA dan mengambil nilai-nilai untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 6) Melatih siswa SD Negeri Karangtengah 02 untuk berfikir kritis, sistematis dan ilmiah. b. Manfaat Bagi Guru 1) Memberikan pengetahuan baru tentang pembelajaran yang inovatif. 2) Memberikan gambaran bagi guru tentang pentingnya model pembelajaran Lightening The Learning Climate terkait dengan paningakatan motivasi dan hasil belajar IPA. 3) Membantu guru dalam usaha menghidupkan suasana kelas sehingga menjadi bentuk pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. c. Manfaat Bagi Sekolah 1) Memberikan informasi dan acuan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dengan penerapan model pembelajaran aktif dalam pembelajaarn di sekolah. 2) Dapat membentu meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga secara keseluruhan hasil belajar siswa dapat meningkat.