Pengaruh Perendaman NaOH Lima Persen terhadap Kekuatan Tarik Serat Widuri

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS VARIASI PANJANG SERAT TERHADAP KUAT TARIK DAN LENTUR PADA KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT Agave angustifolia Haw

Bakri 1, Sri Candrabakty 2, dan Andi Dahyar 3

Analisa Kekuatan Tarik dan Bending pada Komposit Widuri - Polyester

Pengaruh Panjang Serat dan Fraksi Volume Terhadap Sifat Tarik Komposit Widuri Poliester

PEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA

PENGARUH FRAKSI VOLUME TERHADAP KARAKTERISASI MEKANIK GREEN COMPOSITE WIDURI EPOXY

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 KEKUATAN TARIK SERAT IJUK (ARENGA PINNATA MERR)

Pengaruh Panjang Serat dan Fraksi Volume terhadap Sifat Bending pada Komposit Widuri Polyester

TINJAUAN APLIKASI SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI PENGUAT MATERIAL KOMPOSIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menurut penelitian Hartanto (2009), serat rami direndam pada NaOH 5%

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

PENENTUAN SIFAT MEKANIS SERAT SABUT KELAPA

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan

STUDI MENGENAI SIFAT MEKANIS KOMPOSIT POLYLACTIC ACID (PLA) DIPERKUAT SERAT RAMI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengaruh Fraksi Volume Terhadap Sifat Bending Komposit Widuri-Polyester

PENGARUH LINGKUNGAN KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA UNTUK APLIKASI BALING-BALING KINCIR ANGIN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENGARUH PERLAKUAN SIZING TERHADAP KEKUATAN TARIK SERAT TUNGGALSERAT ALAM RAMI

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

Pengaruh Perlakuan Alkali Terhadap Kekuatan Tarik dan Geser Interfacial Serat Alam Rami - Resin Epoxy

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG

I. PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

JMPM: Jurnal Material dan Proses Manufaktur - Vol.1, No.1, 31-34, Juni 2017

PENGARUH WAKTU PERENDAMAN SERAT KULIT POHON WARU (Hibiscus Tiliaceus) PADA AIR LAUT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIK

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Moisture Content dan Thermal Shock Terhadap Sifat Mekanik Komposit Hibrid Berbasis Serat Gelas dan Coir (Aplikasi: Blade Turbin Angin)

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Pengaruh Fraksi Volume Dan Panjang Serat Pelepah Lontar (Borassus Flabellifer) Terhadap Kekuatan Tarik Dan Kekuatan Impak Komposit Bermatrik Epoksi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI KADAR 5% DENGAN LAMA PERENDAMAN 0 JAM, 2JAM, 4 JAM, 6 JAM TERHADAP SIFAT TARIK SERAT PELEPAH PISANG KEPOK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Grup konversi energi. ii iii. iii. Kata Pengantar Daftar Isi. Makalah KNEP IV Grup Engineering Perhotelan

PENGARUH PERLAKUAN PANAS SERAT TERHADAP SIFAT TARIK SERAT TUNGGAL DAN KOMPOSIT CANTULA-rHDPE

Opa Slamet S,Burmawi,Kaidir

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR DAN WAKTU POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK KOMPOSIT POLYESTER PARTIKEL HOLLOW GLASS MICROSPHERES

Sifat Tarik Dan Sifat Impak Komposit Polipropilena High Impact Berpenguat Serat Rami Acak Yang Dibuat Dengan Metode Injection Molding

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH MOISTURE CONTENT DAN THERMAL SHOCK TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK KOMPOSIT HIBRID BERBASIS SERAT GELAS DAN COIR

Kekuatan Tarik dan Modulus Elastisitas Bahan Komposit Ramah Lingkungan Berbasis Serat Bambu dan Matriks Asam Poli Laktat

I. PENDAHULUAN. otomotif saja, namun sekarang sudah merambah ke bidang-bidang lain seperti

SIFAT MEKANIK TALI SERABUT BUAH LONTAR

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI SERAT TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT UPRs-CANTULA

PERUBAHAN SIFAT MEKANIS KOMPOSIT HYBRID POLYPROPYLENE YANG DIPERKUAT SERAT SABUT KELAPA DAN SERBUK KAYU JATI AKIBAT VARIASI FRAKSI VOLUME

Mohammad Bagus E. H. 1, Hari Arbiantara 2, Dedi Dwilaksana 2. Abstrak. Abstract. Pendahuluan

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2

PERBANDINGAN KOMPOSIT SERAT ALAM DAN SERAT SINTETIS MELALUI UJI TARIK DENGAN BAHAN SERAT JUTE DAN E-GLASS

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

Universitas Bung Hatta Kampus III Jl. Gajah Mada Gunung Pangilun Telp. (0751) Padang

I.PENDAHULUAN. sehingga sifat-sifat mekaniknya lebih kuat, kaku, tangguh, dan lebih kokoh bila. dibandingkan dengan tanpa serat penguat.

Analisis Serat Pelepah Batang Pisang Kepok Material Fiber Komposit Matriks Recycled Polypropylene (RPP) Terhadap Sifat Mekanik dan SEM

OPTIMASI KEKUATAN BENDING DAN IMPACT KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT RAMIE BERMATRIK POLYESTER BQTN 157 TERHADAP FRAKSI VOLUME DAN TEBAL SKIN

PENGARUH PENINGKATAN KUALITAS SERAT RESAM TERHADAP KEKUATAN TARIK, FLEXURE DAN IMPACT PADA MATRIKS POLYESTER SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN DASHBOARD MOBIL

PENINGKATAN KEKUATAN TARIK DAN IMPAK PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT HYBRID

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV. (3) Lenght 208 μm (3) Lenght μm. (4) Lenght 196 μm (4) Lenght μm. Gambar 4.1. Foto optik pengukuran serat sisal

Studi Experimental Pengaruh Fraksi Massa dan Orientasi Serat Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Berbahan Serat Nanas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Momentum, Vol. 14, No. 1, April 2018, Hal ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENINGKATAN KUALITAS SERAT REKEL UNTUK BAHAN KOMPOSIT SEBAGAI BAHAN KOMPONEN KENDARAAN BERMOTOR. Kantung, Sungailiat, 33211

KARAKTERISTIK SIFAT TARIK DAN MODE PATAHAN KOMPOSIT POLYESTER BERPENGUAT SERAT TAPIS KELAPA

Kata kunci : Unsaturated polyester, clay, serat glas, komposit hibrid dan kekuatan tarik

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

UNIVERSITAS DIPONEGORO. PENGARUH LARUTAN C 7 H 18 O 3 Si TERHADAP KEKUATAN TARIK SERAT DAUN KELAPA, KOMPATIBILITAS DAN KEKUATAN BENDING KOMPOSIT

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

PENGARUH PERENDAMAN (NaOH) TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING BAHAN KOMPOSIT SERAT BAMBU TALI (GIGANTOCHLOA APUS) BERMATRIKS POLYESTER

Penggunaan Eceng Gondok Rawa Pening Ambarawa Untuk Cooling Pad Komposit Menggunakan Metode Kompaksi

Kevin Yoga Pradana Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Wajan Berata, DEA

NASKAH PUBLIKASI. SIFAT FISIS DAN MEKANIS AKIBAT PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KOMPOSIT POLYESTER SERAT BATANG PISANG YANG DI TREATMENT MENGGUNAKAN KMnO 4

Please refer as: Bondan T. Sofyan, 2004, Pembentukan Endapan Nano pada Paduan Al-Cu Berkekuatan Tinggi,Proceeding Eminex 2004, ISBN ,

ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH

Fajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto

Jl. Sumingkir No. 1 Tlp. (0281) Fax. (0281) Purwokerto Barat

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

SIFAT MEKANIK KOMPOSIT SERAT BAMBU AKIBAT PENGARUH MUSIM HUJAN DENGAN/TANPA PELAPISAN Buyung Hirmawan 1, Lizda J M, ST.MT. 2, Dr-Ing Doty D R, ST.

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

Upaya Peningkatan Kualitas Sifat Mekanik Komposit Polyester Dengan Serat Bundung (Scirpus Grossus) Erwin a*, Leo Dedy Anjiu a

Pengaruh Fraksi Volume Serat Kenaf dan E glass Terhadap Kuat Tarik Komposit Laminat Hibrid Kenaf E glass/low Density Polyethylene

PENGARUH KONSENTRASI SILANE COUPLING AGENT TERHADAP SIFAT TARIK KOMPOSIT SERAT KENAF-POLYPROPYLENE

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat mendorong

PENGARUH KANDUNGAN SERAT DAN FIBER ARCHITECTURE TERHADAP KUAT TARIK PASCA IMPACK KECEPATAN RENDAH KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA BERMATRIK POLIESTER

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING

Pengaruh Perlakuan Alkali (NaOh) pada Serat Agave Cantula terhadap Kekuatan Tarik Komposit Polyester

KARAKTERISTIK MEKANIK KOMPOSIT SERAT BAMBU KONTINYU DENGAN PERLAKUAN ALKALI

LAPORAN AKHIR OPTIMASI KEKUATAN TARIK KOMPOSIT SERAT IJUK (ARENGA PINATA) DAN MATRIKS RECYCLED POLYPROPYLENE (RPP) DENGAN VARIASI MASSA

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 3.1. Serat kenaf.

PENGARUH ALKALISASI TERHADAP KOMPATIBILITAS SERAT SABUT KELAPA ( Cocos Nucifera ) DENGAN MATRIKS POLYESTER

Analisa Sifat Fisis dan Mekanis Komposit Serat Ijuk Dengan Bahan Matrik Poliester

Transkripsi:

Pengaruh Perendaman NaOH Lima Persen terhadap Kekuatan Tarik Serat Widuri 1) Donni Pa, 2) Yeremias M. Pell, 3) Wenseslaus Bunganaen 1,2,3) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana Jl. Adisucipto, Penfui-Kupang NTT Email: jimmy_pellpart@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik serat widuri (Calostropis Gigantea) sebagai penguat komposit. Adapun penelitian ini terbagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama pengambilan serat berdasarkan ciri fisiknya sebelum berbunga, saat berbunga, dan saat berbuah. Serat yang diuji di bagi menjadi dua bagian yaitu, serat tanpa perendaman dan serat dengan perendaman NaOH 5 % selama 1 jam, 2 jam, dan 3 jam. Kandungan air pada serat dipastikan hilang dengan cara serat dipanaskan dalam oven selama 3 jam pada temperatur 105 0 C. Tahap selanjutnya dihitung densitas serat, diameter serat dan sifat tarik serat widuri. Dari hasil penelitian, diperoleh kandungan air serat tertinggi pada kondisi serat sebelum berbunga pada serat tanpa perendaman dengan nilai 12.409 %. Diameter serat mengalami penurunan setelah diberi perendaman pada serat, dengan diameter tertinggi yaitu sebesar 0.057 mm diperoleh pada serat sebelum berbunga tanpa perendaman. Kekuatan tarik serat juga mengalami penurunan dengan nilai tertinggi 428.979 MPa pada serat tanpa perendaman pada kondisi serat saat berbuah sedangkan terendah sebesar 156.403 MPa diperoleh pada serat dengan perendaman NaOH 3 jam pada kondisi sebelum berbunga. Pengamatan baik pada foto mikroskop optik maupun foto SEM, diperoleh hasil bahwa dengan perendaman NaOH 5 % membuat permukaan serat menjadi bersih dan diameternya semakin kecil. Hal ini karena dengan perendaman NaOH, kandungan lignin, wax, dan pengotor lainnya menjadi hilang dari permukaan serat. Dari informasi ini, dapat disimpulkan serat widuri secara keseluruhan dapat dikembangkan menjadi penguat komposit dengan matriks polyester. Kata kunci: Serat widuri, Kekuatan Tarik, Perendaman NaOH 5 % ABSTRACT This aims to determine the characteristics of the widuri fiber (Calostropis Gigantea) as a composite reinforcement. The study is divided into several stages the first stage of making fiber based on physical characteristics before flowering, during flowering, and fruiting moment. And fiber is divided into two, the untreated fibers and fibers treated with 5 % NaOH for 1 hour, 2 hours, and 3 hours. Water content on the fiber missing ascertained by means of the fiber was heated in an oven for 3 hours at a temperature of 105 0 C. The next stage is calculated fiber density, fiber diameter and fiber tensile properties widuri. From the research, obtained the highest fiber content of water in the fiber before flowering conditions on the fiber without treatment with 12.40916 % value. Fiber diameter decreased after treated in fiber, with a diameter of 0057 mm is equal to the highest obtained in the fiber before flowering without treatment. Fiber tensile strength also decreased with the highest value of 428 979 MPa in the fiber without treatment at the time of fruit fiber conditions of 156 403 MPa while the lowest was obtained on NaOH -treated fibers 3 hours on the conditions before flowering. Good observation on an optical microscope photograph and SEM image, the results showed that treatment with 5 % NaOH to make the fiber surface be clean and the smaller diameter. This is due to the NaOH treatment, the content of lignin, wax and other impurities to be lost from the fiber surface. From this information, it can be concluded overall widuri fibers can be developed into a composite reinforcement with polyester matrix. Keywords: Widuri Fiber, Tensile Strength, Immersion 5% NaOH PENDAHULUAN Keuntungan penggunaan serat alam dalam pembuatan komposit mempunyai keunggulan tersendiri, antara lain kekutan spesifik dan modulusnya yang tinggi, harga rendah, densitas rendah, emisi populasi yang lebih rendah dan biasa atau dapat di daur ulang (Joshi dkk. 2004, Li dkk. 2008, Mukhopadhyay

LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 01, No. 02, Oktober 2014 dkk. 2009). Sedangkan serat alam berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mengandung serat baik dalam batang, akar, maupun daun dari tumbuhan itu sendiri. Serat ini sudah banyak digunakan dalam sektor industri seperti otomotif, tekstil, produksi kertas dan dalam komposit material.. Mengingat kepedulian terhadap lingkungan, telah menyebabkan penggunaan komposit serat sintetik mulai berkurang, dan memilih ke material komposit serat alam. Dalam dekade terakhir ini, penggabungan serat alam seperti serat nanas, kenaf, sisal, hemp, flax, dan berbagai serat alam lainnya dengan polimer matriks yang kompetitif terhadap komposit sintetik seperti serat gelas polipropilen dan gelas-epoksi merupakan perhatian utama pada rekayasa material. Salah satu contoh serat alam yang sudah diteliti adalah serat widuri, yang dilakukan oleh Ashori & Bahreini, 2009 dan Pell, 2010. Informasi yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu serat widuri berpotensi baik menjadi penguat komposit setelah diberi perlakuan NaOH 5%. Namun dalam penelitian ini, keduanya tidak menjelaskan tentang spesifikasi serat widuri yang diteliti seperti umur tanamannya. Demikian pula dalam penelitian kali ini. Peneliti belum dapat meninjau dari segi umur tanaman karena, tanaman widuri yang diteliti diambil dari alam atau bukan pembudidayaan. Tetapi supaya spesifikasi tanaman widuri ini menjadi jelas, maka peneliti mengambil serat dari tanaman widuri berdasarkan cirri fisik tanaman yaitu sebelum berbungan, sedang berbungan, dan sedang berbuah. Berdasarkan informasi-informasi diatas dan pertimbangan inilah ditambah dengan tanaman widuri merupakan tanaman tropis yang cocok tumbuh dan bias dikembangkan atau dibudayakan di NTT. Atas dasar inilah maka peneliti melakukan penelitian ini dengan judul Pengaruh perendaman NaOH 5 % terhadap kekuatan tarik serat widuri. TINJAUAN PUSTAKA Secara umum serat yang digunakan sebagai filler adalah serat buatan seperti serat gelas, karbon, dan grafit. Serat buatan ini memiliki keunggulan, tetapi harganya mahal. Selain serat buatan ada serat alam yang berasal dari alam, pemakaian serat alam bisa mengurangi biaya produksi. Beberapa serat alam yang sudah diteliti sebagai pengganti serat buatan antara lain, serat ijuk ( Kartini, 2002), serat kelapa (Sulistijoyo, 2008), serat bambu (Dewanto, 2004), serat batabg pisang (Boimau, 2009) dan serat widuri (Pell, 2010). Eko (2010) mencoba membuat bahan -bahan tahan peluru dengan menggunakan serat rami, pada percobaan itu dilakukan pada jarak 5 meter dengan ketebalan 2,5 cm, dan hasil penelitianya menunjukkan bahwa pada level 1 dan 2 peluru tidak dapat menembus dengan kecepatan peluru 200 m/s dan 328 m/s. Selain dari serat batang pisang, serat widuri yang jumlah tanamannya cukup banyak tersebar diwilayah Indonesia, juga memiliki kekuatan serat yang baik dan berpotensi sebagai penguat yang (Ashori & Bahreini, 2009. Pell, 2010). Keunggulan utama penggunaan serat alam dibandingkan dengan serat sintetis yaitu serat alam dapat terurai oleh kondisi lingkungan (biodegradable). Selain itu pada serat alam lebih ringan dibandingkan serat sintetis sebagai penguat. Serat alam harus mempunyai kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan matriks (Mathew, 1994), sehingga mampu berfungsi sebagai penahan beban. Menurut Mohanty, dkk (2005) berdasarkan sumber bahan bakunya, serat alam dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: - Serat alam yang berasal dari hewan, seperti bulu bomba, dan sutera - Serat alam yang berasal dari bahan mineral, seperti asbestos - Serat alam yang berasal dari tanaman, yaitu dari bahan kayu, yang terdiri dari kayu keras dan kayu lunak seperti rami, kenaf, daun sisal, abaka, pisang, nenas, buah kelapa (sabut kelapa), biji kapas, widuri, jerami padi, jagung, gandum, rumput bambu, rotan, rumput gajah, dan tebu. Dari berbagai jenis serat alam di ini, sudah banyak diaplikasikan dalam bidang teknik, seperti sutera, kenaf, sisal, widuri, dan lain-lain. Ada juga dibidang arsitek seperti serat dari batang kayu, bambu, rotan, asbestos dan lain-lain. Pengembangan material komposit selanjutnya memacu para peneliti dibidang 60

Donni Pa, Pengaruh Perendaman Naoh Lima Persen terhadap Kekuatan Tarik Serat Widuri rekayasa material dengan mengembangkan pemanfaatan serat alam dari tanaman sebagai material pengganti. Sehingga berbagai penelitianpun terus dilakukan dengan berbagai variabelnya. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, oleh Marsyahyo (2005) menyimpulkan bahwa semua serat alam dari tanaman memiliki sifat yang sangat mampu menyerap air dari lingkungan bebas yang disebut hydrophilic. Kandungan air yang tinggi ini, dapat menurunkan daya rekat antara serat dan matriks polimer yang bersifat anti air atau susah menyerap air yang disebut hydrophobic. Oleh karena itu, salah satu cara yang mengatasi hal ini yaitu memanaskan dalam oven pada temperatur tertentu, untuk menghasilakan atau mengurangi kandungan air serat. Kelemahan serat alam juga antara lai, ukuran serat tidak seragam, demikian pula kekuatannya, dan sangat tergantung pula pada usia tanaman. Serat Widuri Serat widuri adalah serat yang berasal dari tanaman widuri, yang dapat diambil dari biji widuri, serat dari biji widuri ini, sangat halus sehingga cocok dipakai sebagai bahan tekstil. Serat widuri yang berikut berasal dari kulit batang widuri. Dan peneliti terdahulu yang meneliti tentang serat kulit batang widuri yaitu Ashori dan Bahreini (200 9), dan Pell (2010), menyimpulkan bahwa serat kulit batang widuri berpotensi sebagai penguat komposit. Dimana Ashori dan Bahreini mendapatkan kekuatan tarik sebesar 381 MPa, dan modulus elasitasnya 9.8 GPa, sedangkan Pell mendapatkan nilai kekuatan tarik serat sebesar 392.72 MPa, dan modulusnya 9.65 GPa. Perbandingan ini dapat terjadi karena banyak faktor seperti kandungan kimia serat yang tergantung pada keadaan tanaman. Gambar 1. Serat Tanaman Widuri Tabel dibawah ini menunjukkan beberapa serat alam dan sifat mekaniknya Tabel 1. Beberapa serat alam dan sifat mekaniknya Serat Diame -ter (µm) Ultimate tensil stress, Mpa) Modu -lus E (GPa) Berat Wood 15-20 160 23 1,5 Bamboo 15-30 550 36 0,8 Jute 10-50 580 22 1,5 Cotton 15-40 540 28 1,5 Wool 75 170 5,9 1,32 Coir 10-20 250 5,5 1,5 Bagasse 25 180 9 1,25 Rice 5-15 100 6 1,24 Natural 15 400 13 1,35 silk Spider 4 1750 12,7 - silk Linen - 270 - - Sisal - 560 - - Asbestos 0.2 1700 160 2,5 Widuri 0.034 392.72 9.65 1.16 Sumber : Vasiliev & Morozov (2001), Pell (2010) Tanaman Widuri Tanaman widuri atau biduri, (Calostropis gigantean) mempunyai sinonim Aselepias gigantea Willd, termasuk familia aselepiadaceae. Di daerah lain seperti Sumatera dikenal dengan nama lain rubik biduri, lembega, rembega dan rumbigo. Dan di Jawa dikenal dengan nama babakoan, badori, biduri, widuri, saduri, sidaguri, bhiduri dan burigha. Sedangkan di Nusa tenggara disebut dengan nama muduri, rembiga, kore, krokoh, kolonsusu, mado kapauk, modo kampauk. Tanaman widuri merupakan tanaman tropis dengan cirri-ciri sebagai berikut semak tegak, tinggi tanaman ini berkisaran 50-300 cm, batangnya bulat dan bagian yang muda berwarna putih. Bentuk daunnya bulat telur sungsang atau memanjang, permukaan daun yang muda memiliki bulu halus yang bewarna putih, namun bulu tersebut akan hilang bila daun sudah menjadi tua. Tanaman ini memiliki 61

LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 01, No. 02, Oktober 2014 mahkota bunga yang bewarna ungu dengan bentuk mahkotanya seperti bintang. Buah dari tanaman widuri ini bentuknya telur atau memanjang dan melengkung seperti sabit. Memiliki biji-biji kecil yang bewarna coklat, dan berambut pendek dan lebat yang berwarna putih seperti sutera. Tanaman ini mempunyai getah yang berwarna putih dan rasanya pahit, getahnya akan muncul atau keluar dari setiap batang yang telah di lukai. Getahnya ini di manfaatkan sebagi obat untuk sakit gigi. Manfaat lain yang di gunakan pada tanaman biduri ini dimana serat yang tedapat dalam batang tanaman ini di gunakan sebagai tali dan jaring ikan atau jala. Oleh orang cina pada zaman dulu bunga widuri dimanfaatkan sebagai manisan. penguat komposit adalah menjadi perhatian utama pada penelitian komposit polimer dengan penguat serat alam. Kekuatan serat tunggal dapat dihitung menurut teori kekuatan bahan dengan persamaan rumus yaitu : = Dimana : σ = tegangan (MPa) P = Beban tarik (N) A o =LuasPenampang(mm 2 ) Selanjutnya dihitung regangan tarik serat tunggal dengan persamaan = 100% Dimana : ε = Regangan Bahan % ΔL = Penambahan panjang serat (mm) L o = Panjang mula-mula (mm) Elastisitas serat tunggal dapat dihitung dengan peramaan = Dimana : E = Modulus elastisitas serat (MPa) METODOLOGI PENELITIAN Gambar 2. Tanaman Widuri Keindahan bunganya, menyebabkan widuri ditanam pula sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini mudah ditemukan di tanah kering dan dapat dipakai sebagai penekan cacing dan hama lainnya di ladang. Di Indonesia widuri dapat dijumpai di Sumatera, Jawa, Nusa tenggara dan Sulawesi. Sifat Mekanik Serat Tunggal Kekuatan tarik Kekuatan tarik serat dapat diperoleh dari pengujian tarik yaitu pengujian yang umum di lakukan terhadap material teknik untuk mendapatkan karakteristik deformasi kekuataan dari material. Pengujian serat tunggal dilakukan dengan mengacu pada standar ASTM D3379. Kekuatan serat tunggal akan mampu memberi informasi kekuatan komposit secara keseluruhan. Model perpatahan serat tunggal juga dapat juga memberi informasi perilaku komposit saat di kenakan beban dimana ujung kerja serat sebagai fungsi Pengadaan serat widuri Memotong widuri dan memisahkannya berdasarkan ciri fisik tanaman widuri yaitu sebelum berbunga, saat berbunga, dan saat berbuah. Batang widuri yang sudah dipotong di biarkan selama kurang lebih satu malam agar layu sehingga memudahkan saat pengambilan serat dari batang widuri. Pengambilan serat widuri dilakukan secara manual. Serat widuri yang sudah di ambil dari batang di anginanginkan agar mengering secara perlahanlahan. Perendaman serat dalam larutan NaOH 5 % Mempersiapkan serat untuk direndam pada larutan NaOH 5 %, dan di bagi menjadi 3 kumpulan serat untuk perendaman 1 jam, 2 jam, dan 3 jam. Timbang NaOH dengan timbangan digital menjadi 5 gram untuk dilarutkan pada air (dimeneral) 100 mililiter. Perendaman serat dalam NaOH 5 % selama 1 jam, 2 jam, dan 3 jam. Mencuci serat yang sudah direndam NaOH dengan menggunakan air demineralized untuk membersihkan serat dari NaOH. Kemudian serat dikeringkan 62

Donni Pa, Pengaruh Perendaman Naoh Lima Persen terhadap Kekuatan Tarik Serat Widuri dengan cara di angin anginkan Pembuatan spesimen uji tarik serat tunggal Siapkan kertas karton dan lem. Kertas karton berfungsi sebagai pemegang serat dan lem dipakai untuk menempelkan serat pada kertas karton. Membentuk kertas karton sesuai standar ASTM D3379 dan menempelkan serat pada model kertas karton yang sudah disiapkan. Gambar 4. Karton untuk pengujian serat tunggal menurut ASTM D3379 Gambar 5. Serat yang ditempelkan pada karton menurut ASTM D3379 Ulangi langkah diatas untuk semua jenis serat sesuai karakter dari tanaman (sebelum berbunga, saat berbunga, dan saat berbuah) baik serat tanpa perendaman maupun yang diberi perendaman NaOH. Spesimen siap di uji. Gambar 6. Serat tunggal yang siap diuji HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Tarik Serat Tunggal Berdasarkan tabel hasil perhitungan, dapat dilihat bawah nilai kekuatan tarik serat tunggal tanpa perendaman NaOH lebih besar yaitu pada serat sebelum berbunga tanpa perendaman 384.985 MPa, dan secara berturutturut untuk perlakuan NaOH 1 jam, 2 jam, dan 3 jam adalah 247.543 MPa, 241.592 MPa, dan 156.403 MPa. Dan pada serat saat berbunga tanpa perendaman 353.989 MPa, perendaman NaOH 1 jam, 2 jam, dan 3 jam, 335.005 MPa, 245.324 MPa, dan 262.826 MPa. Pada serat saat berbuah tanpa perendaman 428.979 MPa, dan perendaman NaOH 1 jam, 2 jam, dan 3 jam. 219.629 MPa, 211.954 MPa, 194.009 MPa. Ini berarti bahwa setelah memberikan perendaman NaOh 5%, kekuatan tarik serat berkurang. Demikian juga dengan nilai regangan dan modulusnya menjadi berkurang setelah mendapat perendaman NaOH 5 %, dengan nilai modulus untuk serat sebelum berbunga tanpa perendaman 7.453 MPa, berkurang secara berturut-turut pada perendaman NaOH 1 jam, 2 jam, dan 3 jam, 5.649 MPa, 4.646 MPa, dan 3.920 MPa. Dan pada serat saat berbunga tanpa perendaman 11.304, dan perendaman NaOH 1 jam, 2 jam, dan 3 jam, 8.784 MPa, 6.898 MPa, dan 6.291 MPa. Pada serat saat berbuah tanpa perendaman 8.427, pada perendaman NaOH 1 jam, 2 jam, dan 3 jam, 5.761 MPa, 4.412 MPa, dan 5.105 MPa. Tabel 2. Sifat tarik serat tunggal ( sebelum berbunga) Kekuatan Rega Modulus tarik σ ngan Elasitas E perlakuan (MPa) ε (%) (MPa) Tanpa 426.6272 4.25 10.03829 perendaman NaOH 5% 331.3043 4.5 7.362319 1 jam NaOH 5% 422.2222 5.5 7.676768 2 jam NaOH 5% 3 jam 403.8462 5.25 7.692308 63

LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 01, No. 02, Oktober 2014 Tabel 3. Sifat tarik serat tunggal (saat berbunga) Kekuatan Rega Modulus tarik σ ngan Elasitas E perlakuan (MPa) ε (%) (MPa) Tanpa 390.9091 4.75 8.229665 perendaman NaOH 5% 407.8212 4.25 9.595794 1 jam NaOH 5% 337.3913 3.25 10.38127 2 jam NaOH 5% 3 jam 306.9231 5.75 5.337793 Tabel 4. Sifat tarik serat tunggal (saat berbuah) Kekuatan Rega Modulus tarik σ ngan Elasitas E perlakuan (MPa) ε (%) (MPa) Tanpa 546.1538 4.75 11.49798 perendaman NaOH 5% 421.3333 3.75 11.23556 1 jam NaOH 5% 316.5746 5.5 5.755902 2 jam NaOH 5% 3 jam 349.3151 4.75 7.354001 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Sifat fisik serat kulit batang widuri diperoleh adalah densitas tanpa perendaman sebesar 0.82 gr/cm pada serat saat berbunga, dan setelah diberi perendaman NaOH 5% selama 1, 2, dan 3 jam, berturut-turut adalah 0.754 gr/cm, 0.726 gr/cm, dan 0.688 gr/cm. Kandungan air serat tanpa perendaman pada serat sebelum berbunga 12.409 %, dan setelah diberi perendaman NaOH 5% selama 1,2 dan 3 jam, berturut-turut adalah 9.898 %, 9.772 % dan 9.083 %. Penurunan densitas dan kandungan air ini disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya kandungan lignin dan pengotor lain dari permukaan serat yang sudah mendapat perendaman NaOH 5%. Diameter serat widuri mengalami penurunan seiring dengan lama perendaman NaOH 5% yang diberikan yaitu selama 1 jam, 2 jam, dan 3 jam. Luas permukaan serat tanpa perendaman adalah 0.0574 mm, dan setelah direndam pada NaOH 5%, selama 1 jam, 2 jam, dam 3 jam diperoleh nilai 0.01256 mm, 0.01118 mm, dan 0.00778 mm. Perendaman serat dalam NaOH 5% dapat menurunkankan kekuatan tarik serat dari 428.979 MPa untuk serat tanpa perlakuan pada sera saat berbuah, dan setelah perlakuan diperoleh nilai kekuatan tarik terendah pada perlakuan NaOH 5% 1 jam, 2 jam, dam 3 jam sebesar 219.629 MPa, 211.954 MPa, dan 194.009 MPa. Demikian juga nilai regangan dan modulusnya, mengalami penurunan, dimana nilai regangan serat tanpa perlakuan pada kondisi serat sebelum berbunga adalah 5.4 % dan perlakuan 1 jam, 2 jam, dan 3 jam 4.2 %, 5.45 %, dan 3.65 %. Sedangkan nilai modulus adalah 7.453 MPa untuk serat tanpa perlakuan dan pada perlakuan selama 1 jam, 2 jam, dan 3 jam adalah 5.649 MPa, 4.646 MPa, dan 3.920 MPa. Penurunan luas permukaan, kekuatan tarik, regangan dan modulus disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya kandungan wax, lignin, dan pengotor lain dari permukaan serat yang sudah mendapat perlakuan NaOH 5%. Nilai regangan dan modulus yang rendah mengindikasikan bahwa serat widuri bersifat getas. Saran Penelitian ini melihat bagaimana karakteristik serat dari kulit batang tanaman widuri dari kondisi tanaman sebelum berbunga, saat berbunga, dan saat berbuah, oleh karena itu penelitian ini masih bisa dilanjutkan dengan meneliti bagaiman karakteristik sifat fisik dan sifat mekanik terhadap faktor umur dari tanaman widuri tersebut dengan pengaruh perendaman NaOH 5 %. DAFTAR PUSTAKA [1] Anonim 1989 ASTM D 3379-75. Standard Test Method for Tensile Strength and Young s Modulus for High-Modulus Single-Filament Materials. Philadelphia. [2] Ashori, A dan Zaker Bahreini, 2009, Evaluation of Calotropis gigantea as a Promising Raw Material for Fiber- 64

Donni Pa, Pengaruh Perendaman Naoh Lima Persen terhadap Kekuatan Tarik Serat Widuri reinforced Composite, Journal of Composite Materials, doi: 10.1177/002199830910452. [3] Boimau K, 2009, Pengaruh Fraksi Volume dan Panjang Serat terhadap Sifat Bending Komposit Poliester yang Diperkuat Serat Batang Pisang, Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) ke-9. [4] Dewanto, Nurcahyo Herwin, 2004, Pengaruh Temperature Curing Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Serat Bamboo Fiber Reinforced Plastic. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Undip. Semarang. [5] Gibson, Ronald F. 1994, Principles Of Composite Material Mechanics, McGraw- Hill [6] Hermawan Judawisastra, Arie Suhartiningsih, 2007, Pengaruh Kelembaban Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Antarmuka Pada Komposit Rami - Poliester, Prosiding Seminar Nasional Metalurgi dan Material, Jakarta. [7] Jamasri, Ph. 2008, Prospek Pengembangan Komposit Serat Alam di Indonesia. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada [8] Joshi S.V., Drzal L.T., Mohanty A.K., Arora S, 2004, Are natural fiber composites environmentally superior to glass fiber reinforced composites?, Composites: Part A Vol. 35, pp. 371-376. [9] Kartini Ratni. Darmasetiawan H, KaroKaro. A dan Sudirman, 2002, Pembuatan Dan Karakterisasi Komposit Polimer Berpenguat Serat Alam. Jurnal SainsMateri Indonesia Volume 3 No. 3, Juni, hal : 30 38. Jurusan Fisika FMIPA IPB Jl. Raya Pajajaran, Bogor [10] Li Y., Hu Y., Hu C., Yu Y., 2008, Microstructures and mechanical properties of natural fibres, Advananced Materials Research Vol. 33-37, pp. 553-558. [11] Liu, X.Y., and G.C.Dai, 2007, Surface modification and micromechanical properties of jute fiber mat reinforced polypropylene composites, Journal Express Polymer Letters, Vol.1, N0. 5, page 299-307. [12] Matthew, F.L and Rawlings, R. D. 1994, Composites Materials : Engineering And Science. Chapman & Hall. London. [13] Mohanty A.K., Misra M. dan Drzal L.T., 2005. Natural Fibers, Biopolymers, and Biocomposites. Taylor & Francis. [14] Mukhopadhyay S., Fangueiro R., Shivankar V., 2009, Variability of tensile properties of fibers from pseudostem of banana plant, Textile Research Journal, Vol. 79, pp. 387-393 [15] Pell, Yeremias M. 2010, Pengaruh Perlakuan Alkali Terhadap Sifat Mikro Mekanik Serat Kulit Batang Widuri (Calotropis Gigantea ) Seminar Nasional ke IV. UNTIRTA - Baten. [16] Silva-Santos L., Hernández-Gómez L. H., Caballero-Caballero M., López- Hernández I., 2009, Tensile Strength of Fibers Extracted from the Leaves of the angustifolia Haw Agave in Function of their Length, Applied Mechanics and Materials Vol. 15, pp 103-108. [17] Sulistijono, 2008, Analisa Pengaruh Fraksi Volume Serat Kelapa Pada Komposit Matriks Polyester Terhadap Kekuatan Tarik, Impact Dan Bending. ITS Semarang. [18] Vasiliev, V.V., Morozov, E. V. 2001. Mechanic and Analysis of Composite Material, Elsevier Science. Ltd. The Boulevard, Langford Lane, Kidlington, Oxford OX5 1GB, UK, 65