BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP Nomor 10 Tahun 2000 (dalam Indarto,2010 : 177) Secara umum peta

dokumen-dokumen yang mirip
peta didefinisikan sebagai gambaran dari Kabupaten Gorontalo Utara terdiri atas b. Jenis Jenis Peta a. Peta Dasar

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II KAJIAN TEORI. dibuat mengikuti ukuran sama luas, sama bentuk, sama jarak, dan sama arah.

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, serta penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam

Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum URAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

KAJIAN SEBARAN SPASIAL SEKOLAH SMP/MTs DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN (Suatu Studi Kasus Di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan)

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO

ABSTRAK. Kata kunci: Pelayanan kesehatan, Georaphical Information System (GIS), Kebumen, Rumah sakit dan puskesmas

Pengertian Sistem Informasi Geografis

STANDAR SARANA DAN PRASARANAPEMBELAJARAN

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

.' 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan;

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

Sistem Informasi Geografis. Widiastuti Universitas Gunadarma 2015

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1 Selaras

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI PARIWISATA KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN BERBASIS WEB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. selembar kertas atau media lain dalam bentuk dua dimesional. (Dedy Miswar,

NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan jelas dan singkat pokok permasalahan. dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pengertian, fungsi, dan

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu:


SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS E - WAKAF PADA KEMENTRIAN AGAMA KOTA SURAKARTA

PEMETAAN BASIS DATA SMA/SMK/MA DI KABUPATEN BOALEMO BERBASIS WEB

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Yunani Graphein) yang berarti pencitraan, pelukisan atau deskripsi.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA DI BIDANG PENDIDIKAN

PEMETAAN DAN PENENTUAN POSISI POTENSI DESA

Perpustakaan sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 64 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 728 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN DAN PERUBAHAN SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Erwin Raisz dalam Rosana (2003 ) peta adalah gambaran konvensional

BAB 9: GEOGRAFI PETA DAN PEMETAAN

ANALISA KUALITAS SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kota Mojokerto, Jawa Timur)

Standar kopetensi Pendidikan oleh Fauzan AlghiFari / / TP-B

PROYEKSI PRASARANA DAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN TAHUN 2012/ /2021

BAB I PENDAHULUAN. yang makin bertambah dan makin padat, bangunan-bangunannya yang semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

[Type the document title]

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 65 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Yunani Graphein) yang berarti pencitraan, pelukisan atau deskripsi. Jadi dalam

Pengenalan Peta & Data Spasial Bagi Perencana Wilayah dan Kota. Adipandang Yudono 13

Dasar-dasar Pemetaan Pemahaman Peta

Sistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan diperbaharui (update) yang dikenal dengan istilah Sistem

FASILITAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI & SEKOLAH DASAR TERPADU!!!"#$%&'(&)#*+'#%,"()-*!!!! BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II DESKRIPSI PROYEK. 2. Lokasi : Jalan Patuha Bandung. : Perumahan penduduk. : Bangunan kantor, perumahan. : Bangunan kantor, hotel, pabrik kue

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1.

KEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

Bab 2. Tinjauan Pustaka

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Home : tedyagungc.wordpress.com

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dan arti teknis, atau dalam arti hasil dan dalam arti proses. Dalam arti yang

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) Oleh : Djunijanto

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2014 TENTANG MUATAN LOKAL KURIKULUM 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

MATA KULIAH PEMBUATAN PETA TEMATIK. Dr. Sumi Amariena Hamim, ST, MT

BAB 1:MENGGENAL PRINSIP DASAR PETA DAN PEMETAAN.

PEMETAAN SARANA PRASARANA SD NEGRI DI KECAMATAN SUKOHARJO BERDASARKAN PERMENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2007

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 33 TAHUN 2013

GEOGRAFI 1 LATIHAN SOAL

II. LANDASAN TEORI. 2.1 Update. Merupakan suatu proses memperbaharui, memperbaiki, serta menambahkan

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PEMETAAN DAN PENENTUAN POSISI POTENSI DESA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Polusi maupun efek rumah kaca yang meningkat yang tidak disertai. lama semakin meninggi, sehingga hal tersebut merusak

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG

RINGKASAN SKRIPSI. Telkom Flexi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-11. Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

GEOGRAFI TEKNIK Untuk SMA Kelas XII Sistem KTSP 2013/2014

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.59/Menhut-II/2013 TENTANG TATA CARA PENETAPAN BATAS DAERAH ALIRAN SUNGAI

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

KAJIAN KETERSEDIAAN DAN POLA DISTRIBUSI FASILITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/ SEDERAJAT DI KABUPATEN KARANGANYAR

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Adipandang YUDONO

BAB I PENDAHULUAN. diperbarui adalah sumber daya lahan. Sumber daya lahan sangat penting bagi

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peta 2.1.1 Pengertian Peta Menurut PP Nomor 10 Tahun 2000 (dalam Indarto,2010 : 177) Secara umum peta didefinisikan sebagai gambaran dari unsur unsure alam maupun buatan manusia yang berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu. 2.1.2 Fungsi Peta Menurut Indarto : 177 peta memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Sebagai penunjuk posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi. 2. Untuk memperhatikan ukuran dan arah suatu tempat di permukaan bumi. 3. Untuk menggambarkan bentuk bentuk yang ada di permukaan bumi, seperti benua, gunung, sungai, jalan raya, dan bentuk bentuk lainnya. 4. Sebagai media untuk menyajikan data tentang potensi suatu daerah. 2.13 Jenis Jenis Peta Menurut Indarto : 178, peta dapat di golongkan menjadi dua jenis yaitu : a. Peta Dasar peta dasar adalah peta yag menyajikan informasi permukaan bumi secara umum, baik penampakan alami ( misalnya : jalan raya, rel kereta, pemukiman). Contonya : peta rupa bumi bakosurtanal. b. Peta Tematik

Peta tematik adalah peta yang menyajikan informasi tentang fenomena atau kondisi tertentu yang trejadi dipermukaan bumi.contohnya yaitu : peta curah hujan, peta kepadatan penduduk, peta penyebaran hasil pertanian, peta laju erosi, dan peta kesesuaian lahan. 2.1.4 Komponen Komponen Peta Menurut Indarto, (2010 : 183) Komponen Komponen Peta terdiri dari : a. Judul peta merupakan keterangan mengenai isi peta. b. Skala peta, skala peta menyatakan hubungan antara dimensi pada peta dan dimensi pada permukaan bumi. Skala biasanya dinyatakan sebagai perbandingan antara jarak di peta dan jarak sebenarnya di permukaan bumi. c. System proyeksi peta, sistem proyeksi peta merupakan tehnik informasi yang digunakan untuk menggambarkan permukaan bumi yang tiga dimensi (3D) d. Legenda peta, legenda peta merupakan simbol simbol yang digunakan untuk menerangkan obyek obyek peta agar mudah dibaca dan ditafsirkan. e. Petunjuk arah (Orientasi), petunjuk arah merupakan keterangan untuk meunjukkan arah utara, selatan, timur dan barat guna menghindari terjadinya kekeliruan dalam pembacaan arah mata angin. f. Sumber dan tahun pembuatan peta, merupakan keterangn tentang asal usul peta dan waktu pembuatannya. Informasi ini brfungsi untuk memberikan kepastian kepada pembaca peta bahwa peta tersebut bukan hasil rekaan dan untuk memberi informasi apakah peta tersebut masih cocok atau tidak untuk digunakan untuk masa sekarang. g. Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya, jenis-jenis simbol peta antara lain:

Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan dengan jarak Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang mencakup area tertentu Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur atau gerak. Simbol batang, digunakan untuk menyatakan suatu harga/dibandingkan dengan harga/nilai lainnya. Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam bentuk prosentase. Simbol bola, digunakan untuk menyatakan volume, makin besar simbol bola menunjukkan volume semakin besar dan sebaliknya makin kecil simbol bola berarti volume semakin kecil. h. Garis Lintang dan Garis Bujur, garis lintang adalah garis yang melintang dari arah barat - timur atau dari arah timur barat sedangkan garis bujur adalah garis yang membujur dari arah utara - selatan atau selatan - utara. 2.1.5 Peta Berdasarkan Sumber Data Peta Berdasarkan Sumber Peta (Menurut Indarto: 184) 1. Peta turunan (Derived Map) yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan. 2. Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan.

2.1.6. Klasifikasi Peta Berdasarkan Skala Menurut Indarto, 2010 : 180, memiliki ukuran yang berbeda. Ukuran ini ditentukan oleh skala yang digunakan. Berdasarkan ukuran skala, peta dapat digolongkan menjadi empat jenis yaitu : a. Peta kadaster / teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 100 1 : 5.000. Peta ini biasanya digunakan untuk menggambarkan peta perumahan atau peta dalam sertifikat tanah. b. Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala lebih dari 1 : 75.000. peta skala besar ini biasanya digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relative sempit. Misalnya peta kelurahan, peta kecamatan, dan peta kabupaten. c. Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 1000.000. peta skala sedang biasanya digunakan untuk penggambaran wilayah yang agak luas, misalnya peta propinsi. d. Peta sakal kecil adalah peta yang mempunyai skala ynag kebih kecil dari 1 : 1.000.000. peta skala kecil biasanya digunakan untuk menggambrarkan wilayah yang sangat luas, misalnya peta negara, peta benua, bahkan peta dinua. 2.2 Pemetaan 2.2.1 Pengertian Pemetaan Pemetaan merupakan suatu proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran dengan menggunakan cara atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk data spasial vektor maupun raster. Pemetaan juga dapat diartikan sebagai proses pembuatan peta.

Menurut Lukman (dalam Prahasta, 2009 : 320) menyatakan bahwa sistem informasi geografi menyajikan informasi keruangan beserta atributnya yang terdiri dari beberapa komponen utama yaitu: 1. Masukan data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari peta (peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis penginderaan jauh data hasil pengolahan citra digital penginderaan jauh, dan lain-lain. Data-data spasial dan atribut baik dalam bentuk analog maupun data digital tersebut dikonversikan kedalam format yang diminta oleh perangkat lunak sehingga terbentuk basis data (database). Menurut Anon (2003) basis data adalah pengorganisasian data yang tidak berlebihan dalam komputer sehingga dapat dilakukan pengembangan, pembaharuan, pemanggilan, dan dapat digunakan secara bersama oleh pengguna. 2. Penyimpanan data dan pemanggilan kembali (data storage dan retrieval) ialah penyimpanan data pada komputer dan pemanggilan kembali dengan cepat (penampilan pada layar monitor dan dapat ditampilkan/cetak pada kertas). 3. Manipulasi data dan analisis ialah kegiatan yang dapat dilakukan berbagai macam perintah misalnya overlay antara dua tema peta, membuat buffer zone jarak tertentu dari suatu area atau titik dan sebagainya. Pemetaan Sekolah merupakan faktor penting dari proses perencanaan pendidikan secara keseluruhan dan karena itu sifatya sangat dinamis mengikuti perkembangan pendidikan yang sedang berlangsung. Jadi Pemetaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dan Sederajat Di Kabupaten Gorontalo Utara dilakukan dengan tujuan memetakan penyediaan alat-alat dan fasilitas pendidikan serta

menutup sekolah yang tidak efisien dengan menetapkan daerah yang sesuai dengan perkembangan komunikasi dan transportasi, yang mudah dijangkau dan kondusif bagi terciptanya proses belajar mengajar. Pemetaan sekolah merupakan suatu pendekatan perencanaan pendidikan micro atau regional dengan tujuan penyediaan alat-alat dan fasilitas pendidikan, untuk membangun sekolah baru yang relevan dengan potensi daerah, dengan menetapkan daerah jangkuan yang sesuai dengan perkembangan wilayah di Kabupaten Gorontalo Utara. 2.3 Sarana dan Prasarana Pendidikan Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 standar sarana dan prasarana sekolah disusun untuk lingkup pendidikan formal, jenis pendidikan umum, jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu: Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Standar sarana dan prasarana ini mencakup: 1. Kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah. 2. Kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan, ruang-ruang, dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah. Definisi-definisi yang tertuang dalam Permen Diknas Nomor 24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut: 1. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah. 2. Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah.

3. Perabot adalah sarana pengisi ruang. 4. Peralatan pendidikan adalah sarana yang secara langsung digunakan untuk pembelajaran. 5. Media pendidikan adalah peralatan pendidikan yang digunakan untuk membantu komunikasi dalam pembelajaran. 6. Buku adalah karya tulis yang diterbitkan sebagai sumber belajar. 7. Buku teks pelajaran adalah buku pelajaran yang menjadi pegangan peserta didik dan guru untuk setiap mata pelajaran. 8. Buku pengayaan adalah buku untuk memperkaya pengetahuan peserta didik dan guru. 9. Buku referensi adalah buku rujukan untuk mencari informasi atau data tertentu. Sumber belajar lainnya adalah sumber informasi dalam bentuk selain buku meliputi jurnal, majalah, surat kabar, poster, situs (website), dan compact disk. 10. Bahan habis pakai adalah barang yang digunakan dan habis dalam waktu relatif singkat. 11. Perlengkapan lain adalah alat mesin kantor dan peralatan tambahan yang digunakan untuk mendukung fungsi sekolah/madrasah. 12. Teknologi informasi dan komunikasi adalah satuan perangkat keras dan lunak yang berkaitan dengan akses dan pengelolaan informasi dan komunikasi. 13. Lahan adalah bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat prasarana sekolah/madrasah meliputi bangunan, lahan praktek, lahan untuk prasarana penunjang, dan lahan pertamanan. 14. Bangunan adalah gedung yang digunakan untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah. 15. Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktek yang tidak memerlukan peralatan khusus.

16. Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka. 17. Ruang laboratoriumadalah ruang untuk pembelajaran secara praktek yang memerlukan peralatan khusus. 18. Ruang pimpinan adalah ruang untuk pimpinan melakukan kegiatan pengelolaan sekolah/madrasah. 19. Ruang guru adalah ruang untuk guru bekerja di luar kelas, beristirahat, dan menerima tamu. 20. Ruang tata usaha adalah ruang untuk pengelolaan administrasi sekolah/madrasah. 21. Ruang konseling adalah ruang untuk peserta didik mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. 22. Ruang UKS adalah ruang untuk menangani peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan dini dan ringan di sekolah/madrasah. 23. Tempat beribadah adalah tempat warga sekolah/madrasah melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah. 24. Ruang organisasi kesiswaan adalah ruang untuk melakukan kegiatan kesekretariatan pengelolaan organisasi peserta didik. 25. Jamban adalah ruang untuk buang air besar dan/atau kecil. 26. Gudang adalah ruang untuk menyimpan peralatan pembelajaran di luar kelas, peralatan sekolah/madrasah yang tidak/belum berfungsi, dan arsip sekolah/madrasah. 27. Ruang sirkulasi adalah ruang penghubung antar bagian bangunan sekolah/madrasah. 28. Tempat berolahraga adalah ruang terbuka atau tertutup yang dilengkapi dengan sarana untuk melakukan pendidikan jasmani dan olahraga.

29. Tempat bermain adalah ruang terbuka atau tertutup untuk peserta didik dapat melakukan kegiatan bebas. 30. Rombongan belajar adalah kelompok peserta didik yang terdaftar pada satu satuan kelas.