BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peta 2.1.1 Pengertian Peta Menurut PP Nomor 10 Tahun 2000 (dalam Indarto,2010 : 177) Secara umum peta didefinisikan sebagai gambaran dari unsur unsure alam maupun buatan manusia yang berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu. 2.1.2 Fungsi Peta Menurut Indarto : 177 peta memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Sebagai penunjuk posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi. 2. Untuk memperhatikan ukuran dan arah suatu tempat di permukaan bumi. 3. Untuk menggambarkan bentuk bentuk yang ada di permukaan bumi, seperti benua, gunung, sungai, jalan raya, dan bentuk bentuk lainnya. 4. Sebagai media untuk menyajikan data tentang potensi suatu daerah. 2.13 Jenis Jenis Peta Menurut Indarto : 178, peta dapat di golongkan menjadi dua jenis yaitu : a. Peta Dasar peta dasar adalah peta yag menyajikan informasi permukaan bumi secara umum, baik penampakan alami ( misalnya : jalan raya, rel kereta, pemukiman). Contonya : peta rupa bumi bakosurtanal. b. Peta Tematik
Peta tematik adalah peta yang menyajikan informasi tentang fenomena atau kondisi tertentu yang trejadi dipermukaan bumi.contohnya yaitu : peta curah hujan, peta kepadatan penduduk, peta penyebaran hasil pertanian, peta laju erosi, dan peta kesesuaian lahan. 2.1.4 Komponen Komponen Peta Menurut Indarto, (2010 : 183) Komponen Komponen Peta terdiri dari : a. Judul peta merupakan keterangan mengenai isi peta. b. Skala peta, skala peta menyatakan hubungan antara dimensi pada peta dan dimensi pada permukaan bumi. Skala biasanya dinyatakan sebagai perbandingan antara jarak di peta dan jarak sebenarnya di permukaan bumi. c. System proyeksi peta, sistem proyeksi peta merupakan tehnik informasi yang digunakan untuk menggambarkan permukaan bumi yang tiga dimensi (3D) d. Legenda peta, legenda peta merupakan simbol simbol yang digunakan untuk menerangkan obyek obyek peta agar mudah dibaca dan ditafsirkan. e. Petunjuk arah (Orientasi), petunjuk arah merupakan keterangan untuk meunjukkan arah utara, selatan, timur dan barat guna menghindari terjadinya kekeliruan dalam pembacaan arah mata angin. f. Sumber dan tahun pembuatan peta, merupakan keterangn tentang asal usul peta dan waktu pembuatannya. Informasi ini brfungsi untuk memberikan kepastian kepada pembaca peta bahwa peta tersebut bukan hasil rekaan dan untuk memberi informasi apakah peta tersebut masih cocok atau tidak untuk digunakan untuk masa sekarang. g. Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya, jenis-jenis simbol peta antara lain:
Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan dengan jarak Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang mencakup area tertentu Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur atau gerak. Simbol batang, digunakan untuk menyatakan suatu harga/dibandingkan dengan harga/nilai lainnya. Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam bentuk prosentase. Simbol bola, digunakan untuk menyatakan volume, makin besar simbol bola menunjukkan volume semakin besar dan sebaliknya makin kecil simbol bola berarti volume semakin kecil. h. Garis Lintang dan Garis Bujur, garis lintang adalah garis yang melintang dari arah barat - timur atau dari arah timur barat sedangkan garis bujur adalah garis yang membujur dari arah utara - selatan atau selatan - utara. 2.1.5 Peta Berdasarkan Sumber Data Peta Berdasarkan Sumber Peta (Menurut Indarto: 184) 1. Peta turunan (Derived Map) yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan. 2. Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan.
2.1.6. Klasifikasi Peta Berdasarkan Skala Menurut Indarto, 2010 : 180, memiliki ukuran yang berbeda. Ukuran ini ditentukan oleh skala yang digunakan. Berdasarkan ukuran skala, peta dapat digolongkan menjadi empat jenis yaitu : a. Peta kadaster / teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 100 1 : 5.000. Peta ini biasanya digunakan untuk menggambarkan peta perumahan atau peta dalam sertifikat tanah. b. Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala lebih dari 1 : 75.000. peta skala besar ini biasanya digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relative sempit. Misalnya peta kelurahan, peta kecamatan, dan peta kabupaten. c. Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 1000.000. peta skala sedang biasanya digunakan untuk penggambaran wilayah yang agak luas, misalnya peta propinsi. d. Peta sakal kecil adalah peta yang mempunyai skala ynag kebih kecil dari 1 : 1.000.000. peta skala kecil biasanya digunakan untuk menggambrarkan wilayah yang sangat luas, misalnya peta negara, peta benua, bahkan peta dinua. 2.2 Pemetaan 2.2.1 Pengertian Pemetaan Pemetaan merupakan suatu proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran dengan menggunakan cara atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk data spasial vektor maupun raster. Pemetaan juga dapat diartikan sebagai proses pembuatan peta.
Menurut Lukman (dalam Prahasta, 2009 : 320) menyatakan bahwa sistem informasi geografi menyajikan informasi keruangan beserta atributnya yang terdiri dari beberapa komponen utama yaitu: 1. Masukan data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari peta (peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis penginderaan jauh data hasil pengolahan citra digital penginderaan jauh, dan lain-lain. Data-data spasial dan atribut baik dalam bentuk analog maupun data digital tersebut dikonversikan kedalam format yang diminta oleh perangkat lunak sehingga terbentuk basis data (database). Menurut Anon (2003) basis data adalah pengorganisasian data yang tidak berlebihan dalam komputer sehingga dapat dilakukan pengembangan, pembaharuan, pemanggilan, dan dapat digunakan secara bersama oleh pengguna. 2. Penyimpanan data dan pemanggilan kembali (data storage dan retrieval) ialah penyimpanan data pada komputer dan pemanggilan kembali dengan cepat (penampilan pada layar monitor dan dapat ditampilkan/cetak pada kertas). 3. Manipulasi data dan analisis ialah kegiatan yang dapat dilakukan berbagai macam perintah misalnya overlay antara dua tema peta, membuat buffer zone jarak tertentu dari suatu area atau titik dan sebagainya. Pemetaan Sekolah merupakan faktor penting dari proses perencanaan pendidikan secara keseluruhan dan karena itu sifatya sangat dinamis mengikuti perkembangan pendidikan yang sedang berlangsung. Jadi Pemetaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dan Sederajat Di Kabupaten Gorontalo Utara dilakukan dengan tujuan memetakan penyediaan alat-alat dan fasilitas pendidikan serta
menutup sekolah yang tidak efisien dengan menetapkan daerah yang sesuai dengan perkembangan komunikasi dan transportasi, yang mudah dijangkau dan kondusif bagi terciptanya proses belajar mengajar. Pemetaan sekolah merupakan suatu pendekatan perencanaan pendidikan micro atau regional dengan tujuan penyediaan alat-alat dan fasilitas pendidikan, untuk membangun sekolah baru yang relevan dengan potensi daerah, dengan menetapkan daerah jangkuan yang sesuai dengan perkembangan wilayah di Kabupaten Gorontalo Utara. 2.3 Sarana dan Prasarana Pendidikan Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 standar sarana dan prasarana sekolah disusun untuk lingkup pendidikan formal, jenis pendidikan umum, jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu: Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Standar sarana dan prasarana ini mencakup: 1. Kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah. 2. Kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan, ruang-ruang, dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah. Definisi-definisi yang tertuang dalam Permen Diknas Nomor 24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut: 1. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah. 2. Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah.
3. Perabot adalah sarana pengisi ruang. 4. Peralatan pendidikan adalah sarana yang secara langsung digunakan untuk pembelajaran. 5. Media pendidikan adalah peralatan pendidikan yang digunakan untuk membantu komunikasi dalam pembelajaran. 6. Buku adalah karya tulis yang diterbitkan sebagai sumber belajar. 7. Buku teks pelajaran adalah buku pelajaran yang menjadi pegangan peserta didik dan guru untuk setiap mata pelajaran. 8. Buku pengayaan adalah buku untuk memperkaya pengetahuan peserta didik dan guru. 9. Buku referensi adalah buku rujukan untuk mencari informasi atau data tertentu. Sumber belajar lainnya adalah sumber informasi dalam bentuk selain buku meliputi jurnal, majalah, surat kabar, poster, situs (website), dan compact disk. 10. Bahan habis pakai adalah barang yang digunakan dan habis dalam waktu relatif singkat. 11. Perlengkapan lain adalah alat mesin kantor dan peralatan tambahan yang digunakan untuk mendukung fungsi sekolah/madrasah. 12. Teknologi informasi dan komunikasi adalah satuan perangkat keras dan lunak yang berkaitan dengan akses dan pengelolaan informasi dan komunikasi. 13. Lahan adalah bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat prasarana sekolah/madrasah meliputi bangunan, lahan praktek, lahan untuk prasarana penunjang, dan lahan pertamanan. 14. Bangunan adalah gedung yang digunakan untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah. 15. Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktek yang tidak memerlukan peralatan khusus.
16. Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka. 17. Ruang laboratoriumadalah ruang untuk pembelajaran secara praktek yang memerlukan peralatan khusus. 18. Ruang pimpinan adalah ruang untuk pimpinan melakukan kegiatan pengelolaan sekolah/madrasah. 19. Ruang guru adalah ruang untuk guru bekerja di luar kelas, beristirahat, dan menerima tamu. 20. Ruang tata usaha adalah ruang untuk pengelolaan administrasi sekolah/madrasah. 21. Ruang konseling adalah ruang untuk peserta didik mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. 22. Ruang UKS adalah ruang untuk menangani peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan dini dan ringan di sekolah/madrasah. 23. Tempat beribadah adalah tempat warga sekolah/madrasah melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah. 24. Ruang organisasi kesiswaan adalah ruang untuk melakukan kegiatan kesekretariatan pengelolaan organisasi peserta didik. 25. Jamban adalah ruang untuk buang air besar dan/atau kecil. 26. Gudang adalah ruang untuk menyimpan peralatan pembelajaran di luar kelas, peralatan sekolah/madrasah yang tidak/belum berfungsi, dan arsip sekolah/madrasah. 27. Ruang sirkulasi adalah ruang penghubung antar bagian bangunan sekolah/madrasah. 28. Tempat berolahraga adalah ruang terbuka atau tertutup yang dilengkapi dengan sarana untuk melakukan pendidikan jasmani dan olahraga.
29. Tempat bermain adalah ruang terbuka atau tertutup untuk peserta didik dapat melakukan kegiatan bebas. 30. Rombongan belajar adalah kelompok peserta didik yang terdaftar pada satu satuan kelas.