mencemarkan dan mengolah lahan pengolahan kesulitan Sehingga ketiga untuk Padahal limbah Waste Metode Biutek merupakan negeri maupun organic, sabun,



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan perkebunan ataupun pabrik biji kopi yang jika tidak dimanfaatkan akan

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

MAKALAH KIMIA ANALITIK

2014 Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Riau 48

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV KONDISI MASYARAKAT SEKITAR IPAL KOMUNAL SENGKAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK disusun oleh : Dr. Sugiarto Mulyadi

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

I. PENDAHULUAN. kandungan nilai gizi yang cukup tinggi. Bahan baku pembuatan tahu adalah

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini tentu saja membawa berbagai dampak terhadap kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,

BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain

BAB I PENDAHULUAN. penampilannya atau lebih tahan tehadap korosi dan keausan. Dampak negatif dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan industri adalah salah satu unsur penting untuk meningkatkan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya produksi minyak kelapa sawit di Indonesia sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI PETROKIMIA HULU

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

LAMPIRAN Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 122 Tahun 2005

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. Kitin dan kitosan merupakan biopolimer yang secara komersial potensial

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Skema Proses Pengolahan Air Limbah

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 1

KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA I IDENTIFIKASI AIR TERCEMAR

PENENTUAN DAERAH PRIORITAS PELAYANAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT TUGAS AKHIR

4.1. Baku Mutu Limbah Domestik

APLIKASI WETLAND. Prayatni Soewondo PRODI TEKNIK LINGKUNGAN, FTSL, ITB

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Kesibukan dan rutinitas membuat orang harus pergi ke suatu tempat dengan

I. PENDAHULUAN. Industri tahu di Indonesia telah berkontribusi secara nyata dalam

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KEGIATAN RUMAH PEMOTONGAN HEWAN

BAB I PENDAHULUAN. baik di darat, laut maupun di udara. Dengan semakin meningkatnya

KELAYAKAN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU PADA INDUSTRI KECIL DI DUSUN CURAH REJO DESA CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG

KUALITAS NATA DE CASSAVA LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan hidup merupakan suatu tempat berlangsungnya kehidupan

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, industri tepung aren menghasilkan limbah cair dan limbah padat.

BAB I PENDAHULUAN. mereka mulai melakukan upaya pengelolaan lingkungan. Pengolahan limbah industri terutama limbah cair lebih baik dilakukan analisa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

PERBANDINGAN PERSEN VOLUME LIMBAH CAIR KELUARAN DIGESTER SEDIMENTASI DAN FERMENTASI BIOGAS UNTUK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR

INSINAS Seminar Ilmiah Insentif Riset SINas, Kementerian Riset dan Teknologi. Membangun Sinergi Riset Nasional untuk Kemandirian Teknologi

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minyak dan lemak merupakan komponen utama bahan makanan yang juga

I. PENDAHULUAN. terus bermunculannya berbagai jenis industri yang mengolah bahan baku yang

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PERUBAHAN MASSA ZEOLIT TERHADAP KADAR Ph LIMBAH PABRIK GULA MELALUI MEDIA FILTRASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan

LEMBAR OBSERVASI. 1. Sebutkan bahan baku pembuatan makanan olahan (food division) Nugget yang. memproduksi Golden Fiesta, Fiesta, Champ Dan Okey :

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

DESAIN IPAL KOMUNAL UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN SANITASI DI DESA LUENGBARO, KABUPATEN NAGAN RAYA, ACEH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang sudah tidak dimanfaatkan.

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI UREA

BAB I PENDAHULUAN. Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) merupakan salah satu produk

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

kini dipercaya dapat memberantas berbagai macam penyakit degeneratif.

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sisa proses yang tidak dapat digunakan kembali. Sisa proses ini kemudian menjadi

Transkripsi:

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENGOLAHANN LIMBAH LEMAK MALL MENJADI BARANG BERMANFAAT (PT. Biuteknika Bina Prima) 1. PENDAHULUANN Limbah lemak Mall dan/atau Pasar Swalayan dapat digolongkan sebagai limbah yang dapat mencemarkan lingkungan khususnya biota air, karena limbah Mall mengandung kadar BOD dan COD tinggi. Selain itu, limbah lemak dapat mencemari lingkungan ( menimbulkan bau tak sedap) dan menyebabkan aliran drainase tersumbat. Sebagian sungai di Jakarta sudah tercemar dengan limbah lemak yang berasal dari Mall dan/atau Pasar Swalayan. Menurut analisis, suatu Mall dan/atau Pasar Swalayan masih enggann untuk mengolah limbah lemak, karena mereka kesulitan lahan pengolahan dan hargaa pengolahannya relatif mahal Sehingga Pihak Mall dan Pasar Swalayan memilih menggunakan jasa pihak ketiga untuk membuangg limbah lemaknya. Padahal limbah lemak dapat diolah menjadi barang bermanfaat. PT. Biuteknika Bina Prima menawarkan pengolahan limbah lemak berwawasan lingkungan dengan menggunakan Metode Biutek. Metode Biutek mengacu pada prinsip Zero Waste Technology. Dalam hal ini, Metode Biutek dapat mengolah semua limbah lemak (tanpa sisa) menjadi pupuk cair organic, sabun, dan bata. Pengolahann limbah lemak menggunakan Metode Biutek dapat diterapkan secara insitu dan/atau secaraa komunal. 2. METODE BIUTEK Metode Biutek merupakan hasil modifikasi teknikk pengolahann limbah lemak baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Metode Biutek dapat mengolah limbah lemak menjadi pupuk cair organic, sabun, dan bata. Pengolahan limbah lemak menggunakan Metode Biutek terdiri dari beberapa proses sebagai berikut : a. Proses Pengendapan b. Proses Pemisahan

c. Proses Penguapan d. Proses Fermentasi e. Proses Solidifikasi Alur proses pengolahan limbah lemak dengan menggunakan Metode Biutek seperti terlihat pada Gambar di bawah ini. Limbah Lemak Pengendapan Pemisahan Penguapan Fermentasi Solidifikasi Pupuk Cair Sabun Bata Gambar Alur Pengolahan Limbah Lemak Menjadi Pupuk Cair, Sabun, dan Bata 3. HASIL PRODUK Pengolahan limbah lemak menggunakan Metode Biutek dapat menghasilkan produk berupa pupuk cair organic, sabun, dan bata. Hasil produk pengolahan limbah lemak tersebut memiliki nilai ekonomis, utamanya produk pupuk cair organic selain banyak mengandung unsur makro (Mg, Cu, Zn, Fe, Si, dan unsur lain) yang dibutuhkan tanaman.

Menurut analisis, limbah lemak sebanyak 1000 liter dapat diolah menjadi 300 liter pupuk cair organic. Sementara 700 liter limbah lemak lainnya dapat diolah menjadi sabun dan bata sebanyak 300 liter sabun dan 400 bata. 4. KESIMPULAN Berdasarkan Pengolahan Limbah Lemak Mall Menjadi Barang Bermanfaat tersebut di atas, kita dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut : a. Limbah lemak Mall dan/atau Pasar Swalayan yang digolongkan limbah MENCEMARKAN LINGKUNGAN dapat diolah menjadi barang bermanfaat yang memiliki nilai ekonomis b. PT. Biuteknika Bina Prima mengembangkan Metode Biutek yang dapat mengolah semua limbah lemak menjadi pupuk cair organic, sabun, dan bata c. Metode Biutek dapat diterapkan secara insitu dan/atau komunal dengan biaya produksi relative murah d. Metode Biutek aman baik bagi kesehatan dan keselamatan lingkungan. sar 260511.

L POTENSI JASA PENGOLAHANN IMBAH LEMAK MALL JAKARTA DAN TANGGERANG (PT. Biuteknika Bina Prima) 1. PENDAHULUANN Hingga kini terdapat sekitar 70 pusat perbelanjaan di Jakarta. Hal ini membuat Jakarta sebagai kota dengan pusat perbelanjaan terbanyak di dunia. Kebijakan pembangunan di Jakarta yang lebih banyak mementingkan kebutuhan warga kelas menengah atas adalah semakin menjamurnya jumlah shopping mall (pusat perbelajaan) mewah.demikian juga sudah diikuti oleh daerah sekitar kota Jakarta seperti kota Tanggerang dan Depok yang jumlah mall dan pasar swalayan sudah kebablasan dan di luar kendali. Beberapa daerah yang menjadi kawasan pusat belanjaa dengan skala besar, adalah kawasan Tomang, Mangga Dua, Kelapa Gading, bundaran Hotel Indonesia, Blok M dan Senayan. Demikian juga kota Tanggerang seperti kota Tanggerang, BSD, Cinere, Summarecon dan sepanjang jalan margonda raya Depok. 2. TEKNOLOGI DAN PROSES PENGOLAHA AN Teknologi pengolahan limbah lemak berwawasan lingkungan mengacu pada prinsip Zero Waste Technology. Dalam hal ini, mengolah semuaa limbah lemak (tanpa sisa) menjadi pupuk cair organic, sabun, dan bata. Salah satunya adalahh menggunakan Grease Trape yang dapat menahann aliran lemak dengan cara memberi baffle baffel sedemikian rupa sehingga lemak, lumpur dan air terpisah secara alami dimana lemak diangkat untuk dimanfaatkan dan air dibuang kesaluran kota. Limbah lemak dapat diolah menjadi barang bermanfaat yaitu menjadi sabun, dan bata yang memiliki nilai ekonomis. pupuk cair organic,