BAB I PENDAHULUAN. semua aspek kehidupan. Proses pemulihan perekonomian dunia pada tahun 2011

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, mengalami perkembangan yang sangat cepat. Berdasarkan indikator-indikator

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup andil dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Menurut. Prasanjaya dan Ramantha (2013) bank memberikan kontribusi besar

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup pesat, baik dari sisi volume usaha, mobilisasi dana

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya Bank adalah suatu industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan perekonomian. Peranan strategis disebabkan oleh fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bank Umum Syariah (BUS) Nasional di Indonesia dengan tahun amatan

BAB I PENDAHULUAN. baik ini umumnya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang perseorangan, badan

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia sendiri, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. dilakukan melalui berbagai kebijakan di bidang perbankan tujuan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sistem pengelolaan yang berbeda, walaupun dalam beberapa hal

BAB I PENDAHULUAN. karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. investasi, seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat berhaga dan penanaman

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. kredit bermasalah yang terjadi dalam suatu bank. Semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Peran Perbankan sebagai lembaga intermediasi cukup penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. penting karena sifatnya sebagai lembaga intermediasi yaitu bertindak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. demikian, rasio tersebut relatif lebih rendah di banding negara kawasan Asia lainnya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai Financial Intermediary yaitu. mendapatkan keuntungan dapat dihitung dengan menggunakan rasio keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perekonomian suatu negara mempunyai peranan yang sangat penting bagi semua aspek kehidupan. Proses pemulihan perekonomian dunia pada tahun 2011 mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2010. Perlambatan perekonomian tersebut disebabkan masih berlanjutnya ketidakpastian pemulihan ekonomi dan keuangan di Kawasan Eropa sehingga mendorong penurunan rating kredit di negara-negara Uni Eropa dan melambatnya perekonomian global juga dikarenakan permasalahan tingginya angka utang Amerika Serikat (AS). Pembangunan dalam bidang perekonomian merupakan hal yang harus dilakukan oleh negara dalam menghadapi tantangan global. Salah satu yang menjadi peran serta strategis dalam menyelasaikan dan menyeimbangan pembangunan di bidang perekonomian adalah industri perbankan. Industri perbankan di Indonesia memiliki pengaruh dalam pembangunan perekonomian, karena bank merupakan sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang. Menurut pasal 1 Undang-Undang No. 4 Tahun 2003 tentang Perbankan, bank adalah bank umum dan bank perkreditan rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Aden Muhamad Kosasih, 2012 Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) Terhadap Profitabilitas Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

2 Sebagai financial intermediary institutions, kegiatan operasional bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali pada masyarakat. Dalam menilai kondisi perbankan nasional dapat dilihat bagaimana perkembangan kinerja keuangan bank. Berikut adalah perkembangan kinerja perbankan berdasarkan rasio keuangan dari tahun 2007-2011: TABEL 1.1 KINERJA PERBANKAN NASIONAL TAHUN 2007-2011 Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 ROA (%) 2.78 2.33 2.60 2.97 3.03 NIM (%) 5.70 5.66 5.56 5.76 6.06 BOPO (%) 84.05 88.59 86.63 85.63 85.42 CAR (%) 19.30 16.76 17.42 18.29 18.41 NPL (%) 4.07 3.20 3.31 2.56 2.17 LDR (%) 66.32 74.58 72.88 76.39 78.77 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 10, No. 4 Maret 2012. Berdasarkan Tabel 1.1 kinerja perbankan nasional tahun 2007-2011 terlihat mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Peningkatan dan penurunan dari indikator-indikator dalam menilai kinerja keuangan menunjukkan bahwa kinerja perbankan yang tidak stabil. Perkembangan yang tidak stabil akan berdampak kurang baik pada kinerja perbankan. Berdasarkan Tabel 1.1 ROA perbankan nasional mengalami fluktuasi setiap tahunnya dan masih berada pada posisi yang sehat dengan ROA diatas 1.5%. ROA merupakan indikator yang menunjukkan tingkat profitabilitas bank.

3 Lukman (2009:118), menyatakan bahwa Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA bank, semakin besar pula tingkat keuntungan bank tersebut. Adapun Tabel Return On Assets (ROA) 5 bank umum swasta nasional devisa di Indonesia. TABEL 1.2 RETURN ON ASSET (ROA) 5 BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA DI INDONESIA PERIODE 2007-2011 NO NAMA BANK 1 PT Bank Danamon Tbk RETURN ON ASSET (ROA) 2007 2008 2009 2010 2011 2.48% 1.46% 1.59% 2.80% 2.60% 2 PT Bank Panin Tbk 3.14% 1.75% 1.78% 1.87% 2.02% 3 PT Bank Bukopin Tbk 1,63% 1,66% 1,46% 1,65% 1.71% 4 PT Bank OCB NISP Tbk 1.31% 1.54% 1.79% 1.90% 1.93% 5 PT Bank Ekonomi Raharja Tbk 1.78% 2.10% 2.09% 1.84% 1.35% Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan (data diolah) Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat bahwa Return On Asset (ROA) lima bank umum swasta nasional devisa di Indonesia periode 2007-2011 mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Jika dilihat dari lima bank umum swasta nasional devisa, ROA Bank Ekonomi mengalami penurunan yang signifikan dilihat pertahunnya. Penurunan ROA yang dialami Bank Ekonomi yang secara terus-

4 menerus akan berdampak pada kinerja perusahaan yang kurang baik sehingga dapat menghilangkan kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan atau laba. Return On Assets (ROA) yang merupakan rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh kemampuan keuntungan secara keseluruhan yang diperoleh dari aktiva yang dimiliki bank. PT Bank Ekonomi Raharja merupakan salah satu bank umum di Indonesia. Dampak dari perekonomian global yang tidak stabil menyebabkan laba bersih yang diperoleh PT Bank Ekonomi Raharja Tbk pada tahun 2011 mengalami penurunan yang signifikan. Menurut Chief Human Resources Officer Bank Ekonomi, Endy Abdurrahman menjelaskan PT Bank Ekonomi Raharja Tbk (BAEK) perlu bekerja lebih keras ditahun 2012. Alasannya, laporan keuangan 2011 tidak terlalu menggembirakan. Keuntungan bersih selama 2011 turun hingga 25% menjadi Rp 326 miliar dibanding tahun sebelumnya yaitu Rp 396 miliar. Penurunan laba yang diperoleh PT Bank Ekonomi Raharja Tbk pada tahun 2011 akan berdampak terhadap tingkat kesehatan dan kinerja keuangan bank tersebut. Profitabilitas suatu bank harus dapat ditingkatkan dan berada pada posisi ROA yang sehat, batas kisaran ROA suatu bank yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu diatas 1.5%. ROA yang diperoleh PT Bank Ekonomi Raharja Tbk pada tahun 2011 berada pada posisi di bawah standar minimum yang telah ditetapkan Bank Indonesia. Untuk lebih jelasnya berikut Gambar perkembangan ROA pada PT Bank Ekonomi Raharja Tbk 2007-2011:

5 Su mber: Laporan Keuangan PT Bank Ekonomi Raharja Tbk (data diolah) GAMBAR 1.1 PERKEMBANGAN RETURN ON ASSET (ROA) PT BANK EKONOMI RAHARJA Tbk PERIODE 2005-2011 Berdasarkan Gambar 1.1 perkembangan ROA PT Bank Ekonomi Raharja Tbk mengalami fluktuasi setiap tahunnya yang cenderung mengalami penurunan. ROA tertinggi yang dapat dicapai PT Bank Ekonomi Raharja Tbk pada tahun 2008 yaitu sebesar 2,10%, sedangkan ROA terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu hanya 1.35%. Menurut Atma Hayat (2008:122) menyatakan bahwa, Profitabilitas bank dipengaruhi oleh penyaluran kredit atau kredit yang diberikan (LDR), risiko kredit macet (NPL), efisiensi biaya dengan pendapatan (BOPO), aspek permodalan (CAR), dan tingkat suku bunga. Peranan suatu bank sebagai lembaga keuangan tidak pernah lepas dari masalah kredit, selain kegiatan bank sebagai lembaga keuangan, penyaluran pinjaman atau kredit sebagai kegiatan utamanya. Maka

6 dapat disimpulkan bahwa kegiatan bank memberikan kredit akan menghasilkan pendapatan bagi bank sebagai sumber pendapatan utamanya. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap profitabilitas bank yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR). Sebagaimana dikemukakan oleh Lukman (2009:59): Salah satu ketentuan perbankan yang sangat berpengaruh terhadap keberanian para eksekutif perbankan untuk memperbesar volume kreditnya dalam rangka mengejar profitabilitas yang tinggi adalah Loan to Deposit Ratio (LDR). LDR sebagai tolak ukur suatu bank untuk memperbesar volume kredit untuk mencapai profitabilitas yang tinggi. LDR memperlihatkan seberapa besar dana yang dihimpun bank untuk disalurkan kembali kepada nasabah dalam bentuk kredit. Menurut Kasmir (2011:225) Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Rasio ini umum digunakan karena kegiatan utama bank adalah penyaluran kredit yang pendanaannya berasal dari masyarakat. Marc J. Epstein and John Y. lee (2004:145), menyatakan bahwa loan to deposit rasio yang tinggi menunjukkan kinerja operasional yang tinggi di industri perbankan. Bank sering melaporkan pendapatan meningkat ketika telah meningkatkan volume pinjaman. Dalam prakteknya, loan to deposit ratio digunakan untuk memantau potensi profitabilitas suatu bank. Loan to Deposit Ratio (LDR) pada PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk mengalami fluktuasi dan tergolong kurang baik di tahun 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011 karena berada dibawah batas ketetapan Bank Indonesia, batas LDR yang di tetapkan Bank Indonesia yaitu berkisar antara 85%-100%. Hal tersebut disebabkan oleh jumlah penyaluran kredit yang dilakukan Bank Ekonomi Raharja

7 masih rendah, adanya tingkat persaingan yang terjadi pada industri perbankan di Indonesia dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat dan kurang nya promosi yang dilakukan oleh pihak bank tersebut yang diindikasikan sebagai penyebab menurunnya Loan to Deposit Ratio (LDR) pada PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk. LDR suatu bank harus dijaga pada tingkat yang ideal, batas toleransi LDR suatu bank adalah berkisar antara 85%-100% (Lukman, 2009:117). LDR yang ideal tidak boleh terlalu besar diatas 100% yang dikhawatirkan timbul resiko kredit bermasalah yang akan mengakibatkan menurunnya pendapatan suatu bank dan tidak boleh terlalu rendah di bawah 85% yang akan menyebabkan bank jauh dari fungsi intermediasi yang akan mempengaruhi tingkat profitabilitas bank. Keadaan LDR yang rendah di bawah batas ketetapan Bank Indonesia di indikasikan memberi dampak terhadap profitabilitas yang rendah pada PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk. Dimana ketika penyaluran kredit yang dilakukan suatu bank rendah maka akan mempengaruhi pendapatan yang diperoleh bank Hasil penelitian Nurleilasari (2008) menunjukkan bahwa likuiditas (LDR) bank belum sehat masih di bawah rata-rata standar Bank Indonesia sebesar 85%- 110%, Kemudian pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas yakni sebesar 26,21% dan mempunyai pengaruh positif. Menurut Rendi (2011), penelitian menunjukkan berada di bawah standar tingkat likuiditas diukur dengan LDR yang ditetapkan Bank Indonesia yang berkisar antara 85%-100%, diperoleh kesimpulan bahwa benar dan terbukti adanya pengaruh antara Likuiditas terhadap Profitabilitas. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan Ahmed Arif, Ahmed Nauman Anees (2012), Rifki Ismal (2011), Zoubi dan Osamah (2007), Rendi

8 (2011), Andika (2011), mengenai rasio keuangan loan to deposit ratio (LDR) dan Profitabilitas (ROA) suatu bank. Semakin baik nilai LDR maka akan meningkatkan profitabilitas suatu bank. Kegiatan penyaluran kredit yang dilakukan PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk masih rendah dan di bawah batas ketetapan Bank Indonesia sehingga berdampak pada penurunan Profitabilitas yang diperoleh PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk setiap tahunnya. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merasa perlu untuk mengadakan penelitian mengenai PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus Laporan Keuangan PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk Periode 2007-2011) 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut: Profitabilitas PT. Bank Ekonomi Raharja mengalami fluktuasi setiap tahunnya yang cenderung mengalami penurunan sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan profitabilitas bank. Indikator yang menunjukkan tingkat profitabilitas bank yaitu Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) tertinggi yang dicapai PT Bank Ekonomi Raharja Tbk pada tahun 2008 yaitu sebesar 2,10%, sedangkan Return On Asset (ROA) terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu hanya 1.35%. Return On Asset (ROA) PT Bank Ekonomi Raharja Tbk mengalami penurunan yang signifikan setiap tahunnya, sehingga tahun 2011 Return On Asset (ROA) berada di bawah batas minimum yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 1.5%. Profitabilitas yang menurun diindikasikasi terjadi karena tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) yang diperoleh masih berada dibawah batas kisaran yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu 85%-100%. Sehingga perlu adanya upaya yang dilakukan untuk meningkatkan profitabilitas dengan cara meningkatkan nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) seseuai dengan ketetapan Bank Indonesia. Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berada dibawah batas ketetapan Bank Indonesia dapat menyebabkan bank memperoleh profitabilitas yang kurang optimal.

9 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran Loan to Deposit Ratio (LDR) pada PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. 2. Bagaimana gambaran profitabilitas (ROA) pada PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. 3. Bagaimana pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap profitabilitas (ROA) pada PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan data dan informasi yang berhubungan dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap profitabilitas dengan tujuan untuk memperoleh temuan sebagai berikut: 1. Gambaran Loan to Deposit Ratio (LDR) pada PT Bank Ekonomi Raharja. 2. Gambaran profitabilitas (ROA) pada PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. 3. Besarnya pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap profitabilitas (ROA) pada PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. 1.5. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu manajemen, khususnya pada bidang manajemen keuangan, melalui pendekatan serta metode-

10 metode yang digunakan terutama dalam mengukur kinerja keuangan suatu bank khususnya tentang loan to deposit ratio (LDR) dan profitabilitas sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para akademisi dalam mengembangkan teori keuangan. 2. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis (guna laksana) yaitu untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi perusahaan perbankan dalam meningkatkan kinerja keuangan suatu bank, serta diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk suatu bank sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan.