DEMOKRASI DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
MATA KULIAH CIRI UNIVERSITAS (MKCU)

BAB II PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA YANG DITUANGKAN DALAM UNJUK RASA (DEMONSTRASI) SEBAGAI HAK DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT

Demokrasi di Indonesia

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)

sebelumnya, yaitu Zaman Pertengahan. Walau demikian, pemikiran-pemikiran yang muncul di Zaman Pencerahan tidaklah semuanya baru.

DEMOKRASI. Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, Kratos berarti pemerintahan.

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP

Demokrasi: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Antara Teori dan Pelaksanaanya di Indonesia. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

RANGKUMAN KN DEMOS KRATOS DEMOKRASI RAKYAT ARTI : RAKYAT MEMERINTAH PEMERINTAHAN. a) SEJARAH DEMOKRASI. b) PRINSIP DEMOKRASI

TUGAS KEWARGANEGARAAN LATIHAN 4

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua kata Yunani kuno yaitu demos dan cratein yang masingmasing

Faridah T, S.Pd., M.Pd. NIP Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan

D. Semua jawaban salah 7. Kekuasaan Kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka artinya A. Terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah B. Tidak bertanggung

DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA DI INDONESIA

Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi SIPIL.

SEJARAH PEMILU DUNIA

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya

DEMOKRASI : TEORI DAN PRAKTIK

BAB I PENDAHULUAN. adanya pemerintah yang berdaulat dan terakhir yang juga merupakan unsur untuk

MENGANALISIS SISTEM PEMERINTAHAN DI BERBAGAI NEGARA

Mendiskripsikan fungsi NKRI. Menjelaskan tujuan NKRI

NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

GBHN = Demokrasi Mayoritas Muchamad Ali Safa at 1

Soal LCC 4 Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara :)

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROSES DEMOKRASI DALAM PEMILIHAN ANGGOTA MAJELIS RAKYAT PAPUA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : SMP NEGERI 1 Prambanan, Sleman. Alokasi Waktu : 6 X 40 Menit ( 3 x pertemuan )

KEWARGANEGARAAN NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHA. Syahlan A. Sume. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi MANAJEMEN.

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental

ASPEK SOSIOLOGIS POLITIK KEDAULATAN RAKYAT DALAM UUD NRI TAHUN Oleh: Dr. Suciati, SH., M. Hum

TUGAS AKHIR PENERAPAN PANCASILA DALAM PENDIDIKAN. Tahajudin S, Drs. : Novia Ningsih NIM : Kelompok : D Jurusan : Teknik Informatika

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

Kelompok 4 Mempersembahkan

NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Universitas Indo Global Mandiri Palembang

K E T E T A P A N MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : VII/MPR/2001 TENTANG VISI INDONESIA MASA DEPAN

BAHAN TAYANG MODUL 5

DEMOKRASI. Drs. H.M. Umar Djani Martasuta, M.Pd

TUGAS PELAKSANAAN DEMOKRASI Di INDONESIA Dari Tahun 1945 Sekarang

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 35/PUU-XII/2014 Sistem Proporsional Terbuka

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Tugas Akhir. STMIK AMIKOM Yogyakarta Taufik Rizky Afrizal. Kelompok I. S1 Sistem Informasi. Drs. Muhammad Idris P, MM

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. kita memiliki tiga macam dokumen Undang-undang Dasar (konstitusi) yaitu: 1

A. Pengertian Orde Lama

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia

MENGGAPAI KEDAULATAN RAKYAT YANG MENYEJAHTERAKAN RAKYAT 1

Negara dan Pemerintahan

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: DEMOKRASI. Syahlan A. Sume. Fakultas FEB. Program Studi MANAJEMEN.

PANCASILA PANCASILA DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG POLITIK, HUKUM, SOSIAL BUDAYA, DAN PERTAHANAN KEAMANAN. Nurohma, S.IP, M.

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

I. PENDAHULUAN. Perubahan Undang-Undang Dasar tahun 1945 (UUD tahun 1945) tidak hanya

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law

Demokrasi di Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semua warga menikmati kebebasan untuk berbicara, kebebasan berserikat,

Macam-macam konstitusi

Pimpinan dan anggota pansus serta hadirin yang kami hormati,

I. PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Materi Kuliah PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DEMOKRASI INDONESIA. Modul 7. Oleh : Rohdearni Tetty Yulietty Munthe, SH/

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA SUYATO

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-2

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-4

13MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam kehidupan bernegara. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Modul ke: Fakultas

Demokrasi Parlementer (Liberal)

DEMOKRASI PANCASILA. Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH.

Mata Kuliah Kewarganegaraan

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

PARTISIPASI PEMUDA DALAM MENGAWAL DEMOKRASI DI KALBAR

proses perjalanan sejarah arah pembangunan demokrasi apakah penyelenggaranya berjalan sesuai dengan kehendak rakyat, atau tidak

sherila putri melinda

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN LATIHAN 5

BAB IV ANALISIS TENTANG KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA MENURUT MAHFUD MD

MPR Pasca Perubahan UUD NRI Tahun 1945 (Kedudukan MPR dalam Sistem Ketatanegaraan)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Niar Riska Agustriani, 2014 Peranan komisi nasional hak asasi manusia Tahun

KOMISI YUDISIAL BARU DAN PENATAAN SISTEM INFRA-STRUKTUR ETIKA BERBANGSA DAN BERNEGARA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1.

A. Beberapa pemimpin yang bertindak diktator terhadap rakyatnya : 1. Adolf Hilter

A. Pengertian Geopolitik B. Latar Belakang Wawasan Nusantara C. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan

PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA

2.4.1 Struktur dan Anatomi UUD NRI tahun 1945 Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya mengandung Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara tidak ikut

Transkripsi:

DEMOKRASI DI INDONESIA Disusun Oleh : Nama : Ega Taunirma Yunanda NI M : 11.12.5690 Kelompok : Persatuan Program Studi & Jurusan : S1- SI Nama Dosen : Mohammad Idris P, Drs, MM. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan olehpemerintah negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif danlegislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances. Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan peraturan. Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau hasil-hasil penting, misalnya pemilihan presiden suatu negara, diperoleh melalui pemilihan umum. Pemilihan umum tidak wajib atau tidak mesti diikuti oleh seluruh warganegara, namun oleh sebagian warga yang berhak dan secara sukarela mengikuti pemilihan umum. Sebagai tambahan, tidak semua warga negara berhak untuk memilih (mempunyai hak pilih). Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini bukan dalam arti hanya kedaulatan memilih presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam arti yang lebih luas. Suatu pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung tidak menjamin

negara tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat memilih sendiri secara langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak kedaulatan rakyat. Walapun perannya dalam sistem demokrasi tidak besar, suatu pemilihan umum sering dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat cara berpikir lama dari sebagian masyarakat yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola, bukan sistem pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh impian ratu adil. Padahal sebaik apa pun seorang pemimpin negara, masa hidupnya akan jauh lebih pendek daripada masa hidup suatu sistem yang sudah teruji mampu membangun negara. Banyak negara demokrasi hanya memberikan hak pilih kepada warga yang telah melewati umur tertentu, misalnya umur 18 tahun, dan yang tak memliki catatan kriminal (misal, narapidana atau bekas narapidana). 1.2 Rumusan Masalah Dalam pelaksanaanya, banyak sekali penyimpangan terhadap nilai-nilai demokrasi baik itu dalam kehidupan sehari-hari di keluarga maupun masyarakat. Permasalahn yang muncul diantaranya yaitu: - Belum tegaknya supermasi hukum. - Kurangnya partisipasi masyarakat dalam kehidupan bermasnyarakat, berbangsa dan bernegara. - Pelanggaran terhadap hak-hak orang lain. - Tidak adanya kehidupan berpartisipasi dalam kehidupan bersama (musyawarah untuk mencapai mufakat). Untuk mengeliminasi masalah-masalah yang ada, maka makalah ini akan memaparkan pentingnya budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, penulis menyusun makalah ini dengan judul BUDAYA DEMOKRASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI. 1.3 Pendekatan 1. Historis Sejarah Indonesia adalah dibentuk oleh posisi geografisnya, sumber daya alamnya, serangkaian migrasi manusia, kontak, ekonomi dan, perdagangan dan politik penaklukan. Indonesia adalah kepulauan negara 17.508 pulau (6.000 dihuni) membentang sepanjang khautulistiwa di Tenggara Asia. Strategis negara-jalur laut posisi dipupuk antar pulau dan perdagangan internasional; perdagangan sejak dasarnya berbentuk sejarah Indonesia. Wilayah Indonesia dihuni oleh masyarakat dari berbagai migrasi, menciptakan

keragaman budaya, etnis, dan bahasa. Bentang alam kepulauan dan iklim secara signifikan mempengaruhi pertanian dan perdagangan, dan pembentukan negara 2. Sosiologis Sosiologi politik kontemporer melibatkan lebih dari studi tentang hubungan antara negara dan masyarakat. Apabila suatu pertanyaan penelitian yang khas di bidang sosiologi politik mungkin telah: "Mengapa begitu sedikit warga Amerika yang memilih untuk memilih" atau bahkan, "Apa bedanya jika perempuan terpilih" sosiolog politik juga sekarang meminta : "? Bagaimana tubuh sebuah situs kekuasaan"? Bagaimana emosi relevan dengan kemiskinan global" atau "? Apa perbedaan pengetahuan membuat ke demokrasi. Pembukaan sosiologi politik tidak berarti bahwa topik-topik lama telah dibuang. Secara tradisional ada empat bidang utama penelitian: 1. Pembentukan sosio-politik negara modern. 2. "Siapa aturan"? Bagaimana kesenjangan sosial antara kelompok (kelas, ras, gender, dll) pengaruh politik; Bagaimana kepribadian masyarakat, gerakan sosial dan tren di luar lembaga formal kekuasaan politik mempengaruhi politik formal. 3. Kekuatan hubungan dalam dan di antara kelompok-kelompok sosial (misalnya keluarga, tempat kerja, birokrasi, media, dll). Dengan kata lain, sosiologi politik tradisional berkaitan dengan bagaimana tren sosial, dinamika, dan struktur dominasi mempengaruhi proses politik formal, serta menjelajahi bagaimana berbagai kekuatan sosial bekerja sama untuk mengubah kebijakan politik. Dari perspektif ini kita dapat mengidentifikasi tiga kerangka teoritis utama: pluralisme, teori elite atau manajerial, dan analisis kelas (yang tumpang tindih dengan Marxis analisis). Pluralisme melihat politik terutama sebagai kontes di antara kelompok kepentingan yang bersaing. 3. Yuridis Demokrasi Terpimpin dan Orde Baru Sebelum 1945 deklarasi kemerdekaan, Indonesia berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda dan Jepang. Anderson menjelaskan bahwa itu Soekarno, yang kemudian menjadi ketua Komite Persiapan Kemerdekaan Indonesia, yang "terpilih" ke kantor novel Presiden. Selama empat tahun masa Revolusi (1945-1949 ), ada dua negara benar-benar berfungsi di Republik Nusantara-yang berkembang dan sisa-sisa Hindia Belanda. Itu hanya sampai 1950 bahwa Indonesia memperoleh kemerdekaan penuh, bebas untuk mengatur diri mereka sendiri melalui sistem pemerintahan parlementer yang diamanatkan oleh UUD 1950. Sistem demokrasi perwakilan di Indonesia berumur pendek sampai akhir 1950-an, di mana oleh versi sejarah resmi Indonesia, adalah karena kegagalan Konstituante (Majelis Konstitusi) untuk tiba pada suatu konstitusi baru. Soekarno ini diminta, dengan koalisi pimpinan tertinggi Angkatan Darat, untuk menegaskan kembali kontrol atas proses politik,

kembali ke UUD 1945 memaksa dan memperkenalkan Demokrasi Terpimpin. Sebuah penggunaan menyesatkan dari istilah demokrasi, gagasan Soekarno Demokrasi Terpimpin lebih dari sebuah otoritarianisme pribadi, dia menjadi pemimpin dan menjadi "demokratis" dengan memasukkan suara kekuatan politik dan sosial lainnya yang dia tumbuk bersamanasionalis, Islam dan komunis kelompok-hanya untuk mendukung kekuasaan pribadinya. BAB II PEMBAHASAN DEMOKRASI 2.1 Pengertian Demokrasi Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan olehpemerintah negara tersebut. 2.1.1 Menurut Internasional Commision of Jurits Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyar dimana kekuasaan tertinggi ditangan rakyat dan di jalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan yang bebas. Jadi, yang di utamakan dalam pemerintahan demokrasi adalah rakyat. 2.1.2 Menurut Lincoln Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (government of the people, by the people, and for the people). 2.1.3 Menurut C.F Strong Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang menjamin bahwa pemerintahan akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakan kepada mayoritas itu. 2.2 Landasan-landasan Demokrasi 2.2.1 Pembukaan UUD 1945 1. Alinea pertama Kemerdekaan ialah hak segala bangsa. 2. Alinea kedua Mengantarkan rakyat Indonesia kepintu gerbang kemerdekaan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. 3. Alinea ketiga Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan dan kebangsaaan yang bebas. 4. Alinea keempat Melindungi segenap bangsa. 2.2.2 Batang Tubuh UUD 1945 1. Pasal 1 ayat 2

Kedaulatan adalah ditangan rakyat. 2. Pasal 2 Majelis Permusyawaratan Rakyat. 3. Pasal 6 Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. 4. Pasal 24 dan Pasal 25 Peradilan yang merdeka. 5. Pasal 27 ayat 1 Persamaan kedudukan di dalam hukum. 6. Pasal 28 Kemerdekaan berserikat dan berkumpul. 2.2.3 Lain-lain 1. Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang hak asasi 2. UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM 2.3 Sejarah dan Perkembangan Demokrasi Isitilah demokrasi berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem demokrasi di banyak negara. Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demosyang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara. Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannyapembagian kekuasaan dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.

Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk rakyat. Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi harus ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan lembaga negara tersebut. Penerapan Budaya Demokrasi Dalam Kehidupan Sehari-hari Di Lingkungan Keluarga Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan keluarga dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut: - Kesediaan untuk menerima kehadiran sanak saudara; - Menghargai pendapat anggota keluarga lainya; - Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja; - Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama. Di Lingkungan Masyarakat Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut: - Bersedia mengakui kesalahan yang telah dibuatnya; - Kesediaan hidup bersama dengan warga masyarakat tanpa diskriminasi; - Menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya; - Menyelesaikan masalah dengan mengutamakan kompromi; - Tidak terasa benar atau menang sendiri dalam berbicara dengan warga lain. Di Lingkungan Sekolah Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut: - Bersedia bergaul dengan teman sekolah tanpa membeda-bedakan; - Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya, ras dan agama; - Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita; - Mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatan untuk menyelesaikan masalah; - Sikap anti kekerasan. Di Lingkungan Kehidupan Bernegara Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan kehidupan bernegara dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut: - Besedia menerima kesalahan atau kekalahan secara dewasa dan ikhlas; - Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa mendengar dan menghargai pendapat warganya;

- Memiliki kejujuran dan integritas; - Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada publik; - Menghargai hak-hak kaum minoritas; - Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat; BAB III KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari pengalaman masa lalu bangsa kita, kelihatan bahwa demokrasi belum membudaya. Kita memang telah menganut demokrsai dan bahkan telah di praktekan baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan bebangsa dan bernegara. Akan tetapi, kita belum membudanyakannya. Membudaya berarti telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Mengatakan Demokrasi telah menjadi budaya berarti penghayatan nilai-nilai demokrasi telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging di antara warga negara. Dengan kata lain, demokrasi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari kehidupanya. Seluruh kehidupanya diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi. Namun, itu belum terjadi. Di media massa kita sering mendengar betapa sering warga negara, bahkan pemerintah itu sendiri, melanggar nilai-nilai demokrasi. Orang-orang kurang menghargai kebabasan orang lain, kurang menghargai perbedaan, supremasi hukum kurang ditegakan, kesamaan kurang di praktekan, partisipasi warga negara atau orang perorang baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan pilitik belum maksimal, musyawarah kurang dipakai sebagai cara untuk merencanakan suatu program atau mengatasi suatu masalah bersama, dan seterusnya. Bahkan dalam keluarga dan masyarakat kita sendiri, nilai-nilai demokrasi itu kurang di praktekan. Saran Mewujudkan budaya demokrasi memang tidak mudah. Perlu ada usaha dari semua warga negara. Yang paling utama, tentu saja, adalah: 1. Adanya niat untuk memahami nilai-nilai demokrasi. 2. Mempraktekanya secara terus menerus, atau membiasakannya. Memahami nilai-nilai demokrasi memerlukan pemberlajaran, yaitu belajar dari pengalaman negara-negara yang telah mewujudkan budaya demokrasi dengan lebih baik dibandingkan kita. Dalam usaha mempraktekan budaya demokrasi, kita kadang-kadang mengalami kegagalan disana-sini, tetapi itu tidak mengendurkan niat kita untuk terus berusaha memperbaikinya dari hari kehari. Suatu hari nanti, kita berharap bahwa demokrasi telah benar-benar membudaya di tanah air kita, baik dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

REFERENSI 1. http://id.wikipedia.org/wiki/demokrasi 2. http://dondsor.blogster.com/demokrasi_dan_konstitusi.html 3. Abdulkarim, Aim, Drs, M.Pd. 2004 Kewarganegaraan untuk SMP Kelas II Jilid 2. Bandung: Grafindo Media Pratama. 4. Wijianti, S.Pd. dan Aminah Y., Siti, S.Pd. 2005 Kewarganegaraan (Citizenship). Jakarta: Piranti Darma Kalokatama. 5. Dahlan, Saronji, Drs. Dan H. Asy ari, S.Pd, M.Pd. 2004 Kewarganegaraan Untuk SMP Kelas VIII Jilid 2. Jakarta: Erlangga.