BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanda Mahesa, 2014

realita dan fiksi. Kita hidup dalam keduanya. Sastra memberikan kesempatan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan dan dialog (Sudjiman,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah catur- tunggal. Keempat keterampilan tersebut yaitu : keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah sangat erat dengan teknik mengajar guru agar mampu memotivasi siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa bertujuan agar seseorang dapat terampil berbahasa.

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri, karena pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya bahasa

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti sebelumnya telah melakukan observasi awal berupa wawancara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis naskah drama merupakan salah satu kegiatan atau bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU.

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah N. Yuli Mutiara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan sehingga akan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nikke Permata Indah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul. pentingnya proses pembelajaran dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan bahasa sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Ridha Wulan Kartika, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

2013 PENGGUNAAN MEDIA LAGU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA DALAM MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran sastra sangat penting bagi kemajuan mutu pendidikan. Terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis mempunyai peran yang sangat penting dalam. kehidupan siswa. Serta menunjang kesuksesan hidup seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. keempat keterampilan tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komunikasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan berkomunikasi, karena untuk mencapai segala tujuanya, manusia memerlukan sebuah alat atau media berupa komunikasi yang berguna untuk menghubungkan antara individu dengan individu yang lain atau antar kelompok. Sudaryat (2004:5) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk mengemukakan isi hatinya, dibentuk dengan uraian suara yang sudah ditentukan urutannya oleh masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut. Dari hasil pengamatan pada siswa kelas XI SMK ICB Cinta Wisata Bandung, proses belajar bahasa Indonesia di zaman sekarang kurang diminati, dikarenakan pembelajaran bahasa Indonesia dianggap kurang penting dan membosanakan. Fakta ini menyebabkan kurangnya minat siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Seperti proses pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya yang memaksa siswa untuk menyukai bahasa Indonesia. Aktivitas belajar seperti ini tentunya tidak dapat meningkatkan pengetahuan siswa mengenai bahasa Indonesia secara optimal. Cara mengatasi masalah ini salah satunya dengan menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang dapat dijadikan proses yang disukai oleh siswa, agar siswa dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. 1

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan bahasa, selain dari keterampilan bahasa menyimak, berbicara, dan membaca. Keempat keterampilan bahasa selamanya saling mempengaruhi serta berkaitan erat dengan proses-proses yang menjadi dasar menggunakan bahasa. Menurut Tarigan (2008: 1), keterampilan memakai bahasa mencakup empat komponen yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Komponen keterampilan bahasa tersebut merupakan satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan antara keterampilan yang satu dengan keterampilan yang lainnya. Karena keterampilan bahasa merupakan keterampilan catur tunggal. Melihat pada hal tersebut, Tarigan (2008:4) menyatakan bahwa menulis tentunya memiliki kedudukan yang penting dalam kehidupan, karena sifatnya yang memberi informasi dan memengaruhi. Oleh karena itu, menulis membutuhkan keahlian dan keterampilan, agar yang membaca bisa mendapatkan informasi, bisa memahami dan bisa terpengaruhi oleh hasil tulisan. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMK ada pembelajaran menulis yang diajarkan di kelas XI. Adanya pembelajaran memproduksi naskah drama yang terlihat dari Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada Kurikulum Nasional. Hasanudin, (2009:1) menyatakan bahwa sebagai suatu genre sastra, drama mempunyai kekhususan dibandingkan dengan genre puisi atau genre fiksi, kesan dan kesadaran terhadap drama lebih difokuskan kepada bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret. Kekhususan drama tidak hanya berhenti sampai pada tahap pembelajaran peristiwa melalui naskah drama saja. Namun, 2

naskah drama dapat diteruskan untuk kemungkinan dipentaskan. Oleh sebab itu, pembelajaran drama atau bermain peran tidak hanya disikapi sebagai karya sastra yang fungsinya sebagai bahan bacaan, tetapi sebagai sebuah karya yang akan dipentaskan. Di dalam sebuah drama, naskah merupakan bagian terpenting. Oleh sebab itu, sebelum membuat pementasan drama yang baik harus membuat naskah drama yang menarik. Pembelajaran menulis naskah drama merupakan salah satu pembelajaran yang memerlukan keterampilan dan kreativitas siswa. Kreativitas harus didukung oleh keadaan lingkungan kelas dan lingkungan sekolah yang kondusif. Oleh karena itu, setiap guru harus mempunyai metode, teknik, dan media yang tepat yang akan menunjang proses pembelajaran dan menarik perhatia para siswa dalam menulis naskah drama. Pembelajaran bermain drama harus memberikan pengalaman ekspresif kepada siswa dalam bentuk pementasan drama. Agar tujuan itu dapat tercapai, naskah drama haruslah membuat cerita yang penuh dengan ide menarik sehigga tidak membuat siswa bosan. Siswa akan mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam proses pembelajaran menulis naskah drama, karenanya dibutuhkan sebuah alat sebagai media yang mampu mengoptimalkan pembelajaran menulis naskah drama di sekolah. Berawal dari hasil observasi peneliti mengikuti pembelajaran di dalam kelas, terlihat suasana belajar tidak nyaman. Banyak siswa yang tidak fokus dan melakukan kegiatan di luar pembelajaran. Peneliti ingin berupaya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menginginkan para siswa ikut 3

berpartisipasi dalam kegiatan belajar bahasa dan sastra khususnya pada aspek keterampilan menulis naskah drama. Peneliti akan berupaya menerapkan sebuah media lagu yang dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Kesulitan yang dihadapi siswa kelas XI yang pertama adalah mengembangkan tema cerita. Siswa memerlukan waktu yang lama untuk menentukan dan mengembangkannya ke dalam bentuk dialog serta menuangkan ide menarik menjadi sebuah naskah drama. Kesulitan yang kedua adalah siswa sulit menciptakan konflik dalam cerita. Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa masalah mengenai pembelajaran Bahasa Indonesia dalam materi menulis naskah drama. Oleh karena itu perlu adanya cara belajar yang menarik dan kreatif untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran menulis naskah drama. Siswa kelas XI SMK merupakan remaja yang sedang mengalami masa pubertas, pada umumnya pada masa pubertas seperti ini siswa sedang mengalami masa kasmaran, senang berimajinasi dan mengeksplorasi diri. Lagu biasanya menjadi salah satu media untuk mengekspresikan diri. Dengan cara mendengarkan, mengahayati maknanya dan menyanyikannya dengan penuh penghayatan. Maka dari itu penulis beranggapan bahwa lagu dapat dijadikan sebagai media dalam pembelajaran menulis naskah drama. Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian yang diberi judul Pembelajaran Memproduksi Naskah Drama Dengan Menggunakan Media Lagu Pada Siswa Kelas XI SMK ICB Cinta Wisata Bandung Tahun Pelajaran 2015/2016. 4

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang mendasar yang menyebabkan rendahnya tingkat kemampuan menulis naskah drama pada siswa SMA kelas XI. Permasalahan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Tingkat kemampuan siswa dalam keterampilan menulis naskah drama masih sangat rendah karena siswa masih sangat kesulitan dalam menemukan ide dan mengembangkan cerita dalam bentuk dialog para tokoh. 2. Media pembelajaran dalam keterampilan menulis naskah drama yang digunakan oleh guru di sekolah, belum memberikan solusi untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menulis naskah drama. 3. Siswa masih kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran naskah drama. Atas dasar identifikasi masalah di atas, penulis mencoba mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran memproduksi naskah drama di SMK masih banyak kekurangan baik dari sudut pandang siswa maupun guru yang kurang inovatif dalam pelaksanaan pembelajaran. Oleh sebab itu, penulis mencoba memberika inovasi baru dalam pembelajaran memproduksi naskah drama, yaitu dengan menggunakan media lagu. C. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas,penelitian ini di rumuskan dalam beberapa pertanyaan di bawah ini : 5

a. Mampukah peneliti merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan media lagu pada siswa kelas XI SMK ICB Cinta Wisata Bandung? b. Mampukah peserta didik kelas XI SMK ICB Cinta Wisata Bandung memproduksi pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan media lagu? c. Efektifkah media lagu digunakan dalam pembelajaran memproduksi naskah drama pada peserta didik kelas XI SMK ICB Cinta Wisata Bandung? 2. Batasan Masalah Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian tidak terlalu luas dan hasil yang diperoleh menjadi lebih terarah. Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis membuat batasan masalah sebagai berikut. a. Kemampuan penulis yang diteliti terbatas pada kemampuan merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan pembelajaran memproduksi naskah drama dalam satu babak pada siswa kelas XI SMK ICB Cinta Wisata Bandung. b. Kemampuan siswa yang diukur terbatas pada kemampuan memproduksi naskah drama dalam satu babak dengan menggunakan media lagu pada pada siswa kelas XI SMK ICB Cinta Wisata Bandung. c. Media yang digunakan dalam pembelajaran memproduksi naskah drama adalah media lagu. D. Tujuan Penelitian Dalam sebuah penelitian, penulis mempunyai tujuan yang ingin dicapai dalam penelitiannya, oleh karena itu dalam tujuan penelitian ini, penulis ingin 6

menyampaikan sebuah pernyataan yang memperlihatkan hasil yang ingin dicapai oleh penulis setelah melaksanakan penelitian, penulis memiliki tujuan yang hendak dicapai yaitu: 1. Tujuan Umum Sesuai dengan latar belakang serta rumusan masalah, penelitian ini memiliki tujuan umum yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswa SMA kelas XI dalam pembelajaran memproduksi naskah drama dengan menggunakan media lagu. 2. Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan : a. Untuk mengetahui kemampuan penulis dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran memproduksi naskah drama dengan menggunakan media lagu pada siswa kelas XI SMK ICB Cinta Wisata Bandung ; b. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XI SMK ICB Cinta Wisata dalam memproduksi naskah drama dengan menggunakan media lagu; c. Untuk mengetahui keefektivan media lagu dalam pembelajaran memproduksi naskah drama. E. Manfaat Penelitian Dalam kegiatan ini. penulis berharap bahwa penelitian dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait. Adapun manfaat yang diharapkan sebagai berikut. 1. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan: a. Untuk prosés belajar-mengajar, dapat dijadikan salah satu upaya meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia; 7

b. Untuk guru, dapat dijadikan alternatif dalam mengajarkan menulis naskah drama dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis; c. Untuk siswa, dapat dijadikan pengalaman memahami kemampuan menulis terutama dalam menulis naskah drama; dan d. Untuk sekolah, dapat dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 2. Manfaat Teoritis Secara teroritis, penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan untuk bahan dalam memilih cara yang efektif dalam mengajarkan menulis naskah drama dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. F. Definisi Operasional Definisi operasional perlu dijabarkan untuk menghindarkan kekeliruan dalam menafsirkan judul dan masalah penelitian. Definisi Operasional adalah mengungkapkan suatu makna tertentu, dengan maksud untuk memperoleh, mengetahui, dan memperinci suatu hal agar lebih memahami mengenai sifat-sifat yang didefinisikan : 1. Pembelajaran merupakan proses belajar mengajar dimana terjadi suatu interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuan belajar. 2. Memproduksi naskah drama adalah suatu proses untuk menghasilkan sebuah karangan prosa berupa cerita dalam bentuk dialog yang dilakukan oleh peserta dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. 8

3. Drama adalah sebuah seni pertunjukan yang menggabungkan antara kemampuan gerak dan berdialog yang dilakukan oleh seorang tokoh dalam cerita pada sebuah pertunjukan drama. 4. Media Lagu adalah sebuah alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran berupa lagu yang di dalamnya terdapat syair yang lantunkan dengan diiringi oleh musik sehingga mengasilkan perpaduan yang harmonis. Berdasarkan uraian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa memproduksi naskah drama dengan menggunakan media lagu adalah suatu proses pembelajaran yang berusaha mengarahkan dan mendidik peserta didik untuk mampu memproduksi sebuah naskah drama dalam sat babak dengan menggunakan media lagu sebagai alat bantu peserta didik dalam merangsang ide untuk menulis naskah drama. G. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi merupakan sebuah gambaran mengenai keseluruhan isi skripsi, dan pembahasannya dapat dijelaskan dalam sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, yang isinya mencakup Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Rumusan dan Batasan Masalah, Tujuan Penelitian yang dibagi menjadi Tujuan Umum dan Tujuan Khusus, Manfaat Penelitian yang terdiri dari Manfaat Praktis dan Manfaan Teoretis, Definisi Operasional dan terakhir Struktur Organisasi Skripsi. BAB II Kajian Teoretis, berisi mengenai kajian teoretis, kerangka pemikiran dan hipotesis. Bagian ini memaparkan seluruh kajian teoretis yang berhubungan 9

dengan variable-variabel yang terdapat pada judul penelitian yang dibuat oleh penulis, antara lain mengenai kedudukan pembelajaran memproduksi naskah drama pada Kurikulum 2013, isi serta unsur-unsur yang terdapat padah naskah drama, media lagu, hasil penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB III Métode penelitian, berisi mengenai metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis, lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan media lagu pada siswa kelas XI SMK ICB Cinta Wisata Bandung. Pada bab ini penulis melakukan analisis data dari hasil penelitian yang telah dilakukan. BAB V Kesimpulan dan Saran, berisi mengenai simpulan dari hasil penelitian dan penganalisisan data hasil penelitian yang telah dilakukan, serta mencantumkan saran. 10