BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan menggunakan ilmu politik, ekonomi, sejarah, sosiologi,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

2 memperoleh pembelajaran. Karena belajar itu adalah dari tidak tahu menjadi tahu, dari buruk menjadi baik, dan dari tidak bisa menjadi bisa. Metode y

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

UPAYA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan

BAB I PENDAHULUAN. sorotan tajam dari berbagai pihak. Hal ini disebabkan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran matematika di tingkat SD adalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dana yang cukup besar. Hal ini diakui semua orang atau suatu bangsa demi

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa komponen yang menjadi satu kesatuan fungsional yang saling

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Guru

BAB 1 PENDAHULUAN. permasalahan yang akan dihadapi. Selama ini proses pembelajaran PKn di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

seperti adanya fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah seperti bangunan sekolah yang baik, juga tersedia alat atau media pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan dan usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan pokok sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI TG.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Berbantuan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Didalam dunia pendidikan pembelajaran adalah salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) adalah gabungan dari ilmu sosial

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGGUNAAN METODE TALKING STICK DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN PETARANGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa komponen

BAB I PENDAHULUAN. beragam situasi dan kondisi. Dengan pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran menurut bahasa adalah proses, cara menjadikan orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam

A ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki, serta mampu mengembangkan potensi yang dimiliki manusia.

BAB I PENDAHULUAN. proses yang tidaklah mudah. Hal paling mendasar yang perlu diterapkan. belajar mengajar yang menyenangkan dalam suatu kelas.

BAB I PENDAHULUAN. Jika pembelajaran melibatkan lebih dari satu model pembelajaran akan. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik.

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Materi dalam pembelajaran IPS mengandung konsep-konsep yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. manusia. Pendidikan manusia dimulai sejak anak masih dalam kandungan,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan keberhasilannya ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN WORD SQUARE PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 BANTENGAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial (Samino.2011:19). Pendidikan memiliki tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara siswa yang belajar dengan guru

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang dapat ditandai dengan perubahan perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat penting untuk dipelajari. adanya gagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan.

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan penyebaran guru, kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. belajar, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. usaha peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar. Faktor-faktor itu antara lain : a) Instrumen Input yaitu ;

A. Latar Belakang. Ratih Leni Herlina, 2014

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah IPS adalah ilmu pengetahuan tentang manusia dalam lingkungan hidupnya dan ilmu yang mempelajari kegiatan hidup manusia dalam kelompok yang disebut masyarakat dengan menggunakan ilmu politik, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi. IPS juga sebagai program pembelajaran yang bertujuan untuk membantu dan melatih siswa, agar mampu mamiliki kemampuan untuk mengenal dan menganalisis suatu persoalan dari berbagai sudut pandang secara komprehensif. Belajar dapat di artikan sebagai sebuah proses perubahan yang belum tahu menjadi tahu untuk memperoleh bentuk-bentuk perubahan perilaku yang cenderung terus mempengaruhi model perilaku umum menuju pada sebuah peningkatan. Perubahan perilaku tersebut terdiri dari berbagai proses modifikasi menuju bentuk permanent dan terjadi dalam aspek perbuatan, berpikir, sikap, dan perasaan. Akhirnya dapat di katakan bahwa belajar itu tiada lain adalah memperoleh berbagai pengalaman baru. Hasil belajar adalah suatu pernyataan yang spesifik yang di nyatakan dalam perilaku dan penampilan yang di wujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang di harapkan. Perilaku ini dapat berupa fakta yang konkrit serta dapat di lihat dan nyata. Oleh karena itu, hasil belajar merupakan suatu pernyataan yang jelas dan menunjukkan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang di harapkan dapat di capai sebagai hasil belajar. Dalam proses belajar

mengajar di perlukan hasil belajar karena dengan mengetahui hasil belajar siswa guru dapat dengan mudah mengetahui sampai di mana letak kemampuan siswa. Pada waktu sekarang seorang siswa akan menghadapi tuntutan yang jauh berbeda dari siswa pada abad atau dekade yang lalu. Dengan demikian, siswa pada masa sekarang dan masa mendatang perlu persiapan lebih kompleks untuk mencapai cita cita yang di inginkan. Tentunya perlu usaha yang maksimal dari guru, di mana pada saat menyampaikan pelajaran guru mampu membangkitkan semangat siswa dalam belajar, sehingga terciptalah siswa yang terampil, dan dapat berinteraksi dengan baik. Salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di Sekolah Dasar adalah IPS yang mencakup di dalamnya pelajaran-pelajaran lain seperti sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. IPS memiliki cakupan yang luas baik masalah kehidupan manusia di masyarakat maupun kehidupan kemasyarakatannya. Karena itu IPS sangat penting di pelajari oleh individu maupun masyarakat. Bagi individu mempelajari IPS akan membentuk dan memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan untuk hidup bermasyarakat. Sedangkan bagi masyarakat, akan memberikan bekal bagi kemasyarakatan kepada masyarakat. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan belum sesuai dengan yang di harapkan di lihat bahwa pemahaman dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS masih rendah dan belum memuaskan. Tidak hanya rendah pada kemampuan aspek mengerti IPS sebagai pengetahuan (kognitif) tetapi juga aspek sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik) terhadap IPS juga masih belum memuaskan. Sebagian besar siswa masih menganggap IPS merupakan mata pelajaran yang membosankan.

Selain itu kebanyakan guru dalam mengajarkan pelajaran IPS masih kurang tepat dalam memilih model pembelajaran, yakni hanya dengan menggunakan metode ceramah yang berpusat pada guru dan kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pembelajaran bermakna, metode yang di gunakan kurang bervariasi, dan sebagai akibatnya kurangnya motivasi belajar partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran IPS karena pola belajar cenderung menghapal tanpa memahaminya. Pada observasi yang di laksanakan peneliti di SD Muhammadiyah 21 Kecamatan Medan Perjuangan, peneliti melihat fakta yang ada yaitu dalam proses belajar mengajar mata pelajaran IPS guru sebagian besar hanya menggunakan metode ceramah dan minimya mengikut sertakan peran aktif siswa. Oleh karena itu siswa mudah bosan dan jenuh dalam proses belajar mengajar sehingga tentunya pembelajaran hanya berjalan satu arah dan monoton. Kebanyakan siswa lebih giat menghapal materi pelajaran tanpa memahaminya. Kurang efektifnya metode pembelajaran yang di gunakan guru tersebut membuktikan bahwa rendahnya kualitas pembelajaran yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini dapat di lihat dari hasil ulangan harian yang di peroleh siswa tidak sesuai dengan standar ketuntasan belajar siswa. Di mana hasil ulangan yang di peroleh siswa masih di bawah rata-rata KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 70. Dari 32 siswa hanya terdapat 9 orang siswa yang sudah tuntas mendapat nilai rata-rata 70. Sedangkan 23 orang siswa masih belum tuntas karena nilai yang di capai masih di bawah rata-rata KKM yaitu 70. Seharusnya belajar di katakan tuntas apabila siswa secara keseluruhan mampu mendapatkan nilai rata-rata 70. Dengan

demikian dapat di katakan bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran tersebut masih sangat rendah. Kenyataan tersebut tidak sepenuhnya berpusat pada permasalahan strategi, metode, teknik ataupun model pembelajaran yang di gunakan guru, juga masalah lain yaitu kurangnya sarana prasarana yang menunjang dalam proses belajar mengajar. Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keberhasilan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran. Guru-guru di SD Muhammadiyah 21 Kecamatan Medan Perjuangan, kebanyakan hanya menggunakan buku dan papan tulis sebagai media dalam pembelajaran. Untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran tersebut guru perlu variasi dalam menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang di lakukan guru serta segala fasilitas yang terkait di gunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar. Salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick. Model Talking Stick adalah mendorong mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat yang di awali oleh penjelasan guru mengenai materi pokok yang akan di pelajari kemudian guru mengambil tongkat yang telah di siapkan, tongkat tersebut di berikan kepada peserta didik dan di wajibkan untuk menjawab ketika stick bergulir dari peserta didik lainnya seyogianya di iringi musik (Istarani 2012:89). Sedangkan menurut Shoimin (2014:197) model pembelajaran Talking Stick di gunakan untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum. Dengan demikian, pembelajaran dengan model

Talking Stick murni berorientasi pada aktivitas individu peserta didik yang dilakukan dalam bentuk permainan. Fakta di lapangan tersebut memberikan inspirasi sekaligus motivasi bagi peneliti untuk melakukan tindakan peningkatan pembelajaran dengan melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SD Muhammadiyah 21 Kecamatan Medan Perjuangan T.A 2015/2016. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat di dentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Masih rendahnya pemahaman dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS 2. Siswa kurang aktif dalam mata pelajaran IPS 3. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran IPS 4. Siswa kebanyakan cenderung menghapal tanpa memahami pelajaran IPS 5. Kurangnya sarana prasarana yang menunjang 6. Kurangnya variasi model pembelajaran yang di gunakan guru 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah penelitian ini adalah: Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Talking Stick Pada Mata Pelajaran IPS materi pokok Masalah Sosial di Kelas IV SD Muhammadiyah 21 Medan Kecamatan Medan Perjuangan T.A 2015/2016. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi pokok Masalah Sosial di kelas IV SD Muhammadiyah 21 Kecamatan Medan Perjuangan T.A 2015/2016? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick pada mata pelajaran IPS materi pokok Masalah Sosial di kelas IV SD Kecamatan Medan Perjuangan T.A 2015/2016. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi Siswa Dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick di harapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS.

2. Bagi Guru Sebagai masukan untuk guru dan calon guru mengenai model pembelajaran Talking Stick dalam proses belajar mengajar terutama dalam mata pelajaran IPS. 3. Bagi Sekolah Menjadi bahan acuan atau referensi sebagai masukan dan evaluasi guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah, khususnya di SD Muhammadiyah 21 Kecamatan Medan Perjuangan. 4. Bagi Peneliti Sebagai bahan masukan dan menambah wawasan peneliti dalam menjalankan tugas sebagai pengajar di masa yang akan datang. 5. Bagi Peneliti Lain Menjadi bahan informasi dalam ilmu pengetahuan dan langkah-langkah dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar siswa melalui pembelajaran yang berkualitas.