I. PENDAHULUAN. lain, sementara kebudayaan adalah suatu sistem norma dan nilai yang

dokumen-dokumen yang mirip
Peranan Intelkam POLRI dalam mengantisipasi Konflik Sosial (Studi di Wilayah Hukum Polda Lampung) Oleh. Daniel Marbun,Nikmah Rosidah,Deni Achmad

I. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana korupsi merupakan permasalahan yang muncul sejak berdirinya

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas adalah salah satu permasalahan yang dihadapi kota-kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. dari Sabang hingga ke Merauke. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. merupakan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar

I. PENDAHULUAN. masyarakat menimbulkan dampak lain, yaitu dengan semakin tinggi kepemilikan

PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA TNI di DENPOM IV/ 4 SURAKARTA

cenderung meningkat, juga cukup besar dibandingkan komponen pengeluaran APBN yang lain,

I. PENDAHULUAN. hukum sebagai sarana dalam mencari kebenaran, keadilan dan kepastian hukum. Kesalahan,

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

I. PENDAHULUAN. sehingga banyak teori-teori tentang kejahatan massa yang mengkaitkan dengan

I. PENDAHULUAN. Penanganan dan pemeriksaan suatu kasus atau perkara pidana baik itu pidana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Penyalahgunaan izin tinggal merupakan suatu peristiwa hukum yang sudah sering

BAB I PENDAHULUAN. pangan, dan papan tercukupi. Akan tetapi pada kenyataannya, masih ada

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia. Kepolisian adalah hak-ihwal berkaitan dengan fungsi

melaksanakan kehidupan sehari-hari dan dalam berinterkasi dengan lingkungannya. Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Polisi berasal dari kata Yunani yaitu Politeia. Kata ini pada mulanya

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana pemalsuan uang mengandung nilai ketidak benaran atau palsu atas

I. PENDAHULUAN. seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, sebagaimana yang

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara hukum ( rechtsstaat) dan bukan

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.

I.PENDAHULUAN. Kejahatan merupakan salah satu masalah kehidupan masyarakat

I. PENDAHULUAN. berbagai suku, agama, ras dan golongan. Perbedaan-perbedaan pandangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini rasanya cukup relevan untuk membicarakan masalah polisi

I. PENDAHULUAN. hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya sebagaimana tercantum

I. PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar keseimbangan

I. PENDAHULUAN. kondisi sosial budaya dan politik suatu negara berkembang untuk menuju sistem

I. PENDAHULUAN. anak-anak yang kurang perhatian orang tua, dan begitu beragamnya kegiatan yang

TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan masyarakat. Peranan yang seharusnya dilakukan Kepolisian Resort

I. PENDAHULUAN. Bentrokan massa kembali terjadi di Kabupaten Lampung Selatan antara Desa

I. PENDAHULUAN. profesi maupun peraturan disiplin yang harus dipatuhi oleh setiap anggota Polri.

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang berlandaskan atas hukum, hal sesuai

I. PENDAHULUAN. Anarkis merupakan sebuah sistem sosialis tanpa pemerintahan, anarkis dimulai di

I. PENDAHULUAN. saat ini membutuhkan kendaraan dengan tujuan untuk mempermudah segala akses

I. PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD

I. PENDAHULUAN. Perdagangan orang (human traficking) terutama terhadap perempuan dan anak

I. PENDAHULUAN. didasarkan atas surat putusan hakim, atau kutipan putusan hakim, atau surat

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana sekarang ini telah menjadi suatu fenomena, dimana hampir setiap hari ada berita

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

I. PENDAHULUAN. masing-masing wilayah negara, contohnya di Indonesia. Indonesia memiliki Hukum

I. PENDAHULUAN. dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prajurit TNI adalah warga

PENDAHULUAN. penyalahgunaan, tetapi juga berdampak sosial, ekonomi dan keamanan nasional,

I. PENDAHULUAN. pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, melakukan penegakan

I. PENDAHULUAN. perhatian dunia sejak perang dunia kedua berakhir. Di Indonesia sendiri fenomena

METODE PENELITIAN. yuridis normatif dan yuridis empiris. Untuk itu diperlukan penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan untuk menjaga dan mengawal hukum agar tetap tegak sebagai

I. PENDAHULUAN. berlainan tetapi tetap saja modusnya dinilai sama. Semakin lama kejahatan di ibu

I. PENDAHULUAN. dengan pulau yang lain. Kondisi dan keadaan seperti itulah yang mengakibatkan jasa

I. PENDAHULUAN. persamaan perlakuan (equal treatment). Berdasarkan Pasal 34 ayat (1) Undang-

PENGGUNAAN METODE SKETSA WAJAH DALAM MENEMUKAN PELAKU TINDAK PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. ini, yakni: pertama, memberikan layanan civil (Civil Service); kedua,

I. PENDAHULUAN. kepengurusan dengan dipimpin oleh seorang Kepala Kepolisian Negara Republik

I. PENDAHULUAN. Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kejahatan merupakan suatu fenomena kompleks yang dapat dipahami dari

I. PENDAHULUAN. kesehatan penting untuk menunjang program kesehatan lainnya. Pada saat ini

I. PENDAHULUAN. nyata. Seiring dengan itu pula bentuk-bentuk kejahatan juga senantiasa mengikuti perkembangan

Kejahatan merupakan bayang-bayang peradaban manusia, bahkan lebih maju dari peradaban

I. PENDAHULUAN. dan lembaga penegak hukum. Dalam hal ini pengembangan pendekatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita Negara Indonesia yang telah dirumuskan para pendiri negara yaitu

I. PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan

BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial budaya harus tetap berkepribadian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas kekuasaan belaka, maka segala kekuasaan negara harus

I. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung

hukum terhadap tindak pidana pencurian, khususnya pencurian dalam keluarga diatur

PERANAN SIDIK JARI DALAM PROSES PENYIDIKAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT BUKTI UNTUK MENGUNGKAP SUATU TINDAK PIDANA. (Studi Kasus di Polres Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN. adanya jaminan kesederajatan bagi setiap orang di hadapan hukum (equality

BAB I PENDAHULUAN. Koentjaraningrat sebagaimana yang dikutip oleh Adon Nasrulloh 2 memberikan

I. PENDAHULUAN. segala bidanng ekonomi, kesehatan dan hukum.

I. PENDAHULUAN. dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yang menyatakan sebagai berikut bahwa : Pemerintah

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

I. PENDAHULUAN. Saat ini tindak pidana perkosaan merupakan kejahatan yang cukup mendapat

selalu berulang seperti halnya dengan musim yang berganti-ganti dari tahun ke

I. PENDAHULUAN. kereta api, maka di butuhkan pula keamanan dan kenyamanan kereta api. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia salah satunya Kota Malang terdapat tradisi yang biasanya

I. PENDAHULUAN. Hakim memiliki peranan penting dalam suatu proses persidangan yaitu. mengambil suatu keputusan hukum dalam suatu perkara dengan

I. PENDAHULUAN. dari masyarakat yang masih berbudaya primitif sampai dengan masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. Hakikat manusia pada dasarnya selain sebagai makhluk pribadi (individu) juga

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam negara hukum. Karena dalam perspektif fungsi maupun

KONSEPSI KEDUDUKAN KEPOLISIAN DI BAWAH KEMENTRIAN. Oleh: Ispan Diar Fauzi PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Petasan merupakan peledak yang berdaya ledak rendah atau low explosive.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Pasal 1 angka 3 UUD 1945 merumuskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh seseorang yang menempati posisi di dalam status sosial (Margono Slamet, 1995: 15).

I. PENDAHULUAN. dirasakan tidak enak oleh yang dikenai oleh karena itu orang tidak henti hentinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam

I. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Manusia didalam pergaulan sehari-hari tidak dapat terlepas dari interaksi dengan

*40931 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 32 TAHUN 2004 (32/2004) TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Mengenai Penegakan Hukum Pidana. 1. Penegak Hukum dan Penegakan Hukum Pidana

selamat, aman, tertib, lancar, dan efisien, serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. Negara merupakan sekumpulan orang yang mendiami suatu wilayah dan

I. PENDAHULUAN. sangat strategis sebagai penerus suatu bangsa. Dalam konteks Indonesia, anak

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat yang merupakan elemen dasar dalam terbentuknya suatu Negara haruslah saling bersatu. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kolektif dimana manusia itu bergaul dan berinteraksi. Interaksi antar individu dengan keinginan dan tujuan yang sama tersebut pada akhirnya melahirkan kebudayaan. Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu sama lain, sementara kebudayaan adalah suatu sistem norma dan nilai yang terorganisasi yang menjadi pegangan bagi masyarakat tersebut. Melalui kebudayaan, manusia menciptakan tatanan kehidupan yang ideal di muka bumi. 1 Apabila interaksi antar masyarakat mengalami suatu gesekan ataupun pertentangan, tentunya hal ini dapat menyebabkan konflik sosial. Menurut Pasal 1 Bab 1 Ketentuan Umum Undang-undang No. 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial, bahwa definisi konflik sosial adalah perseteruan dan/atau benturan fisik dengan kekerasan antara dua kelompok masyarakat atau lebih yang berlangsung dalam waktu tertentu dan berdampak luas yang mengakibatkan ketidakamanan dan disintegrasi sosial sehingga mengganggu stabilitas nasional 1 Koentjaraningrat. Kebudayaan,Mentalitas,danPembangunan. 1994. PT Gramedia: Jakarta, hlm. 138

2 dan menghambat pembangunan nasional. Konflik sosial dapat disebabkan oleh banyak hal, yaitu perbedaan pendirian, perbedaan latar belakang kebudayaan, perbedaan kepentingan dan kelompok, perubahan nilai sosial yang cepat dalam masyarakat, kesenjangan sosial ekonomi yang ada. Terjadinya konflik sosial dalam masyarakat dapat menimbulkan kerugian di salah satu ataupun seluruh pihak yang terlibat dalam konflik tersebut, dimana hal ini dapat berupa kerusakan materiil dan moril. Sebagai contoh jatuhnya korban dalam konflik ini baik berupa luka-luka dan bahkan dapat terdapat korban jiwa. Ketika hal ini terjadi, sudah tentu terdapat juga tindak pidana yang terjadi seperti yang telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Bab V yaitu Tentang kejahatan terhadap ketertiban umum dan Bab VII Tentang kejahatan yang membahayakan keamanan umum bagi orang atau barang. Indonesia yang merupakan negara yang terkenal akan kehomogenan suku bangsa dan adat budaya. Jawa Pos National Network (JPPN) mencatat pada tahun 2012, Indonesia memiliki 1.128 Suku Bangsa. 2 Kehomogenan ini membuat Indonesia menjadi negara yang bias dikatakan unik dikarenakan keanekaragaman kultur budaya yang berbeda dapat dijadikan satu menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kekayaan yang dimiliki Indonesia ini sudah pasti menimbulkan dampak positif dan negatif, karena itu Indonesia mempunyai beraneka ragam budaya yang timbul dari masing-masing suku bangsa. Suku bangsa dan adat budaya yang banyak ini 2 http://www.jpnn.com/jumlah_suku_di_indonesia, dikunjungi tanggal 2 Setember 2012 pukul 23.10 WIB

3 mempunyai sisi lain tentunya, dengan hal-hal yang berbeda-beda ini dapat memicu potensi-potensi konflik sosial yang ada. Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang termasuk dalam daftar rawan konflik. Salah satu konflik sosial yang paling menghebohkan ialah konflik antar suku yang terjadi di Desa Balinuraga Kabupaten Lampung Selatan ataupun konflik antar desa yang terjadi di Bekri Lampung Tengah. Untuk itu, sudah menjadi tugas dan peran POLRI selaku salah satu institusi penegak hukum di Indonesia dalam meredam dan mengantisipasi potensi-potensi konflik sosial yang ada. Institusi yang merupakan bagian dari eksekutif ini menjadi pamong terdepan masyarakat dalam menegakkan supremasi hukum dari segala aspek baik itu secara langsung ataupun tak langsung. Secara langsung dikatakan karena POLRI yang berinteraksi langsung dengan masyarakat dalam mengawal penegakan hukum yang ada, dan secara tidak langsung dikatakan karena POLRI menjadi penyambung antara Pemerintah Pusat ke masyarakat dalam penyadaran hukum serta pencerdasan hukum yang dinamikanya berjalan dengan cepat. Institusi Negara yang melalui Instruksi Presiden No. 2 Tahun 1999 dipisahkan dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) ini harus lebih peka terhadap dinamika-dinamika sosial hukum yang berkembang di masyarakat agar dapat mengantisipasi terjadinya konflik sosial. Sebagai tindak lanjut Instruksi Presiden dikeluarkannya Ketetapan MPR RI No. VII/MPR/2000 tentang peran Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) yang mempunyai peran yang tidak lagi menjaga keamanan eksternal negara melainkan menjaga kestabilan dan

4 keamanan internal negara. Lebih tepatnya hal ini tertuang pada Pasal 6 tentang Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia ayat (1) : Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat Negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, memberikan pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. 3 Menurut UU No 2 Tahun 2002 Bab III Pasal 13 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia menjabarkan terdapat tiga Tugas dan Wewenang Polri, yaitu : Memelihara Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (HarKamTibMas), Menegakkan Hukum (Penegakan Hukum), Memberikan Perlindungan, Pengayoman, dan Pelayanan kepada Masyarakat (Melindungi Mengayomi dan Melayani Masyarakat). Ditinjau dari tiga tugas dan wewenang Polri tersebut mencerminkan bahwa kinerja POLRI akan menjadi acuan dalam menilai kinerja instansi-instansi negara dalam melaksanakan good governance atau pemerintahan yang baik. Menjadi amanah yang berat dikarenakan Indonesia memiliki ribuan suku bangsa dan adat budaya. Institusi Pemerintah yang merupakan garda terdepan bagi masyarakat ini harus bekerja ekstra dalam menjaga keamanan nasional. Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada tingkat Kepolisian Daerah terdapat berbagai satuan yang mempunyai fungsi masing-masing, yang dimana untuk konteks antisipasi konflik tentunya sudah menjadi tugas dan fungsi pokok Direktorat Intelkam Keamanan (Ditintelkam). Lebih tepatnya hal ini diatur dalam 3 Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia. Ketetapan Majelis Permusyawaraan Rakyat Republik Indonesia Nomor I/MPR/2003 tentang Peninjauan Terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun 1960 sampai dengan 2002. Sekretariat Jendral MPR-RI. Jakarta. 2010. hlm. 91

5 Pasal 118 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 22 Tahun 2010, yaitu : 1. Membina dan menyelenggarakan kegiatan Intelkam dalam bidang keamanan, termasuk persandian dan produk Intelkam, pembentukan dan pembinaan jaringan Intelkam kepolisian baik sebagai bagian dari kegiatan satuan-satuan atas maupun sebagai bahan masukan penyusunan rencana kegiatan operasional, dan peringatan dini (early warning); 2. Memberikan pelayanan administrasi dan pengawasan senjata api atau bahan peledak, orang asing, dan kegiatan sosial atau politik masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 3. Mengumpulkan dan mengolah data serta menyajikan informasi dan dokumentasi kegiatan Ditintelkam. Intelkam Polri yang memiliki semboyan Indera Waspada Nagara Raharja ini harus menjadi garda terdepan dalam menganalisis potensi-potensi konflik serta cermat dalam membaca dinamika sosial yang berkembang pada masyarakat terlebih akan menjadi ekstra ketika menilik kenyataan bahwa Negara Indonesia memiliki lebih dari 230 juta penduduk. Strategi-strategi Intelkam dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pengumpulan, penyimpanan, dan pemutakhiran biodata tokoh formal atau informal organisasi sosial, masyarakat, politik, dan pemerintah serta penyusunan prakiraan Intelkam keamanan dan menyajikan hasil analisis setiap perkembangan yang perlu mendapat perhatian pimpinan. Menjadi tugas berat Kepolisian Negara Republik Indonesia terkhusus Kepolisian Daerah Lampung dalam menjaga dan mengawal masyarakat Lampung yang terkenal beranekaragam dikarenakan Lampung selain menjadi daerah tujuan Transmigrasi pada zaman Hindia Belanda, juga merupakan daerah tujuan para pendatang yang dikarenakan lokasi geografis yang menjadi pintu masuk dan keluar segala kegiatan dari Pulau Jawa dan Pulau Sumatera agar tetap aman, damai, dan terhindar dari konflik sosial yang akan terjadi.

6 Intelkam POLRI yang sejatinya sudah harus mengetahui potensi-potensi Konflik Sosial harus tetap siaga dalam mengantisipasi terjadinya konflik. Ketika terjadinya konflik, peranan Intelkam dapat dipertanyakan dalam konteks organ pemerintah yang bertugas mengamankan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat. Melalui PP No 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Republik Indonesia menyatakan bahwa POLRI harus memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dengan sebaik-baiknya serta memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya laporan atau pengaduan masyarakat. Pemikiran masyarakat awam ketika terjadinya konflik sosial maka disinilah terjadi kesalahan dari POLRI terkhusus Intelkam POLRI dalam hal mengantisipasi agar konflik tersebut tidak menyebar luas. Apakah memang Intelkam yang tidak bertugas secara maksimal, ataupun malah terjadi tindak indispliner yang dapat menyebabkan terjadinya konflik sosial tersebut. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitian dengan judul Peranan Intelkam POLRI dalam mengantisipasi Konflik Sosial (Study di Wilayah Hukum Polda Lampung) B. Permasalahan dan Ruang Lingkup 1. Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti membatasi masalah yang menyangkut Peranan Intelkam POLRI dalam mengantisipasi Konflik Sosial yaitu sebagai berikut:

7 a. Bagaimanakah peran Intelkam POLRI dalam mengantisipasi konflik sosial? b. Apakah yang menjadi faktor-faktor penghambat Intelkam POLRI dalam mengantisipasi konflik sosial? 2. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian meliputi adalah peran Intelkam POLRI dalam mengantisipasi konflik sosial dan faktor-faktor yang dapat menghambat Intelkam POLRI dalam mengantisipasi konflik sosial. Khususnya di wilayah Kepolisian Daerah Lampung (Polda Lampung). C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada pokok bahasan di atas maka tujuan dari penelitianini adalah: a. Untuk memperoleh deskripsi lengkap, jelas dan rinci mengenai peran Intelkam POLRI dalam mengantisipasi konflik sosial. b. Untuk memperoleh deskripsi lengkap, jelas dan rinci mengenai faktor-faktor penghambat Intelkam POLRI dalam mengantisipasi Konflik Sosial. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan akademis bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya, juga menambah wawasan

8 pengetahuan dan memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu hukum pidana. b. Kegunaan Praktis, yaitu memberikan masukan kepada aparat penegak hukum mengenai pengantisipasian konflik sosial. D. Kerangka Teoritis dan Konseptual 1. Kerangka Teoritis Kerangka teori merupakan acuan dalam penelitian dengan maksud agar lebih jelas untuk membahas pokok permasalahan dengan mendasarkan pada suatu teori. Kerangka teori adalah konsep-konsep yang merupakan abstraksi dan hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengadakan identifikasi terhadap dimensi-dimensi sosial yang dianggap relevan oleh peneliti. Pada setiap penelitian selalu disertai dengan pemikiran-pemikiran teoritis. Hal ini karena adanya hubungan timbal balik yang erat antara teori dengan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan konstruksi data. 4 Peran (role) merupakan proses dinamis dalam suatu kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. 5 4 Soerjono Soekamto. Pengantar Penelitian Hukum. 1986. UI Press. Jakarta, hlm. 124 5 Soerjono Soekamto. Sosiologi Suatu Pengantar. 2009. Rajawali Press. Jakarta. hlm. 212

9 Dalam kehidupan sosial, setiap orang sudah mempunyai perannya masing-masing. Hal ini dikarenakan oleh latar belakang pekerjaannya ataupun dikarenakan sifat sosial dari seseorang tersebut. Soerjono Soekanto menjelaskan dalam Teori Peran, bahwa peran mempunyai cakupan-cakupan 3 hal, yaitu: a. Peran meliputi norma yang berhubungan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat yang membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. b. Peran merupakan konsep perilaku tentang apa yang dapat dilakukan individu dalam masyarakat sebagai organisasi. c. Peran dikatakan sebagai individu yang penting dalam struktur sosial masyarakat. 6 Bernard Raho menjelaskan bahwa peranan didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang diharapkan masyarakat dari orang yang menduduki status tertentu. Sejumlah peran disebut sebagai perangkat peran (role set). Dengan demikian perangkat peran adalah kelengkapan dari hubungan-hubungan berdasarkan peran yang dimiliki oleh orang karena menduduki status-status sosial khusus. 7 Menurut David Berry peranan yang berhubungan dengan pekerjan adalah seseorang diharapkan dapat menjalankan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan apa yang berhubungan dengan peranan yang dipegangnya. Peranan didefinisikan sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan kepada invidu yang menempati kedudukan sosial tertentu. 8 Peranan ditentukan oleh norma-norma dalam masyarakat, seperti contoh Intelkam POLRI yang diharapkan dalam status jabatan sebagai mata telinga institusi POLRI dalam menanggapi segala sesuatu yang berhubungan dengan dinamika 6 Soerjono Soekanto. Beberapa Teori Sosiolofi Tentang Struktur Masyarakat.. Rajawali Press. Jakarta. 1983. hlm 59 7 Bernard Raho. Teori Sosiologi Modern. Jakarta. 2007. hlm 77 8 Paulus Wirutomo. Pokok-pokok Pikiran Dalam Sosiologi. Rajawali Press. Jakarta. 1981. hlm 99

10 sosial masyarakat. Peranan-peranan tersebut dapat dilihat sebagai bagian dari struktur masyarakat sehingga struktur masyarakat dapat dilihat sebagai pola-pola peranan yang saling berhubungan. 2. Konseptual Konseptual adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsepkonsep khusus yang merupakan kumpulan dari arti-arti yang berkaitan dengan istilah yang akan diteliti. 9 Pengertian istilah yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu: a. Peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilakukan. 10 b. Antisipasi adalah perhitungan tentang hal-hal yang akan (belum) terjadi. 11 c. POLRI adalah Kepolisian Republik Indonesia. Kepolisian adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 12 d. Direktorat Intelkam Keamanan adalah salah satu bagian unit yang berada pada Polda Lampung. yang dibagi lagi menjadi Subbagian Perencanaan dan Administrasi (Subbagrenmin), Bagian Analisis (Baganalisis), Seksi PelayanannAdministrasi (Siyanmin), Seksi Intelkam Teknologi (Siintelek), Seksi Sandi (Sisandi), dan Sub Direktorat (Subdit) 13 9 Soerjono Soekanto. Faktor-faktor Penegakan Hukum.Jakarta 1983. hlm 132 10 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.1990. hlm 667 11 Ibid hlm. 43 12 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Citra Umbara. 2012. Hlm 57 13 http://www.scribd.com/doc/peraturan-kepala-kepolisian-negara-republik- INDONESIA-NO-22-TAHUN-2010-TENTANG-SUSUNAN-ORGANISASI-DAN-TATA- KERJA-PADA-TINGKAT-KEPOLISIAN-DAERAH. dikunjungi tanggal 1 Mei 2013 pukul 12.10 WIB

11 e. Konflik sosial adalah perseteruan dan/atau benturan fisik dengan kekerasan antara dua kelompok masyarakat atau lebih yang berlangsung dalam waktu tertentu dan berdampak luas yang mengakibatkan ketidakamanan dan disintegrasi sosial sehingga mengganggu stabilitas nasional dan menghambat pembangunan nasional. 14 E. Sistematika Penulisan Sistematika Penelitian pada judul skripsi ini bahwa di dalam penulisan skripsi ini dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka skripsi disusun dalam 5 (lima) Bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut : I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan secara garis besar mengenai latar belakang pemilihan judul, permasalahan dan ruang lingkup, tujuan dan kegunaan penulisan, kerangka teoritis, serta sistematika penulisan. II. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memuat telaah kepustakaan yang berupa pengertian-pengertian dan tinjauan umum tentang peranan Intelkam POLRI dalam mengantisipasi konflik sosial. 14 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Penanganan Konflik Sosial. Citra Umbara. 2012. Hlm 29

12 III. METODE PENELITIAN Merupakan bab metode penelitian yang dimulai dari kegiatan pendekatan masalah, sumber dan jenis data, penentuan populasi dan sampel, prosedur pengumpulan dan pengolahan data dan analisis data. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menyajikan pembahasan dari hasil penelitian yang akan memberikan jawaban tentang peranan Intelkam POLRI dalam mengantisipasi konflik sosial. V. PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian serta memuat saran-saran mengenai peranan Intelkam POLRI dalam mengantisipasi konflik sosial.