BAB I PENDAHULUAN. fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta mempelajari masalah-masalah yang ada di dalamnya. Mata

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam proses belajar siswa, tidak dipungkiri lagi bahwa pembelajaran PKn di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dalam bertindak, sedangkan sifat tanggung jawab diperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang. memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 MONGKRONG, WONOSEGORO

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara

BAB I PENDAHULUAN. moral akan mempengaruhi masa depan bangsa. 1. lemahnya proses pembelajaran. Selama ini pendidikan hanya

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa melalui model matematika. sebagai produk yang siap pakai. Selain itu guru-guru tidak mengetahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

warga negara yang diandalkan oleh bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang Latar Belakang Masalah. berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan memajukan

BAB I PENDAHULUAN. mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstitusi Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta mempelajari masalah-masalah yang ada di dalamnya. Mata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan kurikulum pada awal kemerdekaan di tahun 1946 sampai sekarang, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara

BAB I PENDAHULUAN. Nuryani Y Rustama, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (tt.p: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari para siswa baik sebagai individu, anggota masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang sekolah dasar mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. didik usia enam sampai dengan dua belas tahun, dididik untuk menjadi. selanjutnya ke jenjang yang lebih tinggi. (UUSPN, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 1 (dalam Samino, 2012: 35)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan mendidik adalah sifat khas yang dimiliki manusia. Kant

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tersebut menurun drastis menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hayat. Dengan pendidikan dapat membantu mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Kencana PrenadaMedia Group, 2013), 225. Universitas Terbuka, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. berwarga negara yang baik dan memahami tanggung jawab hak dan. dan siswa guna meraih kebersamaan tujuan dan visi yang sama dalam

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

TINGKAP Vol. X No. 1 Th. 2014

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar bisa hidup lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan saja tetapi lebih menekankan pada proses penemuan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat dibutuhkan dalam kelangsungan dan kesejahteraan hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan, khususnya di Sekolah Dasar merupakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sekolah Dasar merupakan satuan pendidikan formal pertama yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar bagi para siswa. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut, memerlukan tenaga kependidikan (Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, dan Guru) yang memiliki kemampuan, serta memiliki kualitas profesional yang baik. Proses belajar mengajar PKn harus memiliki ciri sesuai dengan hakekat mata pelajaran PKn, agar hasil belajar yang dicapai siswa benar-benar mencerminkan hasil belajar yang diharapkan. Sebagaimana dikemukakan dalam buku Pembelajaran PKn di SD (Winataputra, 2008:3.7). Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah Program pendidikan berdasarkan nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai individu, anggota masyarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan pengembangan strategi pembelajaran yang tepat oleh guru. Berdasarkan hasil observasi serta pengamatan awal dengan guru mata pelajaran PKn di SDN Pesawahan Porong Sidoarjo mengenai proses pembelajaran 1

2 PKn mengungkapkan bahwa proses pembelajaran kurang berjalan dengan efektif, hal ini dikarenakan guru tidak menggunakan model pembelajaran yang variatif/ sering menggunakan metode ceramah, terbatasnya media pembelajaran yang digunakan, tidak begitu memperhatikan proses pemerolehan pengetahuan siswa, dan guru kurang melibatkan siswa. Pada diri anak cenderung tidak begitu tertarik dengan pelajaran PKn, karena selama ini pelajaran PKn dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hafalan semata, kurang menekankan aspek penalaran sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar PKn siswa di sekolah. Hal ini diperkirakan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa hanya sebagai pendengar dan penerima informasi dalam proses pembelajaran, sedangkan guru dalam kinerjanya hanya sebagai pentrasfer informasi. Kenyataan di sekolah menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran siswa kurang aktif, banyak yang tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru, siswa banyak yang bicara sendiri, ada yang bermain sendiri, sebagian siswa ada yang melamun, dan meletakkan kepalanya di atas bangku. Hasil belajar siswa yang kurang dapat dilihat dari pasifnya siswa dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung, pasifnya siswa dapat diketahui dari kurangnya antusias siswa dalam memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru serta minimnya keinginan siswa untuk bertanya. Selama kegiatan belajar mengajar siswa cenderung bosan dan hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar PKn mereka rendah. Untuk sementara ini, Penetapan tuntas dan belum tuntas pada SDN Pesawahan Porong Sidoarjo didasari dari Standart Ketuntasan Minimal (SKM).

3 SKM yang ditentukan oleh SDN Pesawahan Porong adalah 70 dan ketuntasan/keberhasilan klasikal minimal adalah 80%. Hasil nilai pembelajaran PKn menunjukkan bahwa dari jumlah siswa 21 anak, siswa yang mendapat nilai 90-100 sebanyak 1 siswa, nilai 80-89 sebanyak 2 siswa, nilai 70-79 sebanyak 7 siswa, nilai 60-69 sebanyak 8 siswa, nilai 50-59 sebanyak 2 siswa dan nilai <50 sebanyak 1 siswa. Siswa yang mendapat nilai di bawah 70 sebanyak 11 siswa, sehingga siswa yang belum tuntas melakukan proses belajar sebanyak 11 siswa atau 52% sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas 70 sebanyak 10 siswa, sehingga siswa yang telah tuntas melakukan proses belajar sebanyak 10 siswaatau 48%. Berdasarkan masalah-masalah yang dikemukakan di atas, perlu dicari strategi baru dalam pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran yang mengutamakan penguasaan kompetensi harus berpusat pada siswa, memberikan pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual dalam kehidupan nyata dan mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada siswa. Disinilah guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, ranah afektif maupun psikomotorik siswa. Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan peciptaan suasana yang menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn. Hal ini penulis memilih model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Peraturan Perundang-undangan.

4 Problem Based Learning (PBL) merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru (Suradijono, 2004). Nurhadi, dkk (2004:56) menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari mata pelajaran. Model pembelajaran PBL merupakan salah satu model yang menekankan pada keaktifan siswa dalam menggunakan semua indera dan daya imajinasi serta memahami konsep yang dipelajari. Pembelajaran ini diharapkan berpengaruh positif terhadap pola pikir kreatif siswa karena dalam pembelajaran ini siswa lebih banyak bekerja dari pada mendengarkan dan sekedar menerima informasi, sehinggga konsep yang diperoleh tertanam lebih kuat, dan akibatnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa menjadi lebih baik. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan mengambil judul Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Materi Peraturan Perundang-undangan melalui Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) Siswa Kelas V SDN Pesawahan Porong Kabupaten Sidoarjo.

5 1.2 Rumusan Masalah Berdasakan latar belakang masalah di atas, maka secara umum permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar pada materi Peraturan Perundang-undangan siswa kelas V SDN Pesawahan Porong Kabupaten Sidoarjo? 2. Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar pada materi Peraturan Perundang-undangan siswa kelas V SDN Pesawahan Porong Kabupaten Sidoarjo? 1.3 Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah di atas maka tujuan umum penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar materi Peraturan Perundang-undangan melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning siswa kelas V SDN Pesawahan Porong Kabupaten Sidoarjo. 2. Untuk mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi Peraturan Perundangundangan siswa kelas V SDN Pesawahan Porong Kabupaten Sidoarjo.

6 1.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah dan setelah dilakukan kajian kepustakaan, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut : Jika model Problem Based Learning diterapkan dalam proses pembelajaran materi Peraturan Perundang-undangan maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Pesawahan Porong Kabupaten Sidoarjo. 1.5 Manfaat Hasil Penelitian Hasil dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Teoritis Bagi dunia ilmu pengetahuan, atau kegunaan teoritis, kami berharap temuan atau penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi, khususnya dalam rangka mengembangkan pembelajaran PKn di sekolah. 2. Praktis - Fakultas Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang penerapan pembelajaran Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.

7 - Sekolah Penelitian ini bagi sekolah diharapkan dapat memberi masukan dan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka peningkatan, pembinaan, dan pengembangan mutu dan kualitas sekolah. - Guru Sebagai alternatif dalam pemilihan model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. - Peneliti Merupakan pengalaman yang sangat berharga, mengingat kegiatan ini adalah kegiatan penelitian yang pertama kali penulis lakukan. Penelitian ini merupakan pengalaman dan latihan memecahkan masalah yang nyata serta memperoleh gambaran yang nyata tentang model maupun pendekatan yang harus di terapkan dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. - Siswa, Meningkatkan daya tarik dan kesenangan siswa terhadap kegiatan belajar di kelas sehingga diharapkan muncul motivasi dalam diri siswa untuk belajar lebih giat dan meningkatkan hasil belajar.

8 1.6 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Untuk mengefektifkan proses penelitian, peneliti memberi batasan pengkajian sebagai berikut: 1. Model pembelajaran yang diterapkan adalah Poblem Based Learning yang terangkum dalam suatu penelitian tindakan kelas siswa kelas V SDN Pesawahan Porong Sidoarjo 2. Penelitian ini hanya dilaksanakan untuk pembelajaran PKn pada materi Peraturan Perundang-undangan. 3. Subjek penelitian diarahkan pada siswa kelas V SDN Pesawahan Porong Sidoarjo. 4. Penelitian ini terbatas berdasarkan tolak ukur hasil belajar siswa. 1.7 Definisi Istilah Untuk menghindari perbedaan pemahaman beberapa istilah yang digunakan dalam judul dan pertanyaan penelitian, perlu diberi penjelasan sebagai berikut: 1. Hasil belajar, adalah Sesuatu yang diperoleh siswa dari pengalamanpengalaman atau latihan-latihan yang diikutinya selama pembelajaran yang berupa keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotorik (Dimyati:2006). Pada umumnya untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa yaitu menggunakan tes. 2. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah Mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan

9 oleh pancasila dan UUD 1945 (Depdiknas, 2008 :97). Pembentukan warga negara Indonesia disesuaikan dengan pancasila dan UUD 1945, karena merupakan pandangan hidup dan aturan tertulis bagi bangsa Indonesia. 3. Model Problem Based Learning: Merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata (Suradijino:2004). Problem Based Learning dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan pelajar dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.