BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada masalah krisis keuangan global. Krisis ini berlanjut terus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Pelaksanaan tugas jabatan notaris harus berpedoman pada kaidah hukum dan

OPTIMALISASI PEMBERDAYAAN KONSUMEN MELALUI PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. Oleh : Arrista Trimaya *

BAB I PENDAHULUAN. dari rumah, membaca surat kabar, melihat reklame, pamflet, menyetel radio,

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah bidang industri. Hal ini didukung dengan tumbuhnya sektor

BAB I PENDAHULUAN. Banyak makanan import yang telah masuk ke Indonesia tanpa disertai

BAB I PENDAHULUAN. Pemasangan iklan merupakan hal yang utama untuk memasarkan sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Penelitian tentang perlindungan konsumen terhadap periklanan diantaranya:

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi

BAB II TINJAUAN TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. Bagi para ahli hukum pada umumnya sepakat bahwa arti konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. menentukan bahwa dalam menjalankan tugas jabatannya, seorang

BAB I PENDAHULUAN. keadilan, untuk mencapai tujuan tersebut Indonesia dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sehat. Tujuan dari disampaikannya iklan tersebut adalah

HAK DAN KEWAJIBAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA

PERLINDUNGAN KONSUMEN ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

BAB V PENUTUP. 1) Kriteria-kriteria pelanggaran hukum dalam promosi produk digital yang

Pembangunan nasional merupakan pencerminan kehendak untuk terusmenerus. terpadu, terarah, dan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk dalam negeri harus bersaing dengan produk-produk dari luar

ETIKA PERIKLANAN. Pokok Bahasan : Penjabaran EPI Bab III.A. Butir Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi

ETIKA PARIWARA INDONESIA. Rama kertamukti

TANGGUNG JAWAB HUKUM PELAKU USAHA TERHADAP KONSUMEN Oleh : Sri Murtini Dosen Fakultas Hukum Universitas Slamet Riyadi Surakarta.

SOSIALISASI PERKA BADAN POM NO. 8 TAHUN 2017 PEDOMAN PENGAWASAN PERIKLANAN OBAT DAN EVALUASI KEPATUHAN PENANDAAN OBAT

KODE ETIK DAN ACUAN DASAR PROFESI DOKTER HEWAN INDONESIA. Oleh : Drh.Wiwiek Bagja Ketua Umum PB PDHI

Majelis Perlindungan Hukum (MPH) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) BAB I KETENTUAN UMUM

BAB? PENDAHULUAN. Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang. oleh suatu organisasi profesi dalam bentuk kode etik. Kode etik bertujuan

LEMBARAN NEGARA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI KOTA

MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH VARIABEL MARKETING MIX TERHADAP PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN PADA PT. DELTOMED WONOGIRI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Iklan

BAB IV PENUTUP. Setelah melalui uraian teori dan analisis, maka dalam penelitian diperoleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi lahirnya bentuk-bentuk perbuatan hukum baru. 1

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang penampilan seseorang, bahkan bagi masyarakat dengan gaya

Mata Kuliah - Etika Periklanan-

Makan Kamang Jaya. : KESIMPULAN DAN SARAN. permasalahan tersebut. BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA

Keywords: legal protection, Consumer, Advertising Television

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan permasalahan dalam pengambilan setiap keputusan. Hukum. akan mendapatkan sanksi dari eksternal power.

Rumusan Draft Kode Etik Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM)

RechtsVinding Online

KEBIJAKAN NASIONAL PENGATURAN IRTP DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG KEAMANAN PANGAN

BAB III TINJAUAN UMUM. Pada era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, banyak bermunculan berbagai macam

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Setelah dijelaskan dan diuraikan sebagaimana tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata

Hubungan Kemitraan Antara Pasien dan Dokter. Indah Suksmaningsih Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)

PENDIDIKAN & PERLINDUNGAN KONSUMEN (IKK331) Oleh: Dr. Lilik Noor Yuliati, MFSA. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Semester genap

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan pasal..., Ita Zaleha Saptaria, FH UI, ), hlm. 13.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era perekonomian global dewasa ini, ilmu pengetahuan dan

BAB III TINJAUAN TEORITIS. A. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Konsumen

I. PENDAHULUAN. untuk berkomunikasi. Komunikasi adalah salah satu kegiatan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau jasa, baik itu transaksi barang dan/atau jasa yang berasal dari dalam. menuntut keduanya untuk saling memberikan prestasi.

PENINGKATAN PENGAWASAN IKLAN DAN PENANDAAN OBAT

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang

PELABELAN DAN IKLAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut maka setiap manusia mengkonsumsi atau menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perlindungan konsumen pada saat ini tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi barang atau jasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pesatnya pembangunan Indonesia di bidang ekonomi telah memicu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELABELAN. informasi verbal tentang produk atau penjualnya. 17

Hukum Perlindungan Konsumen yang Berfungsi sebagai Penyeimbang Kedudukan Konsumen dan Pelaku Usaha dalam Melindungi Kepentingan Bersama

Pemberdayaan Apoteker dalam Peningkatan Efektifitas Pengawasan Iklan Obat Tradisional

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

ETIKA DAN KEPROFESIAN VETERINER. oleh : Drh.Wiwiek Bagja PB- Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dirugikan. Begitu banyak dapat dibaca berita-berita yang mengungkapkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 59 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN SWADAYA MASYARAKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PROFESI. Pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan pasar merupakan salah satu aspek yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 Jumlah Rumah Sakit di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara

PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi oleh manusia adalah akan kebutuhan hidupnya. tertarik dan terdorong untuk dapat menukar (menjual) mobilnya dan

BAB I PENDAHULUAN. maka diharapkan dapat tercapai suatu derajat kehidupan yang optimal.

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

I. PENDAHULUAN. semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang

BAB I. Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai. dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan

Perspektif Etik dalam Komunikasi Persuasif

SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN TERHADAP IKLAN YANG MENYESATKAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA TITIS WIDYARETNADI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PERLINDUNGAN KONSUMEN. Business Law Semester Gasal 2014 Universitas Pembangunan Jaya

I. PENDAHULUAN. Transportasi adalah suatu alat yang terus berlangsung dalam kehidupan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam membantu perekonomian rakyat. UKM Menurut UU No. 20 tahun 2008 Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. di kota Sragen telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal tersebut

Mata Kuliah - Etika Periklanan-

BAB III PENGAWASAN TERHADAP PELAKU USAHA ROKOK ATAU PRODUSEN ROKOK YANG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN PELABELAN ROKOK MENURUT PP NO.

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran. Untuk tetap mendapatkan simpati dari konsumen, produsen

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK TAHUN 2002 TENTANG PROMOSI OBAT KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami kemajuan yang. tersebut. Banyak produk elektronik yang beragam jenis dan variasi yang

Persaingan yang dihadapi oleh setiap pelaku bisnis saat ini sangat ketat. karena banyaknya perusahaan pesaing yang hadir di pasar baik itu perusahaan

KODE ETIK AUDITOR IAIN MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia bisnis, kenaikan volume penjualan menjadi keinginan dari

BAB I PENDAHULUAN. memang harus diperhatikan agar tidak mengalami kerugian. berkaitan satu dengan yang lain dengan demikian tujuan mensejahterakan

ETIKA PERIKLANAN. Pokok Bahasan : Peraturan Pemerintah Terkait Periklanan. Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi

BAB V PENUTUP. terhadap turis asing sebagai konsumen, sehingga perjanjian sewamenyewa. sepeda motor, kepada turis asing sebagai penyewa.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini kehidupan perekonomian bangsa Indonesia sedang dihadapkan pada masalah krisis keuangan global. Krisis ini berlanjut terus dan telah mendapatkan perhatian serius dari media massa di Amerika serta pembuat Undang Undang pada awal tahun 2007. Namun seiring dengan perbaikan di segala bidang baik bidang politik maupun bidang ekonomi, mendorong dunia bisnis untuk mulai bangkit kembali, termasuk bisnis periklanan. Bisnis periklanan mempunyai peran yang sangat penting. Hal ini karena iklan merupakan salah satu strategi pemasaran yang bertujuan mensosialisasikan produk barang dan atau jasa yang dihasilkan oleh produsen yang akan dijual kepada konsumen. Sasaran akhir dari seluruh kegiatan bisnis adalah agar produk baik barang atau jasa yang dihasilkan oleh produsen dapat terjual kepada konsumen. Dengan kata lain, iklan berperan sebagai sumber informasi bagi konsumen yang dibuat oleh produsen barang dan atau jasa tersebut. 1

Iklan dalam dunia bisnis menjadi faktor yang mendorong para produsen untuk membuat iklan yang semata-mata dibuat hanya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Iklan dipergunakan oleh produsen barang dan atau jasa untuk membujuk agar konsumen membeli barang dan atau jasa yang ditawarkan. Pada prakteknya iklan cenderung menyembunyikan fakta-fakta yang diperkirakan tidak menguntungkan bagi produk barang dan jasa yang ditawarkan, juga sering ditemukan iklan yang melebih-lebihkan dengan membuat pernyataan tentang produk yang tidak berdasarkan pada bukti dan mempengaruhi psikis konsumen, selain itu iklan juga cenderung bersifat menipu (deceptive). Dapat diketahui bahwa iklan dikatakan menipu konsumen jika hanya menyampaikan informasi atau argumen yang beralasan lebih sedikit daripada yang seharusnya. Dunia periklanan Indonesia mempunyai pedoman yang digunakan sebagai penentu adanya penipuan maupun penyimpangan lain, pedoman tersebut adalah tata krama atau tata cara periklanan Indonesia, di dalam pedoman tersebut termuat berbagai hal yang boleh dan tidak boleh dalam beriklan. Pedoman itu juga sering dikatakan sebagai kode etik periklanan. Contoh kode etik periklanan itu antara lain adalah larangan penyalahgunaan istilah-istilah ilmiah dan statistik untuk menciptakan kesan berlebihan, larangan mempergunakan kata-kata ter, paling, nomor satu, dan 2

sejenisnya tanpa menjelaskan dalam bidang apa keunggulannya, larangan pemanfaatan tenaga profesional seperti dokter, ahli farmasi, tenaga paramedis, serta atribut profesinya, dalam periklanan produk obat-obatan dan alat-alat kesehatan. Mengacu pada ketentuan-ketentuan tersebut diatas dapat diketahui bahwa dunia periklanan di Batam telah banyak menyimpang dari kode etik periklanan itu sendiri, seperti yang dilaporkan dari hasil laporan bulanan Badan POM di Batam pada tanggal 15 Oktober 2010. Penyimpangan kode etik periklanan sering ditemukan baik pada iklan di media TV, radio maupun iklan di media massa, terutama pada produk obat-obatan, pengobatan, vitamin, mineral dan makanan untuk diet khusus. Dalam banyak hal konsumen tidak cukup terlindungi dari adanya iklan-iklan yang menyimpang tersebut. Saat ini, konsumen harus menghadapi dua musuh sekaligus yakni, para produsen yang kerap tidak jujur dan praktisi periklanan yang mendukung ketidakjujuran tersebut. Produsen dalam hal ini menghadapi keluhan (complain) dari konsumen karena produk yang dijual tidak sesuai dengan yang ditawarkan melalui iklan, sering berdalih bahwa pihak yang seharusnya bertanggung jawab adalah konsumen sendiri. Produsen berdalih bahwa sudah seharusnyalah konsumen bertindak selektif dan berhati-hati dalam memilih produk barang 3

atau jasa yang dikonsumsi atau dibeli bukan produsen sebagai penghasil produk yang notabene sebagai pembuat iklan, juga bukan perusahaan periklanan yang merupakan pelaksana pembuatan iklan tersebut. Tindakan produsen tersebut diataslah yang membuat para konsumen enggan untuk bertindak lebih lanjut, selain alasan tersebut konsumen juga menyadari bahwa proses untuk menyelesaikan keluhan tersebut sampai tercapainya keadilan bagi konsumen yang dirugikan akibat mengkonsumsi produk barang atau jasa yang diharapkan sesuai iklan tetapi pada kenyataannya tidak sesuai, membutuhkan pembuktian yang akan memakan waktu yang tidak sebentar dan biayanya tidak sedikit. Kenyataan bahwa konsumen sudah enggan untuk bertindak diperburuk oleh lembaga periklanan tidak memberikan sanksi yang berat bagi perusahaan yang melakukan penyimpangan kode etik periklanan, sanksi yang biasanya diterapkan oleh PPPI (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia) adalah sanksi yang berupa sanksi moral yang tidak diumumkan kepada masyarakat dan hanya merupakan masalah intern, hal ini dikategorikan pengelakan tanggung jawab hukum dari produsen dan pihak yang terkait. 4

Pasal 1365 KUHPerdata menyatakan bahwa setiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut. UU No. 8 Tahun 1999 pasal 1 ayat 1 memberikan defenisi perlindungan konsumen yaitu segala upaya yang menjamin adanya kepentingan hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen, dan kaitannya dengan perlindungan konsumen terhadap iklan obat bebas, UU No. 8 Tahun 1999 pasal 8 butir f menyebutkan bahwa salah satu perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha adalah dilarang memproduksi dan / atau memperdagangkan barang dan atau jasa yang tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau promosi penjualan barang dan jasa tersebut. Selain ketentuan-ketentuan tersebut diatas, peran yayasan lembaga konsumen untuk memberi perlindungan kepada masyarakat konsumen menuju pada kesejahteraan masyarakat sangat dibutuhkan. Berkaitan dengan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat hal tersebut sebagai bahan penyusun tesis yang akan diberi judul tentang Analisa Yuridis Terhadap Peranan Yayasan Lembaga Konsumen Batam (YLKB) Dalam Upaya 5

Mencegah Konsumen Dari Mengkonsumsi Obat Yang Pengiklanannya Menyesatkan. 1.2. Permasalahan Penelitian Dari latar belakang permasalahan tersebut diatas timbul suatu permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut : 1) Bagaimana peranan Yayasan Lembaga Konsumen Batam dalam mencegah masyarakat untuk mengkonsumsi obat dari iklan obat yang menyesatkan? 2) Hambatan-hambatan apa yang dihadapi oleh Yayasan Lembaga Konsumen Batam dalam mencegah masyarakat untuk mengkonsumsi obat dari iklan obat yang menyesatkan 3) Upaya - upaya yang dilakukan Yayasan Lembaga Konsumen Batam untuk mengatasi hambatan dalam mencegah masyarakat untuk mengkonsumsi obat dari iklan obat yang menyesatkan? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 6

1) Menganalisa peranan Yayasan Lembaga Konsumen Batam dalam mencegah masyarakat untuk mengkonsumsi obat dari iklan obat yang menyesatkan. 2) Menjelaskan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Yayasan Lembaga Konsumen Batam dalam mencegah masyarakat untuk mengkonsumsi obat dari iklan obat yang menyesatkan. 3) Memaparkan upaya - upaya yang dilakukan Yayasan Lembaga Konsumen Batam untuk mengatasi hambatan di dalam mencegah masyarakat untuk mengkonsumsi obat dari iklan obat yang menyesatkan. 1.3.2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Manfaat Bagi YLKB Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan peranannya sebagai lembaga independen yang berperan aktif dalam perlindungan konsumen, dapat dijadikan masukan untuk melakukan upaya mengefektifkan peran YLKB dan juga dapat meningkatkan kinerjanya sebagai Lembaga Perlindungan Konsumen swadaya masyarakat (LPKSM) yang berperan aktif 7

dalam membantu masyarakat dalam memperjuangkan haknya, terkait dengan iklan yang menyesatkan. 2. Manfaat Bagi Dunia Akademik Penelitian ini di harapkan dapat menambah bukti empiris dari penelitian penelitian sebelumnya. 3. Manfaat Bagi Konsumen Untuk meningkatkan harkat dan martabat konsumen melalui peningkatan kesadaran, pengetahuan, kepedulian, kemampuan dan kemandirian konsumen dan untuk memberikan gambaran upaya yang dapat dilakukan oleh konsumen terhadap sikap pelaku usaha yang tidak bertanggung jawab. 1.4 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan lebih lanjut, terperinci dan jelas, maka sistematika pembahasan diatur sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, permasalahan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian,dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan dijelaskan mengenai kajian umum yang didalamnya terdapat sub pokok bahasan yang membahas dan menjelaskan atau memuat tentang 8

peranan,lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM), pengertian konsumen, penegakan hukum perlindungan konsumen, tinjauan umum tentang iklan, tujuan iklan dan iklan yang menyesatkan, teori dari penelitian-penelitian sebelumnya dan perumusan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pendekatan dan metode penelitian yang digunakan, yaitu terdiri dari rancangan penelitian, objek penelitian, definisi operasional variabel dan pengukurannya, teknik pengumpulan data dan metode analisis data penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan pembahasan dengan cara melakukan analisis terhadap hasil pengujian hipotesis berdasarkan data yang telah diperoleh. BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI Bab ini menguraikan mengenai kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan, keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian dan rekomendasi yang diperlukan sebagai hasil dari penelitian yang dilakukan sehingga diharapkan dapat berguna bagi semua pihak. 9