Allah berfirman. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang bergejolak di dalam dada.

dokumen-dokumen yang mirip
Motivasi Agar Istiqomah

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

Allah Itu Maha Indah dan Mencintai Keindahan

Kesadaran Akan Keberadaan. Ahmad Munir

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

Istiqomah. Khutbah Pertama:

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

malam bentangkan gelap, ia berdiri menyesali diri karena takut tiada tara menjadi teman kesedihan pada siang hari

DOA WIRID YANG TERMUAT DALAM AL QUR AN

Mendidik Anak dengan Tauhid

Berpikir kritis dan Bersikap Demokratis

Meraih Kebahagiaan Hakiki dengan Syukur, Sabar, dan Istighfar

Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang bukan urusan kami (tidak ada contohnya) maka (amalan tersebut) tertolak (Riwayat Muslim)

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Renungan Jum'at : Kewajiban Persendian Kita

Tiga Yang Diridhai Allah dan Tiga Yang Dia Benci

????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas dzikir jama i di kalangan masyarakat muslim Indonesia sebenarnya

Sunah Yang Hilang di Bulan Dzulhijjah

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi

Hidayah Adalah Karunia Ilahi

Doa Hari ke 1. Doa Hari ke 2

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah

DO'A PENGUAT IMAN. Pertanyaan Dari: Mulyadi, Laren, Lamongan, Jawa Timur. (disidangkan pada hari Jum at, 9 Muharram 1434 H / 23 November 2012)

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

Aku telah meminta hujan dengan Majaadiihus Samaa yang dengannya hujan diturunkan.

Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong)

[ Indonesia Indonesian

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

Oleh: Rokhmat S.Labib, M.E.I.

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

Written by Administrator Wednesday, 09 June :03 - Last Updated Thursday, 14 October :21

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

3 Wasiat Agung Rasulullah

Kemuliaan Seorang Hamba Terletak Pada Ibadahnya

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

E٤٢ J٣٣ W F : :

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

Diterjemahkan oleh : Abu Sa id Neno Triyono א א א.

Sucikan Diri Benahi Hati

DIANTARA AMALAN UNTUK MEMAKMURKAN RAMADHAN

1. Restio (204) 2. M.nurul saeful (201) 3. Hanif Al-hafidz (215) 4. Arif Rahman (180)

Tipu Daya Setan Terhadap Manusia

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185

TAKWA DAN IKHLAS Oleh Nurcholish Madjid

???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

SARANA MENUJU INDONESIA ADIL & MAKMUR

A. PENGERTIAN Kalimat tayyibah artinya adalah perkataan atau lafadz yang baik, yang berisi pengagungan Allah SWT. B. JENIS 1. Takbir Allahu Akbar,

TAFSIR AL QUR AN UL KARIM

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1

MENGIKUTI HAWA NAFSU

Iman Itu Naik dan Turun

Renungan Pergantian Tahun

Luasnya Rahmat (kasih sayang) Allah Subhanahu wa Ta ala

1. Jangan sekali-kali fikir bahawa kita akan masih hidup setelah menghabiskan solat ini.

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

Motivasi Untuk Bertaubat

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Khutbah Jum'at. Keutamaan Muharam. Bersama Dakwah 1

TATA URUTAN AMALAN. taklid buta yang hanya mengandalkan tradisi para leluhur tanpa diiringi

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

Metode Bijak Memperbaiki Aib

Menjauhi Dosa Sihir dan Cara Terleas dari Pengaruhnya

Takwa dan Keutamaannya

Bab 2 LANDASAN ETIKA DALAM ISLAM

Muhasabah dan Muraqabah, Jalan Menuju Takwa

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

Sikap Seorang Muslim Terhadap Ahli Maksiat

KAYA TAPI ZUHUD. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY)

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

KONSEP ANAK DALAM ISLAM

Lesson Sheet Kelas : Mars

Gunakan Lisan Untuk Kebaikan

HIKMAH RAMADHON (Dikutip dari Kuliah Subuh Ust.Ir.Al-Bahra,M.Kom di Masjid Nurul Hidyah, Citra Raya)

Bab 4 باب الصدق. Kebenaran

PANDUAN SOLAT SUNAT DO A DAN WIRID

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam (Ali Imran: 19)

SURAT 64. AT TAGHAABUN DITAMPAKKAN KESALAHAN KESALAHAN

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

Pengaruh Shalat dan Maksiat Terhadap Rezeki

Malu Kepada Allah. Khutbah Pertama:

Sifat-Sifat Ibadah Yang Benar

???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

: :

Keutamaan Bulan Ramadhan

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

OLAH RAGA DALAM PANDANGAN ULAMA. Abdullah Al-Baatil

Transkripsi:

ARTIPENTING DZIKIR DAN DO A BERBAGAI pertanyaan pernah disampaikan oleh para jamaah saya, termasuk pertanyaan tentang urgensi dzkir dan doa. Dan pertanyaan itu sebenarnya telah saya jawab dalam beberap kesempatan, termasuk dalam pengajianpengajian saya. Allah berfirman Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang bergejolak di dalam dada. (QS al- Mulk, 67: 13) Tafsîr al-mufradât: : Rahasiakanlah olehmu (sekalian), apa yang kamu sekalian kehendaki untuk (kamu sekalian) rahasiakan. : Nyatakanlah terus terang (apa-adanya) apa pun yang kamu sekalian inginkan untuk (kamu sekalian) jelaskan. : (Allah) Maha Tahu maksud (apa pun) yang ada di balik yang kamu rahasiakan dan (apa pun) kamu nyatakan dengan terang-terangan. Tidak ada satu pun ucapan yang tidak diketahui oleh Allah, dan juga tentang apa pun yang ada dalam rahasia-rahasia yang tersimpan di dalam diri setiap makhluk-nya. : Apa pun yang tersimpan di dalam hati dan juga maksud -- apa pun -- yang diucapkan oleh setiap makhluk-nya. Asbâbun Nuzûl: Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa ayat ini turun karena pada saat itu orang-orang musyrik sebagian mengatakan kepada sebagian yang lain: Rahasiakanlah pembicaraan kalian, niscaya Tuhan Muhammad (Allah) tidak akan dapat mendengarkannya (mengetahui apa yang ada di balik pembicaan kita). (Al-Qurthubi, Al-Jâmi li Ahkâm al-qurân, XVIII/213) Penjelasan: 1

Kita bersyukur kepada Allah SWT, karena pada setiap peristiwa penting atau dianggap penting, kita seringkali melakukan kegiatan dzikir dan do a. Tentu hal ini adalah perbuatan yang sangat terpuji, karena dzikir dan do a merupakan perintah Allah SWT dan karena itu dimasukkan ke dalam kategori ibadah. Dzikir bermakna ingat, yaitu mengingat Allah dengan lisan dan tindakan, serta mengingat Allah dengan hati (rahasia). Sebagaimana firman Allah: Adz-Dzikr al-jahriy adalah dzikir yang diucapkan atau dinyatakan dengan tindakan. Antara lain dzikir yang dilaksanakan setelah mengerjakan shalat, untuk memohon perlindungan Allah dari segala gangguan dan serangan setan yang selalu mengajak ke jalan kesesatan sehingga -- karena godaan itu kita bisa jadi akan melanggar perintah Allah dan -- bahkan -- shalat itu sendiri. Iblis pun (pernah) menjawab tantangan Allah: Iblis pun menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (QS al-a râf, 7: 16-17) Adz-Dzikr al-jahriy dilakukan dengan lisan, dengan menyebut-nyebut bacaan (lafazh): Istighfâr, Tasbîh, Tahmîd, Tahlîl, Takbîr, dan lain-lain, ayat al- Qur an atau wirid (Wirid adalah: ucapan permohonan [do a] yang diucapkan secara secara istiqâmah kepada Allah SWT. Wirid [berasal dari bahasa Arab warada-yaridu-wirdun jamaknya adalah: aurâd), yang bisa diartikan juga dengan do a-do a yang diucapkan berulang-ulang setiap hari. Sedangkan dalam istilah ibadah, wirid merupakan do`a-do a yang diucapkan secara berulang-ulang pada waktu-waktu tertentu, terutama setelah shalat fardhu) Adz-Dzikr as-sirriy atau Adz-Dzikr Al-Khafiy -- dzikir yang tersembunyi -- karena ia dilakukan di dalam hati, tidak menggunakan lisan, melainkan dzawq (perasaan) dan syu`ûr (kesadaran) yang ada di dalam qalbu. Karenanya dzikir ini menjadi tersamar (khafiy) dan hanyapelaku serta Allah SWT saja yang dapat mengetahuinya. Dengan Adz-Dzikr as-sirriy atau Adz-Dzikr Al- 2

Khafiy kita berusaha menghadirkan Allah di dalam hati terus menerus, 24 jam penuh, tanpa terbatas ruang dan waktu. Dalam Adz-Dzikr as-sirriy atau Adz-Dzikr Al-Khafiy, orang mengingat Allah, merasakan kehadiran Allah, menyadari keberadaan Allah. Di dalam qalbu (hati)-nya tumbuh rasa cinta, rasa rindu kepada Allah, rasa dekat, bersahabat, seakan melihat Allah. Itulah ihsân, dimana dalam ibadahmu kamu merasa melihat Allah, atau setidaknya merasa sedang dilihat oleh Allah SWT. Inilah dzikir yang hakiki, sebab hubungan manusia dengan Allah SWT tidak terjadi dengan tubuh jasmaninya, melainkan dengan qalbunya. Firman Allah dalam QS al-ahzâb, 33: 41-42: Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya (41) Dan bertasbihlah kepada-nya di waktu pagi dan petang (42). Sedangkan do a adalah ucapan permohonan dan pujian kepada Allah SWT dengan cara-cara tertentu, disertai kerendahan hati untuk mendapatkan kemaslahatan dan kebaikan yang ada di sisi-nya. Secara khusus, do a biasanya dilafazhkan dengan lisan, meskipun sebenarnya -- bisa juga dinyatakan di dalam hati. Dan di dalam sebuah hadis riwayat Imam Empat dari Nu'man bin Basyir, Rasulullah s.a.w. bersabda: Sesungguhnya do a itu adalah otak (sesuatu yang menjadi penggerak utama dalam) ibadah. Kutipan kalimat di atas diambil dari sebuah hadits yang menerangkan tentang salah satu makna dari do a. Dimana dikatakan bahwa Do a adalah otaknya ibadah. Mengapa bisa demikian? Seperti yang kita ketahui, yang disebut dengan do a adalah sebuah permohonan yang mengarah pada kebaikan. Baik itu permohonan untuk diri 3

sendiri, keluarga, maupun untuk orang lain. Jadi pada prinsipnya ketika kita berdo a itu berarti kita menginginkan kebaikan untuk dapat terwujud. Sedangkan ibadah adalah segala perbuatan baik yang kita lakukan sesuai dengan tuntunan dan aturan agama yang kita anut. Baik itu menyangkut pada perbuatan baik terhadap Allah, perbuatan baik terhadap sesama manusia, maupun perbuatan baik pada lingkungan dan makhluk hidup di sekitar kita. Adapun kaitan antara do a dengan ibadah seperti yang diterangkan di atas, dimana dikatakan do a adalah otaknya ibadah, dapat kita kaji dari memelajari apa sebenarnya fungsi dari otak kita? Otak adalah sebuah organ tubuh yang sangat penting, dimana salah satunya otak berfungsi memberikan perintah kepada anggota tubuh yang lain untuk menangkap hal-hal yang dibutuhkan atau pun untuk melakukan sesuatu sebagai respon dari perintah yang diberikan oleh otak kita. Jika ada gangguan pada otak kita, maka dapat menyebabkan kita melakukan sesuatu di luar kesadaran atau pun keinginan kita. Dengan kata lain, kita tidak dapat mengontrol apa yang akan dilakukan oleh organ tubuh kita yang lain. Hal ini jika kita kaitkan dengan pengertian do a adalah otaknya ibadah, maka jelas bahwa do a adalah pemberi arah dari setiap ibadah yang kita lakukan. Ketika kita berdo a untuk menjadi anak yang saleh misalnya, maka setiap ibadah yang kita lakukan akan mencerminkan atau menjadikan kita untuk dapat bersikap santun, bertutur kata yang lembut atau pun melakukan sesuatu yang berarti pada kedua orang tua kita. Begitu juga ketika kita berdo a agar menjadi orang yang berguna bagi masyarakat, maka kita akan senantiasa melakukan ibadah pada orang lain dengan cara tidak merugikan orang lain, menolong orang yang membutuhkan bantuan, dan selalu bersikap baik dan sopan pada orang lain. Dan ketika kita jarang berdo a atau pun lupa untuk berdo a dalam hidup kita, maka tentunya kita akan lebih banyak bersikap di luar konteks ibadah. Seperti, kita akan menghalalkan segala cara termasuk dengan merugikan orang lain, demi mencapai keinginan kita. Atau kita berlaku semena-mena dan menindas orang lain. Bahkan kita bisa saja meninggalkan nilai-nilai kebaikan yang telah diajarkan kepada kita baik itu melalui pendidikan keagamaan, maupun pendidikan sosial yang berupa norma-norma yang ada, hanya untuk kesenangan yang semu. Mungkin saja banyaknya pelanggaran dan kejahatan yang terjadi saat ini, itu disebabkan karena kita lupa atau lalai dalam berdo a. Karena itu, yang kita 4

lakukan menjadi sesuatu yang tidak terkontrol bahkan bersifat merusak seperti halnya ketika kita berinteraksi dengan siapa pun. Seringkali kita ingat untuk berdo a ketika mendapatkan musibah. Padahal, dalam keadaan tanpa musibah pun kita seharusnya tetap berdo a. Karena kita selalu harus mengikatkan diri kita kepada Allah. Pada umumnya, manusia memahami bahwa setiap musibah mengandung suatu makna yang sangat dalam, bahwa apa pun yang terjadi, hakikatnya berasal dari Allah SWT, dan karena itu seluruh kehidupan kita harus ditata dan dibangun kembali sesuai dengan ketentuan-nya. Musibah yang terjadi pasti akan berubah menjadi nikmat dan rahmat, bila melahirkan kesadaran tauhid dan keimanan yang mendalam yang terefleksikan dalam perbuatan sehari-hari, baik dalam hubungan dengan Allah SWT maupun dengan sesama manusia. Sebaliknya, musibah akan berubah menjadi azab dan laknat, apabila tidak melahirkan kesadaran dan keimanan sedikit pun. Maksiat tetap dilakukan, demikian pula kezaliman dan perbuatan merusak lainnya tetap dilaksanakan. Karena itu, dzikir dan do a pada hakikatnya adalah untuk mendorong kita bertobat dan bertingkah laku sesuai dengan aturan Allah SWT serta meninggalkan perbuatan-perbuatan yang mengundang murka-nya. Semoga dengan berdzikir dan berdo a, hati akan bertambah tenang, pikiran bertambah jernih, dan tingkah laku bertambah baik. Harus diyakini bahwa orang yang bertakwa bukanlah orang yang tidak pernah sama sekali melakukan kesalahan, akan tetapi orang yang kalau melakukan kesalahan segera bertobat dan tidak mengulangi kembali perbuatan salahnya itu. Hal ini sebagaimana dikemukakan pada QS Âli Imrân, 3: 135. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Wallâhu A'lamu bi ash-shawâb. 5

6