BAB IV PENUTUP. 2. siswa mempunyai sikap untuk menghargai dan mencintai segala sesuatu yang diciptakan Tuhan YME.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana cara agar semua siswa dapat menaruh perhatian terhadap apa yang

BAB V PENUTUP A. Simpulan Agustinus Tanggu Daga, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang diharapkan. Sadar pentingnya ketrampilan proses sains pada anak akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan mata pelajaran melalui pendekatan sciencetific learning

I. PENDAHULUAN. Salah satu media atau sumber belajar yang dapat dijadikan sebagai penunjang

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran fisika di SMA secara umum adalah memberikan bekal. ilmu kepada siswa, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. itu guru dapat di katakan sebagai sentral pembelajaran. dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. sosial kultural secara individu maupun secara berkelompok.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia mempunyai potensi yang dapat dibina dan

dasar hal itulah maka sudah sepantasnya mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diwajibkan dalam pendidikan jalur sekolah,

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengembangan kepribadian dan skill dalam ranah pendidikan adalah sekolah. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan. pembentukan anak-anak sekolah yang merupakan generasi penerus.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Diajukan Oleh: RATIH ROSARI A

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan pula pada batang tubuh Undang-undang Dasar 1945 bab XII

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

Judul BAB I PENDAHULUAN

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. baik. Oleh sebab itulah perkembangan teknologi ini harus diimbangi dengan. adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembelajaran yang sekarang ini banyak diterapkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berkualitas menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan kejuruan memiliki peran strategis dalam mendukung secara

BAB II KAJIAN TEORI. jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mulyasa, 2005 :70).

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Kompetensi Profesional yang Harus Dimiliki Guru

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

I. PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, pendidikan sangatlah penting. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya pembelajaran kimia yang kreatif dan inovatif, Hidayati (2012: 4).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa komponen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RENDAHNYA KUALITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Susi Ardiyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang berhasil membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral dan berkepribadian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STANDAR UNIVERSITAS DHYANA PURA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempelajari pengetahuan berdasarkan fakta, fenomena alam, hasil pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

B. Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Transkripsi:

BAB III PEMBAHASAN Pendidikan merupakan hal pokok yang perlu kita dapatkan dalam kehidupan. Melalui pendidikan menjadikan kita siap dalam menghadapi perubahan-perubahan dalam dinamika masyarakat. Termasuk teknologi dan ilmu pengetahuan yang selalu berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Pendidikan dapat diperoleh sejak usia dini seperti pada siswa SD. Salah satu program pendidikan yang diterapkan pada siswa SD adalah pendidikan sains. Pembelajaran sains ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas siswa SD itu sendiri. Proses pembelajaran sains pada siswa SD merupakan tahap awal dari pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu, proses pembelajaran sains pada siswa SD harus dapat berjalan secara efektif. Anak usia Sekolah Dasar merupakan masa anak dalam proses pembentukan sikap, watak, dan cara berpikir. Anak pada masa ini mempunyai motivasi yang tinggi dalam mencari pengalaman dan ilmu pengetahuan. Anak diupayakan dapat mandiri dalam menghadapi kendala dalam proses belajarnya. Melalui pembelajaran sains dapat mengembangkan potensi, bakat, dan minat mereka. Obyek dari pendidikan sains itu sendiri adalah benda-benda alam. Siswa dalam pembelajaran sains diupayakan mampu mengkaji persoalan atau permasalahan yang dilihat dari gejala-gejala pada benda alam tersebut. Kegiatan belajar sains yang berkaitan dengan benda alam akan menjadikan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya. Kegiatan ini akan membantu siswa dalam perkembangan sosial dan perkembangan moral mereka. Sasaran yang ingin dicapai dalam pendidikan sains mencakup tiga aspek yaitu aspek nilai, aspek sikap, dan aspek ketrampilan. Sikap yang perlu dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran sains yaitu Rasa ingin tahu (curious), cermat, terbuka, obyektif, jujur, skeptis, taat asas, kritis dan runtut dalam berpikir, tekun, ulet, dan penuh tanggung jawab (Sumaji, 2003: 38). Apabila setiap siswa

memiliki sikap ilmiah tersebut maka proses belajar mengajar akan berjalan sesuai dengan program yang ada. Sebagai contoh adanya rasa ingin tahu pada siswa itu dapat menunjukan minat mereka yang tinggi dalam belajar. Siswa yang memiliki sikap ilmiah akan menjadikan mereka seperti ilmuwan. Seorang ilmuwan selalu mengamati setiap perilaku alam yang kemudian melakukan pemecahan masalah tersebut melalui penelitian sehingga diperoleh suatu temuan baru. Penelitian yang dilakukan untuk memecahkan persoalan terangkum dalam serangkaian metode ilmiah. Macam-macam kegiatan dalam proses belajar sains yaitu Merumuskan persoalan (problema), merumuskan hipotesis, menyusun rencana eksperimen, dan menarik kesimpulan (Sudjoko, 1983: 28). Kegiatan ini memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi siswa untuk mengembangkan kreatifitas mereka. Keterlibatan siswa secara langsung dalam kegiatan sains akan melatih ketrampilan mereka dalam proses belajarnya. Kegiatan yang berupa eksperimen merupakan kegiatan yang sesuai dengan karakter siswa SD yang selalu berimaginatif. Proses belajar siswa melalui eksperimen juga akan menimbulkan suasana belajar yang hidup sehingga akan lebih membangkitkan semangat belajar siswa. Kegiatan belajar sains untuk siswa SD dapat dilakukan dengan kegiatan yang sederhana terlebih dahulu. Kegiatan tersebut seperti observasi yaitu melakukan pengamatan dengan menggunakan mata,telingga, hidung,dan alat indera yang lainnya. Melalui observasi ini akan melatih kemampuan mereka untuk mengungkapkan apa yang dapat ditangkap oleh indera mereka. Peran seorang guru dalam proses belajar mengajar pun sangat penting. Kedudukan guru dijadikan sebagai pembimbing dalam mengarahkan kegiatan belajar siswa. Selain itu, guru juga dijadikan sebagai fasilitator sehingga siswa menjadi kritis, kreatif, dan mampu mengeksplorasi alam sesuai dengan kemampuannya. Guru harus mempunyai metode pengajaran yang menarik agar sisw termotivasi dalam belajarnya. Proses pengajaran sains pun lebih menekankan pada proses belajar nya dari pada materi sehingga mendorong siswa untuk mencari pengetahuan yang lebih luas. Guru pun turut membantu siswa dalam

mengembangkan pola pikirnya. Karena itu, guru harus selalu memperhatikan sikap dan perilaku siswa agar berkembang ke arah yang positif. Hal itu disebabkan dalam pembelajaran sains yang dilihat tidak hanya aspek nilai tetapi juga aspek sikap dan aspek ketrampilan. Pola pikir guru pun harus berubah sesuai dengan perkembangan sains. Mereka dituntut untuk mempunyai kemampuan yang mencakup pengetahuan dan ketrampilan dalam mengajar. Berkaitan dengan hal tersebut seorang guru harus mempunyai komponen-komponen dalam proses belajar mengajarnya yang meliputi Bahan pengajaran, alat dan bahan, metode dan evaluasi (Sudjoko, 1983: 55). Pengajaran di bidang sains sangat memerlukan guru yang profesional. Guru professional itu sendiri merupakan guru yang mampu mengatasi berbagai kendala dan kesulitan dalam proses pengajarannya. Seorang guru mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mengelola, memanfaatkan, dan mengembangkan pola pembelajaran sains. Hal tersebut dapat menjadikan siswa lebih memahami sains dan membuat pembelajarannya menjadi lebih menarik, menyenangkan dan menantang siswa. Faktor-faktor yang dapat menunjang dalam proses pambelajaran sains pada siswa yaitu kemampuan guru, kualitas kurikulum, dan sarana dan prasarana dalam proses belajar. Pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar banyak ditemukan kendala-kendala dalam proses pembelajaran sains. Kendala tersebut dapat dilihat dari kondisi sistem pendidikan di SD, kualitas guru SD yang kebanyakan masih lulusan SPG atau D2-PGSD, dan fasilitas belajar yang kurang memadai. Peningkatan kulifikasi guru dapat dilakukan melalui penataran-penataran, program penyetaraan jenjang S1, dan pengenalan metode penbelajaran sains yang lebih efektif. Adapun penyempurnaan kurikulum mencakup tujuan pembelajaran, urutan materi, dan format penyajian mata pelajaran. Pada dasarnya penyenpurnaan kurikulum dilakukan dengan mengurangi muatan materi sehingga materi yang disajikan menjadi lebih ringkas. Kurikulum yang dirancang dalam pembelajaran

sains lebih menekankan pada aktivitas siswa dengan benda-benda yang ada di alam. Kurikulum yang seperti ini akan mendekatkan siswa dengan gejala yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan menumbuhkan kreatifitas siswa. Sarana dan prasarana pun menjadi bagian yang penting dalam pelaksanaan pembelajaran agar dapat berjalan secara efektif. Fasilitas yang perlu diadakan untuk menunjang proses pambelajaran sains yaitu penyediaan buku-buku yang dijadikan sebagai sumber pembelajaran, pengadaan alat peraga dan juga peralatan laboratorium yang dapat menunjang kegiatan belajar di sekolah. Penyediaan fasilitas tersebut merupakan komponen yang penting dalam membantu siswa untuk mengaplikasikan konsep-konsep sains. Memang agar proses pembelajaran sains dapat berjalan secara efektif harus didukung oleh semua faktor. Adanya pembelajaran sains di Sekolah Dasar bertujuan agar anak sejak usia dini dapat dibentuk kepribadiannya secara optimal. Siswa harus mempunyai minat yang tinggi dalam memperoleh pengetahuan untuk dapat mengembangkan kreatifitasnya. Mereka dituntut untuk mempunyai sikap dan perilaku yang sesuai dengan kaidah yang berlaku. Melalui pembelajaran sains juga dapat membentuk sikap untuk menghargai dan mencintai segala sesuatu yang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa. Mereka diharapkan mampu memahami lingkungan dimana mereka berada dan dapat mengatasi persoalan-persoalan dalam kehidupan mereka. Selain itu, mereka juga harus mampu mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pembelajaran sains yang ada di sekolah dijadikan sebagai penunjang dalam proses pendidikan. Melalui pembelajaran sains dapat membentuk siswa menjadi siwa yang berkualitas yang tentunya mampu menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun kesimpulannya sebagai berikut : 1. pembelajaran sains berperan dalam membentuk kepribadian siswa. 2. siswa mempunyai sikap untuk menghargai dan mencintai segala sesuatu yang diciptakan Tuhan YME. 3. melalui pembelajaran sains siswa dapat mengembangkan kreatifitas dan imanjinasi mereka ke hal yang positif. 4. siswa diharapkan mampu mengaplikasikan konsep sains dalam kehidupan sehari-hari. 5. pembelajaran sains agar dapat berjalan secara optimal harus didukung oleh segala faktor. Adanya kesimpulan tersebut kita harus mendukung proses pembelajaran sains agar dapat meningkatkan kualitas siswa terutama pada siswa Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat penting bagi dunia pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui lembaga pendidikan dapat membentuk generasi muda yang berpotensi dalam memajukan bangsa. Pendidikan dijadikan sebagai dasar dalam membangun suatu bangsa. Namun, proses pendidikan di Negara kita masih kurang efektif dalam pelaksanaanya. Hal ini dapat ditunjukan oleh Romo Drost yang menyebutkan Hanya 1/3 dari lulusan SMP dapat masuk ke SMA, dan dari SMA pun hanya 1/3 yang dapat masuk perguruan tinggi (Sumaji, 2003: 17). Adanya hal tersebut dapat menunjukan kualitas pendidikan di Negara kita masih rendah. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan tentunya dapat dimulai dari peningkatan kualitas siswanya itu sendiri. Terutama pada anak usia Sekolah Dasar yang merupakan generasi penerus bangsa. Pendidikan yang hanya diperoleh di Sekolah Dasar saja tentunya tidak cukup untuk meningkatkan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan di Sekolah Dasar itu hanya sebagai dasar dari pendidikan untuk tingkat selanjutnya. Namun, data statistik menunjukan bahwa Hanya 20 juta anak (2/3 dari 30 juta anak yang pernah menjadi murid SD) dapat menikmati satu-satunya jenjang pengajaran dan pendidikan formal diseluruh kehidupan mereka, yakni SD (Sumaji, 2003: 17). Hal ini sangat memprihatinkan kualitas siswa di Negara kita. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas siswa SD yaitu dengan adanya pembelajaran sains. Perkembangan sains dapat mempengaruhi kemajuan teknologi (IPTEK). Karena itu, tingkat

ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi yang dicapai oleh suatu bangsa dapat dijadikan sebagai tolak ukur akan kemajuan suatu bangsa. Memang pelajaran sains sudah ada sejak dulu dalam kurikulum tetapi, minat belajar siswa terhadap pelajaran sains masih rendah. Hal itu terlihat dari kurang mampunya mereka dalam menghadapi persoalan-persoalan dalam hidupnya. Mereka juga sering merasa takut terlebih dahulu jika akan mempelajari tentang sains. Pernyataan tersebut dapat terlihat dari Jumlah siswa SMA yang mengikuti program A1 (ilmu fisik) dan A2 (ilmu biologi) jauh lebih kecil dibandingkan jumlah siswa SMA program A3 (ilmu sosial dan humaniora) (Sumaji, 2003: 32). Pmerintah pun sudah berupaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sains melalui adanya penataran guru-guru, penyempurnaan kurikulum, dan penyediaan sarana dan prasarana. Untuk itu, pembelajaran sains harus mulai diperkenalkan sejak usia dini seperti pada siswa Sekolah Dasar. Proses pembelajaran sains pada siswa SD harus mampu menjadikan mereka kreatif, terampil, dan inovatif. Pembentukan potensi siswa melalui pembelajaran sains diharapkan dapat membantu proses pendidikan untuk tingkat selanjutnya. Dari urian diatas maka pembelajaran sains dijadikan sebagai penunjang dalam meningkatkan kualitas siswa Sekolah Dasar dijadikan judul dalam makalah ini. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang muncul berdasarkan latar belakang di atas adalah bagaimana proses pembelajaran sains agar dapat meningkatkan kualitas siswa Sekolah Dasar. C. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran sains agar dapat meningkatkan kualitas siswa Sekolah Dasar.