MODELSEBARAN RADIONUKLIDA ANTROPOGENIK DI LAUT

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL SEBARAN PANAS AIR KANAL PENDINGIN INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK KE BADAN AIR LAUT

Pola Persebaran Limbah Air Panas PLTU Di Kolam Pelabuhan Tambak Lorok Semarang

Penyebaran Limbah Air Panas PLTU Di Kolam Pelabuhan Semarang

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :

Pemodelan Penyebaran Limbah Panas di Wilayah Pesisir (Studi Kasus Outfall PLTU Paiton)

SIMULASI SEBARAN PANAS DI PERAIRAN TELUK MENGGRIS, LOKASI TAPAK PLTN BANGKA BARAT

PERMODELAN MATEMATIS ALIRAN DI MUARA SUNGAI KALI LAMONG

MODEL SEBARAN PANAS AIR KANAL PENDINGIN INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK KE BADAN AIR LAUT

AKTIVITAS CESIUM-137 ( 137 Cs) DI PERAIRAN BANGKA SELATAN SEBAGAI BASE LINE DATA RADIONUKLIDA DI PERAIRAN INDONESIA

Analisis Pola Sirkulasi Arus di Perairan Pantai Sungai Duri Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat Suandi a, Muh. Ishak Jumarang a *, Apriansyah b

SIMULASI SEBARAN SEDIMEN TERHADAP KETINGGIAN GELOMBANG DAN SUDUT DATANG GELOMBANG PECAH DI PESISIR PANTAI. Dian Savitri *)

KAJIAN BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN UNTUK CALON PLTN AP1000

SEDIMENTASI AKIBAT PEMBANGUNAN SHEET PILE BREAKWATER TELUK BINTUNI, PAPUA BARAT

Bab III Metodologi Penelitian

Oleh: Pratiwi Fudlailah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Simulasi Model Gelombang Pasang Surut dengan Metode Beda Hingga

Pola Sirkulasi Arus Dan Salinitas Perairan Estuari Sungai Kapuas Kalimantan Barat

Untuk mengkaji perilaku sedimentasi di lokasi studi, maka dilakukanlah pemodelan

3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Oktober 2011 meliputi

Simulasi Pola Arus Dua Dimensi Di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu Pada Bulan September 2004

PENGARUH BATIMETRI PERAIRAN TERHADAP DISTRIBUSI PLUTONIUM-239/240 ( 239/240 Pu) DALAM SEDIMEN DI PERAIRAN GRESIK

Oleh: SITI SAODAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Pola Sebaran Salinitas dengan Model Numerik Dua Dimensi di Muara Sungai Musi

PEMANTAUAN RADIOEKOLOGI KELAUTAN DI SEMENANJUNG LEMAHABANG, JEPARA TAHUN 2005

PERMODELAN SEBARAN SUHU, SEDIMEN, TSS DAN LOGAM

Pemodelan Sistem Sirkulasi Alami pada Reaktor nuklir dengan Variasi Ketinggian Alat yang Berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 : Definisi visual dari penampang pantai (Sumber : SPM volume 1, 1984) I-1

(a). Vektor kecepatan arus pada saat pasang, time-step 95.

PENYELESAIAN MODEL DISTRIBUSI SUHU BUMI DI SEKITAR SUMUR PANAS BUMI DENGAN METODE KOEFISIEN TAK TENTU. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB 6 MODEL TRANSPOR SEDIMEN DUA DIMENSI

(Kurnia Anzhar dan Yarianto SBS)'

PENGARUH TINGGI LEPASAN EFEKTIF TERHADAP DISPERSI ATMOSFERIK ZAT RADIOAKTIF (STUDI KASUS: CALON TAPAK PLTN BANGKA BELITUNG)

MODEL SEDERHANA 2-DIMENSI ARAH PERGERAKAN SEDIMEN DI SUNGAI PORONG JAWA TIMUR SIMPLE MODEL OF TWO DIMENSIONAL SEDIMENT MOVEMENT IN PORONG RIVER

Studi Simulasi Sedimentasi Akibat Pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

Pemodelan Pola Arus di Perairan Pesisir Banyuasin, Sumatera Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transformasi Gelombang pada Batimetri Ekstrim dengan Model Numerik SWASH Studi Kasus: Teluk Pelabuhan Ratu, Sukabumi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

DAFTAR NOTASI. A : sebuah konstanta, pada Persamaan (5.1)

Sadri 1 1 Dosen Politeknik Negeri Pontianak.

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR SIMULASI 2-DIMENSI TRANSPOR SEDIMEN DI SUNGAI MESUJI PROVINSI LAMPUNG

ARUS PERMUKAAN YANG BERPENGARUH TERHADAP DISTRIBUSI 137 Cs (CESIUM-137) DI PERAIRAN GRESIK

2. TINJAUAN PUSTAKA. Pelapisan massa air merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan

SOLUSI ANALITIK DAN SOLUSI NUMERIK KONDUKSI PANAS PADA ARAH RADIAL DARI PEMBANGKIT ENERGI BERBENTUK SILINDER

SIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK. Rico D.P. Siahaan, Santo, Vito A. Putra, M. F. Yusuf, Irwan A Dharmawan

AKTIVITAS RADIONUKLIDA ANTROPOGENIK 137 CS DI PERAIRAN SEMARANG BERDASARKAN SIRKULASI ARUS GLOBAL

PEMODELAN NUMERIK SIRKULASI ARUS TIGA DIMENSI DI PERAIRAN KEPULAUAN SPERMONDE KABUPATEN PANGKEP, SULAWESI SELATAN

EKSPERIMEN AWAL ALIRAN SIRKULASI ALAMIAH PADA SIMULASI SISTEM KESELAMATAN PASIF

ANALISIS DISTRIBUSI TEMPERATUR PEMBAKAR LIMBAH RADIOAKTIF TIPE HK-2010

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

DESAIN STRUKTUR PELINDUNG PANTAI TIPE GROIN DI PANTAI CIWADAS KABUPATEN KARAWANG

CONTOH TAHAPAN PERHITUNGAN NILAI BATAS LEPASAN RADIOAKTIVITAS KE LINGKUNGAN SPESIFIK TAPAK

PREDIKSI LEPASAN RADIONUKLIDA MELALUI "BUFFER MATERIAL" DI TEMPAT PENYIMPANAN LlMBAH DEKAT PERMUKAAN DI PPTN SERPONG MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO

BAB II SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI MINYAK LEPAS PANTAI

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Mekanika Fluida II. Karakteristik Saluran dan Hukum Dasar Hidrolika

Created by : Firman Dwi Setiawan Approved by : Ir. Suntoyo, M.Eng., Ph.D Ir. Sujantoko, M.T.

ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY

PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005

MODEL MATEMATIK UNTUK MENENTUKAN LAMA JATUH BATANG KENDALI. Elfrida Saragi *, Utaja **

Perubahan Dasar Perairan Estuari Sungai Kapuas Kalimantan Barat (Studi Kasus: Bulan Januari s.d. April)

STUDI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA SUSUNAN SILINDER VERTIKAL DALAM REAKTOR NUKLIR ATAU PENUKAR PANAS MENGGUNAKAN PROGAM CFD

PENGARUH SALINITAS TERHADAP DISTRIBUSI KECEPATAN PENGENDAPAN PARTIKEL KOLOID

REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN PANTAI MARUNDA, JAKARTA (Puteri Kesuma Dewi. Agus Anugroho D.S. Warsito Atmodjo)

POLA PENYEBARAN SEDIMEN TERSUSPENSI BERDASARKAN ANALISIS DEBIT MAKSIMUM DAN MINIMUM DI MUARA SUNGAI PORONG, KABUPATEN PASURUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Nutrient Film Technique (NFT) 2.2. Greenhouse

PEMODELAN TRANSPORT SEDIMEN DI PERAIRAN PESISIR SEMENANJUNG MURIA, JEPARA

PENGARUH LAJU ALIRAN SUNGAI UTAMA DAN ANAK SUNGAI TERHADAP PROFIL SEDIMENTASI DI PERTEMUAN DUA SUNGAI MODEL SINUSOIDAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersumber dari ledakan besar gunung berapi atau gempa vulkanik, tanah longsor, atau

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Penurunan Persamaan Air Dangkal

MODEL MATEMATIKA UNTUK TRANSPORT RADIONUKLIDA PADA BIOSFER. Dadang Suganda, Pratomo Budiman S. Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif

RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK

SIMULASI NUMERIS ARUS PASANG SURUT DI PERAIRAN CIREBON

MODEL MATEMATIKA DENGAN SYARAT BATAS DAN ANALISA ALIRAN FLUIDA KONVEKSI BEBAS PADA PELAT HORIZONTAL. Leli Deswita 1)

I. PENDAHULUAN. II. DASAR TEORI Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. Landasan Teori. 2.1 Persamaan Dasar

Studi Pola Sebaran Buangan panas PT. Pertamina Up V Balikpapan Di Perairan Kampung Baru, Teluk Balikpapan

MODUL- 2. HIDRODINAMIKA Kode : IKK.365 Materi Belajar -2

KAJIAN ARUS PERAIRAN PANTAI SEMARANG PENDEKATAN PEMODELAN NUMERIK TIGA DIMENSI DISERTASI

WORKING PAPER PKSPL-IPB

2. TINJAUAN PUSTAKA. utara. Kawasan pesisir sepanjang perairan Pemaron merupakan kawasan pantai

PENENTUAN KONSENTRASI RADIONUKLIDA ALAM DAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN SEMENANJUNG LEMAHABANG

Menentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

Analisa Pola dan Sifat Aliran Fluida dengan Pemodelan Fisis dan Metode Automata Gas Kisi

1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PEMANTAUAN RADIONUKLIDA ANTROPOGENIK DI PERAIRAN SELAT MAKASAR

SIMULASI SMOOTHED PARTICLE HYCRODYNAMICS DUA DIMENSI DENGAN METODE DETEKSI PARTIKEL PERMUKAAN

APLIKASI PEMODELAN DENGAN MENGUNAKAN SOFTWARE BOSS SMS UNTUK KEMAMPUAN KECEPATAN YANG TEREDUKSI AKIBAT RUMPUN BAKAU

Tugas Akhir ANALISIS MORFOLOGI SUNGAI PADA POLA DISTRIBUSI SEDIMENTASI

Distribusi Air Bersih Pada Sistem Perpipaan Di Suatu Kawasan Perumahan

Transkripsi:

Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 15 Nomor 1, Juli 01 (Volume 15, Number 1, July, 01) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive Waste Technology Center) MODELSEBARAN RADIONUKLIDA ANTROPOGENIK DI LAUT Chevy Cahyana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, Serpong-Tangerang 15310 ABSTRAK MODEL SEBARAN RADIONUKLIDA ANTROPOGENIK DI LAUT. Pemanfaatan energi nuklir sebagai sumber energi baru harus memprioritaskan perlindungan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup. Pengkajian perilaku radionuklida antropogenik di laut dapat dilakukan untuk memprediksi pola sebaran efluen radioaktif yang terlepas ke laut, sebagai dampak dari pengoperasian PLTN. Model hidrodinamika laut dapat digunakan untuk mengkaji perilaku radionuklida antropogenik di laut. Dalam penelitian ini telah dilakukan pemodelan sebaran efluen radioaktif secara analitik dengan model generik, dan secara numerik dengan metode elemen hingga. Hasil pemodelan dengan metode numerik lebih fleksibel dan dapat dengan mudah diaplikasikan untuk kondisi yang sebenarnya di semenanjung Muria, Jepara dan perairan selat Bangka sebagai calon tapak PLTN. Kata kunci: radionuklida, antropogenik, model ABSTRACT THE MODEL OF ANTHROPOGENIC RADIONUCLIDE DISPERSION IN THE SEA. The use of nuclear energy as new energy must prioritize the protection and conservation the function of environment. The assessment of anthropogenic radionuclide behavior in the ocean can be done to predict dispersion pattern of radioactive effluent released to the ocean, as an impact of the operation of NPP. Ocean hydrodynamic model can be used to assess the behavior of anthropogenic radionuclide in the ocean. On this research, the modeling of radioactive effluent dispersion has been done analytically using generic model and numerically by finite element methods. The numerical method modeling result has better flexibility and easily applied for site specific condition at Muria peninsula, Jepara and Bangka strait as the candidate of NPP s sites. Keywords: radionuclide, anthropogenic, model PENDAHULUAN Peraturan Presiden nomor 5 tahun 006 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) memberi arahan agar upaya pemakaian energi baru dan terbarukan ditingkatkan. Energi baru adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh teknologi baru baik yang berasal dari energi terbarukan maupun energi tak terbarukan. Energi terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumberdaya energi yang secara alamiah tidak akan habis dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik. Salah satu sasaran dari Kebijakan Energi Nasional adalah pemanfaatan energi nuklir yang merupakan salah satu bentuk energi baru. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 43 tahun 006 tentang Perizinan Reaktor Nuklir tanggal 15 Desember 006 merupakan momentum awal kebijakan pemerintah Indonesia mengenai pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Dewan Energi Nasional merumuskan bahwa salah satu permasalahan energi yang dihadapi dan perlu diselesaikan saat ini adalah perlindungan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup belum menjadi prioritas. Oleh karena itu rencana pembangunan PLTN sebagai upaya pemanfaatan energi baru harus disertai dengan pengkajian dampak pengoperasian PLTN terhadap lingkungan. Pengoperasian PLTN dapat menyebabkan terlepasnya efluen radioaktif ke laut, baik secara langsung berupa efluen cair maupun secara tidak langsung melalui deposisi efluen radioaktif yang terlepas ke udara. Penggunaan air laut sebagai pendingin (cooling water) dapat menyebabkan terlepasnya efluen sekunder berupa panas. Pola sebaran efluen radioaktif maupun efluen panas 17

Chevy Cahyana : Model Sebaran Radionuklida Antropogenik di Laut sangat dipengaruhi oleh pola gerak air laut. Pola gerak air laut dapat dikaji dengan model hidrodinamika laut. Hidrodinamika adalah ilmu yang mempelajari gerak fluida, khususnya zat cair non compressible yang dipengaruhi oleh gaya internal dan eksternal. Hidrodinamika merupakan cabang dari mekanika fluida yang terdiri dari konsep momentum, kontinuitas, tekanan, viskositas, waktu, turbulensi, dan gesekan [1, ]. Mengacu pada Agenda Riset Nasional 010-014 yang menyatakan bahwa perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup harus menjadi prioritas dalam pemanfaatan energi baru dan terbarukan, maka dalam penelitian ini dilakukan pengkajian perilaku radionuklida antropogenik di laut untuk memprediksi pola sebaran efluen radioaktif yang terlepas ke laut, sebagai bagian dari analisis dampak lingkungan pengoperasian PLTN. TEORI Sifat Radionuklida Antropogenik di Laut Pada saat terlepas ke laut, radionuklida antropogenik dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu radionuklida konservatif dan radionuklida non konservatif (particle reactive). Radionuklida konservatif didefinisikan sebagai radionuklida yang sangat mudah larut dalam air laut, sehingga penyebarannya dalam laut sangat dipengaruhi oleh proses fisika berupa pencampuran dan difusi. Yang termasuk radionuklida konservatif diantaranya adalah Cs-137, Sr-90, C-14 dan I-19. Radionuklida yang bersifat partikel reaktif lebih mudah menghilang dari laut disebabkan oleh afinitasnya terhadap permukaan partikel alam yang menyebabkan radionuklida ini tenggelam ke dasar laut dan masuk ke dalam sedimen. Contoh radionuklida partikel reaktif adalah Pu-39, Pu-40, Ru-106 dan Ce-144 [3]. Model Pergerakan Radionuklida di Laut Pergerakan radionuklida di laut dapat dimodelkan secara matematika berdasarkan pada persamaan adveksi difusi dua dimensi yang dirata-ratakan secara vertikal sebagai berikut [4], (1) dimana U adalah arus laut. Persamaan tersebut merepresentasikan adveksi longitudinal, dispersi konsentrasi lateral dan peluruhan radionuklida yang berubah terhadap waktu. ε y adalah koefisien dispersi lateral yang merupakan fungsi dari x dan U seperti yang ditunjukkan dalam persamaan (). () Untuk memperoleh solusi analitik dari persamaan diferensial tersebut diasumsikan bahwa garis pantai lurus sepanjang sumbu x (y=0), kedalaman laut konstan, serta besarnya arus laut konstan dan paralel dengan garis pantai. Kondisi ini ditunjukkan pada Gambar 1. Berdasarkan asumsi tersebut maka diperoleh solusi untuk lepasan kontinyu adalah sebagai berikut [4], (3) Substitusi persamaan () dan (3) ke persamaan (1) diperoleh (4) Konsentrasi radionuklida sepanjang pusat beluk dan sepanjang garis pantai dapat dihitung dengan persamaan (4) dengan memasukkan y=y 0 dan y=0. 18

Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 15 Nomor 1, Juli 01 (Volume 15, Number 1, July, 01) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive Waste Technology Center) Gambar 1. Pola sebaran lepasan efluen radioaktif untuk garis pantai yang lurus [4] Model Hidrodinamika untuk Perairan Dangkal Aliran pada muara, perairan pantai dan laut tidak dapat dianggap satu dimensi. Pemodelan perilaku aliran pada muara dan perairan pantai harus menggunakan model tiga dimensi, khususnya pada muara dan daerah perairan pantai dengan batimetri yang sangat kompleks dan cukup dalam serta terjadi perlapisan (stratification). Untuk kasus dimana kedalaman perairan cukup dangkal dibandingkan dengan lebar perairan dan tidak terjadi perlapisan (non stratification) atau terjadi perlapisan yang sangat kecil (weakly stratified), maka variasi kecepatan dalam arah vertikal biasanya kecil dan jarang ditinjau. Untuk kasus seperti ini hanya distribusi horisontal dari kecepatan rata-rata terhadap kedalaman yang diperlukan, sehingga persamaan hidrodinamiknya cukup didekati dengan persamaan dua dimensi (two dimensional depth average equation) [5]. Gerak sirkulasi arus di pantai yang dangkal dapat diasumsikan sebagai aliran massa yang bercampur sempurna (homogen) mulai dari permukaan laut sampai ke dasar perairan, dan pengaruh angin di permukaan diasumsikan mencapai dasar laut [6]. Oleh karena itu pemodelan dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan yang diintegrasikan terhadap kedalaman. RMA (Resource Management Associates) merupakan model hidrodinamik numerik dua dimensi untuk rata-rata kedalaman dengan metode elemen hingga. RMA menghitung solusi elemen hingga untuk bentuk Reynold dari persamaan Navier-Stokes untuk aliran turbulensi. Gaya gesekan dihitung dengan formula Manning/Chezy, sedangkan koefisien viskositas olakan digunakan untuk mendefinisikan karakteristik turbulensi [7]. Sistem persamaan yang digunakan dalam RMA terdiri dari dua persamaan gerak dalam koordinat Cartesian, serta satu persamaan kontinuitas untuk fluida incompressible sebagai berikut [8], u u u h u u + + z h h + hu + hv Exx E gh + + xy t ρ gun 1 (5) + + u + v ζv sinψ + hωv sin φ = h 1 6 ( ) 0 a v v v h h + hu + hv E t ρ v + E yx yy v z h + gh + + ( u + v ) 1 ζv sin ψ + hωv sin = 0 gvn + + 1 a φ 6 h (6) 19

Chevy Cahyana : Model Sebaran Radionuklida Antropogenik di Laut h u v h h + h + + u + v = 0 (7) t Dimana: h : kedalaman air u, v : kecepatan lokal dalam koordinat Cartesian x, y t : waktu ρ : densitas fluida E : koefisien viskositas olakan g : percepatan gravitasi z : elevasi dasar laut n : koefisien kekasaran Manning ξ : koefisien gesekan angin empiris V a : kecepatan angin ψ : arah angin ω : laju rotasi angular bumi φ : garis lintang lokal Persamaan (5), (6) dan (7) diselesaikan dengan metode elemen hingga menggunakan metode residu berpemberat Galerkin. Elemen yang digunakan dapat berupa garis satu dimensi, segi empat dua dimensi atau segi tiga, serta dapat juga memiliki sisi yang melengkung (parabolic). Fungsi dari bentuk elemen adalah kuadratik untuk kecepatan dan linear untuk kedalaman. Integrasi dalam ruang dilakukan dengan integral Gaussian. Turunan terhadap waktu diganti dengan pendekatan beda hingga non linear. METODOLOGI Pada penelitian ini pola sebaran lepasan efluen radioaktif di laut disimulasikan dengan skenario lepasan terjadi pada jarak 100 meter dari garis pantai yang lurus dengan kedalaman laut dianggap konstan sedalam 3 meter. Arus dengan kecepatan konstan 1 m/s bergerak sejajar dengan garis pantai. Untuk memperoleh data pembanding, dalam penelitian ini dilakukan pemodelan sebaran radionuklida antropogenik di laut dengan dua metode yang berbeda, yaitu metode analitik dan metode numerik. Metode analitik menggunakan model generik, yaitu menghitung sebaran konsentrasi radionuklida berdasarkan solusi analitik dari persamaan hidrodinamika. Pada metode ini banyak dilakukan penyederhanaan untuk mempermudah penyelesaian persamaan differensial secara analitik. Solusi analitik persamaan hidrodinamik yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk menghitung konsentrasi radionuklida sebagai fungsi dari jarak dengan menggunakan aplikasi excel. Metode numerik dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Surface water Modeling System (SMS) yang menyelesaikan persamaan diferensial hidrodinamika dengan metode elemen hingga (finite element methods). Metode elemen hingga menggunakan elemen-elemen kecil berupa jaring-jaring (mesh) pada daerah pemodelan seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Gambar. Jaring-jaring (mesh) untuk metode elemen hingga 0

Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 15 Nomor 1, Juli 01 (Volume 15, Number 1, July, 01) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive Waste Technology Center) Untuk aplikasi model secara site specific di semenanjung Muria, Jepara dan perairan selat Bangka, digunakan data berupa peta batimetri kedalaman laut, data arus dan data pasang surut yang diperoleh dari DISHIDROS TNI AL. Untuk keperluan pemodelan, koordinat lintang dan bujur pada peta diubah ke dalam satuan meter, dimana 1 derajat setara dengan 110 km. HASIL DAN PEMBAHASAN Pola sebaran konsentrasi radionuklida hasil pemodelan dengan metode numerik menggunakan perangkat lunak SMS ditunjukkan pada Gambar 3. Titik-titik tinjau dibuat sepanjang garis pantai untuk memperoleh hasil pemodelan numerik secara kuantitatif, agar dapat dibandingkan dengan hasil pemodelan dengan metode analitik. Perbandingan hasil pemodelan metode analitik menggunakan excel dengan hasil pemodelan metode numerik menggunakan SMS ditunjukkan dalam bentuk grafik pada Gambar 4. Tampak bahwa hasil kedua metode yang digunakan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, yaitu berkisar antara 3.07%-4.4%. Gambar 3. Pola sebaran radionuklida dengan SMS Gambar 4. Perbandingan hasil pemodelan dengan metode analitik (excel) dan numerik (SMS 8.1) 1

Chevy Cahyana : Model Sebaran Radionuklida Antropogenik di Laut Pemodelan sebaran konsentrasi radionuklida dengan menggunakan metode numerik tidak memerlukan penyederhanaan yang terlalu banyak, sehingga dapat digunakan untuk skenario yang lebih komplek. Oleh karena itu pemodelan dengan metode numerik dapat dilakukan secara site specific. Gambar 5. Model sebaran efluen radioaktif di semenanjung Muria, Jepara Gambar 6. Model sebaran efluen radioaktif di Bangka Selatan

Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 15 Nomor 1, Juli 01 (Volume 15, Number 1, July, 01) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive Waste Technology Center) Gambar 7. Model sebaran efluen radioaktif di Bangka Barat Simulasi model sebaran efluen radioaktif di semenanjung Muria, Jepara dan perairan selat Bangka sebagai calon tapak PLTN ditunjukkan pada Gambar 5, 6 dan 7. Hasil simulasi menunjukkan bahwa arah dan kecepatan arus berpengaruh besar terhadap sebaran efluen di laut. Secara fisika dapat dijelaskan bahwa arus menyebabkan perpindahan efluen secara adveksi yang memiliki pengaruh yang lebih besar daripada perpindahan secara difusi. Ditinjau dari sudut pandang matematika, pada pemodelan sebaran efluen radioaktif ini dilakukan penyelesaian persamaan adveksi dan difusi yang menunjukkan peran arus laut dalam proses penyebaran efluen. KESIMPULAN Perilaku radionuklida antropogenik di laut berpengaruh besar terhadap pola sebaran efluen radioaktif. Pemodelan sebaran efluen radioaktif dapat digunakan dalam pengkajian keselamatan PLTN untuk memprediksi besarnya dosis yang dapat diterima manusia baik dalam keadaan normal maupun kedaruratan. Pemodelan sebaran efluen radioaktif di laut dengan metode numerik menggunakan model hidrodinamika laut dapat diaplikasikan secara site specific dengan memasukkan data dan parameter yang diambil dari lokasi calon tapak PLTN. DAFTAR PUSTAKA [1]. Glamore, W. C.: Hydrodynamics, Water Research Laboratory, School of Civil and Environmental Engineering, University of South Wales, (007). []. Glamore, W. C.: Numerical Modeling, Water Research Laboratory, School of Civil and Environmental Engineering, University of South Wales, (007). [3]. IAEA-TECDOC-149, Worldwide Marine Radioactivity Studies (WOMARS).: Radionuclide Levels in Oceans and Seas, International Atomic Energy Agency, Vienna, (005). [4]. Safety Report Series No. 19.: Generic Models for Use In Assessing the Impact of Discharges of Radioactive Substances to the Environment, International Atomic Energy Agency, Vienna, (001). [5]. Yulianto, P.: Justifikasi Pemakaian Model Numerik Dua Dimensi (D) Transport Sedimen di Muara, Tesis Program Studi Ilmu Teknik Sipil, Kekhususan Manajemen Sumber Daya Air, Program Pasca Sarjana Bidang Ilmu Teknik, Universitas Indonesia, Depok, (005). 3

Chevy Cahyana : Model Sebaran Radionuklida Antropogenik di Laut [6]. Ismanto, A., Widada, S., Susiati, H.: Kajian Dispersi Termal dalam Rencana Pembangunan PLTN Muria: Sebuah Analisis, Jurnal Geoaplika, Vol. 3, No. 3, (008). [7]. Petrescu, V., Sumbasacu, O.: Comparison Between Numerical Simulation and Measurements of the Pollutant Dispersion in a River Case Study, U.P.B. Sci. Bull., Series D, Vol. 7, Iss. 3, (010). [8]. King, I.: Users Guide to RMA WES Version 4.3., Edited by Donnel, B. P., 1997. New York, US Army Corps of Engineer Waterways Experiment Station, Hydraulics Laboratory, Wex Tech System. (1996). 4