PENGARUH PROSES PENGERINGAN, NORMALITAS HCl, DAN TEMPERATUR PEMBAKARAN PADA PEMBUATAN SILIKA DARI SEKAM PADI

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PENGARUH LAMA PENGERINGAN SEKAM PADI TERHADAP TINGKAT KEMURNIAN SILIKA RICE HUSK ASH

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015 di

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging

Lampiran 1. Diagram Alir penelitian. SiO 2 Analisis EDX dan FTIR. Pembuatan Arang sekam. Mulai. Sekam Padi. Pembuatan SiO 2

OPTIMALISASI PRODUKSI SEMI-REFINED CARRAGEENAN DARI RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII DENGAN VARIASI TEKNIK PENGERINGAN DAN KADAR AIR BAHAN BAKU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X PEMAKAIAN MICROWAVE UNTUK OPTIMASI PEMBUATAN ZEOLIT SINTETIS DARI ABU SEKAM PADI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 METODE PERCOBAAN

EKSTRAKSI SILIKA DALAM LUMPUR LAPINDO MENGGUNAKAN METODE KONTINYU ABSTRAK ABSTRACT

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu material dalam peningkatan produk hasil reaksi tidak

BAB I PENDAHULUAN. oksigen. Senyawa ini terkandung dalam berbagai senyawa dan campuran, mulai

I. PENDAHULUAN. pencapaian sekitar 54 juta ton per tahun yang mencerminkan bahwa negara kita

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BRIKET ORGANIK TERHADAP TEMPERATUR DAN WAKTU PEMBAKARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

PENGARUH TEMPERATUR FURNACE, TEMPERATUR PELARUTAN, DAN RASIO PELARUT PADA PEMBUATAN NATRIUM SILIKAT DARI SEKAM PADI

Sintesis Silika Gel dari Geothermal Sludge dengan Metode Caustic Digestion

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KERAMIK (CERAMIC)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SEKAM PADI MENJADI NATRIUM SILIKAT

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

LAMPIRAN. Lampiran 1 Dokumentasi Serbuk Rami padi yang telah di blender.

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

RECOVERY ALUMINA (Al 2 O 3 ) DARI COAL FLY ASH (CFA) MENJADI POLYALUMINUM CHLORIDE (PAC)

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kristalisasi Silika Xerogel dari Sekam Padi

3 Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

I. PENDAHULUAN. Al yang terbentuk dari 2 (dua) komponen utama yakni silika ( SiO ) dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

1. PENDAHULUAN. Perkembangan komposit berlangsung dengan sangat pesat seiring dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

I. PENDAHULUAN. dan banyak digunakan dalam aplikasi elektronik, keramik, adsorben semen,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Morfologi dan Rendemen Tubuh Cangkang Kijing Lokal (Pilsbryoconcha sp.)

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi.

BAB III METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Cordierite adalah material zat padat dengan formula 2MgO.2Al 2 O 3.5SiO 2 yang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

PROSES PEMBUATAN PAKAN

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

Hariadi Aziz E.K

BAB III METODE PENELITIAN

Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam,

SIFAT ISOLATOR PANAS PAPAN SEKAM PADI DENGAN VARIASI RESIN DAN UKURAN PARTIKEL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA

SILIKA GEL DARI ABU TERBANG (FLY ASH) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) (Menentukan Waktu Optimum Untuk Mendapatkan Hasil yang Terbaik )

KAJIAN PENAMBAHAN ABU SEKAM PADI DARI BERBAGAI SUHU PENGABUAN TERHADAP PLASTISITAS KAOLIN

BAB I PENDAHULUAN. Isu kelangkaan dan pencemaran lingkungan pada penggunakan bahan

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Teknologi Kimia Unimal

L A M P I R A N. Lampiran 1. Dokumentasi. Gambar 1. Mesin Operator MBE. Gambar 2. Mesin Operator MBE

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN C DOKUMENTASI

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

I. PENDAHULUAN. atmosfer. Untuk memaksimalkan limbah sekam padi, sangat perlu untuk dicari

Transkripsi:

PENGARUH PROSES PENGERINGAN, NORMALITAS HCl, DAN TEMPERATUR PEMBAKARAN PADA PEMBUATAN SILIKA DARI SEKAM PADI Pamilia Coniwanti, Rasmiah Srikandhy, Apriliyanni Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih Km. 32 Inderalaya OI SumSel ABSTRAK Telah dilakukan pembuatan silika dari sekam padi. Pembuatan silika ini dilakukan melalui tahap-tahap berikut : proses pencucian sekam padi, pengeringan, pengabuan sekam padi, dan pemurnian abu. Variabel proses pada penelitian ini yaitu perbedaan proses pengeringan sekam padi, penggunaan larutan HCl dengan normalitas yang berbeda, dan temperatur pembakaran. Proses pengeringan sekam padi dibagi menjadi dua cara yaitu sampel A yang dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari dan sampel B yang dikeringkan dengan oven. Kemudian dari masing masing sampel dilakukan proses pemurnian dengan melakukan pengasaman menggunakan larutan HCl,,, dan, lalu dilakukan pembakaran pada suhu 6 C, 8 C, 1 C, dan 11 C. Analisa komposisi menunjukkan silika terbanyak diperoleh dari sampel A yang diasamkan dengan HCl dan dibakar pada temperatur 11 C yaitu 73,7% silika, dimana pada kondisi yang sama sampel B hanya menghasilkan 69,3% silika. Proses A menghasilkan silika dengan berat yang lebih banyak dibandingkan silika yang dihasilkan dari sampel B. Dari penelitian ini diketahui bahwa silika dengan kemurnian tinggi diperoleh melalui proses pengeringan dengan sinar matahari, pengasaman dengan HCl dan temperatur pembakaran 11 C. Kata kunci : sekam padi, silika ABSTRACT The making of silica from rice hulls has been done. The making of this silica is carried out by this steps : rice hulls washing, drying, burning, and refining. Process variables of this research are : rice hulls drying process, HCl normality, and burning temperature. The rice hulls drying process divided into two ways : sample A which is drying process using sunlight and sample B which is drying process using oven. Then, each of samples is refined by adding HCl,,,, and burned at 6 C, 8 C, 1 C, 11 C. Compositional analysis showed that sample A which refined by HCl and burned at 11 C produced the greater silica with 73,7% of silica. At the same condition, sample B only produced 69,3% of silica. Process A produced silica weight more than process B. From this research, we known that silica with the higher percentage produced by this steps : drying using sunlight, refined by HCl and burned at temperature 11 C. Key words : rice hulls, silica Jurnal Teknik Kimia, No.1, Vol. 15, Januari 28 5

I. PENDAHULUAN Padi merupakan produk utama pertanian di negara agraris, termasuk Indonesia. Sekam padi yang merupakan salah satu produk sampingan dari proses penggilingan padi, selama ini hanya menjadi limbah yang belum dimanfaatkan secara optimal. Sekam padi biasanya hanya digunakan sebagai bahan pembakar bata merah atau dibuang begitu saja. Padahal dari beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa abu sekam padi banyak mengandung silika. Di setiap daerah di Indonesia terdapat industri penggilingan padi yang menghasilkan limbah sekam padi dalam jumlah yang cukup besar. Contohnya saja di daerah Sumatera Selatan, daerah penghasil padi dan industri penggilingan padi terbesar terdapat di Kabupaten/Kota Banyuasin, OKU Timur, dan Ogan Komering Ilir. Jumlah produksi padi di Sumatera Selatan pada tahun 26 tercatat sebanyak 2.456.251 ton. Prospek pemanfaatan serbuk silika juga cukup besar, antara lain sebagai bahan baku pembuatan silika gel dan sebagai bahan campuran keramik. Mengingat besarnya potensi ketersediaan limbah sekam padi dan besarnya prospek pemanfatan serbuk silika, maka perlu adanya teknik pembuatan serbuk silika dengan memanfaatkan potensi yang tersedia. Pemanfaatan limbah sekam padi ini juga diharapkan akan dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat industri kecil disamping juga akan menciptakan lapangan kerja baru serta sekaligus turut melestarikan lingkungan. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan serbuk silika dari sekam padi dan kemudian dilakukan pengujian kuantitas serta kemurnian dari silika yang dihasilkan untuk mengetahui metode dan perlakuan dalam pembuatannya yang memberikan hasil yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses pengeringan bahan baku, normalitas HCl yang digunakan, serta temperatur pembakaran terhadap kuantitas dan kualitas silika yang dihasilkan. II. FUNDAMENTAL Sekam padi adalah kulit keras yang melindungi bulir / biji beras. Fungsi dari sekam padi yaitu untuk melindungi beras selama masa pertumbuhan. Sekam padi adalah bagian terluar dari butir padi, yang merupakan hasil sampingan saat proses penggilingan padi dilakukan. Sekitar 2% - 25% dari bobot padi adalah sekam padi dan kurang lebih 15 % dari komposisi sekam adalah abu sekam yang selalu dihasilkan setiap kali sekam dibakar. Sekam padi mengandung 4% sellulosa, 3% lignin dan 2% abu. Abu terdiri dari opaline silika yang terdapat dalam jaringan sellulosa dan sedikit karbon. Sekam padi ini mempunyai sifat higroskopis, berat jenis rendah dan warna netral. Sekam padi merupakan material isolasi yang sangat baik karena sekam sulit untuk terbakar dan dapat mencegah kelembapan yang dapat menimbulkan jamur atau fungi. Beberapa penelitian menemukan bahwa sekam padi yang dibakar akan menghasilkan sejumlah silika, untuk alasan inilah sekam padi menyediakan isolasi termal yang sangat baik. Dalam pembakaran sekam padi biasanya menghasilkan 2% abu dengan kandungan silika (SiO 2 ) sebagai komponen utamanya, sedikit karbon dan oksida-oksida lain. Secara alami silika dalam sekam padi terdapat dalam bentuk amorphous. Sekam padi yang dibakar akan menghasilkan abu sekam dengan silika berbentuk amorf dan biasanya mengandung 85-9% silika dan 1-15% karbon. Silika yang terdapat dalam sekam ada dalam bentuk amorf terhidrat (Houston, 1972). Tapi jika pembakaran dilakukan secara terus menerus pada suhu di atas 65ºC akan menaikkan kristalinitasnya dan akhirnya akan terbentuk fasa kristobalit dan tridimit dari silika sekam. Silika (silicon dioxide) dengan rumus molekul SiO 2, terdapat di alam dalam keadaan tidak murni. Silika terbentuk ketika unsur silicon (Si) teroksidasi secara termal. Lapisan yang sangat tipis terbentuk di permukaan silicon ketika silicon kontak dengan udara. Temperatur tinggi dan lingkungan yang berubah merupakan kondisi yang baik dalam pembentukan lapisan silika (silicon dioxide). Silika merupakan bahan kimia yang pemanfaatan dan aplikasinya sangat luas mulai bidang elektronik untuk pengampelasan material bahan IC, fiber optik, bahan cat, pasta gigi, kosmetik, kertas, makanan suplemen, mekanik, medis, seni hingga bidang-bidang lainnya. Salah satu pemanfaatan silika yang cukup luas adalah sebagai penyerap kadar air di udara sehingga memperpanjang masa simpan bahan dan sebagai bahan campuran untuk membuat keramik seni. 6 Jurnal Teknik Kimia, No.1, Vol. 15, Januari 28

Selain itu silika yang khususnya dihasilkan dari ekstraksi sekam padi dimanfaatkan sebagai bahan penguat komposit karet alam, sebagai bahan aditif (pozzolan) dalam pembuatan semen portland, dan sebagai bahan pembuatan mullite whiskers. Silika mempunyai sifat kimia yaitu berwarna putih (ketika murni), berat molekul 6,1, densitas 2,2 g/cm 3. Silika merupakan material yang tidak mudah terbakar, memiliki stabilitas yang baik pada suhu tinggi, dan silika juga merupkan material yang tidak menghantarkan listrik (isolator). Silika diperoleh dari sekam padi melalui 3 langkah proses. Dimulai dengan pengasaman diikuti dengan pembakaran dan penggilingan. Serbuk silika amorf putih dapat diperoleh dari sekam padi dengan proses dekomposisi termal terhadap sekam padi dengan langkah langkah tersebut. Proses pembakaran menghasilkan residu gelap yang mengandung hampir 15% berat karbon. Ketika abu ini ditambahkan ke dalam campuran cair seperti air, kandungan karbon akan mempengaruhi kondisi suspensi. Treatment asam dan leaching adalah langkah yang penting untuk mendapatkan silika dengan kemurnian tinggi, ukuran partikel yang halus, dan permukaan yang luas. Pemanasan lanjutan terhadap abu dilakukan untuk mengurangi residu karbon dan pengotor utama dari silika yang dihasilkan yaitu potassium, kalsium, magnesium, dan sodium. III. METODOLOGI PENELITIAN Bahan Percobaan Sekam padi sebagai bahan baku pembuatan silika, asam klorida (HCl) sebagai larutan pemasak dalam proses pengasaman, dan aquadest untuk pencucian serbuk silika hasil pengasaman. Proses Persiapan Bahan Baku Sekam padi dicuci kemudian dikeringkan dengan cara dioven pada suhu 19 C selama 1 jam dan sekam lainnya dikeringkan dengan dijemur di bawah sinar matahari selama 1 jam. Sekam yang telah kering ditimbang masing-masing 1 gram sampel. Proses Pengabuan Sampel kemudian dibakar pada suhu 6ºC selama 4 jam. Abu sekam yang diperoleh digerus kemudian diayak dengan ayakan sehingga didapat ukuran yang homogen. Proses Pemurnian a. Pengasaman Hasil gerusan abu sekam diambil sebanyak 1 gram dan dimasukkan ke dalam beker glass dan dibasahi dengan aquadest 1 ml dan diaduk. Kemudian ditambahkan 1 ml HCl (dengan normalitas,,, dan ) dan diuapkan di atas penangas air sampai kering. Tahap ini dilakukan beberapa kali sampai terbentuk serbuk putih. Serbuk dibilas dengan aquadest dan disaring dengan kertas saring bebas abu, kemudian dicuci 4-5 kali dengan aquadest panas. b. Pembakaran Residu padat dan kertas saring hasil proses pemurnian dipanaskan pada suhu yang berbeda-beda yaitu 6 C, 8 C, 1 C, dan 11 C hingga diperoleh serbuk silika berwarna putih. Analisa Silika Analisa yang dilakukan terhadap silika yang dihasilkan adalah (1) Analisa kandungan abu dalam sekam, yang dihitung berdasarkan perbandingan berat abu yang diperoleh dengan berat sekam sebelum dibakar dikalikan seratus persen. (2) Analisa berat silika, yang dilakukan dengan mengurangi berat abu sebelum pemurnian dengan berat serbuk silika setelah pemurnian. (3) Analisa kemurnian silika, yang dilakukan dengan menggunakan metode/alat Colorimeter. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Abu Dalam Sekam Dari hasil penelitian dilakukan analisa kandungan abu dalam sekam yang bertujuan untuk mengetahui kandungan abu yang diperoleh setelah sekam dibakar. Berikut ini adalah tabelnya: Jurnal Teknik Kimia, No.1, Vol. 15, Januari 28 7

Tabel 1. Kandungan abu dalam sekam Sampel % Abu Sampel % Abu A 23,3 24,6 22,9 23,4 22,9 24,4 22,6 B 24,6 22,9 24,9 23,1 24,7 23,3 24,9 23,2 24,4 Rata-rata 23,25 Rata-rata 24,4875 Dari tabel 1, diketahui bahwa rata-rata kandungan abu dalam sekam untuk sampel yang dikeringkan dengan sinar matahari (sampel A) yaitu 23,25% (dari 1 gram sampel). Sedangkan rata-rata kandungan abu dalam sekam untuk sampel yang dikeringkan dengan oven (sampel B) yaitu 24,4875%. Hasil ini diperoleh pada kondisi pembakaran dengan suhu 6 C dan lama pembakaran 4 jam. Abu yang diperoleh dari sampel B lebih banyak dibandingkan dengan abu yang diperoleh dari sampel A. Pengeringan dilakukan untuk mengurangi kandungan air dalam sekam padi. Menurut Harsono (22) laju pengeringan akan menurun seiring dengan penurunan kadar air selama penguapan dan proses pengeringan tidak terjadi dalam suatu waktu sekaligus. Maka pada pengeringan dengan sinar matahari, penyebaran panas ke dalam bahan berlangsung secara bertahap dan menyeluruh sehingga penguapan air ke udara lebih merata. Tidak demikian halnya untuk pengeringan dengan oven. Ketika bahan mulai terkena panas dari oven, laju pengeringan berlangsung secara cepat. Sehingga saat laju pengeringan mulai menurun, masih tersisa kandungan air pada bahan. Pengaruh Temperatur Terhadap Berat Silika Berat silika yang diperoleh (gr) 1,2 1,8,6,4,2 6 8 1 11 Grafik 1. Hubungan antara Temperatur terhadap berat Silika, untuk Sampel A Dari grafik 1, terlihat bahwa berat silika yang terbentuk untuk kondisi optimal pada proses pengasaman dengan HCl yaitu,98 gram (dari 1 gram sampel abu). Hasil ini didapat pada kondisi pembakaran pada temperatur 6 C. Berat silika yang optimal pada proses pengasaman dengan HCl yaitu,95 gram pada temperatur 6 C. Berat silika yang optimal pada proses pengasaman dengan HCl yaitu,93 gram, diperoleh pada temperatur pembakaran 6 C. Berat silika yang optimal pada proses pengasaman dengan HCl yaitu,95 gram pada temperatur 6 C. Silika pada grafik 1 adalah silika dari sampel A yang dibuat dari sekam padi yang dikeringkan dengan sinar matahari. Dari grafik dapat terlihat bahwa kondisi optimal untuk mendapatkan berat silika terbanyak adalah pada proses pengasaman dengan HCl dan pembakaran pada temperatur 6 C. Berat silika yang diperoleh (gr) 1,9,8,7,6,5,4,3,2,1 6 8 1 11 Grafik 2. Hubungan antara Temperatur terhadap berat Silika, untuk Sampel B 8 Jurnal Teknik Kimia, No.1, Vol. 15, Januari 28

Dari grafik 2, terlihat bahwa berat silika yang terbentuk untuk kondisi optimal pada proses pengasaman dengan HCl yaitu,83 gram (dari 1 gram sampel abu). Hasil ini didapat pada kondisi pembakaran pada temperatur 6 C. Berat silika yang optimal pada proses pengasaman dengan HCl yaitu,86 gram pada temperatur 6 C. Berat silika yang optimal pada proses pengasaman dengan HCl yaitu,84 gram, diperoleh pada temperatur pembakaran 6 C. Berat silika yang optimal pada proses pengasaman dengan HCl yaitu,82 gram pada temperatur 6 C dan 11 C. Silika pada grafik 2 adalah silika dari sampel B yang dibuat dari sekam padi yang dikeringkan dengan menggunakan oven pada temperatur 19 C. Pengaruh Temperatur Terhadap Kadar Silika Kadar Silika (%) 8 7 6 5 4 3 2 1 6 8 1 11 Grafik 3. Hubungan antara Temperatur dengan Kadar Silika untuk Sampel A Dari grafik 3 terlihat bahwa kadar silika yang terbentuk untuk kondisi optimal pada proses pengasaman dengan HCl yaitu 57,67%. Hasil ini didapat pada kondisi pembakaran pada temperatur 11 C. Kadar silika yang optimal pada proses pengasaman dengan HCl yaitu 63,1% pada temperatur 1 C. Kadar silika yang optimal pada proses pengasaman dengan HCl yaitu 73,7% diperoleh pada temperatur pembakaran 11 C. Kadar silika yang optimal pada proses pengasaman dengan HCl yaitu 73,3% pada temperatur 11 C. Silika yang diperoleh pada grafik 3 adalah silika yang dibuat dari sekam padi yang dikeringkan dengan sinar matahari. Kadar silika (%) 8 7 6 5 4 3 2 1 6 8 1 11 Grafik 4. Hubungan antara Temperatur dengan Kadar Silika untuk Sampel B Dari grafik 4 terlihat bahwa kadar silika yang terbentuk untuk kondisi optimal pada proses pengasaman dengan HCl yaitu 63,8%. Hasil ini didapat pada kondisi pembakaran pada temperatur 11 C. Kadar silika yang optimal pada proses pengasaman dengan HCl yaitu 67,4% pada temperatur 11 C. Kadar silika yang optimal pada proses pengasaman dengan HCl yaitu 69,3% diperoleh pada temperatur pembakaran 11 C. Kadar silika yang optimal pada proses pengasaman dengan HCl yaitu 68,3% pada temperatur 11 C. Silika yang diperoleh pada grafik 4 adalah silika yang dibuat dari sekam padi yang dikeringkan dengan oven. Pengaruh Normalitas HCl Terhadap Berat Silika Dari grafik 1 dapat diambil kondisi yang paling optimal untuk menghasilkan silika. Kemudian, kondisi paling optimal untuk grafik 1 tersebut dibandingkan dengan kondisi paling optimal untuk grafik 2 sehingga diperoleh grafik sebagai berikut : Berat Silika yang Diperoleh (gr) 1,95,9,85,8 Sampel A Sampel B,75,7 Normalitas HCl Grafik 5. Hubungan antara Normalitas HCl dengan Berat Silika yang Diperoleh Jurnal Teknik Kimia, No.1, Vol. 15, Januari 28 9

Dari grafik 5 terlihat bahwa berat silika yang diperoleh pada sampel A lebih banyak daripada silika yang diperoleh pada sampel B. Kondisi optimal untuk menghasilkan silika dengan berat,98 gram (dari 1 gram sampel A) diperoleh pada pengasaman dengan menggunakan HCl dan temperatur pembakaran 6 C. Sedangkan kondisi optimal untuk menghasilkan silika dengan berat,86 gram (dari 1 gram sampel B) diperoleh pada pengasaman dengan menggunakan HCl dan temperatur pembakaran 6 C. Dari grafik 3 dapat diambil kondisi yang paling optimal untuk menghasilkan silika. Kemudian, kondisi paling optimal untuk grafik 3 tersebut dibandingkan dengan kondisi paling optimal untuk grafik 4 sehingga diperoleh grafik sebagai berikut : Kadar Silika (%) 8 7 6 5 4 3 2 1 Normalitas HCl Sampel A Sampel B Grafik 6. Hubungan antara Normalitas HCl dengan Kadar Silika Dari grafik 6 terlihat bahwa kadar silika yang diperoleh pada sampel A lebih besar daripada silika yang diperoleh pada sampel B. Pada sampel A diperoleh silika dengan kemurnian 73,7%. Hasil ini diperoleh pada pengasaman dengan menggunakan HCl dan temperatur pembakaran 11 C. Sedangkan pada sampel B diperoleh silika dengan kemurnian 69,3%. Hasil ini diperoleh pada pengasaman dengan menggunakan HCl dan temperatur pembakaran 11 C V. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Abu yang diperoleh dari sekam hasil pengeringan dengan oven lebih banyak daripada abu yang diperoleh dari sekam yang dikeringkan dengan matahari. Rata-rata kandungan abu yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu 23-25%. 2. Proses pengeringan sekam padi dengan menggunakan sinar matahari menghasilkan silika dengan jumlah (berat) yang lebih banyak dengan kemurnian yang lebih tinggi daripada silika yang dihasilkan dari sekam padi yang dikeringkan dengan oven. 3. Penggunaan HCl dengan normalitas yang berbeda kurang mempengaruhi berat silika yang diperoleh. Namun mempengaruhi kemurnian silika yang diperoleh, yaitu pada penggunaan HCl sampai dengan, kemurnian silika semakin naik. Tetapi kemurnian kembali turun pada penggunaan HCl. 4. Pada kenaikan temperatur pembakaran 6-1 C, berat silika yang diperoleh mengalami penurunan, namun berat silika kembali naik pada kenaikan temperatur 11 C. Sedangkan semakin tinggi temperatur pembakaran, menyebabkan semakin tinggi kemurnian silika yang diperoleh. 5. Pada proses pengeringan dengan sinar matahari, pengasaman dengan HCl, dan pembakaran dengan temperatur 11 C, diperoleh silika dengan kemurnian tertinggi yaitu 73,7%. DAFTAR PUSTAKA De Souza, M.F., P.S. Batista. 2. Rice Hull- Derived Silica : Application in Portland Cement and Mullite Whiskers. Mat. Res. Vol.3. Sao Carlos. Hamdan, Y.M. 25. Preparasi Silika Murni dari Sekam Padi. Teknologi Industri ITB. Bandung. Jeffery. 1975. Chemical Methods of Rock Analysis. Second Edition. Olivier, Paul A. The Rice Hull House. www.thelaststraw.org Roberts, Campbell. 199. Encyclopedia of Mineral. Second Edition. New York. Situmeang, Tunas. Johansen Hasugian. 24. Pengaruh Temperatur Reaksi, Waktu Reaksi dan Konsentrasi NaOH Pada Pembuatan Natrium Silikat Dari Sekam Padi. Universitas Sriwijaya. Indralaya. Vogel. Analisis Anorganik Kualitatif. Edisi 5. Revisi ; G. Svehla. en.wikipedia.org/wiki/rice_hulls ( 4 Juli 27 ). www.azom.com ( 7 Oktober 27 ). 1 Jurnal Teknik Kimia, No.1, Vol. 15, Januari 28

Jurnal Teknik Kimia, No.1, Vol. 15, Januari 28 11