BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan ibadah lain. Ketika mengerjakan salat, maka umat Islam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai penentuan arah kiblat, khususnya di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai a little mosque on the tundra oleh media Kanada, menjadi

BAB IV ANALISIS HISAB WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK DAN HISAB KARYA K.R. MUHAMMAD WARDAN

BAB I PENDAHULUAN. Matahari dan Bulan maupun kondisi cuaca yang terjadi ketika rukyat.

BAB I PENDAHULUAN. kepada nabi Muhammad saw ketika melaksanakan misi suci yaitu Isra Mi raj,

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan masalah karena Rasulullah saw. ada bersama-sama sahabat dan

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB ṠAMARĀT AL-FIKAR

BAB III METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT SYEKH MUHAMMAD SALMAN JALIL ARSYAD AL-BANJARI DALAM KITAB MUKHTAŞĀR

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL WAKTU SALAT PROGRAM MAWAAQIT VERSI A. Analisis Sistem Hisab Awal Waktu Salat Program Mawaaqit Versi 2001

BAB I PENDAHULUAN. benda-benda langit saat ini sudah mengacu pada gerak nyata. Menentukan awal waktu salat dengan bantuan bayang-bayang

BAB I PENDAHULUAN. mengahadap kiblat adalah salah satu syarat sah shalat. Kiblat yang

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan seluruh tubuhnya ke arah Ka bah yang berada di Masjidil Haram, karena

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan zakat dan beribadah haji yang disampaikan kepada. Rasulullah Saw melalui wahyu yang dibawa oleh malaikat Jibril, maka

HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK DAN HISAB KARYA K.R. MUHAMMAD WARDAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. banyak manfaatnya dalam kehidupan praktis. Berbagai aspek kehidupan dan

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam

BAB III MASJID AL-IJABAH GUNUNG PATI SEMARANG DAN ARAH KIBLATNYA. 1. Sejarah berdirinya Masjid Al-Ijabah Gunung Pati

BAB I PENDAHULUAN. Tata surya terdiri atas berbagai macam benda langit, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari lintasan benda-benda langit pada orbitnya masing-masing.

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Ahmad Ghozali dalam

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaannya dengan penentuan awal bulan kamariah 1. Bahkan karena

BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN TIM HISAB DAN RUKYAT HILAL SERTA PERHITUNGAN FALAKIYAH PROVINSI JAWA TENGAH

STUDI ANALISIS METODE PENENTUAN WAKTU SALAT DALAM KITAB AD-DURUS AL-FALAKIYYAH KARYA MA SUM BIN ALI

BAB I PENDAHULUAN. baik secara nasional maupun internasional dalam halnya menentukan awal bulan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu falak merupakan ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita.

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan-nya dan sebagai bukti adanya Allah yang menciptakan alam

Seputar Perbedaan Ilmu Hisab dan Penentuan Hari Raya

METODE PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT SYEKH MUHAMMAD SALMAN JALIL ARSYAD AL-BANJARI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Rukyat adalah kegiatan yang berisi usaha melihat hilal atau Bulan

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHAZALI DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH DAN NOOR AHMAD DALAM KITAB SYAWÂRIQ AL-ANWÂR

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

BAB IV ANALISIS METODE RASHDUL KIBLAT BULAN AHMAD GHOZALI DALAM KITAB JAMI U AL-ADILLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan kualitas

BAB III DALAM PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA. Radjo adalah salah seeorang ahli falak kelahiran Bukittinggi (29 Rabi ul Awal

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sesuai tuntutan zaman, baik pada zaman pra-

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Arab dipilih Allah SWT sebagai bahasa Al-Qur'an, hal ini dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. segenap kaum muslimin, sebab banyak ibadah dalam Islam yang. sebagainya. Demikian pula hari-hari besar dalam Islam, semuanya

A. Analisis Fungsi dan Kedudukan Deklinasi Bulan dan Lintang Tempat dalam menghitung Ketinggian Hilal menurut Kitab Sullam an-nayyirain

BAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh

STUDI ANALISIS METODE PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH SYEKH MUHAMMAD SALMAN JALIL ARSYADI AL-BANJARI DALAM KITAB MUKHTA R AL-AWQ T F ILMI AL-M T SKRIPSI

BAB III METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Sejarah Intelektual Slamet Hambali

DAFTAR PUSTAKA. Abd al-mu thi, Fathi Fawzi Misteri Ka bah (Kisah Nyata Kiblat Dunia Sejak Nabi Ibrahim hingga Sekarang), Jakarta: Zaman, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang

ISTINBATH HUKUM TERHADAP UPAH MENGAJAR AL-QUR'AN (ANALISIS PENDAPAT FUQAHA KLASIK DAN KONTEMPORER)

BAB IV ANALISIS KOMPARASI ISTIWAAINI KARYA SLAMET HAMBALI SEBAGAI PENENTU ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK METHODA AL-QOTRU KARYA QOTRUN NADA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. Matahari dan planet-planet yang mengitarinya yang terdiri dari Merkurius,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI ANALISIS ALGORITMA WAKTU SHOLAT DALAM APLIKASI ANDROID DIGITAL FALAK KARYA AHMAD THOLHAH MA RUF

BAB I PENDAHULUAN. merupakan perintah langsung dari Allah Swt yang diberikan kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang pelayaran sudah dikenal oleh masyarakat dunia. sejak lama. Ekspedisi-ekspedisi besar pernah dilakukan hingga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Setelah satu masalah

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN HISAB ARAH KIBLAT KH. NOOR AHMAD SS DALAM KITAB SYAWAARIQUL ANWAAR

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari ah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB III PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT DENGAN JAM ISTIWA DALAM. pada hari Kamis Kliwon, tanggal 14 Desember 1932 M/ 19 Rajab 1351 H.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL BULAN KAMARIAH QOTRUN NADA DALAM KITAB METHODA AL-QOTRU

STUDI ANALISIS PEMIKIRAN AL-RAMLI TENTANG KETETAPAN SYAHADAH DALAM RUKYATUL HILAL DALAM KITAB NIHAYAH AL-MUHTAJ ILA SYARAH AL-MINHAJ SKRIPSI

: Jarak titik pusat benda langit, sampai dengan Equator langit, di ukur sepanjang lingkaran waktu, dinamakan Deklinasi. Jika benda langit itu

BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH

ANALISIS KONSEP MAT}LA DALAM KITAB BUGHYAH AL-MUSTARSYIDIN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOEDDIN DJAMBEK TENTANG ARAH KIBLAT. A. Penentuan Arah Kiblat Pemikiran Saadoeddin Djambek

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENENTUAN LIMA WAKTU SALAT DI PONDOK PESANTREN AL-BAYYINAH SIDAYU GRESIK JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB IV AKURASI METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN BUKIT WONOCOLO BOJONEGORO SEBAGAI TEMPAT RUKYAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mengenai waktu pelaksanaannya Allah hanya memberikan Isyarat saja, seperti

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Dengan kata lain

ANALISIS PENDAPAT IBNU HAZM TENTANG TALAK BID I

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. disebabkan bahasa Arab merupakan bahasa agama. Umat Islam dalam segala

BAB III PEMIKIRAN HISAB ARAH KIBLAT KH. NOOR AHMAD SS DALAM KITAB SYAWAARIQUL ANWAAR. a. Biografi Intelektual KH. Noor Ahmad SS

ULAMA BANJAR DAN KARYA-KARYANYA DI BIDANG TAUHID

APLIKASI DATA EPHEMERIS MATAHARI DAN BULAN BERDASARKAN PERHITUNGAN JEAN MEEUS PADA SMARTPHONE ANDROID S K R I P S I

M. YAKUB MUBAROK NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini umat Islam di dunia sering mengalami perbedaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. zakat sama dengan perintah sholat. Namun dalam kenyataannya rukun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. (Kunandar,

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salat 1 merupakan salah satu dari rukun Islam yang keurgenannya berbeda dengan ibadah lain. Ketika mengerjakan salat, maka umat Islam harus mengetahui pada waktu kapan saja salat itu dilaksanakan. Kaum muslimin dalam menunaikan kewajiban salat terikat pada waktu-waktu yang sudah ditentukan. Sebagaimana termaktub dalam surah an-nis a 103: $% &! # *+,-. 2 $'() Artinya: Sesungguhnya salat itu adalah fardu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (an-nis a : 103) 3 Pemahaman ayat di atas yang masih bersifat umum kemudian diperjelas dan diterangkan secara rinci melalui hadis-hadis Nabi. Melalui hadis-hadis tersebut kemudian para ulama fikih memberikan batasan-batasan 1 Secara etimologi salat berasal dari kata s al la yus al l i s alātan, yang mengandung arti doa. lihat A.W.Munawir, Kamus al-munawir Arab Indonesia Terlengkap,Surabaya: Pustaka Progresif.1997.Hlm.792. Salat menurut terminologi adalah suatu ibadah yang terdiri dari perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan disudahi dengan salam dengan disertai syarat-syarat yang telah ditentukan, lihat Muslich Shabir, Bimbingan Salat Lengkap, Semarang:Mujahiddin, 2001, Hlm. 7. 2 Dalam Tafsir Al-Mis bāh, ( ) kitaban mauqutan dalam surat An Nisa 103 diartikan, salat merupakan kewajiban yang tidak berubah, selalu harus dilaksanakan, dan tidak pernah gugur oleh sebab apapun. Lihat M.Quraisy Syihab, Tafsir Al-Mis bah, Jakarta: Lentera Hati, vol. 2, 2005, Hlm. 693. Hal ini dipertegas oleh Tafsir al-manār bahwa sesungguhnya salat itu telah diatur waktunya oleh Allah Swt. berarti wajib yang telah ditetapkan waktunya di Lauh al-mahfuz. disini menunjukkan arti sudah ditentukan batasan-batasan waktunya. Lihat Rasyid Ridho, Tafsir al-manār, Dar Al Ma rifah: Beirut, Hlm. 383. 3 Departemen Agama Republik Indonesia, al-quran dan Terjemahnya, Jakarta: Bumi Restu, 1974, Hlm.125. 1

2 waktu salat dengan berbagai cara dan metode, namun sayangnya ketentuan waktu salat yang diterangkan atau ditunjukkan oleh Rasulullah Saw yang termaktub dalam hadis baru sebatas fenomena alam, tidak ada spesifikasi kapan waktunya. Pada saat Langit mendung dan Matahari tidak memantulkan sinarnya, maka akan sulit mendeteksi posisi Matahari untuk dijadikan dasar penentuan awal dan akhir waktu salat. Permasalahan inilah yang kemudian mendorong para ulama fikih menentukan batasan-batasan waktu salat dengan berbagai macam cara dan metode agar didapat kejelasan waktu atau lebih tepatnya ada kejelasan jam dalam melaksanakan ibadah salat. Untuk menentukan kapan awal dan akhir waktu salat maka muncullah sebuah ilmu yang mengkaji pergerakan bendabenda langit yang biasa disebut dengan Ilmu Falak. Secara terminologi ilmu falak adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari lintasan benda-benda langit, seperti Matahari, Bulan, Bintang dan Benda Langit lainnya, dengan tujuan untuk mengetahui posisi dari suatu benda langit itu serta kedudukannya dari benda-benda langit yang lain. 4 Seiring perkembangannya, banyak kitab-kitab falak bermunculan menawarkan berbagai macam metode perhitungan yang memiliki kekhasan masing-masing untuk mengetahui kejelasan waktu salat tersebut. Umumnya kitab-kitab tersebut merupakan karangan oleh ulama-ulama terkenal dari tanah Jawa seperti kitab Sul l amun Nay yirain yang dikarang oleh 245. 4 Ichtijanto, Almanak Hisab Rukyat, Jakarta: Badan Hisab Rukyat Depag RI, 1981, Hlm.

3 Muhammmad Mas Manshur al-batawi 5, Khulās ah al-wafiy yah karangan Zubaer Umar al-jaelany 6, Nūrul Anwār karangan Noor Ahmad SS 7, dan masih banyak lagi ulama dari tanah Jawa yang mengarang kitab falak lainnya. 8 Selama ini sejarah mencatat, ilmu falak tumbuh subur dan berkembang pesat di pulau Jawa dan Sumatra. Setelah penulis telusuri, walaupun tidak sepesat di Jawa dan Sumatra ilmu falak juga berkembang di Kalimantan Selatan. Hal ini terbukti dengan adanya kitab falak karangan ulama lokal yang dipelajari oleh masyarakat setempat dan diajarkan di pondok-pondok pesantren yang ada di Kalimantan Selatan. Kitab tersebut merupakan karya dari Syekh Muhammad Salman Jalil Arsyad al-banjari yang kitabnya diberi nama Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt. Sebagai seorang ulama besar dan ahli falak, Syekh Muhammad Salman Jalil Arsyad al-banjari berperan penting dalam menentukan jatuhnya awal bulan kamariah untuk masyarakat Kalimantan Selatan, dan keputusannya diikuti oleh masyarakat setempat, begitupun kaitannya dengan 5 Adalah salah seorang ahli falak yang terkenal dengan sebutan guru manshur jembatan lima, dilahirkan di Jakarta pada 1878 M dan wafat pada hari jum at 2 safar 1387 H bertepatan dengan tanggal 12 mei 1967. Karya monumentalnya dibidang falak adalah khulas ah al-jadāwil li amali al-ijtima i wa al-istiqbāli wa al-khusuf wa al-kusuf Sul l amu an-nay y irain fi ma rifati alijtima i wa al-kusufain. lihat Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, cetakan ke II, Hlm.137. 6 Salah seorang ahli falak yang dilahirkan di Bojonegoro, tidak diketahui tahun kelahirannya. Meninggal hari senin, 22 jumadil awal 1411 H/10 desember 1990 di salatiga. Salah satu karya monumentalnya dibidang falak adalah al-khulāsah al-wafiy yah fi falak bijadwal allugaritmiy yah, Ibid., Hlm. 247. 7 Salah seorang ahli falak yang lahir di Jepara 14 desember 1932 M/1351 H. Ia merupakan tokoh pertama yang merubah sistem burūj yang ada di Indonesia dengan menggunakan derajat. Karyanya dalam bidang ilmu falak diantaranya adalah Syamsu al-hilāl, Nūrul Anwār, dan Syawāriqul Anwār, Ibid.,Hlm.161. 8 Ahmad izzuddin, Ilmu falak Praktis, Semarang:Pustaka Rizki Putra, 2012, cetakan pertama, Hlm.171.

4 penentuan awal waktu salat dan arah kiblat pada masanya dipakai oleh masyarakat untuk dijadikan dasar atau rujukan dalam menentukan waktuwaktu salat dan arah kiblat di Kalimantan Selatan. Kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt yang merupakan karangan dari Syekh Muhammad Salman Jalil Arsyad al-banjari awalnya merupakan panduan bagi para santri pondok pesantren untuk belajar ilmu falak. Kitab ini digunakan dipondok pesantren Darussalam Martapura dan Ma had Ali Tanjung Rema dalam pembelajaran ilmu falak, kitab ini juga diajarkan kepada masyarakat yang berminat untuk mempelajari dan memperdalam ilmu falak. Menurut keterangan, Syekh Muhammad Salman Jalil Arsyad al- Banjari adalah salah satu dari pakar ilmu falak dan ilmu faraid yang sangat disegani oleh masyarakat Kalimantan Selatan. Pada masa itu, hanya ada dua orang pakar ilmu falak yang diakui ketinggian dan kedalaman ilmunya yaitu Syekh Muhammad Salman Jalil Arsyad al-banjari dan Almarhum KH. Hanafi Gobet (1915 1990 M). Syekh Muhammad Salman Jalil Arsyad al- Banjari juga merupakan Qadi Qūdāt kalimantan dan merupakan salah satu tokoh pendiri IAIN Antasari Banjarmasin. 9 Tidak seperti kitab klasik lain, kitab ini tidak memerlukan alat Rubuʻ Mujay yab 10 untuk mengetahui data mail awal atau deklinasi Matahari. Kitab 9 Wawancara dengan anak KH Salman Jalil yakni dengan KH Muhammad Hatim Jalil pada tanggal 7 September 2013 10 Dikenal pula dengan sebutan kwadrant, adalah salah satu alat hitung yang berbentuk seperempat lingkaran untuk hitungan goneometris. Rubuʻ ini biasanya terbuat dari kayu atau semacamnya yang salah satu mukanya dibuat garis-garis skala sedemikian rupa. Alat ini sangat berguna untuk memproyeksikan peredaran benda-benda langit pada bidang vertikal. Lihat

5 ini sudah menyediakan jadwal deklinasi Matahari, jadwal jaib untuk mendapatkan nilai Sinus dan Cosinus, jadwal Basi th untuk mendapatkan nilai Tangen, dan jadwal as-saham untuk mendapatkan nilai sudut waktu. 11 Tabeltabel jadwal tersebut tentunya dapat memudahkan dan menyederhanakan perhitungan waktu salat, sehingga para pelajar tidak perlu bersusah payah lagi untuk melakukan perhitungan data dengan menggunakan alat bantu Rubuʻ Mujay yab tapi cukup melihat data tersebut melalui jadwal-jadwal yang telah disediakan di dalam kitab tersebut. Menariknya, data-data yang digunakan dalam perhitungan awal waktu salat kitab ini tidak menggunakan data bujur tempat dan equation of time, selain itu dalam proses perhitungan awal waktu salatnya, kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt meniadakan nilai negatif sehingga deklinasi Matahari dan lintang tempat dari arah Selatan yang seharusnya bernilai negatif dalam perhitungan awal waktu salat kitab Mukhtaşār al- Awqāt Fī Ilmi al-mīqāt tetap bernilai positif. Berdasarkan hal ini, maka kitab ini menjadi menarik dan penting untuk dikaji, selain karena beberapa hal yang telah disebutkan sebelumnya mengenai kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt, hal penting lain yang perlu diingat bahwa perkembangan keilmuan falak di Kalimantan Selatan juga perlu diperhatikan dan kitab ini merupakan bukti bahwa di Kalimantan Selatan juga terjadi perkembangan Intelektual yang kemudian Muhyiddin Khazin, Kamus Ilmu Falak, Yogyakarta: Buana Pustaka, 2005, cetakan pertama, Hlm. 69. 11 Salman Jalil, Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt, Martapura: Percetakan Darussalam, tt.

6 melatarbelakangi penulis tertarik untuk mengetahui dan menganalisa metode hisab awal waktu salat dalam kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt. Studi tersebut penulis angkat dalam skripsi dengan judul Metode Penentuan Awal Waktu Salat Syekh Muhammad Salman Jalil Arsyad Al-Banjari Dalam Kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt. B. Rumusan Masalah Untuk mempermudah melakukan studi analisis ini, ada 3 rumusan masalah yang timbul dan perlu dicarikan jawabannya, yaitu: 1. Bagaimana metode yang digunakan Syekh Muhammad Salman Jalil Arsyad al-banjari dalam penentuan awal waktu salat pada kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt? 2. Bagaimana hasil perbandingan hisab awal waktu salat pada kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt dengan Ephemeris? 3. Apa kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam metode hisab awal waktu salat pada kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui metode yang digunakan Syekh Muhammad Salman Jalil Arsyad Al-Banjari dalam penentuan awal waktu salat pada kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt. 2. Untuk mengetahui hasil perbandingan hisab awal waktu salat pada kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt dengan Ephemeris.

7 3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam metode hisab awal waktu salat pada kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt. D. Manfaat Penulisan Penelitian ini mengandung manfaat atau signifikansi sebagai berikut: 1. Bermanfaat untuk memperkaya dan menambah khazanah intelektual umat Islam khususnya di Indonesia terhadap berbagai metode atau sistem perhitungan awal waktu salat. 2. Sebagai suatu karya ilmiah, yang selanjutnya dapat menjadi informasi dan sumber rujukan bagi para peneliti di kemudian hari. E. Telaah Pustaka Berkaitan dengan telaah pustaka yang akan dilakukan adalah dengan berupaya mendapatkan gambaran tentang korelasi pembahasan penelitian dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya (previous finding), diharapakan dengan adanya telaah ini maka tidak akan terjadi pengulangan yang tidak perlu. Sejauh penelusuran dilakukan, ditemukan tulisan skripsi yang membahas kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt yaitu skripsi Latifah Sya rani 12, Namun fokusnya hanya pada seputar hisab awal bulan kamariah bukan membahas hisab awal waktu salat kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi 12 Latifah Sya rani, Studi Analisis Metode Penentuan Awal Bulan Kamariah Syekh Muhammad Salman Jalil Arsyad al- banjari dalam kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt, Skripsi Sarjana Fakultas Syariah IAIN Walisongo, Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo, 2010.

8 al-mīqāt sebagaimana fokus kajian ini. Meski demikian, skripsi Latifah Sya rani tetap dijadikan sebagai salah satu telaah pustaka karena skripsi tersebut meneliti objek yang sama namun berbeda dalam fokus permasalahannya. Ditemukan pula tesis yang membahas mengenai pemikiran Syekh Muhammad Salman Jalil Arsyad al-banjari dalam kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt 13, namun hanya sebatas membahas pemikiran syekh Muhammad Salman Jalil Arsyad al-banjari tentang penentuan arah kiblat dalam kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt bukan membahas mengenai awal waktu salatnya sehingga fokus pembahasan dan permasalahan skripsi ini berbeda dengan fokus tesis Rustam. Sebagaimana skripsi Latifah Sya rani tesis ini juga dijadikan sebagai salah satu tela ah pustaka karena walaupun fokusnya berbeda tapi juga meneliti objek yang sama. Skripsi Maryani Abdul Mu iz dengan judul Studi Analisis Metode Penentuan Waktu Salat dalam Kitab Ad-Durūs Al-Falakiy yah Karya Ma sum Bin Ali 14, juga dijadikan sebagai telaah pustaka karena skripsi ini membahas tentang waktu salat metode Ma sum bin Ali dalam kitab Ad-Durūs Al- Falakiy yah yang menggunakan alat bantu hitung Rubuʻ Mujay yab. Hampir sama dengan fokus kajian hisab awal waktu salat dalam kitab Mukhtaşār al- Awqāt Fī Ilmi al-mīqāt namun bedanya dalam menghitung awal waktu 13 Rustam, Studi Analisis Pemikiran Syekh Muhammad Salman Jalil Dalam Kitab Mukhtasar Al-Awqat Fi Ilmi Miqaat Tentang Penentuan Arah Kiblat, Tesis Pascasarjana IAIN Walisongo, Semarang: Perpustakan pascasarjana IAIN walisongo, 2012. 14 Maryani Abdul Mu iz, Studi Analisis Metode Penentuan Waktu Salat dalam Kitab Ad-Durūs Al-Falakiy yah Karya Ma sum Bin Ali, Skripsi Sarjana Fakultas Syariah IAIN Walisongo, Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo, 2010

9 shalatnya kitab tersebut masih menggunakan alat Rubuʻ Mujay yab, sedangkan kajian hisab awal waktu shalat dalam kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt tidak perlu menggunakan Rubuʻ Mujay yab karena data dalam tabelnya dikemas dari konsep Rubuʻ Mujay yab. Sehingga perhitungannya lebih ringkas dan mudah. Adapula skripsi Ayuk Khoirunnisak dengan judul Studi Analisis Awal Waktu Salat Subuh (Kajian Atas Relevansi Nilai Ketinggian Matahari Terhadap Kemunculan Fajar S adiq), juga menjadi telaah. Permasalahan yang diangkat dalam skripsi tersebut adalah mengenai konsep fajar s adiq ditinjau dari perspektif syar iʻ dan astronomi sebagai pertanda dimulainya awal waktu salat Subuh. Ada banyak kriteria ketinggian Matahari (antara 17-20 dibawah ufuk) yang telah dipercaya dan dijadikan patokan dalam penentuan awal waktu salat Subuh, namun dalam penelitiannya ia menyebutkan bahwa ketinggian Matahari yang sesuai dengan munculnya fajar s adiq adalah 18 di bawah ufuk. 15 Jika dibandingkan dengan fokus yang diteliti, maka skripsi ini jauh berbeda karena walaupun skripsi ini juga membahas awal waktu salat namun spesifikasinya hanya tentang fajar s adiq dalam awal waktu salat Subuh. Telaah selanjutnya yakni skripsi Nasifatul Wadzifah dengan judul Studi Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat KH. Ahmad Ghozali dalam 15 Ayuk Khoirunnisak, Studi Analisis Awal Waktu Shalat Shubuh (Kajian Atas Relevansi Nilai Ketinggian Matahari Terhadap Kemunculan Fajar Shadiq), Skripsi Sarjana Fakultas Syariah IAIN Walisongo, Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo, 2010.

10 Kitab Irsyād al-murīd. 16 Skripsi ini membahas mengenai metode awal waktu salat KH. Ahmad Ghozali yang metode kitabnya dikategorikan ke dalam hisab kontemporer karena sistemnya memenuhi beberapa indikasi sebagai berikut: (1)Perhitungan dilakukan dengan sangat cermat dan banyak proses yang harus dilalui, (2) rumus yang digunakan lebih banyak menggunakan rumus segitiga bola, (3) sistem koreksi lebih teliti dan kompleks, namun tentu saja fokus kajiannya juga berbeda dengan kajian ini karena hisab awal waktu shalat kitab Irsyād al-murīd tergolong hisab kontemporer sedangkan kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt masih tergolong kitab klasik dan hisab awal waktu salatnya pun belum ada sistem koreksi sebagaimana hisab kontemporer. Penelitian lainnya adalah penelitian Asmaul Fauziah yang berjudul Studi Analisis Hisab Awal Waktu Salat Kitab Natījah al-miqāt karya Ahmad Dahlan al-simarani. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian Maryani Abdul Mu iz yakni membahas hisab awal waktu salat dengan alat bantu Rubuʻ Mujay yab hanya saja dengan kitab dan pengarang yang berbeda. Dalam perhitungan waktu salatnya, kitab Natījah al-miqāt juga tidak menggunakan data bujur tempat serta lintang tempat. Konsep perhitungannya terbagi menjadi dua yakni konsep Mukhālafah dan Muwāfaqoh. 17 16 Nasifatul Wadzifah, Studi Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat KH. Ahmad Ghozali dalam Kitab Irsyâd al-murîd, Skripsi Sarjana Fakultas Syariah IAIN Walisongo, Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo, 2013. 17 Asmaul Fauziyah, Studi Analisis Hisab Awal Waktu Salat Dalam Kitab Natījah al- Miqāāt Karya Ahmad Dahlan al-simarani, skripsi sarjana fakultas Syari ah IAIN Walisongo, Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo, 2011.

11 Dari keseluruhan penelitian yang telah disebutkan diatas, sejauh penelaahan belum ada penelitian yang membahas mengenai awal waktu salat kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt. Memang ditemukan beberapa tulisan yang mengangkat kitab Mukhtasar Al-Awqat Fi Ilmi Miqaat sebagai objek penelitian namun fokus kajiannya berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan. F. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian 18 Metode penelitian yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat Library Research. 19 Penelitian dilakukan untuk mengetahui metode hisab awal waktu salat Syekh Muhammad Salman Jalil Arsyad al-banjari dalam kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt. Penelitian ini menggunakan Descriptive Analysis untuk meneliti sumber data yang tepat dan akurat dilakukan dengan cara mengadakan kajian intensif terhadap kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan kitab tersebut untuk mengetahui metode yang digunakan Syekh Muhammad Salman Jalil 18 Metode penelitian yang berlandaskan filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generealisai. Lihat Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2008, Cet 4, Hlm. 9. 19 Lexy J. Moelang, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004, Cet.ke-20, Hlm. 9.

12 Arsyad al-banjari dalam hisab penentuan awal Waktu salat yang terdapat dalam kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt. 2. Sumber Data a. Data Primer Dalam penelitian ini data primer yang digunakan adalah kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt karangan Syekh Muhammad Salman Jalil Arsyad al-banjari sebagai literatur utama dan sumber data penelitian. Kitab ini mempelajari tentang ilmu falak secara umum yaitu tentang perhitungan penentuan awal bulan kamariah, penentuan awal waktu salat dan penentuan arah kiblat, namun dalam skripsi ini penulis hanya meneliti tentang metode hisab penentuan awal waktu salat pada kitab tersebut. b. Data Sekunder Data sekunder yang dijadikan sebagai data pendukung data primer dan data pelengkap. 20 Data ini diperoleh dari beberapa sumber dokumentasi (bisa berupa ensiklopedi, buku-buku falak, artikel-artikel maupun laporan-laporan hasil penelitian) yang merujuk pada hisab awal waktu shalat kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt. Sumber-sumber tersebut digunakan sebagai titik tolak dalam memahami dan menganalisis konsep hisab awal waktu salat. 20 Sedangkan data sekunder merupakan data-data yang berasal dari orang ke-2 atau bukan data utama. lihat Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, Cet-5, Hlm. 36.

13 3. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang penulis laksanakan dalam penelitian ini, yaitu: / Studi Dokumentasi Studi dokumentasi dilakukan dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang diperlukan dari berbagai macam sumber tertulis, seperti dokumen yang ada pada informan dalam bentuk peninggalan budaya, karya seni dan karya pikir. Adapula yang menyatakan bahwa dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu, seperti jurnal dalam bidang keilmuan tertentu yang termasuk dokumen penting dan merupakan acuan bagi peneliti dalam memahami objek penelitiannya, serta semua dokumen yang berhubungan dengan penelitian. 21 baik dari sumber dokumen yang dipublikasikan atapun tidak. 22 Studi dokumen dilakukan untuk mempertajam dan memperdalam objek penelitian, karena hasil penelitian yang diharapkan nantinya adalah hasil penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan secara akademik dan sosial. 4. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif yaitu menggambarkan sifat atau keadaan yang dijadikan objek dalam 21 W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta : PT. Grasindo, 2002, Hlm. 123. 22 Tim Penyusun Fakultas Syari ah IAIN Walisongo, Pedoman Penulisan Skripsi, Semarang : Fakultas Syari ah IAIN Walisongo, 2008, hlm. 26.

14 penelitian. 23 Tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui metode hisab awal waktu salat Syekh Muhammad Salman Jalil Arsyad al-banjari dalam kitab karangan Beliau yaitu Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al- Mīqāt. Teknik analisis data selanjutnya yakni teknik analisis komparatif dengan membandingkan hasil hisab kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt dengan Ephemeris sebagai tolok ukurnya, hal ini dikarenkan untuk saat ini Ephemeris adalah sistem perhitungan yang dianggap sudah mapan dan dipakai oleh tim hisab rukyat Kementrian Agama sebagai acuan untuk menentukan awal waktu salat. hal ini terbukti dengan diterbitkannya buku Almanak Hisab Rukyat sebagai acuan dasar hisab rukyat yang dianut oleh Kementrian Agama Indonesia serta adanya program perhitungan winhisab yang data-datanya mengacu pada sistem Ephemeris. Dengan membandingkannya dengan Ephemeris, maka dapat diketahui sisi persamaan dan perbedaan hasil hisab kitab tersebut dengan sistem Ephemeris yang sudah digolongkan kepada sistem hisab kontemporer, dengan ini pula maka kita dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan hisab awal waktu shalat kitab Mukhtaşār al-awqāt Fī Ilmi al-mīqāt. 23 Ibid., Hlm. 13

15 5. Sistematika Penulisan Secara garis besar, penulisan penelitian ini disusun per-bab, yang terdiri atas lima bab. Di dalam setiap babnya terdapat sub-sub pembahasan, dengan sistematika sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menerangkan Latar Belakang Masalah penelitian ini dilakukan. Kemudian mengemukakan Tujuan Penelitian, dan Manfaat. Berikutnya dibahas tentang Permasalahan Penelitian yang berisi pembatasan masalah dan Rumusan Masalah. Selanjutnya dikemukakan Tinjauan Pustaka. Pada Bab ini juga dikemukakan Metode Penelitian, di mana dalam Metode Penelitian ini menjelaskan bagaimana teknis atau cara dan analisis yang dilakukan dalam penelitian. Terakhir, dikemukakan tentang Sistematika Penulisan. BAB II : FIKIH HISAB RUKYAT AWAL WAKTU SALAT Bab ini memaparkan Kerangka Teori landasan keilmuan, dengan judul utama Fikih Hisab Rukyat Awal Waktu Salat yang didalamnya membahas tentang Pemahaman serta konsep tentang waktu salat. Pembahasan tersebut berupa Pengertian, Dasar Hukum, Pendapat Ulama tentang waktu salat dan Data-Data dalam perhitungan

16 awal waktu salat, serta Konsep dan Metode Umum perhitungan awal waktu salat. BAB III : METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT SYEKH MUHAMMAD SALMAN JALIL ARSYAD AL-BANJARI DALAM KITAB MUKHTAŞĀR AL-AWQĀT FĪ ILMI AL-MĪQĀT Bab ini menerangkan Metode Hisab awal waktu salat Kitab Mukhtaşār Al-Awqāt Fī Ilmi Al-Mīqāt, dan aplikasi dari metode tersebut. Petama-tama yang akan disinggung dalam bab ini yakni beberapa kajian yang berkaitan dengan Syekh Muhammad Salman Jalil Arsyad al-banjari yang terangkum dalam Sosio-Biografinya. Hal lain yang kemudian disinggung yakni berkaitan dengan isi atau Gambaran Umum mengenai kitab Mukhtaşār Al-Awqāt Fī Ilmi Al- Mīqāt, kemudian penulis akan memaparkan mengenai Hisab Awal Waktu Salat Kitab Mukhtaşār Al-Awqāt Fī Ilmi Al-Mīqāt dilengkapi dengan Contoh Perhitungannya. BAB IV : ANALISIS TERHADAP METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT SYEKH MUHAMMAD SALMAN JALIL ARSYAD al-banjari DALAM KITAB MUKHTAŞĀR AL-AWQĀT FĪ ILMI AL-MĪQĀT Bab ini merupakan pokok dari pembahasan penulisan penelitian, yakni meliputi Analisis Terhadap Metode Hisab Awal Waktu Salat Syekh Muhammad Salman Jalil Arsyad al-banjari Dalam Kitab Mukhtaşār Al-Awqāt Fī Ilmi Al-Mīqāt serta melihat bagaimana

17 Perbandingan Hasil Hisab Kitab Ini dengan Ephemeris sehingga dapat ditemukan Kelebihan dan Kekurangan metode hisab Syekh Muhammad Salman Jalil Arsyad al-banjari dalam Kitab Mukhtaşār Al- Awqāt Fī Ilmi Al-Mīqāt. Apabila ditemukan perbedaan, maka penulis akan dianalisis hasil perbedaan perhitungan apakah masih dapat ditolerir atau tidak, dengan ini maka kitab tersebut masih mungkinkah untuk dijadikan dasar dalam menentukan awal waktu salat bagi masyarakat, terutama bagi masyarakat Kalimantan Selatan dan serta dapat dijadikan sebagai khazanah keilmuwan. BAB V : PENUTUP Bab ini meliputi Kesimpulan dan Saran serta kata penutup.