BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang vital bagi setiap bangsa. Pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pilar utama dalam pembentukan mental/karakter seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

I. PENDAHULUAN. menyesuaikan diri sebaik-baiknya. Oleh karena itu, diperlukan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. satuan pendidikan, dimana anak didik belajar. Proses belajar di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya yang berkualitas. Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dilahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. demokratis serta bertanggung jawab (Syaiful Sagala, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dalam hidup membutuhkan pendidikan, karena kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2013 Bab II Pasal 3 disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan, 2007), hal 1. 2 Tim Pengembang Kurikulum, Panduan KTSP,( Jakarta: Depag, 2007), hal. 31.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum baru yaitu Kurikulum Kurikulum 2013 pada proses

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun tentang Pendidikan Nasional yang berbunyi:

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dilakukan secara terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Hal ini dapat terlihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Melalui berbagai pendekatan pembelajaran matematika

BAB 1 PENDAHULUAN. depan suatu bangsa karena kualitas suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor

BAB I PENDAHULUAN. Ika Rostika, Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Melalui Metode Stad Terhadap Pemahaman Konsep Dasar Akuntasi

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. perlu dalam perkembangan zaman untuk menghadapi permasalahan-permasalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 akhirnya resmi diterapkan meskipun belum dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN. mentransferkan ilmunya ke siswa, sehingga hasil belajar atau kompetensi yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang vital bagi setiap bangsa. Pendidikan memegang peranan penting dalam hal kelangsungan hidup bangsa. Di Negara kita Indonesia, pendidikan terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman yang sangat pesat inilah yang menjadi tantangan bagi dunia pendidikan di Indonesia untuk menunjukkan konsistensinya dan meningkatkan mutu serta potensi sumber daya manusianya agar menjadi manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas dan mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Selain itu melalui pendidikan ini pula bangsa Indonesia berharap mampu meningkatkan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara jelas tujuan pendidikan nasional bersumber dari sistem nilai Pancasila dirumuskan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, yang merumuskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 1

2 berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Upaya pemerintah untuk mencapai tujuan tersebut diantaranya selalu berusaha mengadakan pembaruan-pembaruan dalam bidang pendidikan. Keberhasilan mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia merupakan prioritas utama pembangunan dibidang pendidikan, baik melalui jenjang pendidikan formal maupun nonformal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (PP No. 66 Tahun 2010 Pasal 1 Ayat 6). 2 Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang (PP No. 66 Tahun 2010 Pasal 1 Ayat 31). 3 Salah satu jenjang pendidikan formal yang memegang peran penting adalah Sekolah Menengah Atas (SMA), dimana matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan. Matematika sangat berperan dalam memajukan pendidikan. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang pesat, baik materi maupun kegunaannya. Dalam kehidupan sehari-hari matematika selalu digunakan seperti dalam jual beli, pengukuran, statistik, dan sebagainya. Pada satuan pendidikan, penerapan matematika juga digunakan untuk menghitung nilai limit fungsi aljabar. Sesuai dengan kurikulum tahun 2006 yaitu KTSP (Kurikulum 1 Undang- undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2010), h.8 2 Weinata Sairia,Himpunan Peraturan di Bidang Pendidikan, (Bandung: Yrama Widya,2013), h. 470 3 Ibid, h. 472

3 Tingkat Satuan Pendidikan), pembelajaran matematika pada kelas XI IPS materi menentukan nilai limit fungsi aljabar di MA Al-Istiqamah Sungai Tabuk. Dalam hal ini akan dijelaskan mengenai aktivitas siswa sebagai dasar dalam judul proposal PTK ini. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara siswa dan guru ataupun siswa dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Aktivitas siswa pada Madrasah Aliyah Al-Istiqamah Sungai Tabuk ini sangatlah kurang hal ini dapat terlihat dari semangat belajar mereka yang menurun, hal ini dikarenakan model yang diberikan itu terpaku pada ceramah saja. Selain itu juga model ceramah yang digunakan oleh guru membuat siswanya sering mengantuk bahkan ada yang sering keluar masuk kelas untuk menghindari rasa mengantuknya. Sedangkan untuk standar Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran matematika pada Madrasah ini juga cukup tinggi yakni 75. Sehingga untuk siswa harus berusaha keras dalam hal perolehan nilai tersebut. Dilihat dari hasil belajar yang selama ini diperoleh siswa kelas XI IPS MA Al-Istiqamah Sungai Tabuk adalah rata-rata 60. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar selama pembelajaran melalui nilai ulangan harian,nilai tugas yang diberikan dan nilai ulangan tengah semester. Untuk itu perlu diadakan perubahan dalam model pembelajaran.

4 Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa itu di perlukan beberapa cara atau suatu model belajar yang sesuai dengan keinginan para siswa agar bisa lebih berhasil dalam belajar matematika. Menyikapihaldemikianperlusuatu model belajar yang sesuaidengankebutuhansiswayaitudengan model belajarkooperatiflearningtipestudent Teams Achievement Divisions (STAD). Di harapkandengan modelinisiswadapatlebihaktif, lebihtercapai ketuntasan hasil belajarnyadalambelajarmatematika.khususnyapadapokokbahasanmaterimenentuk an nilai limit fungsi aljabar, umumnyasiswapadapadamaterikurangbegitupaham, mungkindikarenakanmasalahdengantenagapendidikataudengan modelbelajar yang digunakan guru tidaksesuaidenganminatsiswa. Sehinggadapat di harapkandenganmenggunakan model pembelajarankooperatiftipestudent Teams Achievement Divisions (STAD)inidapatmeningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi menentukan nilai limit fungsi aljabar di Kelas XI IPS MA Al- Istiqamah Sungai Tabuk. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yulisa pada tahun 2012 dengan judul skripsinya adalah Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa melalui Penggunaan Alat Peraga dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Materi Segi Empat di Kelas VII SMP Negeri 2 Sungai Tabuk Tahun Pelajaran 2010/2011. Dari hasil penelitian yang dilakukan inilah terlihat bahwa motivasi dan hasil belajar siswa meningkat dengan metode pembelajaran inilah berhasil dilakukan, hasil belajar dan semangat belajar siswa juga mengalami perubahan yang signifikan, baik dari segi perolehan nilai

5 hasil belajar, aktivitas maupun motivasi belajarnya. Berangkat dari hasil penelitian inilah penulis mencoba mengangkat kembali model pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini. Sehingga penulis mencoba untuk memperbaiki pembelajaran matematika ini dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Materi Menentukan Nilai Limit Fungsi Aljabar Di Kelas XI IPS MA Al-Istiqamah Sungai Tabuk. B. Identifikasi Masalah Adapun hal yang dapat identifikasi dalam pembelajaran matematika di Kelas XI/IPS MA Al-Istiqamah Sungai Tabuk pada materi Menentukan Nilai Limit Fungsi Aljabar adalah sebagai berikut: 1. Siswa kurang memahami cara menghitung nilai limit fungsi aljabar 2. Siswa beranggapan bahwa materi menentukan nilai limit fungsi aljabar itu sulit dipahami dan dipelajari dilihat dari soal-soal yang diberikan. 3. Guru hanya menggunakan metode ceramah pada materi nilai limit fungsi aljabar. 4. Hasil belajar siswa rendah pada materi menentukan nilai limit fungsi aljabar.

6 C. Rumusan Masalah Dari fokus masalah yang tersebut di atas rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada materi menentukan nilai limit fungsi aljabar dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas XI IPS MA Al-Istiqamah Sungai Tabuk. 2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi menentukan nilai limit fungsi aljabar di kelas XI IPS MA Al-Istiqamah Sungai Tabuk. D. Cara Pemecahan Masalah Pemecahan masalah yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatiftipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, khususnya materi menentukan nilai limit fungsi aljabar di Kelas XI IPS MA Al-Istiqamah Sungai Tabuk. E. Hipotesis Tindakan

7 Dari penelitian tersebut dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. F. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pada Penelitian Tindakan Kelas(PTK) ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Peningkatan aktivitas siswa pada materi menentukan nilai limit fungsi aljabar dengan menggunakan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) di kelas XI IPS MA Al-Istiqamah Sungai Tabuk. 2. Peningkatan hasil belajar siswa pada materi menentukan nilai limit fungsi aljabar dengan menggunakan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) di Kelas XI IPS MA Al-Istiqamah Sungai Tabuk. G. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut: 1. Bagi siswa, untuk meningkatkan kemampuan siswa sebagai akibat meningkatnya aktivitas dan hasil belajar ketika digunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada materi menentukan nilai limit fungsi aljabar. 2. Bagi guru, sebagai informasi untuk bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kualitas pengajaran dan pendidikan di sekolah.

8 3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan guna pengembangan program pembelajaran matematika di sekolah. H. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, cara pemecahan masalah, hipotesis tindakan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Landasan teori, terdiri atas hakekat belajar dan pembelajaran matematika, aktivitas siswa dalam belajar,model Pembelajaran Kooperatif, model pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran matematika disekolah Menengah Atas (SMA), penilaian hasil belajar, fungsi penilaian dalam proses belajar mengajar, sasaran atau objek penelitian, jenis alat penelitian, evaluasi, materi menentukan nilai limit fungsi aljabar. Bab III Metode Penelitian, terdiri dari subjek dan objek penelitian, tempat dan waktu penelitian, rencana dan prosedur pelaksanaan penelitian,teknik dan alat pengumpul data, teknik analisis data,analisis data aktivitas siswa, analisis hasil belajar siswa dan indikator keberhasilan penelitian, kolaborator/observer, dan jadwal penelitian. Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian, terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, sejarah berdirinya MA Al-Istiqamah Sungai Tabuk, data guru dan siswa, data sarana dan prasarana, kegiatan pembelajaran akademik, pelaksanaan pembelajaran siklus I, pelaksanaan pertemuan 1 siklus I, pelaksanaan

9 pertemuan 2 siklus I, hasil pengamatan siklus I, hasil belajar siswa siklus I, refleksi siklus I, pelaksanaan pembelajaran siklus II, pelaksanaan pertemuan 1 siklus II, pelaksanaan pertemuan 2 siklus II, hasil pengamatan siklus II, hasil belajar siswa siklus II, refleksi siklus II, pembahasan aktivitas siswa, peningkatan hasil belajar dan aktivitas guru. Bab V Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran. Selain itu juga dilampirkan daftar pustaka, lampiran-lampiran dalam pelaksanaan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan riwayat hidup penulis.