BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Islam akan bekerja sekuat tenaga untuk mewujudkan kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
PRAKTEK JUAL BELI ISTISHNA PADA USAHA PEMBUATANPERAHU DESA BENCAH KELUBI KECAMATAN TAPUNG DITINJAU PERSPEKTIF FIQIH MUAMALAH

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Ekonomi Islam adalah sebuah sistem ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya pada. ditangguhkan sampai waktu yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai kepentingan yang berbeda-beda, maka. satu dengan lainnya dalam berbagai kepentingan. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang dapat ditangkap oleh masyarakat Indonesia, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. proses ditribusi kekayaan tersebut dan berbagai hal kegiatan Ekonomi diliputi

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan/tabungan dan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan. Dalam hal ini perlunya interaksi antara sesama. Di samping. hidup. Dalam ekonomi dikenal dengan istilah bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur semua aspek kehidupan manusia, baik aqidah, ibadah, akhlak. membeda-bedakan antara muslim dan non muslim.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang menjadi. kekurangan dana. Karena itu industri perbankan mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyangkut pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

HADIAH TETHADAP NASABAH DI BADAN USAHA MILIK DESA MAKMUR SEJAHTERA MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Agar perusahaan unggul dalam persaingan, selain berwawasan

PERBANKAN SYARIAH TRANSAKSI SALAM AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. bersusah payah untuk melunasi utang beserta bunganya kepada pemilik dana. 1

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan manusia dan pengetahuan teknologi yang dimiliki. 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menurut muhammad bin Hasan al-syaibani dalam kitabnya al-

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhankebutuhan. yang harus dipenuhi. Seluruh aktivitas ekonomi yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan dan perjalanan sejarah manusia, aspek ekonomi juga

BAB I PENDAHULUAN. (komprehensif) dan abadi ( universal) bagi seluruh umat manusia. Al Quran

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pembangunan disegala bidang yang lumayan tinggi dan. PLN harus menyediakan pasokan listrik yang cukup, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB I PENDAHULUAN. dan sosialisme. Sistem tersebut mengacu kepada prinsip-prinsip yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini semakin disadari bahwa dengan semakin. bertambahnya persaingan antar perusahaan yang satu dengan yang

EKE J R A J A A N A N D I D TI

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

AKAD PELAKSANAAN KERJASAMA SEWA MENYEWA LAHAN ANTARA PT. NUSA PRIMA MANUNGGAL DENGAN MASYARAKAT DITINJAU MENURUT EKONOMI ISLAM

PENERAPAN AKAD IJARAH PADA PEMBIAYAAN PRODUK MULTI JASA MENURUT EKONOMI ISLAM (STUDI PT. BPRS BERKAH DANA FADHLILLAH AIR TIRIS) SKRIPSI

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

OLEH : RUSLAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara, dan menghasilkan persaingan yang lebih ketat terhadap pola dan

S K R I P S I. Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syari ah (SE.Sy)

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan harta agar seseorang dapat memenuhi kebutuhannya, menikmati

PELAKSANAAN SISTEM MUSAQAH DALAM PENGELOLAAN PERKEBUNAN SAWIT DI DESA SUNGAI PUTIH KECAMATAN TAPUNG DITINJAU MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI

MEKANISME PENENTUAN HARGA PENGIRIMAN BARANG DALAM MANAJEMEN RESIKO DITINJAU MENURUT EKONOMI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang pesat di perbankan syariah ini belum memadai bila dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan bagian dari kehidupan manusia, dalam. berdasarkan Al-Quran Al Karimdan As-Sunnah Nabawiyah.

BAB I PENDAHULUAN. akal manusia untuk menganalisa hukum-hukum syara, meneliti. perkembangan dengan pedoman pada nash-nash yang telah ada, supaya

PENGARUH PERBEDAAN BAHASA DALAM BERKOMUNIKASI TERHADAP PENETAPAN HARGA JUAL BELI BARANG DI PASAR ATAS BUKITTINGGI MENURUT PERSPEKTIF FIQIH MUAMALAH

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

ARISMAN NIM PROGRAM S1 JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERISULTAN SYARIF KASIM RIAU

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan usaha, yakni salah satunya adalah strategi pemasaran.

SKRIPSI OLEH : SARLINDA NIM : PROGRAM S1 JURUSAN MUAMALAH

PENETAPAN UPAH JASA PENGGILINGAN PADI DI DESA SUNGAI UPIHKECAMATAN KUALA KAMPAR KABUPATEN PELALAWANDITINJAU MENURUT PERSPEKTIF FIQIH MU AMALAH

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG JUAL BELI ISTISHNA. atas dasar saling merelakan, atau jual beli merupakan pemilikan harta benda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia mondren sekarang ini peranan perbankan dalam

STRATEGI MARKETING DAN PELAYANAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN DAN LOYALITAS PELANGGAN PADA USAHA MARTABAK BANGKA DI KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. keuangan bukanlah sebuah pabrik atau produsen yang menghasilkan uang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syari ah (SE, Sy) Oleh: RATNA DEWI NIM.

BAB I PENDAHULUAN. mengalihkan dana yang tersedia dari penabung kepada pengguna dana, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang berdasarkan. ketuhanan dan etika. Ia terpancar dari aqidah Islamiah.

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh: NORAZRINA NIM.

BAB I PENDAHULUAN. Ji alah dalam kehidupan sehari-hari diartikan oleh para fuqaha dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semakin bertambahnya kebutuhan hidup, terutama kebutuhan

RESPON KARYAWAN TERHADAP PENETAPAN UPAH KERJA UNTUK KESEJAHTERAAN KARYAWAN PADA PT. MITRA UTAMA ESTUARI DI PEKANBARU MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

Prinsip Sistem Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. memberatkankalangan yang tidak mampu tetapi, juga memberatkan dari

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Syarat untuk Melengkapi Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004. tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan saran pemenuhan kebutuhan yang berpedoman pada nilai-nilai Islam. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Otonomi Daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang berdasarkan kepada firman Allah SWT yang. termaktub didalam Al-Qur an dan sunnah Rasulullah saw.

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini disebabkan, salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara adalah dari

BAB I PENDAHULUAN. mu amalah. Maua malah adalah kegiatan yang mengatur hal-hal yang

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh. Bank Umum Syariah diseluruh Indonesia yang mempublikasikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia pengembangan Ekononomi Islam telah di adopsi kedalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah menjanjikan rezeki bagi makhluk yang ada di permukaan bumi ini, namun

III.2. ISTISHNA. B. Dasar Pengaturan 01. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. 02. PSAK 104 tentang Akuntansi Istishna.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, perdagangan terutama dalam bidang ekonomi. Merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank atau perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan di

EKSISTENSI PASAR SENGGOL DI KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Salah satu tujuan dilaksanakannya

ANALISA PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG HARAPAN RAYA PEKANBARU. Oleh MISRON SIREGAR

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SE.

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1966 di sebuah desa yang kecil, yang tepatnya berada di

Bab 10 AKUNTANSI TRANSAKSI SALAM DAN SALAM PARALEL

BAB I PENDAHULUAN. dana (liabilities), penyaluran dana (asset) berupa pembiayaan, dan jasa-jasa

UPAYA PT. BANK RIAU KEPRI CABANG PEMBANTU SYARIAH TEMBILAHAN DALAM MEMBANGUN TRUST BUILDING TERHADAP NASABAH DEPOSAN

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya sesuai dengan prinsip ekonomi.

PENYEWAAN (IJARAH) PAKAIAN PENGANTIN MENURUT. PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM(StudiKasus di

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. sekundernya, contohnya keinginan memiliki mobil, motor, HP dan lain-lain, hal pokok yang melekat pada setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan dan penyaluran dana ke masyarakat dalam bentuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Ekonomi Islam adalah sebuah sistem ekonomi yang berdasarkan ketuhanan dan etika. Ia terpancar dari etika yang Islamiah. Islam sengaja diturunkan oleh Allah SWT untuk seluruh umat manusia. Sehingga Ekonomi Islam akan bekerja sekuat tenaga untuk mewujudkan kehidupan yang baik dan sejahtera bagi manusia. Tetapi hal ini bukanlah sebagai tujuan akhir, sebagaimana dalam sistem ekonomi yang lain. Ekonomi Islam bertitik tolak dari Allah sebagai satu-satunya sesembahan dan memiliki tujuan akhir pada Allah juga (Allah Kaghoyatul Ghoyyah). Penampakan yang sangat mencolok dari Ekonomi Islam adalah bagaimana proses distribusi kekayaan tersebut dan berbagai hal kegiatan ekonomi diliputi perasaan atas setiap perilaku kegiatan ekonomi bahwa dirinya selalu diawasi oleh Allah (muraqabatullah) dan senantiasa bersama Allah (ma iyatullah). Dan sikap ini akan muncul dari keimanan seseorang pada Sang Khaliq. 1 Ada beberapa jenis transaksi dalam Ekonomi Islam, salah satunya yaitu transaksi Istishna. Bai Al istishna atau biasa disebut dengan Istishna merupakan kontrak jual beli dalam pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni ) dan penjual (pembuat/ shani ). Dalam hal pembayaran, 1 Akmad Mujahidin, Ekonomi islam, (Pekanbaru: Al- Mujtahadah Press,2010), h.2-3. 1

2 transaksi Istishna dapat dilakukan dimuka, melalui cicilan, atau ditangguhkan sampai suatu waktu pada masa yang akan datang. 2 Akad Istishna tidak berlaku (belum mempunyai konsekuensi) sebelum barang itu dibuat. Begitu pula setelah barang itu selesai dibuat. Kedua belah pihak memiliki hak khiyar untuk melanjutkan akad atau membatalkannya, atau mengubahnya selama pemesan belum melihat barang yang telah dipesannya selesai. Sehingga pembuat barang tersebut menjualnya sebelum dilihat oleh pemesan, boleh saja. Karena akad tersebut belum berlaku dan yang dimaksud dalam akad tersebut bukan semata-mata barang yang dibuat itu sendiri, melainkan esensi dari barang itu. 3 Salah satu contoh jual beli istishna adalah pada usaha batu nisan yang ada di Kecamatan Tampan. Usaha Batu Nisan adalah salah satu usaha yang menyediakan pesanan Batu Nisan bagi yang memesan. Dalam usaha ini penjual dan pembeli melakukan akad Istishna (barang yang akan diperjual belikan ini belum ada. Dan akan di produksi setelah keduanya melakukan kesepakatan. Untuk pembayaran dan pengambilan barangnnya juga dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah pihak). 4 Sebagaimana penuturan dari seorang penempah usaha batu nisan di kecamatan tampan pekanbaru mengatakan bahwa dalam memesan barang pada usaha batu nisan ada beberapa hal yang belum sesuai dengan akad dan 2 Rizal Yahya, Akuntansi Perbankan Syari ah, (Jakarta: Selemba Empat, 2009), h. 254 3 Wahbah Zulhaili, Fiqih Muamalah Perbankan Syari ah, (Jakarta: PT. Bank Muamalat Indonesia TBK, 1999), hlm. 4-5. 4 Ardi, (Pemilik Usaha Cahaya Erma Nisan), Wawancara, Tanggal 29 Maret 2014,

3 kesepakatan yang dilakukan seperti keterlambatan dalam penyelesaian barang dan akad kurang jelas. Dengan adanya keterlambatan penyerahan barang dan akad kurang jelas dari pemilik usaha sehingga penempah merasa terkicuh atau kecewa dalam pemesanan barang. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pelaksanaan konsep istishna pada usaha pemesanan Batu Nisan di Kecamatan Tampan Pekanbaru, ialah penempah memesan barang yang dibutuhkannya dengan menjelaskan kriteria barang seperti : ukuran barang, tulisan,warna,dan bentuk keramik, kemudian antara pemilik usaha dengan pemesan barang mengadakan kesepakatan mengenai uang muka yang akan diberikan, ukuran batu nisan dan kapan pengambilan batu nisan. Akad istishna dalam usaha ini berakhir ketika barang telah diambil dan pembayaran telah dilunasi oleh pemesan. 5 Dalam pemesanan batu nisan terdapat sebuah fenomena yang terjadi yang mana salah satu rukun tidak dipenuhi yaitu adanya permasalahan keterlambatan pengambilan barang oleh konsumen sehingga modal usaha tidak berputar secara optimal. Akibatnya modal tidak berputar seperti yang diinginkan pemilik usaha atau penjual. 6 Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dengan judul : DAMPAK IMPLEMENTASI KONSEP ISTISHNA PADA USAHA BATU NISAN DI KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU MENURUT EKONOMI ISLAM. 5 Wandi, (Karyawan Cahaya Endah Nisan), Wawancara, Tanggal 29 maret 2014, 6 Edi (Pemilik Usaha Mutiara Berlian) Wawancara, Tanggal 29 Maret 2014,

4 B. Batasan Masalah Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan mendalam tentang permasalahan ini, Maka pembahasan difokuskan kepada implementasi konsep Istishna pada usaha Batu Nisan di Kecamatan Tampan Pekanbaru menurut Ekonomi Islam. C. Rumusan Masalah Berdasarkan Batasan masalah diatas, maka permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi konsep istishna pada usaha Batu Nisan di Kecamatan Tampan Pekanbaru? 2. Bagaimana implementasi konsep Istishna pada usaha Batu Nisan di Kecamatan Tampan Pekanbaru Menurut Ekonomi Islam? D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukan penelitrian ini adalah: a. Untuk mengetahui dan memahami implementasi konsep istishna pada Usaha Batu Nisan di Kecamatan Tampan Pekanbaru? b. Untuk mengetahui dan memahami implementasi konsep istishna pada usaha Batu Nisan di Kecamatan Tampan Pekanbaru menurut Ekonomi Islam?

5 2. Manfaat Penelitian a. Sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE. Sy) Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. b. Sebagai bahan kajian dan memperdalam dan memperluas wawasan bagi penulis dan perngembangan dalam khazanah Ekonomi Islam. c. Sebagai pemikiran dan informasi bagi para akademis dan praktisi tentang implementasi konsep istishna pada usaha Batu Nisan di Kecamatan Tampan Pekanbaru menurut Ekonomi Islam. E. Kerangka Teori Ekonomi adalah segala aktivitas yang berkaitan dengan produksi dan distribusi diantara orang-orang. Disini titik tekan ekonomi adalah produksi dan distribusi, yakni produksi dan distribusi barang dan jasa. 7 Produksi adalah kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. 8 Sedangkan distribusi adalah bagaimana produk anda dapat sampai pada pengguna terakhir (end-user) yang dalam hal ini adalah pelanggan anda dengan biaya seminimal mungkin tanpa mengurangi kepuasan pelanggan dan apa pengaruhnya pada keseimbangan keuangan perusahan. 9 7 Muhammad Hidayat, The Sharia Economic, (Jakarta: Zikrul, 2010), h.21-22. 8 Burhanuddin Abdullah, Ekonomi Islam,(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2008), h. 230-231 9 Thorik Gunara, Marketing Muhammad, (Bandung: Maddani Prima,2004), h.53.

6 Istishna menurut kompilasi hukum Ekonomi Syariah adalah jual beli barang atau jasa dalam bentuk pemesanan dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pihak pemesan dengan pihak pembeli. 10 Jual beli intishna memiliki beberapa rukun yaitu terdiri dari, pembeli dan penjual, objek akad meliputi barang dan harga barang, ijab dan kabul yang menunjukkan pernyataan kehendak jual beli istishna kedua belah pihak. 11 Dan berakhirnya sebuah akad istishna terdiri dari, dipenuhinya kewajiban secara normal oleh kedua belah pihak, persetujuan untuk meghentikan kontrak. 12 F. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan. yang dilakukan di Kecamatan Tampan Pekanbaru yaitu Usaha Cahaya Endah Nisan dan Usaha Mutiara Berlian. Pertimbangan penulis menjadikan lokasi ini sebagai tempat penelitian karena penulis mengamati tata cara Implementasi konsep istishna pada usaha Batu Nisan di Kecamatan Tampan Pekanbaru ada yang tidak sesuai dengan ketentuan istishna. 2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah pemilik usaha, karyawan, dan konsumen atau pengguna jasa Batu Nisan di Kecamatan Tampan Pekanbaru. Sedangkan objek penelitian ini adalah Implementasi konsep 10 Mardani, Ayat-Ayat dan Hadis Ekonomi Syariah, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 199 11 Sri Nurhayati, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), h. 213 12 Loc.cit, h.225

7 Istishna Pada Usaha Batu Nisan di Kecamatan Tampan Pekanbaru menurut Ekonomi Islam. 3. Populasi dan Sampel penelitian Populasi dalam penelitian adalah 2 orang pemilik usaha Batu Nisan yaitu Usaha Cahaya Endah Nisan dan 3 orang karyawannya untuk Usaha Mutiara Berlian dan 5 orang karyawannya, Dan penempah atau pengguna jasa 20 orang, jadi jumlah populasi 30 orang, dikarenakan populasi tidak terlalu banyak maka penulis menggunakan metode Total Sampling. 4. Sumber Data a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari pemilik Usaha Batu Nisan di Kecamatan Tampan Pekanbaru melalui observasi, wawancara, dan angket. b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari berbagai referensi atau buku-buku yang berkenaan dengan objek penelitian. 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: a. Observasi yaitu penulis melakukan pengamatan langsung pada Usaha Batu nisan yang beralamat di Kecamatan Tampan Pekanbaru untuk mendapatkan gambaran secara nyata baik terhadap subjek maupun objek penelitian.

8 b. Wawancara yaitu penulis melakukan tanya jawab kepada pemilik usaha Batu Nisan, Karyawan, dan Konsumen atau pengguna jasa, untuk memperoleh informasi sesuai dengan data yang diinginkan. c. Angket yaitu menyebarkan sejumlah pertanyaan secara tertulis yang diberikan kepada penempah atau pengguna jasa yang telah ditentukandan akan dijadikan data primer. 6. Analisis Data Analisa yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisis Deskriptif Kualitatif yaitu menganalisa data dengan mengklasifikasikan data-data tersebut berdasarkan persamaan jenis dari data tersebut, Kemudian diuraikan atau dibandingkan antara satu data dengan data yang lainnya sehingga diperoleh gambaran yang utuh tentang masalah yang diteliti. Sedangkan data yang diperoleh melalui angket dianalisa secara kuantitatif yaitu data tersebut diedit dan ditabulasikan kedalam tabel-tabel berpersentase. 7. Metode Penulisan a. Deduktif, mengemukakan kaedah umum kemudian dianalisis dan diambil kesimpulan secara khusus. b. Induktif, mengemukakan data-data khusus dan kemudian dianalisis dan diambil kesimpulan secara umum.

9 c. Deskriptif, yaitu mengemukakan data-data sebagaimana adanya tanpa ditambah dan dikurangi. G. Sistematika Penulisan Penulisan ini pada garis besarnya terdiri dari lima (V) Bab dan setiap Bab terdiri dari beberapa bagian dengan penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang letak geografis dan demografis Kecamatan Tampan, Agama dan Pendidikan, dan Usaha Batu Nisan Di Kecamatan Tampan. BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG JUAL BELI ISTISHNA Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti antara lain : Pengertian istishna, Dasar Hukum Istishna, Rukun dan syarat Jual beli Istishna, Harga dalam Istishna, Penetapan waktu penyerahan barang, dan Sanksi penundaan dalam pemenuhan kewajiban.

10 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan tentang implementasi konsep (istishna ) pada Usaha Batu nisan di Kecamatan Tampan Pekanbaru dan pandangan Ekonomi Islam terhadap konsep jual beli istishna tersebut. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab penutup, dimana bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian serta saran-saran dari penulis.