Pulau Lombok. Sedangkan saluran informasi melalui audiovisual diperoleh dari televisi, compact disk (rekaman lokasi dan gambaran berbagai macam obyek

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN Letak Geografis dan Obyek Wisata

BAB I PENDAHULUAN. Negara Jerman adalah negara maju. Sebagai negara maju, negara Jerman

BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUB-JENIS USAHA

12 Tempat Wisata di Pulau Lombok yang Indah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. membuat ulang, sedangkan dalam bahasa inggris re-creation, yang secara harfiah

BAB III GEOGRAFI SUMBER (ATRAKSI) WISATA

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan. Pariwisata secara

BAB I PENDAHULUAN. penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam

besar artinya bagi usaha pengembangan kepariwisataan.1

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN TEKNIS DAN PERSYARATAN ADMINISTRASI USAHA KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

pulau Sumbawa. Lombok baru beberapa tahun saja mencuat sebagai daerah

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1. Kesimpulan Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi persaingan pariwisata dengan daerah lainnya. Dalam hal ini, peran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA MALUKU (Paparan Dinas Pariwisata Provinsi Maluku)

TINJAUAN KAW ASAN GILl TRAW ANGAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

PAKET LOMBOK 2D1N OPTION 1 D1:

PAKET LOMBOK 4D/3N OPTION 1 D1:

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

I. PENDAHULUAN. pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai sebuah alternatif kegiatan

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Internet merupakan salah satu teknologi informasi yang terus berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB II PROMOSI OBJEK WISATA CANGKUANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

BAB III KARAKTERISTIK/ KONDISI KEPARIWISATAAN KPP KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan mendatangkan devisa dan menambah penerimaan negara. Kegiatan promosi

BAB I PENDAHULUAN. merata, baik berupa pantai maupun lanskap, yang dapat dijadikan sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

Lampiran 1 Penilaian potensi penawaran ekowisata di kawasan mangrove Pantai Tanjung Bara, Sangatta

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata sampai saat ini merupakan motor penggerak ekonomi di Bali.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. gb Peta Kawasan Wisata Pantai Lebih Gianyar Bali Sumber. Brosur Kabupaten Gianyar

Wisata Alam di Kawasan Danau Buyan,Buleleng, Bali. BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

DESEMBER CERIA: TOUR LOMBOK (3 HARI 2 MALAM)

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara masih mengenal beberapa destinasi saja, seperti Bali yang sudah

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB V PENUTUP. pada hasil analisis data dari penelitian tentang Kampung Bahasa sebagai City

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 ANALISIS DESTINATION PERSONALITY TERHADAP BRAND ATTRACTIVENESS DAN BRAND AWARENESS SERTA DAMPAKNYA PADA BRAND LOYALTY

6 Hari 5 Malam Bali Gili Trawangan - Lombok Tour

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

TINJAUAN PULO CANGKIR

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

IDENTIFIKASI POTENSI KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR. Oleh: TRI SULASTRI MAHFIDAH L2D

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyaknya rakyat miskin. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. dari latar belakang masalah atau gambrang singkat tentang apa yang akan diteliti,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

7 Hari 6 Malam Bali Gili Trawangan - Lombok Tour

BAB I PENDAHULUAN. Secara harfiah arti kata Boom sama dengan Haven dalam bahasa Belanda atau

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan. manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sumber buku karangan Nirwabda Wow Building, 2014 : 88 2 Ibid : 88

BAB II URAIAN TEORITIS

FILOSOFI PULAU LOMBOK. Lombok pulau dengan sejuta wisata dan pesona alam yang luar biasa

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10

DOKUMEN TEKNIS YANG DIPERSYARATKAN DALAM PERSYARATAN TEKNIS PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. Khususnya di Provinsi Jawa Barat, terdapat banyak objek wisata yang dapat

Transkripsi:

23 KERANGKA PEMIKIRAN Pemasaran suatu produk barang dan jasa tidak akan bisa lepas dari konteks komunikasi. Transaksi tersebut tidak saja menyangkut komunikasi satu arah tetapi menyangkut dua arah. Komunikasi dua arah tersebut berkaitan dengan berbagai kepentingan yaitu kepentingan konsumen (akifitas mencari informasi mengenai produk dan jasa dari obyek wisata yang dapat memuaskan wisatawan) dan kepentingan dari produsen (bagaimana menciptakan dan menginformasikan produk atau jasa kepada wisatawan). Adanya kebutuhan untuk berwisata menyebabkan wisatawan melakukan pencarian informasi atau disebut juga dengan perilaku komunikasi. Dalam proses keputusan, terlebih dahulu wisatawan melakukan tahap pengenalan kebutuhan dan guna mendukung kebutuhan tersebut wisatawan akan melakukan pencarian informasi. Tahapan pencarian informasi merupakan bagian dari rangkaian proses keputusan. Selain itu, penelitian ini hanya memfokuskan pada tahap pencarian informasi. Pencarian informasi yang dilakukan wisatawan ditandai dengan adanya penggunaan berbagai sumber informasi dan diperoleh melalui agen perjalanan, hotel, pemandu wisata, maupun dari media massa berupa elektronik dan cetak. Televisi, buku panduan wisata, leaflet/ brosur/booklet merupakan sebagian dari macam-macam sumber informasi yang dapat digunakan oleh wisatawan. Selain itu wisatawan dapat menjadikan teman/keluarga sebagai sumber informasi wisata. Pencarian informasi bukan saja mencakup berbagai macam obyekobyek wisata melainkan berkaitan juga dengan informasi sarana dan prasarana. Informasi tersebut berupa tempat penukaran mata uang asing, restaurant, tempat-tempat hotel, akomodasi selama perjalanan, dan lainnya. Selain itu informasi wisata berisikan tentang kondisi keamanan negara tujuan wisata. Hal ini menjadi sangat penting kerena berkaitan dengan kenyamanan wisatawan dalam beraktivitas wisata. Informasi mengenai keamanan dapat berupa situasi politik negara tujuan wisata, resiko terhadap kesehatan, dan lainnya. Agar informasi wisata tersebut dapat dengan mudah diterima oleh wisatawan maka digunakanlah berbagai saluran berupa audio (radio), visual (majalah, koran, booklet, leaflet, brosur). Informasi wisata yang diperoleh melalui majalah maupun koran diketahui dari rubrik yang menuliskan obyek wisata di

24 Pulau Lombok. Sedangkan saluran informasi melalui audiovisual diperoleh dari televisi, compact disk (rekaman lokasi dan gambaran berbagai macam obyek wisata), maupun menggunakan internet. Pada umumnya internet menjadi pilihan wisatawan dalam memperoleh informasi wisata dan sangat populer setelah buku ataupun media informasi lainnya. Hal ini tidak lepas dari kemudahan mengakses internet dengan biaya yang relatif lebih murah. Selain itu internet dapat memberikan berbagai macam informasi tentang wisata di seluruh dunia secara lengkap. Adanya ketidakpuasan wisatawan dengan informasi yang diperoleh dari satu sumber menyebabkan adanya penggunaan sumber informasi lebih dari satu. Penggunaan berbagai sumber informasi guna lebih menyakinkan wisatawan dalam membuat keputusan dapat disebut dengan istilah konfirmasi. Hal tersebut diikuti juga dengan penggunaan berbagai saluran informasi. Namun, untuk memperjelas konteks konfirmasi dengan istilah informasi awal maka peneliti membedakan perilaku komunikasi yang dilakukan oleh wisatawan. Perilaku komunikasi tersebut adalah tahapan informasi awal yang menitikberatkan pada pencarian informasi ketika wisatawan belum tiba di Pulau Lombok. Sedangkan konfirmasi difokuskan pada saat wisatawan melakukan pencarian informasi dari berbagai sumber ketika sudah berada di Pulau Lombok. Hal ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan berbagai sumber informasi apa yang paling banyak digunakan wisatawan dalam memenuhi kebutuhan informasi wisata sebelum dan setelah berada di Pulau Lombok. Selain itu wisatawan dapat diidentifikasi melalui berbagai karakteristik yang mendukungnya. Karakteristik tersebut dapat dilihat dalam kategori demografi yang terdiri dari usia dan pendapatan. Sedangkan karakteristik asal negara wisatawan merupakan salah satu bagian dari kategori geografi. Asal negara dikelompokan berdasarkan benua agar lebih mudah dianalisa. Pengelompokan benua tersebut adalah benua Afrika, Amerika, Asia, Australia, dan Eropa. Selain demografi faktor psikografi sangat dibutuhkan dalam memperkuat analisa keputusan wisatawan dalam menentukan obyek wisata dan masa tinggalnya. Salah satu bagian dari kategori psikografi adalah bagian aktivitas yang lebih difokuskan pada kategori hobi. Hal ini dilakukan untuk menganalisa ada tidaknya hubungan antara hobi dengan obyek wisata yang dikunjungi. Adapun penggolongan hobi diantaranya adalah a). hobi melakukan pendakian gunung;

25 b). menyukai seni; c). Olahraga; d). tidak menyukai pendakian gunung, seni, maupun olahraga; dan e). hanya menyukai salah satu dari hobi tersebut. Hal lainnya yang mendukung karakteristik wisatawan adalah faktor jenis kelamin. Hal ini dimaksudkan untuk mencari informasi apakah ada hubungan antara gender dengan keputusan memilih obyek wisata di Pulau Lombok. Obyek wisata secara umum dapat dikategorikan ke dalam wisata alam dan wisata budaya. Obyek wisata alam merupakan obyek wisata mengenai keindahan lingkungan alam yang terbentuk secara alamiah, lebih menonjolkan aspek visual dan bersifat statis. Sedangkan obyek wisata budaya merupakan keindahan yang dibentuk berdasarkan hasil karya cipta manusia, berbentuk karya seni, baik dalam bentuk visual maupun audiovisual yang cenderung lebih bersifat dinamis. Pada umumnya obyek wisata alam lebih menonjolkan faktor keindahan lingkungan alam sehingga untuk mengunjunginya ada yang memerlukan stamina dan ada pula yang tidak membutuhkan stamina tinggi. Untuk itu obyek wisata alam dapat dilihat dari sudut tanpa memerlukan stamina tinggi dan yang memerlukan stamina tinggi. Adapun obyek wisata alam di Pulau Lombok yang tidak membutuhkan stamina tinggi seperti melihat air terjun, sunset, berenang di pantai, berjemur di pantai, snorkling, memancing, menikmati panorama alam pegunungan, dan memancing. Sedangkan obyek wisata alam yang membutuhkan stamina tinggi yaitu melakukan pendakian gunung, menyelam, surfing. Dengan demikian selain menonjolkan aspek keindahan visual obyek wisata alam juga dapat berbentuk aktivitas fisik yang memerlukan kemampuan fisik (stamina). Khusus untuk pendakian gunung dibutuhkan stamina yang cukup prima ketika melakukan pendakian kepuncak Rinjani maupun ketika surfing. Obyek wisata budaya lebih menonjolkan keindahan karya seni, seperti seni tari, seni bela diri, musik, perkampungan tradisional, musium, cagar budaya dan sebagainya. Selain menonjolkan cita rasa seni, obyek wisata budaya juga tidak memerlukan suatu keterampilan ataupun kemampuan fisik (stamina). Artinya lebih ditunjukan pada suatu kegiatan yang lebih bersifat santai, dalam hal ini tidak memerlukan suatu stamina tinggi. Penelitian tentang hubungan karakteristik personal wisatawan dan perilaku komunikasi dalam memilih obyek wisata bertujuan untuk menganalisis dan mengukur derajat hubungan antara karakteristik personal wisatawan dengan

26 perilaku komunikasi dalam menentukan pilihan obyek wisata dan menentukan masa tinggal di Pulau Lombok. Adapun yang diuji dan diukur derajat hubungannya adalah: 1. Faktor usia dengan keputusan dalam menentukan masa tinggal dan jenis obyek wisata. 2. Faktor jenis kelamin dengan keputusan dalam menentukan masa tinggal dan jenis obyek wisata. 3. Faktor hobi dengan keputusan wisatawan dalam menentukan masa tinggal dan jenis obyek wisata. 4. Faktor pendapatan dengan keputusan wisatawan dalam menentukan masa tinggal dan jenis obyek wisata. 5. Faktor asal negara dengan keputusan wisatawan dalam menentukan masa tinggal dan jenis obyek wisata. 6. Perilaku komunikasi pada tahap informasi awal dengan dengan keputusan wisatawan dalam menentukan masa tinggal dan jenis obyek wisata. 7. Perilaku komunikasi pada tahap konfirmasi dengan keputusan wisatawan dalam menentukan masa tinggal dan jenis obyek wisata. Untuk mengetahui secara jelas bentuk masing-masing hubungan Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka dapat digambarkan bentuk hubungan antara masing-masing variabel pada Gambar 4 berikut ini: X1. Karakteristik Personal: X1.1. Usia X1.2. Jenis kelamin X1.3. Hobi X1.4. Pendapatan X1.5. Asal negara X2. Perilaku Komunikasi: Y. Keputusan Pemilihan Obyek Wisata: Y1. Obyek wisata alam Y2. Obyek wisata budaya X2.1. Pencarian informasi awal X2.2. Konfirmasi Gambar 3 Kerangka Pemikiran Hubungan Karakteristik Personal dan Perilaku Komunikasi dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata Alam, Budaya, dan Menentukan Masa Tinggal

27 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran dapat disusun hipotesis yang berhubungan dengan masing-masing karakteristik personal wisatawan dan perilaku komunikasi terhadap keputusan memilih obyek wisata dan menentukan masa tinggal: X1. Hubungan karakteristik personal wisatawan dan keputusan wisatawan. X1.1. Usia H1 Terdapat hubungan antara usia dengan keputusan memilih obyek wisata alam H1 Terdapat hubungan antara usia dengan keputusan memilih obyek wisata budaya H1 Terdapat hubungan antara usia dengan keputusan memilih masa tinggal X1.2. Jenis kelamin H2 Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan keputusan memilih obyek wisata alam H2 Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan keputusan memilih obyek wisata budaya H2 Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan keputusan memilih masa tinggal X1.3. Hobi wisatawan H3 Terdapat hubungan antara hobi dengan keputusan memilih obyek wisata alam H3 Terdapat hubungan antara hobi dengan keputusan memilih obyek wisata budaya H3 Terdapat hubungan antara hobi dengan keputusan memilih masa tinggal X1.4. Pendapatan H4 Terdapat hubungan antara pendapatan dengan keputusan memilih obyek wisata alam H4 Terdapat hubungan antara pendapatan dengan keputusan memilih obyek wisata budaya H4 Terdapat hubungan antara pendapatan dengan keputusan memilih masa tinggal.

28 X1.5. Asal negara H5 Terdapat hubungan antara asal negara dengan keputusan memilih obyek wisata alam. H5 Terdapat hubungan antara asal negara dengan keputusan memilih obyek wisata budaya. H5 Terdapat hubungan antara asal negara dengan keputusan memilih masa tinggal. X2. Hubungan perilaku komunikasi dan keputusan wisatawan. X2.1. Pencarian informasi awal H1 Terdapat hubungan antara perilaku komunikasi pada tahap pencarian informasi awal dengan keputusan memilih obyek wisata alam. H1 Terdapat hubungan antara perilaku komunikasi pada tahap pencarian informasi awal dengan keputusan memilih obyek wisata budaya. H1 Terdapat hubungan antara perilaku komunikasi pada tahap pencarian informasi awal dengan keputusan memilih masa tinggal. X2.2. Konfirmasi H2 Terdapat hubungan antara perilaku komunikasi pada tahap konfirmasi dengan keputusan memilih obyek wisata alam. H2 Terdapat hubungan antara perilaku komunikasi pada tahap konfirmasi dengan keputusan memilih obyek wisata budaya. H2 Terdapat hubungan antara perilaku komunikasi pada tahap konfirmasi dengan keputusan memilih masa tinggal. Definisi Operasional Variabel bebas terdiri dari karakteristik personal wisatawan dan perilaku komunikasi. Sedangkan variabel terikat adalah keputusan memilih obyek wisata yang meliputi obyek wisata alam, obyek wisata budaya, dan menentukan masa tinggal. Pengkategorian pada masing-masing variabel digunakan hanya untuk membantu menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan dengan masingmasing variabel secara deskriptif. Masing-masing pengkategorian dalam penjelasan deskriptif tersebut tidak akan diuji secara statistik. Adapun defenisi masing-masing variabel berikut pengkategorian yang digunakan untuk mendeskripsikan hal-hal yang berhubungan dengan variabel tersebut adalah sebagai berikut:

29 1. Karakteristik personal wisatawan: X1.1. Usia adalah jumlah umur wisatawan pada saat dilakukannya penelitian yang di hitung dari bulan kelahiran hingga bulan Desember 2006. Batasan usia wisatawan menggunakan acuan Badan Pusat Statistik yang merupakan kelompok usia produktif. Untuk menentukan rentang muda, dewasa, dan tua digunakan rumus (angka tertinggi angka terendah) + 1 / pengkategorian sehingga pengkategorian usia wisatawan asing adalah sebagai berikut: 1. Muda : 30 tahun 2. Dewasa : 31 tahun s/d 45 tahun 3. Tua : 46 tahun X1.2. Jenis kelamin adalah pengkategorian berdasarkan jenis kelamin lakilaki dan perempuan. X1.3. Hobi merupakan kegemaran ataupun suatu kesenangan (dapat bersifat istimewa) yang dapat dilakukan pada waktu senggang dan bukan bersifat sebagai pekerjaan utama. Hobi dikategorikan berdasarkan 5 pilihan diantaranya adalah: 1. Tidak menyukai seni, olah raga, ataupun mendaki gunung seperti membaca, travelling, memasak. 2. Sebagian hanya menyukai seni, olah raga, ataupun mendaki gunung 3. Sangat menyukai seni yaitu menyukai kegiatan atau hal-hal yang bersifat seni. Seperti menyanyi, melukis, menari, mendengarkan musik, dan lainnya. 4. Sangat menyukai olahraga seperti surfing, menyelam, berenang, main kano, snowboarding, icekating, golf, bersepeda, sepakbola, bulutangkis, bersepeda motor, ataupun joging. 5. Sangat menyukai pendakian gunung. X1.4. Pendapatan yaitu jumlah pendapatan bersih yang diperoleh wisatawan asing dari pekerjaan yang digelutinya dalam satu bulan dan dinyatakan dalam mata uang Euro ( ). Untuk menentukan rendah, sedang, dan tinggi digunakan rumus (angka tertinggi angka terendah) + 1 / pengkategorian.

30 Adapun tingkatan pendapatan wisatawan asing adalah sebagai berikut: 1. Rendah 790-2360 2. Sedang 2361-3930 3. Tinggi 3931-5500 X1.5. Asal negara merupakan pengelompokan tempat tinggal wisatawan berdasarkan wilayah atau negara. Untuk lebih memudahkan dalam analisa deskriptif maka dilakukan pengelompokan berdasarkan benua negara tersebut. Pengkategorian kelompok asal negara berdasarkan benua tersebut adalah sebagai berikut: 1. Benua Afrika 2. Benua Amerika 3. Benua Asia (Jepang) 4. Benua Australia 5. Benua Eropa terdiri dari Jerman, Belanda, Italia, Zwitzerland, Austria, Prancis, Norwegia, Swiss, dan Inggris 2. Perilaku komunikasi yaitu aktivitas wisatawan ketika mencari informasi pariwisata sebelum berada di Pulau Lombok dan setelah berada di Pulau Lombok berdasarkan penggunaan sumber informasi berupa komunikasi tatap muka dan media massa dengan saluran informasi berupa audio, visual, dan audiovisual. X2.1. Pencarian informasi awal yaitu aktivitas pencarian informasi pariwisata sebelum berada di pulau Lombok dari jumlah penggunaan kombinasi sumber informasi berupa komunikasi tatap muka (komunikasi antrapribadi, agen perjalanan, hotel) dan media massa seperti melalui saluran informasi berupa visual (foto-foto lokasi dan obyek wisata, booklet, leaflet, majalah, koran, buku-buku panduan wisata, slide foto dan internet), audio (radio), dan audiovisual (televisi dan compact disk). Pengkategorian ditentukan dari jumlah total skor penggunaan sumber dan saluran informasi. Untuk menentukan rentang kurang aktif, aktif, dan sangat aktif digunakan rumus (jumlah tertinggi jumlah terendah) + 1 / pengkategorian. Adapun pengkategorian tersebut dapat dilihat sebagai berikut: 1. Tidak aktif atau pasif yaitu wisatawan yang tidak melakukan pencarian informasi.

31 2. Melakukan pencarian informasi awal yang dibedakan menjadi: a. Kurang aktif dengan total skor 45. b. Aktif dengan total skor 46 hingga 65. c. Sangat aktif dengan total skor > 66. X2.2. Konfirmasi yaitu aktivitas pencarian informasi pariwisata setelah berada di pulau Lombok dengan tujuan untuk penguatan atau peneguhan kembali informasi awal yang menggunakan kombinasi sumber informasi berupa komunikasi tatap muka (komunikasi antrapribadi, agen perjalanan, hotel, pemandu wisata, dan melalui Bandara udara Selaparang Mataram) dan media massa melalui saluran informasi dalam bentuk audio, visual, dan audiovisual. Pengkategorian ditentukan dari jumlah total skor penggunaan sumber dan saluran informasi. Untuk menentukan rentang kurang aktif, aktif, dan sangat aktif digunakan rumus (jumlah tertinggi jumlah terendah) + 1 / pengkategorian. Adapun pengkategorian tersebut dapat dilihat sebagai berikut: 1. Tidak aktif atau pasif yaitu wisatawan yang tidak melakukan konfirmasi dan hanya berpegangan pada informasi awal. 2. Melakukan konfirmasi dan dibedakan menjadi: a. Kurang aktif dengan total skor 45. b. Aktif dengan total skor 46 hingga 65. c. Sangat aktif dengan total skor 66. Y. Keputusan memilih obyek wisata adalah jumlah keputusan yang dibuat oleh wisatawan terhadap pemilihan berbagai macam obyek-obyek wisata alam, obyek wisata budaya, dan masa tinggal. Y.1. Keputusan memilih obyek wisata alam adalah jumlah kunjungan wisatawan pada berbagai obyek wisata yang terdiri dari aktivitas pendakian yaitu mendaki puncak gunung Rinjani, berkemah dan pemandian air panas di danau Segara Anak); aktivitas wisata di kawasan pantai dan sekitarnya (berenang, surfing, snorkling, menyelam, memancing, jalan-jalan menikmati sunset, berjemur di pantai); mengunjungi air terjun, melihat kawanan kera, dan lainnya. Untuk menentukan rentang jumlah keputusan memilih obyek wisata alam digunakan rumus (jumlah tertinggi jumlah terendah)+1/

32 pengkategorian. Adapun jumlah keputusan pemilihan obyek wisata alam tersebut dikategorikan sebagai berikut: 1. Sedikit : 4 obyek wisata 2. Sedang : 5 s/d 8 obyek wisata 3. Banyak : 9 obyek wisata Y.2. Keputusan memilih obyek wisata budaya adalah jumlah aktivitas kunjungan wisatawan pada berbagai macam obyek wisata yang terdiri dari seni tradisional maupun non seni tradisional suku Sasaq. Adapun macam-macam seni tradisional suku Sasaq meliputi seni musik tradisional gendang Beleq, tari-tarian tradisional, upacara adat tradisional, atraksi bela diri tradisional peresean, pasar tradisional, perkampungan asli suku Sasaq, taman bekas kerajaan Selaparang di Narmada, masjid kuno Bayan Beleq, dan musium. Sedangkan macam-macam obyek wisata budaya yang termasuk dalam non seni tradisional suku Sasaq terdiri dari club-club malam, restauran, kafe, Spa, dan lainnya. Untuk menentukan rentang sedikit, sedang, dan banyak digunakan rumus (angka tertinggi angka terendah) + 1 / pengkategorian. Jumlah keputusan pemilihan obyek wisata tersebut dikategorikan sebagai berikut: 1. Sedikit : 4 obyek wisata 2. Sedang : 5 s/d 8 obyek wisata 3. Banyak : 9 obyek wisata Y3. Masa tinggal adalah jumlah hari yang digunakan wisatawan selama tinggal di Pulau Lombok sampai masa liburannya berakhir. Untuk menentukan rentang sangat singkat, singkat, dan sangat lama digunakan rumus (masa tinggal tertinggi masa tinggal terendah) + 1 / pengkategorian. Adapun kategori dalam menentukan masa tinggal adalah sebagai berikut: 2. Sangat singkat yaitu 4 hari 3. Singkat yaitu 5 hari hingga 8 hari 4. Sangat lama yaitu diatas 9 hari