I. PENDAHULUAN. Pada sidang PPKI pertama tanggal 18 Agustus 1945 menetapkan:

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

DAFTAR ISI DAFTAR PUSTAKA

HUBUNGAN KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT (KNIP) DENGAN LEMBAGA KEPRESIDENAN PADA TAHUN

sherila putri melinda

BAB I PENDAHULUAN. didalam Undang-Undang Dasar 1945 Pembukaan alinea pertama Bahwa sesungguhnya

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

I. PENDAHULUAN. Perubahan Undang-Undang Dasar tahun 1945 (UUD tahun 1945) tidak hanya

e. Senat diharuskan ada, sedangkan DPR akan terdiri dari gabungan DPR RIS dan Badan Pekerja KNIP;

DPR Sebagai Pembuat Undang Undang

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

SMP. 1. Jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara 2. Susunan ketatanegaraan suatu negara 3. Pembagian & pembatasan tugas ketatanegaraan

SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA

XII AK 1 SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA DISUSUN OLEH: A HASLINDA LESTARI ABD KADIR JAELANI ACHMAD RIADY DIANA DAMAYANTI HARDIANA R YULIANTI

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas), artinya segala sesuatu yang

BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA

BAB XIII AMANDEMEN UNDANG UNDANG DASAR 1945

MPR Pasca Perubahan UUD NRI Tahun 1945 (Kedudukan MPR dalam Sistem Ketatanegaraan)

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

TUGAS AKHIR DEMOKRASI PANCASILA MENURUT UUD 1945

BAB II KEDUDUKAN PRESIDEN DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA. Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan Indonesia, bentuk republik telah

1. Menjelaskaan kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi.

Kelompok 10. Nama :- Maria Yuni Artha (197) - Neni Lastanti (209) - Sutarni (185) Kelas : A5-14

2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rak

SEJARAH PERKEMBANGAN UUD

NILAI HISTORIS PANCASILA DAN PERAN PANCASILA BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

I. PENDAHULUAN. praktik ketatanegaraan Indonesia. Setiap gagasan akan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kita memiliki tiga macam dokumen Undang-undang Dasar (konstitusi) yaitu: 1

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara hukum. 1 Konsekuensi

MATERI UUD NRI TAHUN 1945

BAB III PROFIL LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT

SEJARAH PANITIA SEMBILAN DAN SEJARAH PIAGAM JAKARTA

POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)

Presiden dan Wakil Presiden dalam Sistem Hukum Ketatanegaraan Indonesia. Herlambang P. Wiratraman 2017

Rekonstruksi Kelembagaan MPR

kinerja DPR-GR mengalami perubahan, manakala ada keberanian dari lembaga legislatif untuk kritis terhadap kinerja eksekutif. Pada masa Orde Baru,

DEFINISI HUKUM TATA NEGARA

Mentaati Peraturan. Perundang-undangan

Nama : Yogi Alfayed. Kelas : X ips 1. Tugas : Kaidah yang fundamental (PPKn) JAWABAN :

BAB II SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SEBELUM AMANDEMEN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

UNDANG-UNDANG TERSENDIRI MENGENAI MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT: PERLUKAH? 1

TUGAS ANALISIS UUD 1945 SEBELUM AMANDEMEN DAN PELAKSANAAN UUD 1945 PADA MASA ORDE LAMA. Matakuliah : PENDIDIKAN PANCASILA

BAB IV ANALISIS TENTANG KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA MENURUT MAHFUD MD

Ulangan Akhir Semester (UAS) Semester 1 Tahun Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP

A. Pengertian Orde Lama

Lembaga Kepresidenan dalam Sistem Presidensial

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENDIDIKAN PANCASILA

Soal Undang-Undang Yang Sering Keluar Di Tes Masuk Sekolah Kedinasan

Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen

Soal LCC 4 Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara :)

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern sekarang ini, hampir semua negara mengklaim menjadi

SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA SHINTA HAPPY YUSTIARI, S.AP, MPA

AMANDEMEN (amendment) artinya perubahan atau mengubah. to change the constitution Contitutional amendment To revise the constitution Constitutional

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : SMP NEGERI 1 Prambanan, Sleman. Alokasi Waktu : 6 X 40 Menit ( 3 x pertemuan )

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya

d. Mendeskripsikan perkembangan politik sejak proklamasi kemerdekaan.

TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Oby rohyadi. Nomer mahasiswa : Program studi : STRATA 1. : Teknik Informatika

Pengaruh Pembatasan Kekuasaan Presiden Terhadap Praktik Ketatanegaraan Indonesia

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi

UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Jumat, 29 Juni 2015 SOAL-SOAL PILIHAN GANDA PKN SMA KELAS XII

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengisi jabatan tertentu di dalam suatu negara. Bagi negara yang menganut

Sistem Pemerintahan Negara Indonesia semenjak 1945

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Gambaran Lembaga Eksekutif Pasca Reformasi. Sebagaimana dengan ajaran Trias Politica tugas badan eksekutif

TUTORIAL DALAM RANGKA UJIAN DINAS DAN PENYESUAIAN PANGKAT BPOM-RI

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

ara urut ut UUD 1945 Hasil Amandemen

JANGAN DIBACA! MATERI BERBAHAYA!

BAB III PROFIL PEMERINTAHAN INDONESIA

Bab II. Tinjauan Pustaka

AGENDA DALAM SISTEM EKONOMI INDONESIA

MPR sebelum amandemen :

II. TINJAUAN PUSTAKA. kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang

Hubungan antara MPR dan Presiden

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

ANALISIS DAN PERBANDINGAN ANTARA UUD 1945, KONSTITUSI RIS, UUDS 1950 DAN UUD 1945 AMANDEMEN. SUBSTANSI, KOMPARASI DAN PERUBAHAN YANG PENTING

-2- demokrasi serta menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mesk

Volume 12 Nomor 1 Maret 2015

TUGAS KEWARGANEGARAAN LATIHAN 4

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai dasar negara dan hubungannya dalam Pasal UUD 45. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom.

KISI KISI ULANGAN TENGAH SEMESTER PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEMESTER GENAP

PENUTUP. partai politik, sedangkan Dewan Perwakilan Daerah dipandang sebagai

Tajuk Entri Bahan Pustaka Karya Perundang-undangan. di Perpustakaan Nasional RI. oleh : Suwarsih, MSi.

BAB VI PERUBAHAN SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DPR-GR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA. Supentri, S.Pd

IMPLIKASI AMANDEMEN UUD 1945 TERHADAP SISTEM HUKUM NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KAJIAN TEORI. Negara Indonesia merupakan negara hukum. 1. kemudian menjadi ide dasar paham konstitusionalisme atau constitutional state 2,

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada sidang PPKI pertama tanggal 18 Agustus 1945 menetapkan: Mengesahkan dan menetapkan UUD 1945, memilih dan mengangkat ketua dan wakil ketua PPKI masing-masing menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama (Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. M. Hatta sebagai wakil presiden RI), dan pekerjaan presiden untuk sementara waktu dibantu oleh sebuah Komite Nasional Pusat yakni Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) (Deliar Noer 2005:16). Sejak ketetapan PPKI tersebut merupakan awal dari terbentuknya Lembaga Kepresidenan, karena dalam ketetapan ini menunjuk Presiden dan Wakil Presiden sebagai pelaksana pemerintahan di Indonesia. Pada awal kemerdekaan sistem pemerintahan Indonesia adalah Sistem Presidensial yakni kekuasaan tertinggi di tangan Presiden. Dalam melaksanakan pekerjaan pemerintah Presiden dibantu oleh sebuah badan yakni Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang tercantun pada Undang Undang Dasar Aturan Peralihan pasal IV disebutkan: Sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Pertimbangan Agung dibentuk menurut Undang-Undang Dasar ini, segala kekuasaanya dijalankan oleh Presiden dengan segala bantuan sebuah Komite nasional. Sesuai dengan ketentuan dalam Aturan Pemerintah Pasal IV Undang Undang Dasar 1945 tersebut, maka 1

dibentuk sebuah Komite Nasional yang tugasnya membantu pekerjaan presiden (Deliar Noer 2005:16) Keanggotaan Komite Nasional Indonesia Pusat sendiri diambil dari beberapa anggota dari PPKI. KNIP dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945 di Gedung Kesenian Pasar Baru Jakarta. Pada tanggal 29 Agustus malam bertempatan di gedung Komidi Pasar Baru, Jakarta, pengurus dan anggota KNIP dilantik, dan sidang pertamanya dimulai sesudahnya. Sidang ini diketuai Kasman Singodimejdo, sebagai ketua Panitia Eksekutif. Kasman Singodimedjo, sebagai ketua Panitia Eksekutif, selesai pidato pembukaanya menghadap presiden dengan berdiri sebagai perwira bawahan dan menyatakan siap sedia menjalankan perintah. Maka presiden pun melantik segenap anggota. Ia menegaskan bahwa kekuasaan adalah di tangan presiden berarti KNIP merupakan pembantu untuk menjalankan kekuasaan ini (Deliar Noer 2005:23). Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) ini diakui merupakan cikal bakal dari badan legislatif di Indonesia dan KNIP diresmikan pada tanggal 29 Agustus 1945 sehingga tanggal 29 Agustus dijadikan sebagai hari jadi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia. Setelah kerja keras yang dilakukan PPKI, akhirnya Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menyelesaikan tugasnya pada tanggal 21 Agustus 1945. Mereka berhasil merumuskan kriteria dan tata kerja KNIP dalam arti Pasal IV Aturan Pemerintah UUD 1945. Mengenai Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) ditetapkan antara lain: 1. Komite Nasional dibentuk diseluruh Indonesia dengan pusatnya di Jakarta. 2. Komite Nasional adalah penjelmaan kebulatan tujuan dan cita-cita Bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan kemerdekaan Indonesia yang berdasarkan kedaulatan rakyat. 3. Usaha Komite Nasional ialah : a. Menyatakan kemauan rakyat Indonesia untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka 2

b.mempersatukan rakyat dari segala lapisan dan jabatan, supaya terpadu pada segala tempat diseluruh Indonesia persatuan kebangsaan yang bulat dan erat c. Membantu menetapkan rakyat dan turut menjaga keselamatan umun d.membantu pemimpin dalam menyelenggarakan cita-cita bangsa Indonesia dan di daerah membantu Pemerintah Daerah untuk kesejahteraan umum. 4. Komite Nasional Pusat memimpin dan memberi petunjuk keadaan Komite-Komite Nasional Daerah (Deliar Noer 2005:75-76). Dengan memperhatikan kriteria dan tata kerja KNIP dalam arti pasal IV Aturan Pemerintah UUD 1945 yang tertera di atas dapat ditegaskan bahwa KNIP merupakan pembantu Presiden dalam menjalankan sistem Pemerintah karena, KNI juga merupakan: 1. Alat pemersatu bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan 2. Alat yang menerjemahkan kebijaksaan pemerintah kepada rakyat dan menyampaikan keinginan rakyat pada pemerintah 3. Alat yang memajukan kesejahteraan umum dan menjaga ketentraman keselamatan umum (Deliar Noer 2005:20). Mengingat pada awal kemerdekaan keadaan dan situasi Negara Indonesia pada saat itu belum begitu aman dan melihat dari Pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945 ditentukan dalam keputusan baru. Keadaan Indonesia yang tidak tenang mengakibatkan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan Pertimbangan Agung (DPA) belum dapat dibentuk. Padahal kita harus menunjukan bahwa Indonesia sudah mampu mengatur Negara dan pemerintahan yang berasaskan demokrasi. Untuk itu keluarlah Maklumat wakil Presiden No. X (dibaca eks) pada tanggal 16 Oktober 1945. Maklumat Wakil Presiden No. X ini memenuhi keputusan KNIP yang mengembangkan kedudukan dan fungsinya sebagai lembaga legislatif. 3

Maklumat tersebut berbunyi: Bahwa Komite Nasional Indonesia Pusat, sebelum terbentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat, diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara, serta menyetujui bahwa pekerjaan Komite Nasional Pusat seharihari, berhubungan dengan gentingnya keadaan, dijalankan oleh sebuah Badan Pekerja yang dipilih antara mereka dan bertanggung jawab kepada Komite Nasional Pusat (C.T.S Kansil 2000 : 282-283). Setelah dikeluarkan Maklumat Wakil Presiden No.X mulailah lembaran baru dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, yakni Komite Nasional Indonesia pusat (KNIP) diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sehingga kedudukan KNIP semakin penting dalam sistem pemerintah. Setelah dikeluarkan Maklumat Wakil Presiden No.X kekuasaan presiden berkurang karena kedudukan KNIP yang pada awal kemerdekaan sebagai pembantu presiden dalam menjalankan tugas pemerintahan tetapi setelah dikeluarkanya Maklumat Wakil Presiden KNIP diberikan wewenang sebagai lembaga legislatif, sehingga sistem pemerintahan Indonesia yang awal kemerdekaan sistem pemerintahan presidensil berubah menjadi sistem pemerintahan parlementer. B. Analisi Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Hubungan kerjasama KNIP dengan Lembaga Kepresidenan pada tahun 1945-1949. 4

2. Hubungan hirarki KNIP dengan Lembaga Kepresidenan pada tahun 1945-1949. 2. Batasan Masalah Agar masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis akan membatasi masalah mengenai Hubungan kerjasama KNIP dengan Lembaga Kepresidenan pada tahun 1945-1949. 3. Rumusan Masalah Untuk memperjelas kembali inti permasalahan yang akan diteliti, maka diperlukan suatu rumusan masalah. Melalui rumusan masalah ini diharapkan akan lebih mudah dalam memahami dan menyusun penelitian kepada tahap-tahap selanjutnya. Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah hubungan kerjasama KNIP dengan Lembaga Kepresidenan pada tahun 1945-1949? C. Tujuan Agar penelitian memiliki arah yang jelas, maka setiap penelitian tentunya harus memiliki tujuan, yakni hasil akhir yang hendak dicapai dari suatu penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui hubungan kerjasama Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dengan Lembaga Kepresidenan pada tahun 1945-1949. 5

D. Kegunaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka kegunaan dari penelitian ini adalah: a. Dapat memberikan pengetahuan serta wawasan khususnya dalam bidang kesejarahan yakni mengenai hubungan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dengan Lembaga Kepresidenan dalam sistem pemerintah. b. Sebagai suplemen materi pada mata kuliah Sejarah Nasional Indonesia dan mata kuliah lainnya mengenai Komite Nasional Indonesia Pusat. c. Serta sebagai suplemen materi dalam mengajar sejarah di Sekolah Menengah Atas (SMA). E. Ruang Lingkup Penelitian a. Objek Penelitian : Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan Lembaga Kepresidenan. b. Subjek Penelitian : Hubungan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) Dengan Lembaga Kepresidenan. c. Tempat Penelitian : Perpustakaan Universitas Lampung dan Perpustakaan Daerah Lampung. d. Waktu Penelitian : 2013 e. Temporal :1945-1949 f. Bidang Ilmu : Sejarah 6

REFERENSI Deliar Noer & Akbarsyah. 2005. Komite Nasional Indonesia (KNIP) Parlemen Indonesia 1945-1950. Yayasan Risalah : Jakarta. Halaman. 16. Deliar Noer & Akbarsyah. Ibid. Halaman 16. Deliar Noer & Akbarsyah. Ibid. Halaman 23. Deliar Noer & Akbarsyah. Ibid. Halaman. 75-76. Deliar Noer & Akbarsyah. Ibid. Halaman. 20. C.T.S Kansil. 2000. Hukum dan Tata Negara RI. Rineka : Jakarta. Halaman 282-283. Ismail Suny. 1985. Pembagian Kekuasaan Negar. Aksara Baru : Jakarta. Halaman 4 7