TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) berasal dari daratan Cina, yang kemudian

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar

II. TINJAUAN PUSTAKA. jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Kedelai Hitam

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak, berasal

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Steenis (2005) klasifikasi tanaman kedelai sebagai berikut

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas penting dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Kedelai pertama kali dibudidayakan oleh orang China dan pertama kali

I. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan tanaman pangan yang. sedangkan produksi dalam negri belum mencukupi, untuk mengatasinya

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat

II. TINJAUAN PUSTAKA. jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja,

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. spesies. Klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

EPISTASI DAN HIPOSTASI Luisa Diana Handoyo, M.Si.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman

akan muncul di batang tanaman (Irwan, 2006).

II. TINJAUAN PUSTAKA. ujung (tassel) pada batang utama dan bunga betina tumbuh terpisah sebagai

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Sub-famili : Papilionoidae. Sub-genus : Soja

TINJAUAN PUSTAKA. Class : Dicotyledoneae, Ordo : Leguminales, Family : Poaceae, Genus : Glycine,

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya

I. PENDAHULUAN. Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman kedelai adalah : Kingdom : Plantae, Divisio :

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L]. Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Tanaman kedelai mempunyai akar yang terdiri dari akar lembaga, akar tunggang dan akar cabang berupa akar rambut yang dapat membentuk bintil akar dan

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

SIMBOL SILSILAH KELUARGA

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. berasal dari kacang tanah menyebabkan meningkatnya jumlah permintaan.

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman kacang hijau adalah:

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Steenis, dkk (2005) tanaman kedelai termasuk ke dalam,

SIMULASI PERCOBAAN MONOHIBRID MENDEL. Tujuan : - Mempelajari segregasi pada saat pembentukan gamet F1

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Botani Tanaman Kacang Panjang. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2011), susunan klasifikasi kacang panjang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Sharma (1993), tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai

Definisi Genetika. Genetika Sebelum Mendel. GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel

Hukum Pewarisan Sifat Mendel. Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih,S.Pt.,MP

I. PENDAHULUAN. Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2009 mencapai ton. Namun,

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Gandum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L) adalah anggota keluarga Graminae, ordo Maydeae, genus Zea (Fischer

1. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sentra pertanaman kacang panjang yang mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi

TINJAUAN PUSTAKA. kelas : Monocotyledoneae, ordo : poales, famili : poaceae, genus : Zea, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL GENETIKA PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Sifat Tanaman Kedelai

Pokok Bahasan: Pemuliaan untuk Tanaman Menyerbuk Sendiri. Arya Widura R., SP., MSI PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

TINJAUAN PUSTAKA. Pemuliaan Jagung Hibrida

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hikam (2007), varietas LASS merupakan hasil rakitan kembali varietas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Kedelai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. fenotipe yang diamati menunjukkan kriteria keragaman yang luas hampir pada

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

( 2 ) untuk derajat kecocokan nisbah segregasi pada setiap generasi silang balik dan

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) berasal dari daratan Cina, yang kemudian tersebar ke daerah Mancuria, Korea, Jepang, Rusia, Amerika Serikat, negara negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Kedelai dapat dibudidayakan mulai dari daerah khatulistiwa sampai daerah dengan garis lintang 55 0 LU atau 55 0 LS. Menurut Acquaah (2008), sistematika tumbuhan tanaman kedelai adalah sebagai berikut: Kerajaan Divisi Kelas Subkelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Rosidae : Fabales : Fabaceae : Glycine : Glycine max (L.) Merrill 2.1.2 Morfologi tanaman kedelai Tanaman kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak, dan merupakan tanaman semusim. Morfologi tanaman kedelai didukung oleh komponen

11 utamanya, yaitu akar, daun, batang, polong, dan biji sehingga pertumbuhannya bisa optimal. Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik. Pertumbuhan akar tunggang lurus masuk ke dalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar akar cabang terdapat bintil bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum, yang mempunyai kemampuan mengikat (N 2 ) dari udara yang kemudian dipergunakan untuk menyuburkan tanah (Andrianto dan Indarto, 2004). Daun kedelai merupakan daun majemuk yang terdiri dari tiga helai anak daun dan umumnya berwarna hijau muda atau hijau kekuning kuningan. Bentuk daun ada yang oval, juga ada yang segitiga. Warna dan bentuk daun kedelai ini tergantung pada varietas masing masing. Pada saat tanaman kedelai itu sudah tua, maka daun daunnya mulai rontok (AAK, 1989). Batang kedelai termasuk berbatang semak yang dapat mencapai ketinggian antara 30 100 cm. Batang ini beruas-ruas dan memiliki percabangan antara 3 6 cabang. Tipe pertumbuhan tanaman kedelai dibedakan atas tiga macam, yaitu tipe determinate, semi determinate, dan indeterminate (Rukmana dan Yuniarsih,1996). Buah kedelai atau yang disebut polong tersusun dalam rangkaian buah. Tiap polong kedelai berisi 1 4 biji. Biji kedelai umumnya berbentuk bulat atau bulat pipih sampai bulat lonjong. Jumlah polong per tanaman tergantung dari varietas kedelai, kesuburan tanah, dan jarak tanam yang digunakan. (Rukmana dan Yuniarsih,1996).

12 2.1.3 Syarat tumbuh Tanaman kedelai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan syarat drainase dan aerasi tanah cukup baik serta ketersediaan air yang cukup selama pertumbuhan tanaman. Menurut Sumarno dan Harnoto (1983) tanaman kedelai dapat tumbuh dengan baik pada jenis tanah alluvial, regosol, grumusol, latosol atau andosol. Pertumbuhan tanaman kedelai kurang baik pada tanah pasir, dan ph tanah yang baik untuk pertumbuhan kedelai adalah 6 6,5 dan untuk Indonesia sudah dianggap baik jika ph tanah 5,5 6,0. Kedelai dapat tumbuh subur pada ketinggian 0 900 m dpl dan curah hujan optimal 100 200 mm/bulan. Curah hujan yang tinggi pada saat pembungaan dan pengisian polong berakibat produksi yang dihasilkan rendah. Umumnya kedelai tumbuh di daerah dengan suhu berkisar antara 21 32 0 C. Suhu di bawah 21 0 C dan di atas 32 0 C dapat mengurangi munculnya bunga dan terbentuknya polong (Maesen dan Somaatmadja, 1993). Kelembaban udara rata rata 65%, penyinaran 12 jam/hari atau minimal 10 jam/hari. Kedelai mempunyai daya adaptasi yang luas terhadap berbagai jenis tanah. Tanah yang cocok ditanami kedelai adalah jenis tanah alluvial, regosol, grumusol, latosol dan andosol. Reaksi kemasaman tanah sekitar 5 7 (Rukmana dan Yuniarsih, 1996).

13 2.2 Varietas Unggul Menurut Sumarno (1985) usaha mendapatkan varietas unggul dapat ditempuh beberapa cara: 1. Introduksi atau mendatangkan varietas atau bahan seleksi dari luar negeri. 2. Mengadakan seleksi galur terhadap populasi yang telah ada seperti varietas lokal, atau varietas dalam koleksi. 3. Mengadakan program pemuliaan dengan persilangan, mutasi, atau teknik lain. Varietas unggul tanaman kedelai pada umumnya berupa varietas unggul galur murni yang menyerbuk sendiri yang mengakibatkan terjadinya silang dalam sehingga terjadi peningkatan jumlah individu-individu homozigot. Silang dalam menyebabkan terjadi fiksasi sifat-sifat genetik (Allard, 1995). Persilangan pada tanaman yang menyerbuk sendiri merupakan proses penting dalam pemuliaan. Utomo (2009) menyatakan bahwa tujuan dari persilangan adalah untuk memperoleh kombinasi genetik yang diinginkan melalui persilangan dua atau lebih tetua berbeda genotipenya. Perwujudan organisme yang dapat diamati secara visual maupun harus dengan cara pengukuran tertentu disebut fenotipe. Fenotipe merupakan penampilan dari genotipe tertentu pada lingkungan tertentu (Fehr, 1987) 2.3 Karakter Kualitatif dan Kuantitatif Tanaman Menurut Nasir (2001), karakter kualitatif merupakan wujud fenotipe yang saling berbeda tajam antara satu dengan yang lain secara kualitatif dan masing masing dapat dikelompokkan dalam bentuk kategori. Pada karakter kuantitatif umumnya

14 dikendalikan oleh banyak gen dan merupakan hasil akhir dari suatu proses pertumbuhan dan perkembangan yang berkaitan langsung dengan karakter fisiologi dan morfologis. Karakter morfologis lebih mudah diamati, misalnya produksi tanaman sering dijadikan obyek pemuliaan tanaman. Ciri yang dapat digunakan untuk membedakan karakter kualitatif dan karakter kuantitatif menurut (Allard, 1995 dan Burns,1976) adalah sebagai berikut. 1. Pada karakter kualitatif terdapat ragam terputus pada kurva sebaran frekuensi dengan munculnya kembali ragam tetua di dalam generasi bersegregasi (F 2, BC, F 3 ), dan munculnya kembali salah satu ragam tetua bila terdapat pengaruh dominansi penuh dalam generasi F 1. 2. Pada karakter kuantitatif terdapat ragam kontinu pada kurva sebaran frekuensi di dalam generasi bersegrerasi (F 2, BC, F 3 ) dengan ragam F 2 ( ) yang lebih besar dari ragam F 1 ( ). 2.4 Pola Pewarisan Karakter Pada pewarisan suatu karakter, diperlukan analisis segregasi dari populasi yang bersegregasi. Dengan demikian, analisis statistik dan analisis genetik yang digunakan untuk melacak gen-gen pengendali karakter tersebut dapat dilakukan sesuai dengan persyaratan/asumsi : (1) tidak ada efek lingkungan, (2) tidak ada efek dominansi antaralel, (3) tidak ada efek epistasis, (4) gen memberikan efek yang sama dan bersifat aditif untuk semua lokus, (5) tidak ada pautan gen, dan (6) tetua dalam keadaan homozigositas lengkap, dan tanaman F 1 dalam keadaan heterozigositas lengkap (Burns,1976 dan Poehlman,1979).

15 Hukum Mendel merupakan dasar untuk mengetahui pola segregasi atau pola pewarisan sifat tetua ke keturunannya. Mekanisme pemindahan gen dari generasi ke generasi mengikuti pola yang teratur dan berulang meliputi (1) segregasi yaitu pemisahan pasangan alel ke dalam gamet-gamet yang berbeda dan diwariskan secara acak; dan (2) pemisahan dan pengelompokan secara bebas dari pasangan alel yang berbeda yang sedang bersegregasi (Gadner, 1991 yang dikutip oleh Fatrisia, 2007). Menurut (Strickberger, 1976), pada karakter karakter yang dikendalikan oleh gen mayor, peran ragam lingkungan relatif kecil dibandingkan dengan peranan ragam gen gen minor. Hal ini disebabkan gen mayor umumnya tidak banyak gen dan peranan faktor lingkungan relatif kecil. Oleh karena itu, ragam fenotipe yang ditampilkan dalam populasi bersegregasi sebagian besar merupakan ragam genetik, bersifat diskontinu dan sebagai akibat adanya efek dominan. 2.5 Modifikasi Nisbah Mendel Modifikasi nisbah Mendel secara garis besar dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu modifikasi nisbah 3:1 dan modifikasi nisbah 9:3:3:1. 2.5.1 Modifikasi Nisbah 3:1 Terdapat dua macam modifikasi nisbah 3:1 yang masing-masing menghasilkan nisbah fenotipe yang berbeda pada generasi F 3. 1. Semi dominansi Peristiwa semi dominansi terjadi apabila suatu alel dominan tidak menutupi pengaruh alel resesifnya dengan sempurna, sehingga pada individu heterozigot

16 akan muncul sifat antara (intermedier). Dengan demikian, individu heterozigot akan memiliki fenotipe yang berbeda dengan fenotipe individu homozigot dominan. 2. Kodominansi Seperti halnya semi dominansi, peristiwa kodominansi akan menghasilkan nisbah fenotipe 1:2:1 pada generasi F 3. Bedanya, kodominansi tidak memunculkan sifat antara pada individu heterozigot, tetapi menghasilkan sifat yang merupakan hasil ekspresi masing-masing alel. Dengan perkataan lain, kedua alel akan sama-sama diekspresikan dan tidak saling menutupi. 2.5.2 Modifikasi Nisbah 9:3:3:1 Modifikasi nisbah 9:3:3:1 disebabkan oleh peristiwa yang dinamakan epistasis, yaitu penutupan ekspresi suatu gen nonalelik. Jadi, dalam hal ini suatu gen bersifat dominan terhadap gen lain yang bukan alelnya. Ada beberapa macam epistasis, masing-masing menghasilkan nisbah fenotipe yang berbeda pada generasi F 3. Menurut Baso (2013), macam macam epistasis adalah sebagai berikut : 1. Epistasis resesif Peristiwa epistasis resesif terjadi apabila suatu gen resesif menutupi ekspresi gen lain yang bukan alelnya. Pada generasi F 3 akan diperoleh nisbah fenotipe 9:3:4. 2. Epistasis dominan Epistasi resesif atau lebih dikenal dengan istilah kriptomeri adalah peristiwa pembastaran, yaitu adanya suatu faktor dominan tersembunyi oleh suatu faktor

17 dominan lainnya dan sifat tersebut baru akan tampak bila tidak bersamasama dengan faktor penutup itu. Pada generasi F 3 akan diperoleh nisbah fenotipe 12:3:1. 3. Epistasis resesif ganda Apabila gen resesif dari suatu pasangan gen, katakanlah gen I, epistatis terhadap pasangan gen lain, katakanlah gen II, yang bukan alelnya, sementara gen resesif dari pasangan gen II ini juga epistatis terhadap pasangan gen I, maka epistasis yang terjadi dinamakan epistasis resesif ganda. Pada generasi F 3 akan diperoleh nisbah fenotipe 9:7. 4. Epistasis dominan ganda Apabila gen dominan dari pasangan gen I epistatis terhadap pasangan gen II yang bukan alelnya, sementara gen dominan dari pasangan gen II ini juga epistatis terhadap pasangan gen I, maka epistasis yang terjadi dinamakan epistasis dominan ganda. Pada generasi F 3 akan diperoleh nisbah fenotipe 15:1. 5. Epistasis domian-resesif Epistasis dominan resesif adalah penyimpangan semu yang terjadi karena terdapat dua gen dominan yang jika bersama-sama pengaruhnya akan menghambat pengaruh salah satu gen dominan tersebut. Pada generasi F 3 akan diperoleh nisbah fenotipe 13:3.

18 6. Epistasis gen duplikat dengan efek kumulatif Epistasis gen duplikat dengan efek kumulatif terjadi jika kondisi dominan (baik homozigot ataupun heterozigot) pada salah satu lokus (tapi bukan keduanya) menghasilkan fenotipe sama. Epistasis ini menghasilkan nisbah fenotipe 9:6:1 pada generasi F 3.